BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2013 di

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

tak dengan oksigen dalam udara. Semakin tinggi kecepatan dan lama sentrifugasi terhadap minyak kelapa murni maka akan lebih mudah teroksidasi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

METODE. Materi. Rancangan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Oktober Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Transkripsi:

25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2013 di Laboratorium FMIPA UMRI dan Laboratorium FAPERTAPET UIN SUSKA RIAU. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan gelas seperti: beaker gelas 500 ml,;250 ml; 100 ml dan 50 Ml, erlenmeyer 250 ml; gelas ukur 100 ml dan 10 ml, labu ukur 100 ml dan 10 ml, pipet mikro, pipet volume, alat destilasi, termometer, corong pisah, desikator, pipet tetes, corong, hot plate stirrer, magnetic stirrer, neraca analitik, spatula, kertas saring, alat rotary evaporatory, oven, botol gelap, blender, portal dan alu, serta beberapa alat dapur (memasak). 2. Bahan Bahan utama dalam penelitian ini adalah ekstrak kulit jengkol (Pithecellobium jiringa), antioksidan BHT, dan minyak kelapa. Reagen yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan pati, KI (p.a); Na 2 S 2 O 3 0,1 N (p.a); CH 3 Cl (p.a), akuades,etanol netral; HCl 6 N (p.a) ;CH 3 COOH (p.a) ;K 2 Cr 2 O 7 0,1N (p.a) dan Na 2 CO 3 (p.a).

26 C. Prosedur Penelitian 1. Prosedur Pembuatan Larutan a. Larutan pati 1% Menimbang pati sebanyak 0,5 gram lalu melarutkannya dalam akuades dingin hingga berbentuk pasta. Kemudian pasta tersebut ditambahkan ke dalamnya akuades yang sedang mendidih kuat hingga tanda tera 50 ml pada gelas lalu diaduk dengan cepat-cepat dan dinginkan. Pembuatan larutan pati dilakukan setiap kali melakukan titrasi. b. Larutan HCl 2 N Diambil 1,66 ml HCl pekat, lalu dimasukan kedalam labu 10 ml. Ditambahkan aquades sampai tanda tera, dan dikocok. c. Larutan KI 10 % Menimbang sebanyak 10 gram KI dan melarutkannya dalam labu 100 ml dengan akuades sampai tanda batas. 1 Larutan tersebut dikocok dan disimpan dalam botol gelap. d. Larutan KI 0,1 N Menimbang 1,66 gram KI, kemudian dimasukkan kedalam labu 100 ml, ditambahkan aquades yang sudah dididihkan (dingin) sampai tanda tera. Larutan digoyang-goyang labunya. Larutan disimpan dalam botol gelap. 1 Sintong Parsaoran Sihombing, Op.Cit. hlm.23

27 e. Larutan KI jenuh Diambil 15 gram KI, lalu dimasukan dalam botol gelap. Ditambahkan 10 ml aquades kemudian dikocok sampai jennuh tidak larut semua. f. Larutan asam asetat : kloroform (3:2) Diambil 600 ml asam asetat glacial dicampur dengan 400 ml kloroform lalu dikocok. Larutan disimpan didalam lemari asam. g. Larutan K 2 Cr 2 O 7 0,01N Menimbang sebanyak 0,5 gram kristal orange K 2 Cr 2 O 7 dan melarutkannya dalam beaker gelas dengan akuades 1000 ml dan diaduk hingga homogen menggunakan magnetic stirrer. 2 h. Larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N Menimbang sebanyak 0,26 gram Na 2 S 2 O 3.5H2O dan 0,02 gram Na 2 CO 3 kemudian dilarutkan dalam akuades yang telah didihkan dan sudah didinginkan terlebih dahulu. Setelah tercampur sempurna, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan akuades mendidih yang telah dingin hingga tepat tanda tera, diaduk dan disimpan dalam botol gelap. Larutan ini harus dibiarkan selama dua hari sebelum digunakan. 3 2. Prosedur Pembuatan ektrak kulit jengkol Sampel kulit jengkol sebanyak 1 kg dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 50 0 C selama 4 hari. Lakukan penimbangan dengan timbangan teknis hingga berat konstan. Kemudian sampel kering diblender sampai halus, lalu diayak setelah itu diambil sebanyak Loc. Cit. 2 L.Pasaribu, Op.Cit, hlm. 78 3 Badan Standarisasi Nasional, 2005, dikutip dalam skripsi Sintong Parsaoran Sihombing,

