KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004), bahwa

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.

STUDI TENTANG PELAKSANAAN APLIKASI INSTRUMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP DAN SMA NEGERI KOTA SUMENEP

Resistor Factor Implementation Guidance and Counseling Program in High School of The Metro city

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Tulang Bawang

ASESMEN DALAM BK PPT 3 1

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu.

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bimbingan Dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMA NEGERI SE-KOTA METRO

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Kabupaten

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia.

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian evaluasi.

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko. sekaligus pada suatu saat. (Notoatmojo 2010:37)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

Oleh: DARWANTO Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYA ADI SANCAYA, M.Pd. 2. LAELATUL AROFAH, M. Pd.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ahli (expert judgment), inventori dinyatakan layak digunakan dan dapat diuji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menggali, menghimpun data dan mengumpulkan data yang diperlukan

Nurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro

ABSTRAK. Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Faktor Penghambat, Pelaksanaan Program

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini akan membahas tentang kendala pelaksanaan program bimbingan

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN

PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai yang bagus dan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN DAN MEMPERTAHANKAN PENDAPAT PADA SISWA KELAS

BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif. Artinya data yang dikumpulkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN PELAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMA DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Inkonsistensi Penyelenggaraan Pendidikan SMA dan SMK 1 Istanto W. Djatmiko

ANALISIS KINERJA PROFESIONALISME KONSELOR DI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif-dekriptif. Desain penelitian ini dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA KECAMATAN KWANDANG DAN KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

III. METODE PENELITIAN

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang didesain untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Perencanaan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

I. PENDAHULUAN. sendiri yaitu mempunyai potensi yang luar biasa. Pendidikan yang baik akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

Transkripsi:

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Oleh: Muswardi Rosra, Shinta Mayasari, Ranni Rahmayanthi Univetrsitas Lampung Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja konselor sekolah dalam penyusunan program bimbingan dan konseling pada SMA Negeri di Kabupaten Lampung Tengah. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Konselor sekolah yang ada pada SMA Negeri di Kabupaten lampung Tengah. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Teknik Pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan angket kinerja konselor sekolah. Hasil penelitian ini adalah Berdasarkan hasil analisis data secara umum tergambar bahwa kinerja konselor sekolah dalam penyusunan Program Bimbingan dan Konseling pada SMA Negeri Se-Lampung Tengah, dikategorikan kurang baik dikarenakan hanya ada satu aspek saja yang dapat dkategorikan baik, dua aspek dikategorikan cukup baik dan empat aspek dikategorikan kurang baik. Kata kunci : analisis, kinerja konselor, program bimbingan dan konseling LATAR BELAKANG Untuk mencapai perkembangan diri yang optimal dalam pelembagaan sekolah diwujudkan dengan adanya bidang pelayanan pendidikan, salah satunya adalah layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah. Menurut Prayitno dan Amti (2004:114), bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada ( seperti latar belakang keluarga, pendidikan, dan status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Bimbingan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk pesrta didik baik secara perorangan ataupun kelompok, agar mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir, melalui berbagai jenis pelayan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku. Bimbingan dan Konseling merupakan upaya proaktif dan sistemik dalam memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pengembangan

