PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT. Noor Cahyo D. Aryanto

Transkripsi

1 PENYEBARAN DAN KETERDAPATAN MINERAL BERAT DI PERAIRAN KALIMANTAN BARAT Noor Cahyo D. Aryanto Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan S A R I Berdasarkan pengambilan 45 contoh sedimen permukaan dasar laut hasil dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Geologi Kelautan di sekitar Perairan Paloh, Sambas dan sekitarnya, 40 contoh di antaranya diidentifikasi mengandung kehadiran kasiterit lepas pantai dengan kisaran % % berat. Kandungan tertinggi dijumpai di lepas pantai Camarbulan (SBG-19) di kedalaman laut 8 meter yang terdapat pada sedimen pasir. Analisis kandungan mineral berat dilakukan terhadap 40 percontoh. Hasil pemisahan mineral berat, baik magnetit maupun nonmagnetit, terhadap fraksi sedimen 2,5 phi - 3 phi dari masing-masing percontoh. Pemisahan fraksi sedimen tersebut dilakukan dengan metode pengayakan. Pemisahan mineral berat magnetit dari tiap percontoh sedimen dilakukan dengan menggunakan magnet tangan, sedangkan pemisahan mineral berat non magnetit dilakukan dengan cairan bromoform (Berat Jenis = 2,87). Analisis jenis dan kandungan mineral berat non magnetit dilakukan secara mikroskopik. Persentase kehadiran mineral berat dihitung terhadap berat asal. Kata kunci : Kalimantan Barat, mineral berat, perairan Paloh, sedimen dasar laut 1. PENDAHULUAN Penelitian ini merupakan salah satu upaya inventarisasi potensi sumber daya mineral wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia, yaitu perairan Paloh dan sekitarnya, Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat. Secara geografis wilayah ini berada pada koordinat 'BT 'BT dan 1 54' LU ' LU dengan luas kurang-lebih 448 km 2 dengan jarak dari pantai yang terdekat berkisar 300 meter sedangkan terjauh 15,5 kilometer. Di sebelah timur daerah penelitian adalah Serawak (Malaysia) dan di sebelah barat dan utara adalah Laut Natuna dan Laut Cina Selatan (Gambar 1). Secara fisiografi Sambas dan sekitarnya ditempati sebagian besar oleh dataran aluvial yang merupakan rawa terbentuk dari pertemuan antara S. Paloh dan S. Sambas. Ke arah hulu sungai batuan sedimen (Batupasir Kayan) dan malihan berumur Mesozoik membentuk perbukitan rendah dan bergelombang. Intrusi batuan beku berumur Trias (Granodiorit Jagoi dan Granit Pueh) sampai Tersier (Batuan gunungapi Niut) terjadi pada batuan-batuan tersebut dan membentuk perbukitan terjal. Bentang alam yang paling menonjol di lajur pantai adalah punggungan pantai yang berasosiasi dengan 'swale' atau depresi berawa 10 M&E Vol. 9, No. 2, Juni 2011

2 Gambar 1. Peta lokasi penelitian yang memisahkan dataran pantai dari laut dihampir seluruh garis pantai. Bentang alam tersebut mungkin terbentuk ketika permukaan laut meninggi (3 sampai 6 m diatas permukaan sekarang) jaman Holosen atau sekitar 5500 tahun yang lalu (Thorp dkk., 1990). 2. HASIL-HASIL PENELITIAN Pengambilan contoh sedimen dasar laut dilakukan di 45 lokasi (Gambar 2) dengan pengambil contoh comot (grab) yang dipandu GPS dan echosounder. Analisis kandungan mineral berat dilakukan terhadap sedimen berukuran butir antara 2,5 s/d 3 phi (pasir halus) dari setiap contoh sedimen yang dianalisis. Pemisahan fraksi sedimen dilakukan dengan metode pengayakan (sieving). Pemisahan mineral berat (terutama magnetit) dari tiap contoh sedimen dilakukan dengan menggunakan magnet tangan (hand magnet), sedangkan pemisahan mineral berat non magnetit dilakukan dengan cairan bromoform (BJ 2,87 g/cm 3 ). Analisis jenis dan kandungan mineral berat nonmagnetit dilakukan secara mikroskopik. Persentase kandungan masing-masing kandungan mineral berat dihitung terhadap berat asal. Penyebaran dan Keterdapatan Mineral Berat di Perairan Kalimantan Barat ; NCD Aryanto 11

