KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA - MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KINERJA OPERASIONAL BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) KELAS EKSEKUTIF TRAYEK MALANG-JAKARTA

KAJIAN KINERJA OPERASIONAL DAN PELAYANAN ANGKUTAN KARYAWAN DI KAWASAN INDUSTRI JABABEKA I CIKARANG

Kata Kunci: Pelayanan, Tarif, Bus Ekonomi, Bus Eksekutif, Malang Surabaya, IPA, BOK, ATP, WTP.

2 Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 98 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

KAJIAN KINERJA PELAYANAN DAN TARIF KERETA API EKSEKUTIF JURUSAN MALANG JAKARTA (Studi Kasus Kereta Api Eksekutif Bima)

KAJIAN TARIF KERETA API PENATARAN JURUSAN BLITAR-SURABAYA

227, No Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angku

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

KAJIAN KINERJA KESELAMATAN BUS ANTAR KOTA DALAM PROVINSI DI JAWA TIMUR

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

Importance Performance Analysis (IPA) Penumpang di Dalam Terminal Makassar Metro

PERSEPSI PENUMPANG KERETA API TERHADAP TINGKAT PELAYANAN STASIUN TUGU YOGYAKARTA

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI TARIF KERETA API KOMUTER LAWANG-MALANG-KEPANJEN

Analisa Kepuasan Penumpang Angkutan Kota terhadap Sistem Pelayanan Angkutan Kota di Kota Sidoarjo ABSTRAK

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perencanaan angkutan pemadu moda mencangkup : Kebumen dan Purworejo kemudian NYIA. dan Magelang kemudian NYIA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Evaluasi Kinerja Stasiun Pasar Turi Surabaya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. angkutan jalan pada pasal 1 angka 3 disebutkan bahwa angkutan adalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang

EVALUASI KINERJA BUS EKONOMI ANGKUTAN KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) TRAYEK PADANG BUKITTINGGI

gerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELAYANAN TERMINAL TIPE C PADA TERMINAL PADANGAN DI KABUPATEN MOJOKERTO

STUDI POTENSI JUMLAH PENUMPANG BUS PEMADU MODA RUTE MALANG BANDAR UDARA JUANDA PP ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angk

ANALISIS KINERJA PELAYANAN DAN TANGGAPAN PENUMPANG TERHADAP PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN JANGKAR DI KABUPATEN SITUBONDO

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM NPM

KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA STASIUN PASAR TURI SURABAYA

KAJIAN KINERJA KERETA API KALIGUNG MAS DALAM MELAYANI PENUMPANG JURUSAN TEGAL SEMARANG

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar.

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA BUS PATAS ANTAR KOTA DALAM PROPINSI PO. RUKUN JAYA ( STUDI KASUS TRAYEK SURABAYA - BLITAR )

ABSTRAK. Atribut Pelayanan, Customer Satisfaction Index, Importance Performance Analysis, Karakteristik Pengguna Jasa, Terminal Makassar Metro.

EVALUASI KINERJA BUS TRANS JOGJA. Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

BAB III METODE PENELITIAN

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) ANGKUTAN PEMADU MODA TRAYEK BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU BANGKINANG

PENILAIAN MASYARAKAT NON PENUMPANG TERHADAP ANGKUTAN PERKOTAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI

Nur Safitri Ruchyat Marioen NIM Program Studi Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KINERJA ANGKUTAN SEKOLAH GRATIS DI KOTA BLITAR

STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA KEPUASAN PENUMPANG ANGKUTAN KOTA TERHADAP SISTEM PELAYANAN ANGKUTAN KOTA YANG TIDAK MENGIKUTI TRAYEK (Studi Kasus: Kota Palu)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tulisan yang mereka buat, antara lain sebagai berikut: dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh (Umar, 2005).

