Menurut Gagne, 1985 dalam Sri Anita (2009:1.3) menyatakan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya seseorang untuk mengembangkan potensi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

INSTRUMEN SUPERVISI GURU MENGAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Action Research ) terhadap proses pembelajaran IPA SD

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang memungkinkan untuk mengungkap realita dan mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Hamdani (2011: 326) Penelitian Tindakan Kelas pada

BAB 1I KAJIAN PUSTAKA Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA SEHAT ITU PENTING MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS 5 SDN NGENING 01, BATANGAN - PATI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Ubudiyah Kec. Bati-

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajara Tematik Terpadu dan Pendekatan Scientific. 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Kusmaini Kata kunci : alat peraga, tumbuhan, keaktifan belajar, dan hasil belajar.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB II Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar - mengajar. pendidikan beserta staf pengajarnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pemberian tugas menceritakan kembali cerita dengan menggunakan model picture and

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH NETTY ZULFITHRATANI NIM : F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

Build the world with studying..

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BERPENDAPAT SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VII. INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU

Apabila nilai afektif siswa pada rentang 11,8-15 (Kategori Baik) dan. Apabila nilai psikomotor siswa pada rentang 9,4-12 (Kategori Baik)

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif artinya metode yang dilakukan

1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak Kurang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IPKG 2. INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU IPA (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran) Biologi, Fisika, Kimia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Ada pun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus I ini adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Badariyah terletak di Desa Tatah Layap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

perbaikan pada siklus kedua, berdasarkan hasil diskusi, kemudian RPP yang telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1. Hakikat Belajar Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sri Anita W. (2009:2.5), belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Itu sebabnya, dalam proses belajar, guru harus dapat membimbing dan memfasilitsi siswa supaya siswa dapat melakukan proses-proses tersebut. selain itu juga dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru. Menurut Gagne, 1985 dalam Sri Anita (2009:1.3) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

6 Pendapat di atas sesuai dengan pembelajaran tematik yang akan diterapkan, yaitu pembelajaran menggunakan pengalaman yang bermakna. Dari pengalaman yang diperoleh siswa, siswa memperoleh pengetahuan dengan cara proses melihat, membuat mengamati, menyelesaikan masalah, menyimak dan latihan. Tentunya hal tersebut didukung pula dengan teoriteori belajar berikut ini : a. Teori Insight Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses yang berisifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif. Belajar selalu diarahkan untuk mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir tinggi. Perlu dipahamai bahwa proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya, atau sosial. Proses belajar harus memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan dan mencari sendiri informasi untuk diolah menjadi prinsip dan generalisasi. b. Teori Belajar Gestalt Menurut teori belajar ini siswa merupakan individu yang utuh. Oleh karenanya, belajar lebih mengutamakan keseluruhan, kemudian melihat bagian-bagiannya yang mengandung makna dan hubungan. Dari pendapat para ahli dan teori-teori tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar di sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh

7 aspek-aspek dari dalam diri siswa dan lingkungan yang ada disekitarnya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa dengan lingkungannya. Dari interaksi demikian anak memperoleh pengetahuan dan pengalaman. 2. Hakikat Pembelajaran Menurut Asep Herry Hernawan (2013:9.4), pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen atau unsur : tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Berdasarkan pengertian pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa pada suatu lingkungan belajar dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran.

8 B. Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Aktivitas Belajar Menurut Asep Herry Hernawan (2013 : 11.4) Aktivitas belajar merupakan suatu proses yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan aktivitas belajar, setiap individu harus melakukan sendiri aktivitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Menurut teori kognitif dari Gagne dan Berliner dalam Asep Herry Hernawan, (2013 : 11.5) berkenaan dengan prinsip aktivitas belajar mengemukakan bahwa belajar menunjukan kondisi jiwa yang aktif, dimana jiwa tidak sekedar menerima informasi/materi, akan tetapi mengolah dan melakukan transformasi. Berpijak dari teori ini maka seorang guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subjek belajar (siswa) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang lebih luas. 2. Hasil Belajar Menurut Sri Anita W. (2009:2.19) hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari.

