BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia - dan merupakan kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan pastinya sangat membutuhkan berbagai fasilitas publik yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Fasilitas publik seperti taman kota, museum, gelanggang olahraga, pusat komunitas, perpustakaan, teater seni, dan sebagainya wajib hadir sebagai pendukung kelangsungan kehidupan sosial dan kebutuhan masyarakat. Meskipun berbagai fasilitas tersebut hampir semua telah dimiliki Kota Medan, masih banyak sekali fasilitas yang sesungguhnya belum memadai kebutuhan masyarakat kota. Dari berbagai fasilitas yang seharusnya tersedia bagi masyarakat Kota Medan, dua fungsi yang dianggap memiliki kondisi yang sangat buruk adalah perpustakaan dan teater. Adapun perpustakaan publik di kota Medan masih sangat terbatas jumlahnya dibanding dengan jumlah penduduk Kota Medan, beberapa perpustakaan yang bisa dikunjungi oleh masyarakat antara lain adalah: 1. Perpustakaan Umum Kota Medan (Jl. Iskandar Muda); 2. Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Jl. Brigjen Katamso); 3. Taman Bacaan Masyarakat Luckman Sinar (Jl. Abdullah Lubis). Sesuai dengan Standar Nasional Perpustakaan (2011), sebuah kabupaten/kota harus memiliki jumlah eksemplar buku perkapita yang tertentu sesuai dengan jumlah penduduk. Untuk Kota Medan yang memiliki penduduk sebanyak 2,135 juta penduduk (BPS Kota Medan, 2014), seharusnya perpustakaan di Kota Medan harus memiliki minimal 53.375 eksemplar buku, namun yang dimiliki perpustakaan Kota Medan hanya 45.000 (Inspirasi Bangsa, 2013). 1
2 Guna menegaskan alasan bahwa perpustakaan yang ada di Kota Medan tidak memenuhi fungsinya, penulis kemudian mengadakan survey sederhana yang diikuti oleh 240 responden. Dari survey tersebut, ternyata 77% responden tidak pernah mengunjungi perpustakaan di Kota Medan. Dari 77% responden yang tidak pernah mengunjungi perpustakaan, lebih dari 25% beralasan tidak mengetahui keberadaan perpustakaan di Kota Medan; tersebut 23% bahkan menyatakan bahwa perpustakaan di Kota Medan tidak/kurang menarik. Bila dibandingkan dengan perpustakaan yang terdapat di kota-kota besar di Indonesia, jumlah perpustakaan umum yang dimiliki Kota Medan-pun dapat dikatakan sangat sedikit, serta kondisi perputakaan umum di Kota Medan-pun kurang memadai untuk jumlah penduduk Kota (Gambar 1.1). Gambar 1.1 Suasana Perpustakaan Umum Kota Medan Sumber: Observasi, 2015 Serupa dengan perpustakaan, kondisi teater di Kota Medan juga dapat dikatakan sangat memprihatinkan. Kota Medan hanya memiliki satu gedung teater publik yang berlokasi di Taman Budaya (Jl. Perintis Kemerdekaan). Gedung tersebut dibangun pada tahun 1970-an dan sampai sekarang tidak pernah direnovasi - hanya sebatas pekerjaan perbaikan akibat bocor atau penambahan AC. Berdasarkan narasumber yang bekerja di gedung teater tersebut, gedung ini sangat sering dipakai terlepas kondisinya yang sangat memprihatinkan (Gambar 1.2).
3 Gambar 1.2 Suasana Gedung Teater Kota Medan Sumber: Observasi, 2015 Pertunjukan seni pada Taman Budaya biasanya sudah pasti digelar setiap hari Sabtu dan Minggu. Adapun pengunjung di gedung teater yang berkapasitas 500 orang, pada setiap pertunjukan dapat memenuhi lebih dari 50% kapasitas gedung. Hal ini menunjukkan adanya satu ketertarikan yang cukup besar dari penduduk Kota Medan terhadap pertunjukkan seni. Keterbatasan kualitas dan jumlah gedung teater di Kota Medan yang menjadikan kebutuhan akan jenis bangunan tersebut juga cukup terlihat dengan seringnya diadakan pertunjukan musik atau seni lainnya di ruang serbaguna di beberapa hotel ataupun gedung serbaguna, yang pada umumnya tidak mampu memadai kebutuhan akan akustik dan sarana pengunjung yang baik. Selain itu, Kota Medan juga sangat terkenal dengan berbagai pertunjukan seni, dan sangat terkenal dengan jumlah paduan suara yang cukup berkualitas serta beberapa pertunjukkan orkestra dan recital. Beberapa kegiatan yang lalu yang lokasi pengadaannya kurang tepat seperti: 1. Konser musik Iskandar Widjaja & Christine Utomo, 2013, di Hotel Soechi - akustik dan view penonton yang kurang baik.