BAB V KESIMPULAN Karakteristik Pengguna Dari Segi Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tingkat aksesibilitas dapat dikategorikan sebagai aksesibilitas tinggi, karena dari hasil pengolahan data diperoleh :

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG BUS TRANS JOGJA JALUR 4A DAN 4B. Oleh : RICHARD DICKY ADITYA NPM :

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian tingkat kepuasan penumpang sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kota lainnya baik yang berada dalam satu wilayah administrasi propinsi

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ)

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2006) hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA MALANG BERDASARKAN BOK PADA JALUR ADL (ARJOSARI-DINOYO-LANDUNGSARI) Tugas Akhir

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DESIGN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC PO. LANGEN MULYO JURUSAN SURAKARTA YOGYAKARTA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA BECAK MOTOR DAN BECAK KAYUH. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : Donny Condro Mukti

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta)

KAJIAN EFEKTIFITAS OPERASIONAL TERMINAL MADYOPURO MALANG

Transkripsi:

KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA - MALANG Aditya Bhaswara, Daniel Julio, Prof. Ir. Harnen Sulistio M.Sc, Ph.D, MT. dan Ir. A. Wicaksono, M. Eng, Ph.D Mahasiswa S1 Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang Email : djoelio35@gmail.com, adotyasimon46@icloud.com ABSTRAK Bus AKDP (Angkutan Kota Dalam Propinsi) yang melayani trayek Surabaya Malang harus terus mengevaluasi kinerja guna menjaga kualitas pelayanan yang ada. Sehingga disini perlu dilakukan evaluasi kinerja pelayanan berdasarkan Peraturan Menteri no. 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian masyarakat tentang tingkat pelayanan dan mengetahui atribut pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan pada Bus AKDP kelas patas dan kelas ekonomi pada trayek Surabaya Malang. Responden dalam penelitian berjumlah 400 responden untuk kuisioner IPA, dengan rincian penumpang bus patas sebanyak 180 responden dan bus ekonomi sebanyak 220 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - September 2017. Berdasarkan evaluasi kinerja dengan menggunakan metode Importance-Performance Analysis (IPA) yang telah dilakukan, didapatkan hasil pelayanan bus AKDP trayek Surabaya- Malang. hal ini terlihat dari analisis bus patas terdapat 29 dari 34 atribut pelayanan yang dinilai sudah baik pelayanannya oleh responden. Dari hasil analisis juga ada 5 atribut pelayanan yang menjadi prioritas utama dan harus ditingkatkan pelayanannya yaitu pengadaan alat pemadam api ringan, buku panduan penumpang (tentang keselamatan), sabuk keselamatan, asuransi kecelakaan dan fasilitas kebersihan. Sedangkan untuk bus ekonomi terdapat 7 dari 34 atribut pelayanan yang menjadi prioritas utama dan harus ditingkatkan pelayanannya yaitu alat pemadam api ringan, buku panduan penumpang (tentang keselamatan), ban depan yang bukan vulkanisir, sabuk keselamatan asuransi kecelakaan, kapasitas angkut maksimum 100%, dan rak bagasi. Kata kunci : IPA, kinerja pelayanan, bus AKDP, trayek Surabaya - Malang Aditya Bhaswara Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakultas Teknik Malang 2018, KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA-MALANG Daniel Julio Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakultas Teknik Malang 2018, KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA-MALANG