9 Menurut Bloom, dkk. dalam Asep Herry Hernawan, (2013 : 10.23) tujuan atau hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif berkenaan dengan pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. domain afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan, kemampuan bertindak dari siswa. Menurut Romizoswki, 1982 dalam Sri Anita, (2009:2.19) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu : 1. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis. 2. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual. 3. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control. 4. Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Menurut Gagne, 1979 (dalam Sri Anita : 2.19) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa : 1. Informasi verbal 2. Keterampilan intelektual 3. Strategi kognitif 4. Sikap 5. Keterampilan motorik

10 Berdasarkan pengertian hasil belajar menurut para ahli yang dikemukakan di atas, peneliti menggunakan pendapat Bloom dkk. (dalam Asep Herry Hernawan, 2013 : 10.23) yang menyatakan bahwa hasil belajar digolongkan menjadi tiga domain, yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih khususnya, peneliti menggunakan pendapat Bloom pada domain kognitif yang mencakup pengembangan kemampuan otak dan penalaran siswa. Menurut Bloom, domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu : 1. Ingatan 2. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi C. Kinerja Guru Menurut Rusman (2014 : 50) menyatakan bahwa kinerja adalah merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar. Pada penelitian ini, kinerja guru yang diukur adalah kinerja guru yang berkaitan dengan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas II.

11 Bentuk penilaian kinerja guru dalam penelitian ini diambil dari IPKG Pelaksanaan Pembelajaran Program PKM S-1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung. Berikut ini adalah format dari penilaian kinerja guru dalam penelitian ini : NO INDIKATOR / ASPEK YANG DINILAI SKOR I. PRA PEMBELAJARAN 1. Mempersiapkan siswa untuk belajar 2. Melakukan kegiatan aparsapsi II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN A. Penguasaan Materi Pelajaran 3. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 4. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 5. Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik siswa. B. Pendekatan /Strategi Pembelajaran 6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa. 7. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 8. Menguasai kelas 9. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 10. 11. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan C. Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran 12. Menggunakan media dengan efektif dan efisien 13. Menghasilkan peran yang menarik 14. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 15. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 16. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 17. Memantau kemajuan belajar selama proses 18. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kempetensi (tujuan) F. Penggunaan Bahasa 19. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 20. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai III 21. 22. PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Skor Total Persentase Kinerja Guru

12 Keterangan : Nilai 76 s.d. 100 = Sangat Baik Nilai 66 s.d. 75 = Baik Nilai 56 s.d. 65 = Kurang Baik Nilai 50 s.d. 55 = Tidak Baik Nilai 10 s.d. 49 = Sangat Tidak Baik D. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Menurut Rusman (2014:254) pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokok psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Menurut Abd. Kadir (2014:1) Pembelajaran tematik adalah program pembelajaran yang berangkat dari satu tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasi dari berbagai aspek atau ditinjau dari berbagai persepektif mata

13 pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah. Pada dasarnya pembelajaran tematik diimplementasikan pada kelas awal (kelas 1 sampai dengan 3) sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Implementasi yang demikian mengacu pada pertimbangan bahwa pembelajaran tematik lebih sesuai dengan perkembangan fisik dan psikis anak. 2. Prinsip Belajar Tematik Menurut Sri Anita (2009:3.10) menyatakan bahwa belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang berlangsung. Semua kegiatan belajar dipusatkan sekitar tema tersebut. Meinbach, 1995 (dalam Sri Anita, 2009 : 3.10) mengatakan bahwa pembelajaran tematik mengkombinasikan struktur, urutan, dan strategi yang diorganisasikan dengan baik. Kegiatan-kegiatan, bacaan, dan bahan-bahan digunakan untuk mengembangkan konsep-konsep tertentu. 3. Karakteristik Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan belajarnya lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung atau hands on experiences. Secara terperinci Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. 1991 (dalam Sri Anita, 2009 : 3.11) mengemukakan karakteristik pembelajaran tersebut sebagai berikut : a. Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi pembelajar untuk menilai dan memanipulasinya. b. Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya. c. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pembelajar.