28 100 gram. Serbuk kulit jengkol sebanyak 100 gram tersebut dilarutkan dengan 0,4 L etanol yang sudah di destilasi selama 4 x 24 jam. 4 Larutan tersebut disaring dengan kertas saring dan diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak pekat. 5 3. Uji Flavanoid ekstrak kental kulit jengkol Diambil ekstrak kental kulit jengkol 20 mg lalu dimasukkan dalam Erlenmeyer dan tutup. Masukkan serbuk Mg dan tambahkan 2 ml HCl 2 N. Terjadi perubahan warna merah sebagai tanda adanya flavanoid. 4. Prosedur pembuatan Minyak Kelapa tradisional (cara basah) Pertama sekali diambil 25 buah kelapa tua lalu disiapkan. Pilihlah kelapa yang masih dalam keadaan baik / tidak busuk. Parutlah daging kelapa untuk mendapatkan ampas daging kelapa. Kemudian ditambahkan air hangat secukupnya pada ampas daging kelapa tadi, diremas-remas dan diperas. Hasil perasan disaring dengan penyaring santan biasa, sehingga didapatkan santan dan ampas kering.santan didiamkan kurang lebih 1 malam hingga terlihat batas sari santan dan air. Sari santan tersebut dimasak atau dipanasi 4-5 jam hingga minyak tampak dipermukaan blondo. Diamkan sejenak lalu pisahkan minyak dan blondo tersebut. Minyak disaring dengan menggunakan kertas saring. Lakukan penyaringan maksimal 2 kali. Simpan minyak di botol gelap. 6 4 Yayang Maliana, dkk, Aktifitas Antibakteri Kulit Garcinia mangostana Linn.Terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan Enterobacter dari Captotermes Curvignathus Holmgren, Biologi FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2013, vol: 2-1 5 Sintong Parsaoran Sihombing, Loc Cit. 6 M.Qazuini, Proses Pembentukan Bau pada Minyak Kelapa Lombok, Liberty, Yogyakarta, 1993, hlm. 17

29 5. Penentuan kadar air dalam minyak kelapa Wadah tahan panas (gelas beker ) dioven pada suhu 105 0 C 110 0 C selama 30 menit kemudian ditempatkan pada desikator. Setetah dingin wadah ditimbang sehingga diperoleh berat wadah kosong. Ke dalam wadah ditambahkan dengan 5 gram minyak kelapa kemudian dioven pada suhu 105 110 0 C selama 30 menit. Wadah yang berisi minyak kelapa tadi, di dinginkan dalam desikator kemudian ditimbang sampai berat konstan. Pekerjaan ini diulang sebanyak tiga kali. 7 Perhitungan : Kadar air (%) = x 100% 6. Larutan Induk ( ekstrak kulit jengkol 1000 ppm dalam minyak kelapa) Ditimbang dengan tepat 100 mg ekstrak kulit jengkol, dicatat hasil penimbangan. Kemudian ekstrak kulit jengkol tersebut dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan dilarutkan dengan minyak kelapa sampai tanda tera. Larutan ini dipindahkan dan disimpan kedalam botol gelap. 7. Larutan Ekstrak kulit jengkol 0, 75, 150, 225, dan 300 ppm dalam minyak kelapa Dipipet 0; 0,75 ; 1,5 ; 2,25 ; dan 3 ml larutan induk ekstrak kulit jengkol kedalam labu ukur 10 ml. Tiap-tiap larutan tersebut kemudian diencerkan menggunakan minyak kelapa sampai tanda tera. Tiap-tiap larutan tersebut 7 Dwi Adhi Suastuti, Kadar Air dan Bilangan Asam dari Minyak Kelapa yang Dibuat dengan cara Tradisional dan Fermentasi, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bali, 2009, Vol: 3. No.7