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pada1saat21ini,22ada12dua transportasi umum yang sangat diminati masyarakat untuk perjalanan Surabaya - Malang yaitu, bus dan kereta api. Untuk moda transportasi kereta api sendiri memiliki keunggulan dalam tingkat keamanan dan kenyamanan dibandingkan dengan bus, tetapi moda transportasi kereta api kekurangan yaitu jadwal keberangkatan yang terbatas. Hal tersebut dikarenakan kereta memiliki jumlah lokomotif yang terbatas dan kereta jurusan Surabaya - Malang harus berbagi jalur rel dengan kereta jurusan lain. Dan untuk moda transportasi bus memiliki keunggulan jadwal yang lebih banyak. Kami melihat peluang bus lebih besar untuk menjadi pilihan utama moda transportasi masyarakat lebih besar daripada kereta api, dikarenakan bus memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi dalam jadwal keberangkatan. Untuk pelayanan bus AKDP di kota Surabaya, ada sekitarnya delapan PO bus yang melayani perjalanan dari Surabaya - Malang, dari delapan PO bus tersebut memiliki tarif dan fasilitas yang berbeda. Karena alasan tersebut kita lebih memilih untuk mengevaluasi tingkat pelayanan bus. Identifikasi Masalah Dalam rute bus Surabaya-Malang terdapat dua jenis angkutan umum yang melayani rute ini, yaitu patas dan ekonomi. Ada beberapa atribut tingkat pelayanan yang perlu dievaluasi berdasarkan Peraturan Menteri no. 29 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek Yaitu: 1. Keselamatan Contoh: alat pemecah kaca, alat pemadam api ringan, dan pegangan tangan yang jarang ditemukan pada bus. 2. Kenyamanan Contoh: terdapat beberapa kursi yang kurang layak, gorden yang jarang ditemui, dan pendingin ruangan yang kurang maksimal. Untuk meningkatkan pelayanan, perlu dilakukan kajian mengenai kinerja pelayanan angkutan umum pada trayek Surabaya-Malang, agar angkutan ini bisa berfungsi secara efisien dan optimal sesuai dengan kebutuhan yang ada pada kondisi saat ini. Dan penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk peningkatan pelayanan jasa angkutan umum bus khususnya untuk bus AKDP Surabaya - Malang. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas pelayanan secara keseluruhan Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) kelas patas dan kelas ekonomi pada trayek Surabaya - Malang berdasarkan metode Importance Performance Analysis (IPA) sesuai dengan Peraturan Menteri no. 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek? 2. Atribut pelayanan apa saja yang perlu ditingkatkan guna menarik minat masyarakat untuk menggunakan bus Surabaya - Malang? 3. Responden berasal dari penumpang bus AKDP trayek Surabaya-Malang atau yang pernah menggunakan bus. 4. Dalam menentukan atribut kuisoner Importance Performance Analysis (IPA) pengkaji menggunkan Peraturan Menteri no. 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek. 2. METODE PENELITIAN Tahapan Penelitian Dalam sebuah penelitian dibutuhkan suatu rencana penelitian supaya penelitian tersebut dapat terlaksana dengan baik dan terarah. Batasan Masalah Agar kajian tentang kinerja pelayanan ini tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari rumusan masalah yang akan ditinjau, batasan-batasan masalah yang diambil dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Angkutan umum yang ditinjau adalah Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) kelas patas dan ekonomi trayek Surabaya - Malang. 2. Metode analisis pelayanan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA).

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuisioner yang diberikan kepada responden. Untuk data survei pemilihan moda dan asal tujuan, diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner dan wawancara pada sejumlah responden penumpang bus AKDP wilayah Surabaya-Malang. Sedangkan untuk data survei tingkat kepuasaan dan kepentingan pengguna didapat dari hasil kuisioner yang diberikan kepada penumpang, calon penumpang, yang pernah menggunakan bus AKDP wilayah Surabaya - Malang. Dan untuk kuisioner evaluasi kinerja, kita langsung mensurvei ke pihak PO. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari instansi instansi terkait dalam hal ini Perusahaan Otobus masing masing dengan melakukan wawancara kepada pemilik selaku operator. Data data yang diperlukan meliputi: Data jumlah dan jadwal PO bus Surabaya-Malang. Data tabel tentang kelayakan armada bus sesuai peraturan menteri. Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik untuk pengumpulan data karena tidak memungkinkan untuk mensurvei semua populasi karena terkendala waktu dan biaya survei. Teknik sampling diperlukan untuk menjadikan pengumpulan data lebih efisien. Dalam kajian ini penulis menggunakan slovin untuk menghitung jumlah sampel : n = Dimana: N N. d 2 +1 (3-1) n = ukuran sampel N = ukuran populasi D = galat pendugaan Penggunaan rumus slovin pada suatu penelitian didasarkan a. Jumlah populasi yang diketahui atau populasi yang terhingga. b. Digunakan apabila pengambilan sampel menggunakan probability sampling. Ukuran populasi yang digunakan adalah jumlah penumpang tiap angkutan perhari. Digunakan asumsi tingkat keterandalan 95%, sehingga nilai galat pendugaan (d) sebesar 5% (0,05). Pada kajian ini, penulis meninjau bus Surabaya - Malang. Total populasi bus Surabaya - Malang 3640 penumpang per