14 d. Membantu pembelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan. e. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik. f. Mengakomodasi kebutuhan pembelajar untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif. g. Memberikan kesempatan bermain untuk menterjemahkan pengalaman kedalam pengertian. h. Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di keluarga yang dibawa pembelajar ke kelasnya. i. Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pembelajar. Melalui pembelajaran tematik akan diperoleh beberapa nilai positif sebagai berikut : (Panduan KTSP, 2007:253, dalam Abd. Kadir, 2014:7) 1. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu 2. Anak didik mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. 5. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. 6. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.

15 E. Penelitian Terdahulu yang Relevan 1. Peningkatan Prestasi Belajar Dengan Menerapkan Pendekatan Pembelajaran Tematik Siswa Kelas I SD Negeri 1 Sukarame Bandar lampung Oleh: Anizar Suryati Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas belajar pada siklus I, 67,5 menjadi 91,3 pada siklus II. Begitu pula prestasi belajar siswa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar 77,5% menjadi 100 % pada akhir siklus II. 2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Temat Pada Mata Pelajaran IPA Kelas II SD Negeri 2 Candimas Kecamatan Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011 Oleh: Sri Safitri Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran dengan metode tematik sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berimbas kepada prestasi belajar meningkat. Hal ini dapat dilihat sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas rata-rata persentase aktivitas siswa hanya 47 %, setelah dilakukan penelitian tindakan kelas pada siklus ke satu dan pada siklus yang kedua dengan materi yang berbeda terdapat peningkatan yang seknifikan rata-rata persentase 90 % walaupun disana sini masih banyak kekurangan.

16 F. Kerangka Pikir Penelitian Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa. Melalui pembelajaran tematik diharapkan dapat mendorong aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa itu sendiri merupakan suatu proses yang melibatkan pancaindera atau fisik dan psikis siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus mengupayakan dengan berbagai cara agar subjek belajar (peserta didik) dapat memiliki sejumlah aktivitas belajar seperti mencari, mengolah informasi, menganalisis, mengidentifikasi, memecahkan, menyimpulkan, dan melakukan transformasi belajar kedalam kehidupan lain yang lebih luas. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa di landasi oleh teori Bloom pada ranah kognitif. Melalui ranah kogintif pada teori Bloom, diharapkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi yang baik. Berdasarkan uraian di atas, tentunya untuk mencapai semua hal yang diharapkan, tidak terlepas dari kinerja guru dalam penerapan pembelajaran tematik di kelas II. Guru dituntut mempunyai kinerja yang baik dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan

17 menilai hasil belajar. Apabila hal tersebut semua sudah dilaksanakan dengan baik, tentunya penerapan pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung. Kondisi Awal Tindakan kelas Kondisi akhir Guru/Peneliti Belum memanfaatkan model pembelajaran tematik Memanfaatkan Model Pembelajaran Tematik model jaring laba-laba Diharapkan melalui pemanfaatan pembelajaran tematik model jaring labalaba dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II Siswa/yang diteliti Aktivitas dan Hasil belajar siswa rendah Memanfaatkan pembelajaran tematik model pembelajaran jaring laba-laba. Siswa mengamati, menggali informasi dan menemukan konsep pengetahuan pada sebuah tema. Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian G. Hipotesis Tindakan 1. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung. 2. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 3 Talang kecamatan Teluk Betung Selatan kota Bandar Lampung. 3. Melalui pembelajaran tematik dapat meningkatkan kinerja guru menjadi lebih baik.