perilaku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfungsian individu dalam lingkungannya. Maka secara umum pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah harus dikaitkan dengan perkembangan sumber daya manusia seutuhnya. Oleh karena itu pelayanan Bimbingan Konseling semestinya dapat menyediakan berbagai jenis layanan bimbingan konseling yang dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya seperti masalah pribadi, sosial, pekerjaan, dan lain sebagainya. Selain itu program bimbingan dan konseling pada dasarnya memberikan bantuan kepada siswa agar dapat mengenal dirinya secara matang. Hal ini dimungkinkan agar layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik dan siswa dapat memahami fungsi layanan bimbingan dan konseling. Upaya untuk mewujudkan itu semua, konselor sekolah dituntut untuk menyusun suatu program bimbingan dan konseling, hal ini sesuai dengan standarisasi kinerja konselor sekolah yang salah satunya yaitu menyusun program bimbingan dan konseling. Penyusunan program bimbingan dan konseling merupakan suatu tolak ukur kinerjakonsleor sekolah sebelum melakasanakan kegiatan pelayanan. Dalam penelitian ini, dideskripsikan seberapa besar pengalaman konselor sekolah tentang program dalam bimbingan konseling. Hal ini karena dapat diprediksikan bahwa semakin tinggi pemahaman konselor sekolah tentang pelaksanaan program dalam bimbingan dan konseling, maka layanan akan dilaksanakan secara tertib dan lengkap. Adapun tujuan dari penyusunan program bimbingan dan konseling tidak lain adalah agar pelaksaan kegiatan bimbingan dan konsleing di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien. Meskipun secara konseptual sebuah pelaksanaan program sangat menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan, namun dalam pelaksanaannya beberapa konselor sekolah sering kali mengabaikan program bimbingan dan konseling.

TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja konselor sekolah dalam penyusunan program bimbingan dan konseling pada SMA Negeri di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun pelajaran 2012/2013. TINJAUAN PUSTAKA Winkel (2010:164) menyatakan bahwa konselor sekolah atau biasa disebut konselor sekolah adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus diperguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan. Dikatakan tenaga profesional artinya secara formal mereka telah disiapkan oleh lembaga institusi pendidikan yang berwenang. Mereka dididik secara khusus menguasai seperangkat kopetensi yang diperlukan bagi pekerjaan bimbingan. Kegiatan penyusunan program bimbingan dan konsleing di sekolah perlu dipersiapkan dengan baik. Tahap persiapan program ini mempunyai arti penting untuk menarik perhatian dan minat dalam menjalankan program bimbingan dan konseling di sekolah, serta dapat dijadikan dasar dalam program bimbingan dan konseling. Tahap ini melibatkan semua pihak terkait di sekolah, dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa tahap persiapan merupakan seperangkat kegiatan mengumpulkan bebagai hal yang dibutuhkan untuk penyusunan program dan pengadaan kelengkapan yang dibutuhkan. Ohlsen (dalam Sukardi 2009) menjabarkan tentang penyusunan program bimbingan dan konseling sebagai berikut : 1. Program bimbingan konseling harus disusun atas dasar kebutuhan dan masalah siswa. 2. Guru yang mempunyai hubungan erat dan kontinyu dengan siswa harusnya diberikan tempat atau kedudukan yang penting dalam program bimbingan. 3. Adanya seorang ahli dan terlatih. 4. Kerjasama yang baik dengan kepala sekolah. 5. Membentuk kerjasama antara guru, guru bimbingan dan konseling dan kepala sekolah.

Untuk menyusun dan melaksanakan program bimbingan yang baik di sekolah, persyaratan yang dituntut harus dipenuhi, diantaranya personil, fasilitas, dan anggaran biaya. Personil BK adalah guru bimbingan dan konseling dengan rasio seorang guru BK bertanggungjawab pada status 150 siswa. Konselor sekolah yang dimaksud adalah seluruh bimbingan dan konseling atau konselor. Ketersediaan fasilitas fisik seperti ruang bimbingan dan konseling beserta kelengkapannya dan fasilitas teknis yaitu alat pengumpul data diantaranya daftar cek, inventori dan tes. Anggaran biaya untuk kelancaran program bimbingan dan konseling diperlukan terutama dalam kegiatan penunjang kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut Giyono (2010:38) program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode tertentu, yakni periode bulanan, semester, dan tahunan. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari suatu sistem di sekolah dan mengandung makna bahwa program bimbingan dan konseling bukan berarti program milik konselor sekolah, sekolah sendiri tetapi lebih dari itu, program bimbingan dan konseling merupakan milik semua pihak dalam proses pendidikan di sekolah. Program tersebut mengandung unsur-unsur yang terdapat di dalam berbagai ketentuan pelaksanaan bimbingan dan konseling dan berorientasikan pada pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Program bimbingan dan konseling disusun oleh konselor sekolah dan dilakukan penilaian program yang dilakukan oleh semua pihak terkait dan hasil penilaian akan menjadi program bimbingan dan konseling yang dipedomani oleh konsleor sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskripsi itu sendiri adalah penelitian yang memberikan gambaran cermat mengenai suatu kendala, gejala atauapun pada kelompok tertentu.

