2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rohayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

ARDITHA YUSPENTIA, 2015 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN MENU A LA CARTE DI SAUNG BEUREUM KARAWANG MELALUI PENERAPAN MENU ENGINEERING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Kota Bandung berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisiskan sebagai sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pusat pembangunan sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi nasional telah berkembang begitu pesat terutama pada industri restoran. Data di atas menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu penghasil devisa negara. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam. menghasilkan devisa negara yang harus dikembangkan dan dipertahankan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia dan melebihi perkembangan pariwisata dunia

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengusung konsep makanan cepat saji (fast food) dan restoran spesialis. Restoran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Pemerintah daerah hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat boleh berbangga dengan Kota Bandungnya dimana baru-baru ini

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1

2014 STUDI PENGEMBANGAN DIVERSIFIKASI PRODUK CRISPY BABY FISH DALAM UPAYA MEMPENGARUHI PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

2015 ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI RAMEN AA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. minyak dan gas bumi. Didukung dengan kekayaan alam dan kebudayaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tempat tujuan wisata yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi dan semakin tingginya tingkat kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyak didirikannya tempat-tempat wisata. Menurut UU Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. wisata. Pariwisata merupakan bagian dari wisata yaitu segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia merupakan negara yang mempunyai pariwisata yang semakin tumbuh dan berkembang pesat, karena di nilai dari aspek ekonomi yang berkaitan erat dengan pariwisata semakin berkembang di lihat dari banyaknya bermunculan usaha di bidang kuliner seperti : restoran, kedai, rumah makan dll. Seperti kita ketahui industri makanan dan minuman merupakan industri yang kontemporer yang berubah-ubah mengikuti perkembangan jaman dan selera konsumen. Berdasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Indonesia mengalami pertumbuhan tinggi seperti terlihat pada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara yang sudah mencapai 9,5 juta periode Januari hingga desember 2014 meningkat di bandingkan periode yang sama pada tahun 2013. Perkembangan ini semakin menunjukan potensi sektor pariwisata sebagai sektor strategis dalam perekonomian nasional ke depan. Berikut data dari badan pusat statistik (Bps) jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke indonesia. Maka wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya, seperti menurut Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menfarekraf) Mari Eka Pangestu faktor yang mempengaruhi kenaikan pariwisata Indonesia di sebabkan bidang dan kenyamanan bagi wisatawan, selain faktor tersebut yaitu harga kompetitif dengan negara lain yang di miliki pariwisata Indonesia, namun memiliki value of money yang tinggi. Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:hlm46-47) menjelaskan pariwisata yaitu sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang di lakukan orang untuk sementara waktu, yang di selenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang di kunjungi, tetapi semata-

2 mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan beraneka ragam. Industri pariwisata menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat yang di pengaruhi oleh industri pariwisata kecil dan menengah yang berpotensi dalam melahirkan pariwisata di suatu tempat, karena mayoritas pelaku bisnis di Indonesia adalah berskala usaha kecil. Sebagaimana di laporkan oleh Biro Pusat Statistik, jumlah pelaku bisnis usaha kecil di Indonesia sebanyak 14,1 juta usaha (96,1%) yang terus meningkat setiap tahunnya dan usaha kecil di Indonesia telah banyak memberikan kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto dari Indonesia. Maka perkembangan ekonomi di Indonesia bergantung kepada perkembangan bisnis yang di jalankan oleh usaha kecil. Berdasarkan data dari badan pusat statistik ada sebelas provinsi yang paling sering di kunjungi oleh para wisatawan, salah satunya yaitu provinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu tempat favorit wisatawan saat berkunjung ke Indonesia. Jawa barat memiliki Kota Bandung yang terkenal dengan kota kuliner dan merupakan salah satu kota yang berpengaruh dalam memberikan kontribusinya di industri pariwisata di Indonesia. Berikut data kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang datang ke Kota Bandung. Berdasarkan Data Biro Pusat Statistik (BPS) kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Para wisatawan yang datang ke Kota Bandung selain ingin menikmati keindahan pariwisata Kota Bandung juga ingin menikmati kuliner yang terdapat di Kota tersebut. Para wisatawan yang berkunjung tidak akan kesulitan mencari wisata kuliner di Kota Bandung karena di setiap sudut kota Bandung terdapat banyak sekali tempat kuliner misalnya Restoran, Cafe, Kedai, dan Warung-warung yang menjajakan berbagai macam jenis kuliner yang banyak di dominasi oleh jenis restoran Ethnic Food. Menurut Marsum WA (2005:hlm7-8) menjelaskan tentang restoran yaitu Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang di organisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum.

