BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Judul Penelitian Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan Bijih Besi di Daerah Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. 1.2. Latar Belakang Bijih besi merupakan salah satu mineral yang tersedia cukup banyak di alam. Khususnya di Kalimantan Selatan, pemanfaatannya masih belum optimal disebabkan minimnya penelitian dibidang bijih besi serta belum dilakukan secara intensif. Hal ini berakibat kurangnya peningkatan nilai tambah mineral itu sendiri. Padahal bijih besi yang mengandung mineral magnetik merupakan bahan baku yang cukup komersil untuk dimanfaatkan pada berbagai industri terutama industri logam. Potensi bijih besi Kalimantan Selatan bernilai ekonomis itu tersebar dibeberapa tempat. Kabupaten Tanah Laut memiliki jumlah sumberdaya besi mencapai 5.543.100 ton (Sofyan dkk., 2007). Sebagian besar terdapat di wilayah Kecamatan Pelaihari dan sekitarnya. Di Kabupaten Tanah Laut, daerah yang berpotensi bijih besi umumnya langsung dieksploitasi tanpa melalui upaya penyelidikan yang detail sehingga sangat minim data tentang kondisi biji besi baik mengenai geologi, karakteristik maupun genesa endapan bijih besi. 1
Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi pembentukan bijih besi, identifikasi mineral yang terkandung pada bijih besi dan genesa endapan bijih besi dari lokasi penambangan di Desa Sungai Bakar Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. 1.3. Perumusan Masalah Dalam kegiatan pertambangan khususnya pertambangan bijih besi di wilayah Kabupaten Tanah Laut banyak hambatan yang harus diatasi. Salah satu hambatan adalah minimnya data tentang kondisi geologi, genesis, dan sebaran endapan bijih besi maka beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan berkaitan dengan endapan bijih besi di daerah penelitian antara lain : 1. Bagaimana kondisi geologi di daerah penelitian yang mengontrol mineralisasi bijih besi? 2. Bagaimana karakteristik mineralogi endapan bijih besi di daerah penelitian? 3. Bagaimana model atau sebaran endapan bijih besi di daerah penelitian?. 4. Bagaimana genesa endapan bijih besi di daerah penelitian? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1. Menjelaskan tentang kondisi geologi yang mengontrol mineralisasi bijih besi 2. Menjelaskan karakteristik mineralogi endapan bijih besi 2
3. Menjelaskan genesa endapan bijh besi 4. Menjelaskan model atau sebaran bijih besi di daerah penelitian. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan data dan sebagai referensi dan gambaran yang jelas dan rinci tentang geologi endapan bijih besi, karakteristik mineralogi dan geomagnetik serta sebaran endapan bijih besi di daerah penelitian, baik untuk kalangan akademisi, perusahaan maupun pemerintah daerah. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada kondisi geologi, karakterisasi mineral dan magnetik bijih besi, genesa endapan bijih besi dan sebaran bijih besi di wilayah Sungai Bakar Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. 1.7. Penelitian Terdahulu Penelitian atau laporan yang terkait dengan lokasi dan judul antara lain : Nurhakim dkk (2005) yang melakukan Inventarisasi Daerah Prospek Bijih Besi Kabupaten Tanah Laut menyatakan cebakan bijih besi di Sungai Bakar terbentuk akibat proses metasomatis kontak. Bijih besi terbentuk akibat adanya proses magmatis yang terjadi berasosiasi atau kontak dengan batugamping sehingga terjadi konsentrasi mineral logam berat, sehingga di daerah ini secara setempat dijumpai bijih besi dengan marmer. 3
Pohan (2005) menyatakan mineralisasi logam besi primer yang dijumpai berupa lensa-lensa dalam batugamping yang diterobos oleh batuan diorit. Selain bijih besi, dalam mineralisasi tersebut juga dijumpai adanya mineral logam lainnya berupa kalkopirit dan tidak tertutup kemungkinan adanya emas. Penerobosan ini juga menyebabkan terubahnya batugamping menjadi gamping kristalin. Pada bagian kontak antara batugamping dengan batuan terobosan tersebut telah terjadi pemineralan logam besi dalam bentuk lensa-lensa di dalam batugamping, terutama pada bidang perlapisan. Tipe endapan ini diperkirakan tipe skarn. Mineralisasi terdiri dari kromit, besi, emas primer, emas letakan dan pirit, sementara batuan yang termineralisasi adalah batuan beku intermediet, batuan vulkanik, batuan basa dan batuan ultrabasa. Sofyan dkk. (2007) menyatakan bahwa batuan tertua di daerah Tanah laut batuan ultrabasa berumur Jura yang mengalami dekomposisi dan akumulasi kimiawi menghasilkan bijih besi tipe laterit. Seri batuan gunungapi dan sedimen berumur Kapur Atas terutama yang bersifat gampingan diterobos komplek batuan intrusi menghasilkan endapan bijih besi tipe kontak metasomatik (skarn). Di blok sungai bakar bijih besi secara fisik memperlihatkan mineral magnetit, hematit dan oksida besi. Bijih besi magnetit-hematit terdapat mineral pirit, bornit dan azurit. Prasetyanto (2008) menyatakan daerah penelitian merupakan perbukitan bergelombang disusun oleh batuan malihan berumur Kapur Awal ditutupi oleh endapan kolovial oleh lapukan sekis dengan fragmen batuan beku basa dan kuarsit. Struktur geologi yang terdapat adalah kekar dan sesar naik. Endapan bijih besi berupa magnetit, hematit dan limonit. 4
1.8. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan tepatnya di daerah ujung barat daya Pegunungan Meratus, secara administratif terletak di Desa Sungai Bakar Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Propinsi Kalimantan Selatan. Lokasi penelitian dapat ditempuh dari Ibu Kota Propinsi Kalimantan yaitu Banjarmasin menuju Kota Pelaihari sebagai ibu kota Kabupaten Tanah Laut. Jarak Kota Banjarmasin ke Kota Pelaihari sekitar 60 km, dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat atau roda dua selama 60 menit melalui jalan propinsi. Dari Kota Pelaihari menuju lokasi penelitian Desa Sungai Bakar Kecamatan Pelaihari berjarak 15 km. Perjalanan melalui jalan beraspal, jalan kecamatan dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Lokasi penelitian dengan luas sekitar 80 ha dibatasi dengan koordinat sebagai berikut : 3 o 46 40,8 3 o 47 12,6 LS dan 114 o 51 09,2 114 o 51 44,3 BT. 5
Gambar1.1 Peta kesampaian daerah lokasi penelitian 6
1.9. Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, dan secara keseluruhan pelaksanaan penelitian sampai pada ujian akhir di rencanakan selama kurang lebih 12 bulan. Tabel 1.1. Jadwal Penelitian No K E G I A T A N TAHUN 2015 2016 Mei Jun Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei 1. PERSIAPAN Studi Pustaka Ijin Penelitian Persiapan Alat dan Bahan 2 PELAKSANAAN Kegiatan lapangan Data sekunder Analisa Laboratorium Analisis dan Interprestasi Data 3 PENYUSUNAN THESIS Pengolahan Data Konsultasi Kolokium Ujian Akhir 7