Metode penelitian deskriptif analisa pekerjaan dan aktivitas ini akan menggambarkan tentang keadaan yang sebenarnya mengenai Analisis Kinerja Konselor Sekolah Dalam Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling SMA Negeri di Kabupaten Lampung Tengah. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yanga ada dalam wilayah penelitian, maka ini merupakan penelitian populasi. (Arikunto, 2006). Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Konselor sekolah yang ada pada SMA Negeri di Kabupaten lampung Tengah. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel dalan penelitian ini yaitu kinerja konselor sekolah dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di SMA Negeri Se-Lampung Tengah tahun pelajaran 2012/2013. Pada penelitian ini, terdapat satu variabel penelitian yaitu kinerja konselor sekolah dalam penyusunan program bimbingan dan konseling. Maka definisi operasional yaitu kinerja guru pembimbing dalam penyusunan program bimbingan dan konseling adalah suatau cara kerja yang dilakukan oleh konsleor sekolah dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah. Indikator dalam penyusunan suatu program yaitu sebagai berikut: 1. Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa 2. Penetuan tujuan layanan dan bimbingan yang akan dicapai 3. Menganalisis program pelaksanaan, hasil, dukungan, serta faktor-faktor penghambat program tahun sebelumnya 4. Analisis situasi dan kondisi sekolah 5. Penetapan personil yang akan menyusun dan melaksanakan kegiatan 6. Persiapan fasilitas dan biaya 7. Merumuskan rencana evaluasi pelaksnaan dan evaluasi program

Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yanglebih lengkap. Dalam penelitian instrumen menggunakan angket (check list) dan dokumentasi. Angket yang di buat meliputi butir-butir pertanyaan atau penyataan tentang faktor-faktor yang akan diungkap. Kaitannya dalam membuat instrumen yangdi gnakan sesuai dengan tjuan penelitan. 1. Angket (check list) Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari respionden dlam arti laporan tentang pribadinya, atau hal yang Ia ketahui (Arikunto, 2006). Dalam penelitan ini penulis menggunakan angket kinerja gru pembimbing, Angket ini dipergunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data-data tentang kinerja konselor sekolah dalam penyusunan program bimbingan konseling Se-SMA Negeri di Lampung Tengah. 2. Dokumentasi Metode ini dimaksud untuk mencari dan meneliti bahan-bahan tertulis yang tercatat dalam arsip yang menyakut kinerja konselor sekolah dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah. Peneliti akan mericek data-data hasil evaluasi program dan arsif-arsif penunjang penyusunan program bimbingan dan konseling serta kelengkapan invetari bimbingan konseling di sekolah. Uji Validitas da Realibilitas 1. Uji Validitas Validitas sanagat penting karena tanpa instrumen yang valid, data atau penelitian akan memberikan kesimpulan yang bias. Menurut Sugiyono (2010: 173) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. 2. Uji Realibilitas Suatu instrument dikatakan reliabel apabila instrumen yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang analisis kinerja konselor sekolah dalam penyusunan program BK. Selanjutnya untuk menentukan interval dengan cara mengurangi nilai presentase tertinggi dengan nilai presentase terendah dibagi jumlah kategori, maka interval diperoleh sebagai berikut : 76 100 Kinerja Baik 51 75 Kinerja Cukup Baik 25 50 Kinerja Kurang Baik Tabel 1.1 Rekapitulasi Presentase Analisis Kinerja Konselor Sekolah Dalam Penyusunan Program BK Pada SMA Negeri Se-Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012-2013 No. Aspek Presentase 1 Proses penyususnan program yang berhubungan dengan analisis kebutuhan dan permasalahan siswa 2 Proses penyusunan program yang berhubungan dengan penentuan tujuan program yang akan dicapai 3 Proses penyusunan program yang berhubungan dengan menganalisis program, pelaksanaan, hasil, dukungan serta faktor-faktor penghambat program sebelumnya 4 Proses penyusunan program yang berhubungan dengan analisis situasi dan kondisi sekolah 5 Proses penyusunan program yang berhubungan dengan penetapan personil yang akan melaksanakan kegiatan 6 Proses penyusunan program yang berhubungan dengan persiapan fasilitas dan biaya 7 Proses penyusunan program yang berhubungan dengan merumuskan rencana evaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program 25% 100% 25% 25% 25% 50 % 50%