hari.dengan asumsi Ekonomi 2000 dan Patas 1640, Maka dengan rumus slovin didapatkan jumlah sampel setiap angkutan: Bus Surabaya - Malang n = 400 sampel 3640 3640.0,05 2 +1 = 360,396 Dari rumus Slovin didapat sampel sejumlah 400 orang. Analisis Karakteristik Penumpang Yaitu analisis yang berusaha mengadakan interpretasi data yang terkumpul dengan tidak memakai uji statistik Analisis ini berisi karakteristik penumpang yang terdiri dari usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, asal tujuan, maksud dari perjalanan serta alasan menggunakan bus AKDP patas dan ekonomi Surabaya - Malang. Metode Analisis Importance Performance Analysis (IPA) Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Importance Performance Analysis (IPA). Analisis IPA dalam penelitian ini mempunyai fungsi utama dalam memberikan tampilan informasi berkaitan dengan tingkat kepuasan dan kepentingan pengguna Bus AKDP Surabaya - Malang, serta pelayanan yang menurut pengguna perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan. Pembobotan: 1) Jawaban (a) sangat baik / sangat penting diberi bobot 5 2) Jawaban (b) baik / penting diberi bobot 4 3) Jawaban (c) kurang baik / kurang penting diberi bobot 3 4) Jawaban (d) tidak baik / tidak penting diberi bobot 2 5) Jawaban (e) sangat tidak baik / sangat tidak penting diberi bobot 1 Dari hasil penilaian tingkat kepentingan dan kinerja maka akan dihasilkan perhitungan tingkat kesesuaian dan selanjutnya hasil tersebut dipetakan melalui Diagram Kartesius untuk mengetahui prioritas dari setiap atribut. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Survei Pada penelitian ini lokasi survei bertempat di Terminal Purabaya Kabupaten Sidoarjo. Survei dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, kuisioner dan pengamatan langsung. Survei IPA dilakukan terhadap 400 responden. Jumlah tersebut diambil berdasarkan jumlah populasi pengguna bus Angkutan Kota

Dalam Propinsi (AKDP) trayek Surabaya- Malang selama 1 hari. Survei IPA dilakukan dengan menggunakan wawancara dan kuisioner pada penumpang yang sedang menunggu keberangkatan bus, yang berada di ruang tunggu terminal maupun yang sudah berada di dalam bus, dan juga yang pernah menggunakan bus trayek Surabaya - Malang. Hasil Analisis IPA Penilaian Tingkat Pelayanan Bus Patas Penilaian tingkat kinerja ini berdasarkan apa yang pengguna bus isi di lembar kuisioner. Penilaian ini dinilai berdasarkan 34 pertanyaan yang ada di lembar kuisioner yang diberikan kepada 180 responden. Ada 5 indikator penilaian mengenai tingkat kinerja yang tertinggi adalah 5 yaitu sangat baik dan terendah adalah 1 yaitu tidak baik. Tabel di bawah ini adalah hasil dari penilaian pengguna terhadap kinerja bus patas. Tabel 1 kuisioner ipa patas dan ekonomi No Atribut Layanan 1 Kondisi Fisik Pengemudi 2 Kompetensi Pengemudi 3 Jam Istirahat Pengemudi 4 Lampu Senter 5 Alat Pemecah Kaca (Martil) 6 Alat Pemadam Api Ringan 7 Fasilitas Kesehatan 8 Buku Panduan Penumpang (Tentang Keselamatan) 9 Buku Panduan Doa 10 Pintu Darurat 11 Pintu Keluar Masuk Penumpang Harus Tertutup 12 Ban Depan Yang Bukan Vulkanisir Kemudian dari data di atas dibuat diagram kartesius IPA. Gambar di bawah ini adalah pembagian atribut berdasarkan kuadran yang telah ditentukan. 2,70 2,80 2,90 3,00 3,10 3,20 3,30 3,40 3,50 3,60 3,70 3,80 3,90 4,00 4,10 4,20 4,30 1,92,12,32,52,72,93,13,33,53,73,94,14,3 Gambar 2 Diagram Kartesius Bus Patas