3 Tabel 1.1 Jumlah dan daftar nama Rumah Makan di Bandung NO Klasifikasi Jumlah 1. Rumah Makan A 50 2. Rumah Makan B 150 3. Rumah Makan C 165 Jumlah 365 Sumber : Dinas Kebudayaan Kota Bandung : 2014 Berdasarkan tabel di atas klasifikasi Rumah Makan di bagi menjadi tiga, yaitu Rumah Makan A, Rumah Makan B, dan Rumah Makan C dengan total semua berjumlah 365. Rumah makan yang paling banyak adalah Rumah Makan C. Klasifikasi Rumah Makan A, B dan C di tentukan dari banyaknya jumlah karyawan, jumlah kursi dan meja yang tersedia. Pariwisata yang di miliki Kota Bandung sangat berpotensi, karena banyaknya wisata kuliner dan minat wisatawan domestik dan mancanegara yang datang sehingga Kota Bandung menjadi tempat favorit untuk di kunjungi. Melihat besarnya potensi dan melihat fenomena dalam dunia kuliner yang tidak pernah berhenti mengikuti jaman, para pembuka bisnis ramai membuka tempat wisata khususnya dalam bidang usaha makan atau Restoran. Banyak sekali kawasan wisata kuliner di Bandung yang terkenal dan banyak di kunjungi yaitu di Jalan Pasir,Kaliki, jalan Setiabudhi, Dago dengan menjual dan menyediakan berbagai jenis menu makanan khas Bandung sampai Internasional. Banyaknya wisata kuliner di Kota Bandung tidak sedikit para pelaku usaha kuliner yang masih mempertahankan kekhasan Bandung dengan menjual menu makanan khas Bandung. Salah satunya sebagai bisnis Rumah Makan Ethnic Food yaitu makanan khas sunda yang marak di daerah Punclut yang saat ini semakin banyak bermunculan. Rumah Makan Saung Katineung Rasa merupakan Rumah Makan yang termasuk ke dalam Ethnic Food, karena menghidangkan dan menyajikan berbagai makanan khas sunda. Saung Katineung Rasa ini termasuk ke dalam klasifikasi Rumah Makan C. Pada awalnya pemilik hanya membuka Rumah Makan ini hanya pada saat hari libur, tetapi seiring berjalannya waktu dan minat pelanggan yang datang, Rumah Makan ini mengalami peningkatan, maka bisnis yang di kelola oleh Ibu Ikah ini di perbaiki dan sekarang Rumah Makan ini di buka setiap

4 hari. Dengan terus meningkatnya Industri Pariwisata di Indonesia, bagi para pelaku usaha di bidang kuliner seperti Rumah Makan Saung Katineung Rasa hal ini menjadi tantangan dan ancaman dalam memenangkan persaingan. Adapun data mengenai kunjungan dan penjualan menu paket di Rumah Makan Katineung Rasa yaitu sebagai berikut : Tabel 1.2 Kunjungan Konsumen dan Volume Penjualan di Rumah Makan Katineung Rasa Tahun Menu Menu Menu Menu Omset Total Kunjungan A B C D Penjualan 2012 6.336 1.536 2.112 480 10.464 - Rp.261.600.000 2013 8.640 2.304 1.728 576 13.248 13.982 Rp.349.550.000 2014 7.200 2.688 1.920 672 12.480 12.502 Rp.312.000.000 Sumber : Penelitian di Rumah Makan Katineung Rasa : 2015 Keterangan Tabel : Menu A : Paket Ayam Goreng dan Ayam Bakar Menu B : Paket Pepes Ayam Menu C : Paket Pepes Ikan Mas Menu D : Paket Ikan Gurame Goreng dan Bakar Berdasarkan tabel di atas penjualan menu paket dengan harga Rp.25.000 yang paling di gemari oleh konsumen adalah paket ayam goreng dan ayam bakar. Terlihat pada tahun 2013 total penjualan mengalami kenaikan sebesar 13.248 dan data kunjungan konsumen sebesar 13.982. Maka kesimpulannya adalah setiap satu konsumen dapat membeli beberapa menu makanan dan tidak semua konsumen yang datang membeli menu makanan di Rumah Makan Katineung Rasa. Muncul permasalahan pada Rumah Makan ini adalah pada tabel penjualan beberapa menu mengalami penurunan dan pada menu lainnya mengalami peningkatan atau stabil, akan tetapi restoran ini tidak dapat mencapai target penjualan yang di tentukan oleh perusahaan. Terlihat pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 13.248 dengan omset penjualan sebesar Rp.349.550.000 dan pada tahun 2014 kembali mengalami penurunan sebesar 12.480 dengan omset