4 2. Great Sacred Music (konser musik klasik), 2011, di Hotel Aryaduta - akustik dan view penonton yang kurang baik. 3. Recital sekolah musik yang diadakan di hotel/convention hall di Kota Medan, atau bahkan harus mengambil lokasi di Jakarta. Dalam hal penyediaan sarana rekreasi, Kota Medan juga membutuhkan jenis/variasi yang lebih banyak. Kenyataannya, sering kali tujuan rekreasi masyarakat Kota Medan yang ada di dalam kota adalah pusat perbelanjaan dan restoran/café. Hal ini juga kemudian menjadi alasan bahwa Kota Medan membutuhkan sarana rekreasi yang lebih bervariatif dan berkualitas. Selain menjadi sarana rekreasi, pengadaan perpustakaan dan teater juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ilmu pengetahuan, serta membantu masyarakat untuk mengenal seni dan budaya. Dari berbagai alasan tersebut diatas, proyek Experientia diusulkan untuk menjadi pembangkit keberadaan bangunan-bangunan publik yang bersifat edukatif dan tetap menyenagkan untuk dikunjungi serta menyediakan pengalaman yang unik bagi para pengunjung sebagai daya tarik utama bangunan/proyek yang diusung. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari perancangan perpustakaan dan teater antara lain: 1. Perancangan perpustakaan publik untuk memadai kebutuhan akses pengetahuan berbagai kalangan masyarakat khususnya pelajar. 2. Menyediakan ruang pertunjukan atau tempat bagi pelaku seni untuk tampil dan pencinta seni untuk menikmati penampilan seni tersebut. 3. Menciptakan bangunan multi fungsi yang juga memiliki fitur pendukung seperti café dan taman yang memperkaya kualitas ruang dan suasana yang tercipta. Tujuan dari pengadaan perpustakaan dan teater antara lain: 1. Meningkatkan ketertarikan masyarakat, khususnya pelajar untuk mengunjungi perpustakaan.
5 2. Meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat Kota Medan. 3. Meningkatkan kualitas sarana rekreasi Kota Medan. 4. Menumbuhkan kesadaran/pengetahuan masyarakat terhadap seni dan budaya. 5. Menjadikan bangunan yang akan direncanakan sebagai tren baru untuk lokasi bertemu serta untuk mengisi waktu luang. 1.3 Permasalahan Perancangan Adapun berbagai permasalahan yang timbul dalam pengadaan perpustakaan dan teater yang harus diselesaikan adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan lokasi yang dapat memaksimalkan fungsi perpustakaan/teater dan mudah dicapai pengunjung. 2. Penggabungan fungsi seperti café, toko buku, taman terhadap perpustakaan/teater yang selaras. 3. Perancangan layout perpustakaan yang memberi kemudahan dalam pencarian katalog serta memberi kenyamanan bagi para pengunjung. 4. Perancangan teater atau ruang konser yang memadai untuk berbagai jenis pertunjukkan. 5. Perancangan bangunan yang tanggap terhadap lingkungan dan tidak merugikan bangunan sekitar. 6. Pengadaan bangunan yang juga dapat berfungsi sebagai ruang publik dan memberikan pengalaman yang unik terhadap pengunjung. 1.4 Batasan Perancangan Proyek perancangan bangunan dibatasi oleh fungsi bangunan yang merupakan bangunan publik yang dibutuhkan di Kota Medan, serta memiliki fungsi yang lebih dari satu (multifungsi). Proyek juga dibatasi oleh asumsi biaya yang tidak melebihi 100 milyar rupiah dan dirancang dalam kurun waktu sekitar 4 bulan. Proyek perancangan bangunan perpustakaan dan teater dibatasi pula pada perancangan tata letak ruang dalam maupun luar yang saling berhubungan serta sistem-sistem bangunan yang meliputi sistem struktur, kulit bangunan, utilitas,