3 Gambar 2. Peta lokasi pengambilan contoh sedimen dasar laut (N.C.D. Aryanto dkk., 2009) Berdasarkan hasil analisis kandungan mineral berat terhadap 40 contoh dari 45 contoh sedimen terambil, diperoleh 10 jenis mineral, yaitu: magnetit, hematite, ilmenit, leukosen, limonit, kasiterit, zircon, turmalin, hornblende, dan pirit (Gambar 3). Diskripsi detail untuk masing-masing mineral adalah sebagai berikut: Magnetit (Fe 3 O 4 ), merupakan mineral bijih yang memiliki kadar besi yang tinggi, mempunyai sebaran terluas di daerah penelitian. Disamping itu, secara kuantitatif memiliki persentase kandungan lebih tinggi dibanding mineral lainnya untuk tiap contoh. Persentase tertinggi adalah 3,13875 % (lokasi 19) dan terendah 0,12330 % (lokasi 10). Persentase magnetit diatas 0,5 % dijumpai pada 6 lokasi (Gambar 4) di bagian utara (lokasi-lokasi 3, 4, 6, 7, 8, dan 11), dan 6 lokasi dekat pantai dan tengah daerah penelitian (lokasi-lokasi 18, 19, 20, 29, dan 30). Kasiterit (SnO 2 ), merupakan mineral pembawa timah. Secara lateral, sebaran mineral ini dijumpai cukup luas, hampir merata di daerah penelitian. Mineral ini dijumpai dalam 35 contoh dengan 12 M&E Vol. 9, No. 2, Juni 2011

4 Jumlah Percontoh Magnetit Hematit Ilmenit Leukosen Limonit Kasiterit Jenis Mineral Zirkon Turmalin Hornblende Pirit Gambar 3. Keterdapatan mineral berat dalam jumlah percontoh Persen Bera Kandungan Magnetit Dalam Percontoh Sedimen SBG - 01 SBG - 02 SBG - 03 SBG - 04 SBG - 06 SBG - 07 SBG - 08 SBG - 10 SBG - 11 SBG - 13 SBG - 14 SBG - 15 SBG - 16 SBG - 17 SBG - 18 SBG - 19 SBG - 20 SBG - 21 SBG - 22 SBG - 23 SBG - 24 SBG - 25 SBG - 26 SBG - 27 SBG - 29 SBG - 30 SBG - 31 SBG - 32 SBG - 33 SBG - 34 SBG - 35 SBG - 36 SBG - 37 SBG - 38 SBG - 39 SBG - 40 SBG - 41 SBG - 42 SBG - 43 SBG - 45 Nomor Percontoh Sedimen Gambar 4. Kandungan magnetit dalam percontoh sedimen Penyebaran dan Keterdapatan Mineral Berat di Perairan Kalimantan Barat ; NCD Aryanto 13