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data secara umum tergambar bahwa kinerja konselor sekolah dalam penyusunan Program Bimbingan dan Konseling pada SMA Negeri Se-Lampung Tengah, dikategorikan kurang baik dikarenakan hanya ada satu aspek saja yang dapat dkategorikan baik, dua aspek dikategorikan cukup baik dan empat aspek dikategorikan kurang baik. Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling, sebagian kecil konselor sekolah sudah melakukan analisis terhadap kebutuhan dan permasalahan dengan instrument DCM, borang identifikasi masalah dan observasi, namun kebanyakan konselor sekolah hanya melakukan sebatas observasi pada saat akan penjurusan saja. Program Bimbingan dan Konseling yang baik yaitu meliputi kegiatan asesmen (pengukuran, penilaian) atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program/layanan (Depdiknas, 2007). Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen konteks lingkungan yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan dan tujuan sekolah, orang tua, masyarakat, dan stakeholder pendidikan terlibat, sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, kondisi dan kualifikasi konselor, serta kebijakan pimpinan sekolah; (2) asesmen kebutuhan dan masalah peserta didik yang menyangkut karakteristik peserta didik; seperti aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar, minat, masalah-masalah yang dihadapi, kepribadian, tugas perkembangan psikologis. Konsep tersebut juga dijelaskan Prayitno (2002:21-23) yakni setiap periode program yang disusun harus memperhatikan secara seksama unsur-unsur dalam program bimbingan konseling yaitu kebutuhan peserta didik akan layanan bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang dibimbing, bidang-bidang bimbingan, jenis-jenis layanan, kegiatan pendukung, volume kegiatan, frekuensi layanan, lama kegiatan, waktu kegiatan, kegiatan khusus. Sehingga dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di sekoalh, konselor sekolah dapat memiliki acuan agar mencakup seluruh aspek.