6 mekanikal/elektrikal, dan sistem utama bangunan lainnya. Proyek perancangan juga mencakup/meliputi perencanaan mendetail pada salah satu bagian utama bangunan yang menggambarkan integrasi berbagai bagian bangunan menjadi kesatuan yang utuh dalam bentuk DED (Detailed Engineering Drawings). 1.5 Kerangka Berpikir Latar Belakang: - Perpustakaan di Kota Medan tidak memadai dan tidak menarik bagi masyarakat. - Hanya terdapat satu gedung teater publik kota Medan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan seni dan budaya Kota Medan. - Sarana rekreasi Kota Medan membutuhkan variasi/jenis yang lebih. Ide/gagasan: Pengadaan bangunan multifungsi yang memenuhi kebutuhan kota terhadap perpustakaan dan teater sekaligus menjadi bangunan/ruang publik yang memberikan pengalaman khusus/unik. Maksud dan Tujuan: - Mengadakan fungsi perpustakaan yang menarik bagi masyarakat dan dapat memenuhi kebutuhan edukasi serta meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat. - Mengadakan fungsi teater yang menampung kebutuhan seni dan budaya bagi pelaku maupun penikmat, serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap seni dan budaya. - Mengadakan variasi dan meningkatkan kualitas sarana rekreasi bagi masyarakat Kota Medan yang dapat menjadi lokasi baru yang memberi pengalaman yang baik dan unik dengan penambahan fungsi-fungsi pendukung lain seperti restoran, café, retail, dll. Pengumpulan Data: 1. Studi Literatur 2. Studi Lapangan (Kondisi eksisting tapak) 3. Studi Banding (tema, studi bangunan sejenis) Permasalahan: - Pemilihan lokasi yang dapat memaksimalkan fungsi perpustakaan/teater dan mudah dicapai pengunjung, - penggabungan fungsi seperti café, toko buku, taman terhadap perpustakaan/teater yang selaras, - perancangan layout perpustakaan yang memberi kemudahan dalam pencarian katalog serta memberi kenyamanan bagi para pengunjung, - perancangan teater atau ruang konser yang memadai untuk berbagai jenis pertunjukkan, - pembangunan bangunan yang tanggap terhadap lingkungan dan tidak merugikan bangunan sekitar, - pengadaan bangunan yang juga dapat berfungsi sebagai ruang publik dan memberikan pengalaman yang unik terhadap pengunjung. Pemrograman Analisis Konsepsi Perancangan Perancangan Bangunan
7 1.6 Sistematika Laporan Laporan Perancangan yang ditulis akan mengikuti sistematika sebagai berikut: 1. BAB I : Pendahuluan Berisi latar belakang, maksud dan tujuan, serta permasalahan yang timbul dalam perancangan/pengadaan proyek kemudian dilanjutkan dengan batasan yang dibuat dalam perancangan, kerangka berpikir pengerjaan perancangan, serta sistematika laporan yang akan disusun. 2. BAB II : Deskripsi Proyek Berisi penjelasan proyek, pemilihan lokasi perancangan, data eksisting lokasi perancangan, program/kebutuhan ruang, studi banding proyek dengan fungsi sejenis. 3. BAB III : Elaborasi Tema Berisi tema yang diusung, pengertian dan interpretasi tema, serta studi banding proyek dengan tema sejenis. 4. BAB IV : Analisis Berisi analisis terhadap lokasi tapak perancangan berupa undang-undang yang berlaku pada tapak, penggunaan tanah, sistem sirkulasi dan parkir, intensitas pembangunan, ruang terbuka, serta sistem-sistem bangunan. 5. BAB V : Konsep Perancangan Berisi konsep-konsep yang merupakan tanggapan dari analisis yang dilakukan berupa konsep penggunaan tanah, sistem sirkulasi dan parkir, intensitas pembangunan, ruang terbuka, sistem bangunan, serta konsep arsitektur. 6. BAB VI : Hasil Perancangan Berisi gambar-gambar dan penjelasan hasil perancangan. 7. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar atau sumber pustaka yang berupa rujukan-rujukan yang dipakai dalam penulisan laporan. 8. LAMPIRAN Berisi keterangan-keterangan tambahan untuk melengkapi laporan perancangan.