Penjelasan faktor-faktor yang masuk kedalam setiap kuadran dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Keterangan gambar diagram metode IPA bus patas: Kuadran I (Prioritas Utama) 1. Alat pemadam api ringan (nomor 6) 2. Buku panduan penumpang (tentang keselamatan) (nomor 8) 3. Sabuk keselamatan (nomor 18) 4. Asuransi kecelakaan (nomor 21) 5. Fasilitas kebersihan (nomor 28) Kuadran II (Pertahankan Prestasi) 1. Kondisi fisik pengemudi (nomor 1) 2. Kompetensi pengemudi (nomor 2) 3. Alat pemecah kaca (martil) (nomor 5) 4. Fasilitas kesehatan (nomor 7 ) 5. Pintu keluar masuk penumpang harus tertutup (nomor 11) 6. Ban depan yang bukan vulkanisir (nomor 12) 7. Rel gorden di jendela (nomor 13) 8. Fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan (nomor 19) 9. Pengecekan kendaraan secara rutin (nomor 20) 10. Kapasitas angkut 100% (nomor 22) 11. Kenyamanan tempat duduk (nomor 23) 12. Rak bagasi (nomor 26) 13. Bagasi bawah (nomor 27) 14. Gorden (nomor 31) 15. Larangan merokok (nomor 34) Kuadran III (Prioritas Rendah) 1. Jam istirahat pengemudi (nomor 3) 2. Lampu senter (nomor 4) 3. Buku panduan doa (nomor 9) 4. Pintu darurat (nomor 10) 5. Pintu keluar masuk pengemudi (nomor 16) 6. Nomor Tempat Duduk (nomor 24) 7. Sarana visual audio (nomor 30) Kuadran IV (Berlebihan) 1. Alat pembatas kecepatan (nomor 14) 2. Pegangan tangan (nomor 15) 3. Kelistrikan audio visual (nomor 17) 4. Fasilitas Sirkulasi udara (nomor 25) 5. Kaca film (nomor 29) 6. Pengatur suhu ruangan (AC) (nomor 32) 7. Reclining seat (tempat duduk yang bisa diatur) (nomor 33) Penilaian Tingkat Pelayanan Bus Ekonomi 4,3 4,2 4,1 4,0 3,9 3,8 3,7 3,6 3,5 3,4 3,3 3,2 3,1 3,0 2,9 2,8 2,7 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,9 3,1 3,3 3,5 3,7 3,9 4,1 4,3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Gambar 3 Diagram Kartesius Ekonomi Gambar 3 Diagram Kartesius Bus Ekonomi Dari diagram kartesius tersebut dapat dilihat ada beberapa aspek yang berada di kuadran satu. Kuadran satu yaitu tingkat kepentingan tinggi namun kinerja masih belum memuaskan pada kuadran ini merupakan prioritas utama untuk dilakukan peningkatan. Ada beberapa yang berada dikuadran dua. Kuadaran dua yaitu tingkat kepentingan sebanding dengan tingkat kepuasan. Dan ada beberapa pada kuadran tiga. Kuadran tiga yaitu penumpang angkutan kota menganggap tidak terlalu penting namun pelaksanaannya rendah. Tetapi tidak ada aspek yang berada dikuadran 4, itu artinya tidak aspek yang berlebih, yaitu penumpang menganggap aspek tersebut tidak terlalu penting tetapi pelaksanaannya baik. Keterangan gambar diagram metode IPA bus ekonomi: Kuadran I (Prioritas Utama) 1. Alat pemadam api ringan (nomor 6) 2. Buku panduan penumpang (tentang keselamatan) (nomor 8) 3. Ban depan yang bukan vulkanisir (nomor 12) 4. Sabuk keselamatan (nomor 18) 5. Asuransi kecelakaan (nomor 21) 6. Kapasitas angkut maksimum 100% (nomor 22) 7. Rak bagasi (nomor 26) Kuadran II (Pertahankan Prestasi) 1. Kondisi fisik pengemudi (nomor 1) 2. Kompetensi pengemudi (nomor 2) 3. Alat Pemecah Kaca (Martil) (nomor 5) 4. Pintu keluar masuk penumpang harus tertutup (nomor 11) 5. Rel gorden di jendela (nomor 13) 6. Kelistrikan audio (nomor 17) 7. Fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan (nomor 19) 8. Pengecekan kendaraan secara rutin (nomor 20) 9. Kenyamanan tempat duduk (nomor 23) 10. Bagasi bawah (nomor 27) 11. Fasilitas kebersihan (nomor 28) 12. Gorden (nomor 31) 13. Larangan merokok (nomor 34) Kuadran III (Prioritas Rendah) 1. Jam istirahat pengemudi (nomor 3) 2. Lampu senter (nomor 4) 3. Fasilitas kesehatan (nomor 7) 4. Buku panduan doa (nomor 9) 5. Pintu darurat (nomor 10) 6. Alat pembatas kecepatan (nomor 14)