5 penjualan yang menurun yaitu sebesar Rp.312.000.000. Dengan demikian volume penjualan pada Restoran Saung Katineung Rasa Punclut mengalami peningkatan dan penurunan volume penjualan selama 3 tahun terakhir ini. Oleh karena itu Rumah Makan ini perlu melakukan pengembangan strategi usaha agar dapat mencapai target penjualan yang di inginkan. Begitu pula dengan keinginan Rumah Makan Saung Katineung Rasa yaitu ingin mengembangkan Rumah Makan ini lebih besar lagi, agar dapat mengembangkan usahanya maka di perlukan suatu strategi pengembangan usaha yang cocok agar mampu bersaing dengan para pembuka usaha khususnya Restoran khas Sunda yang marak di kawasan Punclut. Maka untuk menganalisis dan merumuskan strategi akan menggunakan analisis SWOT dengan melihat kondisi lingkungan internal dan eksternal pada Rumah Makan Saung Katineung Rasa. Penelitian ini penting di lakukan agar Rumah Makan Saung Katineung Rasa dapat mencapai target penjualan juga agar dapat mengetahui strategi yang cocok untuk mengembangkan usahanya sehingga mampu bersaing dengan pesaing lainnya. Maka penulis akan mengangkat judul penelitian yaitu STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA.

6 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Permasalahan yang muncul di Rumah Makan Saung Katineung Rasa yaitu volume penjualan yang mengalami penurunan dan juga keinginan Saung Katineung Rasa untuk mengembangkan usaha bisnisnya. Pada suatu bisnis apabila belum dapat mencapai target penjualan maka akan berpengaruh pada perkembangan usahanya. Oleh karena itu pada penelitian ini akan di teliti strategi yang cocok untuk Rumah Makan Saung Katineung Rasa dalam mengembangkan usahanya. 1.2.2 Rumusan Masalah Adapun beberapa permasalahan yang akan di bahas pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana keadaan faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Rumah Makan Saung Katineung? 2. Bagaimana keadaan faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi Rumah Makan Saung Katineung? 3. Bagaimana strategi pengembangan usaha di Rumah Makan Saung Katineung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis faktor internal yang dilihat dari kekuatan dan kelemahan Rumah Makan Saung Katineung. 2. Untuk menganalisis faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman di Rumah Makan Saung Katineung. 3. Untuk menganalisis strategi pengembangan dalam meningkatkan volume penjualan di Rumah Makan Saung Katineung.

7 1.4 kegunaan penelitian Adapun kegunaan penelitian ini di lakukan dengan harapan dapat memberikan maanfaat kepada beberapa pihak : a. Manfaat teoritis Penelitian ini di harapkan memberi manfaat dalam ilmu mengenai Manajemen Strategi khususnya dalam strategi pengembangan usaha dalam industri kuliner. dan dalam upaya mencapai target penjualan pada Saung Katineung Rasa. b. Manfaat praktis 1. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan kepada Rumah Makan Katineung Rasa dalam upaya menentukan strategi yang cocok dalam upaya mencapai target penjualan pada Saung Katineung Rasa. 2. Sebagai kajian lanjutbagi yang berminat dalam penelitian ini atau halhal yang belum di ungkapkan dalam penelitian ini. c. Manfaat bagi Penulis Penelitian ini menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengembangan usaha dalam industri kuliner dan upaya dalam mengembangkan pengetahuan dan teori-teori yang di dapat selama dalam perkuliahan dan sesuai dengan keadaan lapangan.