5 persentase umumnya kurang dari 0,035 %. Persentase terendah pada lokasi 1 sebesar 0,00076 % dan tertinggi pada lokasi 19 sebesar 0,75341 % (Gambar 5). Hematit (Fe 2 O 3 ) merupakan mineral bijih besi disamping magnetit. Mineral ini umumnya djumpai dalam contoh-contoh sedimen yang agak jauh dari pantai. Dalam 21 contoh sedimen persentase umumnya kurang dari 0,003 %. Persentase lebih dari 0,003 % dijumpai dalam lima contoh yang diambil di bagian timur, yaitu di lepas pantai utara dan barat Tanjung Datu (lokasi-lokasi 04, 06, 14, dan 16). Ilmenit (FeTiO 3 ) merupakan mineral bijih yang mengandung titanium. Mineral ini dijumpai dalam 15 contoh yang tersebar di bagian barat, tengah, dan timur daerah penelitian dengan persentase umumnya kurang dari 0,0025 (Gambar 6). Gambar 5. Kenampakan variasi bentuk & butir mineral kasiterit di Pantai sekitar Tg. Bendera Zirkon (ZrSiO 4 ) termasuk grup silikat berwarna putih/bening, terjadi pada daerah yang berasosiasi dengan batuan intrusi magmatik (granitik), nephelin, syenit dan diorit, dan merupakan sumber dari unsur Zirkonium. Mineral ini dijumpai dalam 24 contoh yang tersebar baik di bagian barat, tengah, dan timur daerah penelitian Ilmenit Leukosen % Berat SBG - 01 SBG - 04 SBG - 06 SBG - 08 SBG - 11 SBG - 16 SBG - 20 SBG - 21 SBG - 22 SBG - 23 SBG - 25 SBG - 29 SBG - 30 SBG - 32 SBG - 36 SBG - 37 SBG - 39 SBG - 42 Nomor Percontoh Sedimen Gambar 6. Kandungan ilmenit dan leukosen dalam percontoh sedimen 14 M&E Vol. 9, No. 2, Juni 2011

6 Persentase umumnya kurang dari 0,004 %. Persentase zirkon lebih dari 0,007 % dijumpai dalam tujuh lokasi (lokasi 19, 29, 30, 01, dan 36; Gambar 7). limonit, kasiterit, zirkon, turmalin, hornblende, dan pirit. Magnetit merupakan mineral yang paling luas dan paling umum dijumpai dengan kadar lebih dari 0,2 %, kemudian diikuti oleh kasiterit walaupun kurang dari 0,035 %. 2) Lebih banyaknya contoh sedimen di bagian timur daerah penelitian yang mengandung mineral berat dibanding lokasi lainnya kemungkinan disebabkan oleh lebih dekatnya mineral-mineral tersebut dengan batuan sumber, yaitu dari granit di sekitar Tanjung Datu dan singkapan-singkapan batuan metamorfik pinggir pantai di daerah tersebut. Gambar 7. Kenampakan ideal mineral zirkon di sekitar Tg. Bendera Leukosen merupakan mineral produk ubahan dari ilmenit (FeTiO 3 ). Mineral ini dijumpai dalam 10 contoh sedimen dengan persentase umumnya kurang dari 0,00125 %. Empat contoh terkonsentrasi di barat daya daerah penelitian, tiga di bagian tengah, dan tiga di lepas pantai sekitar Tanjung Datu (Gambar 6). Limonit merupakan salah satu mineral bijih besi dalam bentuk hidroksida dari unsur besi. Mineral ini dijumpai dalam 20 percontoh yang sebagian besar menempati bagian tengah dan timur daerah penelitian. Persentase mineral ini umumnya kurang dari 0,004 %. 3. KESIMPULAN 1) Hasil analisis mineral berat dalam sedimen permukaan dasar laut di daerah penelitian telah dapat diidentifikasi 10 jenis mineral, DAFTAR PUSTAKA Bateman, A.M., Economic Mineral Deposits (3rd Edition). John Wiley & Sons, Singapore. Aryanto, N.C.D., Mustafa, A., Surachman, M., Kurnio, H., Raharjo, P., Widiatmoko, H.C., Ketut, I.G., Kamiludin, U., Gustiantini, L., Noviadi, Y., Laporan Penelitian Geologi dan Geofisika Kelautan Perairan Tg. Datu Paloh, Sambas, Kalimantan Barat. Puslitbang Geologi Kelautan, Bandung. Betekhtin, A., A Course of Mineralogy. Peace Publisher, Moscow. Ratman, E., Sutrisno, Langford, R.P., de Keyser, F., Geologi Lembar Sambas/ Siluas, Kalimantan. Puslitbang Geologi, Bandung. Thorp, M.B., Thomas, M.F., Martin, T., Whalley, W.B., Late Pleistocene sedimentation and landform development in western Kalimantan (Indonesian Borneo). Geologie en Mijnbouw, 69, Penyebaran dan Keterdapatan Mineral Berat di Perairan Kalimantan Barat ; NCD Aryanto 15