Dalam penyusunan program, mayoritas konselor sekolah belum maksimal melakukan analisis terhadap masing-masing aspek. Pembahasan mengenai masing-masing aspek yakni: 1. Aspek-aspek yang suadah dominan dilaksanakan dengan baik oleh konselor sekolah yaitu aspek penentuan tujuan program layanan yang akan dicapai, analisis situasi dan kondisi sekolah, penetapan personil yang melaksanakan penyusunan program, dan perumusan rencana evaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program. 2. Aspek-aspek yang dominan dilaksanakan kurang baik oleh konselor sekolah yaitu aspek anaalisis kebutuhan dan permasalahan siswa, aspek analisis konselor sekolah terhadap program, pelaksanaan, hasil, dukungan serta faktor-faktor penghambat program sebelumnya, aspek penetapan personil yang melaksanakan penyusunan program bimbingan dan konseling, dan aspek persiapan fasilitas dan biaya. Di SMA Negeri Se-Lampung Tengah koordinasi dalam penyusunan program belum berjalan sepenuhnya. Guru bimbingan dan konseling meminta bantuan jika merasa membutuhkan saja dan pihak yang lain pun membantu pada saat mereka diminta bantuan. Jadi belum ada koordinasi yang berkesinambungan antara guru bimbingan dan konseling dengan pihak-pihak yang seharusnya terlibat dalam penyusunan program bimbingan dan konseling. Dalam penetapan tujuan dan personil juga belum berjalan sepenuhnya. Masing-masing guru bimbingan dan konseling mempunyai beban tugas yang berbeda terhadap siswa asuh. Pembagian siswa asuh yang tidak merata juga mempengaruhi kerja guru bimbingan dan konseling. Ada beberapa guru yang memiliki lebih dari rasio ideal siswa asuh. Tidak menutup kemungkinan ada sebagian guru bimbingan dan konseling yang hadir ke sekolah pada jadwal bimbingan dan konseling saja, hal ini berpengaruh terhadap kedekatan guru bimbingan dan konseling dengan siswa asuh. Penentuan kegiatan bimbingan dan konseling juga sudah ditetapkan pada saat penyusunan program bimbingan dan konseling. Adapun kegiatan yang sudah ditetapkan beberapa SMA Negeri di Terbanggi adalah layanan informasi, layanan pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, serta layanan konseling

individual. Adapun kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah instrument layanag dan himpunan data, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan konferensi kasus. Walaupun dalam pelaksanaannya belum berjalan secara maksimal tetapi guru bimbingan dan konseling ssudah melaksankannya sesuai prosedur. Aspek yang juga menunjang penyusunan program bimbingan dan konseling adalah tersedianya fasilitas, baik fasilitas fisik yang terdiri dari ruang bimbingan dan konseling dan alat-alat perlengkapan ruangandan fasilitas teknis yang terdiri dari alat-alat mengumpul data seperti angket. Dalam pengadaan alatalat perlengkapan ruangan dan alat pengumpul data siswa diperlukan anggaran biaya khusus. Maka dalam penyusunan program bimbingan dan konseling perlu adanya perencanaan untuk pembiayaan personil, pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis, serta biaya operasional. Di SMA Negeri Se-Lampung Tengah persiapan anggaran dana dilakukan pada awal tahun ajaran baru. Guru bimbingan dan konseling membuat Rancangan Anggaran Belanja tetapi dalam pelaksanaan atau pun pengelolaannya bukan guru bimbingan dan konseling, tetapi bendahara masing-masing sekolah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peneliitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja guru bimbingan dan konseling dalam penyusunan program bimbingan dan konseling. Berdasarkan hasil analisi data dapat disimpulkan bahwa cara penyusunan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri Se-Lampung Tengah dikategorikan kurang baik dan belum maksimal. Hal ini dapat disimpulkan dengan alasan : penyusunan program bimbingan dan konseling untuk beberapa aspek sudah sesuai seperti pada aspek tujuan perencanaan program, faktor-faktor penghambat program sebelumnya, kebutuhan sekolah dan siswa, serta merumuskan rencana evaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program. Saran Saran yang dapat diajukan yaitu: konselor sekolah diharapkan menyusun program bimbingan dan konseling dengan kebutuhan siswa dan dapat

mempertimbangkan kondisi dan situasi sekolah, mengikutsertakan personil sekolah yang mencakup kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas dan guru mata pelajaran agar kebijakan yang ada mencakup keseluruhan perencanaan program, serta pembagian personil dan siswa asuh diharapkan dapat merata. Untuk menambah kesempurnaan dalam penyusunan program yang mengikuti BK komprehensif, hendaknya konselor lebih banyak lagi mengikuti kegiatankegiatan yang berkenaan dengan bimbingan dan konseling baik workshop maupun seminar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Giyono. 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Diktat). Bandar Lampung Prayitno dkk. 2002. Panduan-Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta : Bandung Depdiknas. Prayitno dan Amti, E. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualititatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sukardi, DK. 2009. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Winkel. 2010. Bimbingan dan konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT Grasindo.