7. Nomor tempat duduk (nomor 24) 8. Sarana visual audio (nomor 30) 9. Reclining seat (tempat duduk yang bisa diatur) (nomor 33) Kuadran IV (Berlebihan) 1. Pegangan tangan (nomor 15) 2. Pintu keluar masuk pengemudi (nomor 16) 3. Fasilitas Sirkulasi udara (nomor 25) 4. Kaca film (nomor 29) 5. Pengatur suhu ruangan (AC) (nomor 32) 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil kajian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan evaluasi kinerja yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa responden puas terhadap sebagian besar pelayanan bus AKDP trayek Surabaya - Malang. Untuk bus patas, dari hasil penempatan kuadran yang diperoleh terdapat 29 dari 34 atribut pelayanan yang masuk kategori selain kuadran I hal ini berarti pelayanannya sudah dinilai cukup baik oleh masyarakat. Sementara itu hanya terdapat 5 atribut pelayanan yang masuk kategori kuadran I dimana hal ini merupakan prioritas utama yang perlu ditingkatkan pelayanannya. Kemudian untuk bus ekonomi hasil penempatan kuadran yang diperoleh terdapat 27 dari 34 atribut pelayanan yang masuk kategori selain kuadran I hal ini berarti pelayanannya sudah dinilai cukup baik oleh masyarakat. Sementara itu hanya terdapat 7 atribut pelayanan yang masuk kategori kuadran I dimana hal ini merupakan prioritas utama yang perlu ditingkatkan pelayanannya. 2. Atribut pelayanan yang perlu ditingkatkan pelayanannya berarti suatu atribut pelayanan tersebut dinilai penting kebutuhannya oleh masyarkat namun kinerjanya dinilai belum maksimal. Untuk bus patas, terdapat 5 atribut pelayanan bus patas yang perlu ditingkatkan. Diantaranya yaitu, buku panduan penumpang (tentang keselamatan), sabuk keselamatan, asuransi kecelakaan, fasilitas kebersihan, dan alat pemadam api ringan. Sedangkan untuk bus ekonomi terdapat 7 atribut pelayanan yang perlu ditingkatkan. Diantaranya yaitu, Alat

pemadam api ringan, buku panduan penumpang (tentang keselamatan), sabuk keselamatan, ban depan yang bukan vulkanisir, asuransi kecelakaan, kapasitas angkut maksimum 100% (jumlah penumpang sesuai kapasitas angkut), dan rak bagasi. Saran 1. Untuk pengkaji selanjutnya dalam pembagian kuisioner pelayanan sebaiknya lebih selektif saat pemilihan responden supaya data yang diperoleh lebih merata, sehingga bisa mengetahui berapa besar potensi penumpang yang terjadi. 2. Sebaiknya untuk penelitian sejenis, terutama kualitatif, mendampingi responden untuk pengisian kuisioner agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memberikan jawaban. 3. Untuk pengkaji selanjutnya hendaknya menggunakan Peraturan Pemerintah yang paling baru, agar memiliki perbedaan dengan kajian kajian sebelumnya. 4. Untuk instansi terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan Jawa Timur hendaknya harus lebih sering mengontrol armada bus agar penumpang tidak beralih menggunakan moda transportasi umum lainnya seperti kereta api yang saat ini sudah mulai menarik minat masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Abbas, Salim. 1993. Manajemen Transportasi, Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Departemen Perhubungan. 2015. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 29 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan. Jakarta. Septian, Dody T. dan David C. 2016. Kajian Kinerja Terminal Talangagung Di Kepanjen Kabupaten Malang. Malang. Hadihardjaja, J. 1997. Sistem Transportasi. Jakarta : Universitas Gunadarma. Martilla dan James. 1997. Importance and Performance Analysis. Journal Of Marketing 41. Mukhsalmina. 2012. Analisis tingkat pelayanan bus dengan metode importance performance analysis. Nasution, H.M.N. 1996. Manajemen Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia. Papacostas. 1987. Fundamentals of Transportation Engineering. Prantice Hall. USA

Departemen Perhubungan. 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Kirana, Rimas K. dan Venishea Dea Odavita. 2016. Kajian Kinerja Stasiun Kereta Api Studi Kasus Stasiun Kediri Dan Stasiun Mojokerto. Malang. Warni, Intan S. dan Syela A.F. 2015. Kinerja Operasional Bus Antar Kota dalam Provinsi (AKDP) Kelas Ekonomi AC dan kelas Eksekutif Trayek Malang Surabaya. Malang. Supranto. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Tamin, O.Z. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB. Tamin, O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung : ITB. Thompson. 2008. Crafting & Executing Strategy: The Quest for Competitive advantage, sixteenth edition. McGraw-Hill International Edition. Tjiptono. 2005. Strategi Pemasaran. Yogyakarta. Warpani. 1990. Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung : ITB. Warpani. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung : ITB