30 mengandung 0, 75, 150, 225, dan 300 ppm ekstrak kulit jengkol. Kemudian larutan tadi dipindahkan kedalam botol gelap dan ditutup rapat Simpan pada suhu kamar. 8. Larutan Induk BHT 1000 ppm dalam minyak kelapa Ditimbang dengan tepat 100 mg BHT, dicatat hasil penimbangan. Kemudian BHT tersebut dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dilarutkan dengan minyak kelapa sampai tanda tera. Larutan ini dipindahkan dan disimpan kedalam botol gelap. 9. Larutan BHT 0, 75, 150, 225, dan 300 ppm dalam minyak Kelapa Dipipet 0; 0,75 ; 1,5 ; 2,25 ; dan 3 ml larutan induk BHT kedalam labu ukur 10 ml. Tiap-tiap larutan tersebut kemudian diencerkan menggunakan minyak kelapa sampai tanda tera. Tiap-tiap larutan tersebut mengandung 0, 75, 150, 225, dan 300 ppm BHT. Kemudian larutan tadi dipindahkan kedalam botol gelap dan ditutup rapat Simpan pada suhu kamar. 8 10. Standarisasi Normalitas larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N. Pipet 10 ml larutan K 2 Cr 2 O 7 0,01 N, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml,, tambahkan 3 ml HCl pekat, kemudian tambahkan 10 ml KI 0,1 N. Lakukan prosedur diatas untuk larutan blanko, yaitu dengan memipet air suling 10 ml.setelah tercampur, larutan dalam labu erlenmeyer dibiarkan selama 10 menit dalam ruang tertutup (gelap ). Kemudian titar dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N tersebut. Ketika larutan berubah warna dari coklat menjadi kuning terang. tambahkan beberapa tetes larutan pati segar lalu 8 S.Pasaribu, dkk, Pengaruh penambahan ekstrak heksan biji kepayang (pangium edulle R) terhadapbilangan peroksida minyak kelapa(cocos nucera L)yang diolah secara tradisional, FMIPA Universitas Mulawarman, jurnal, 2011

31 titar kembali. Titik akhir titrasi untuk larutan contoh adalah jika warna berubah menjadi hijau terang, sedangkan larutan blanko menjadi tidak berwarna. Catat ml larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N yang terpakai hingga titik akhir titrasi. Lakukan tiga kali pengulangan.lalu gunakan rumus berikut untuk menentukan normalitas sebenarnya larutan Natrium Tiosulfat tersebut. 9 Normalitas Na 2 S 2 O 3 = Keterangan: 10 adalah ml K 2 Cr 2 O 7 A : volume titran Na 2 S 2 O 3 untuk larutan K 2 Cr 2 O 7 (ml) B : volume titran untuk larutan blanko (ml) (Badan Standarisasi Nasional, 2005) 11. Prosedur Penentuan Bilangan Peroksida pada Campuran Larutan Ekstrak Kulit Jengkol dalam Minyak Kelapa Sebanyak 1 gram sampel 0, 75, 150, 225, dan 300 ppm pada 0 hari ditimbang masing-masingnya lalu dimasukkan ke dalam lima erlenmeyer 250 ml bertutup. Selanjutnya ditambahkan campuran asam asetat-kloroform (3:2) sebanyak 6 ml, kemudian dikocok dengan sempurna. Menambahkan 0,2 ml larutan KI jenuh menggunakan pipet mikro, lalu erlenmeyer ditutup dan dikocok perlahan-lahan selama 1 menit. Selanjutnya ditambahkan 6 ml akuades dan digoyang-goyang, diamkan kira-kira selama 30 menit. Campuran 9 Badan Standarisasi Nasional, Op. Cit, hlm.65

32 kemudian dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,01 N hingga warna kuning hilang, lalu ditambahkan larutan pati 1% sebanyak 0,2 ml. Dititrasi kembali sampai warna biru hilang dan dicatat volume terpakai. Dengan cara yang sama dibuat juga penentuan blanko. Lakukan hal yang sama (titrasi) pada minggu ke-1, ke-2, ke- 3, dan ke-4. 12. Prosedur Penentuan Bilangan Peroksida Campuran Antioksidan Sintetis BHT dalam Minyak Kelapa Sebanyak 1 gram sampel 0, 75, 150, 225, dan 300 ppm pada 0 hari ditimbang masing-masingnya lalu dimasukkan ke dalam lima erlenmeyer 250 ml bertutup. Selanjutnya ditambahkan campuran asam asetat-kloroform (3:2) sebanyak 6 ml, kemudian dikocok dengan sempurna. Menambahkan 1 ml larutan KI jenuh, lalu erlenmeyer ditutup dan dikocok perlahan-lahan selama 1 menit. Selanjutnya ditambahkan 6 ml akuades dan digoyang-goyang. Campuran kemudian dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,1 N hingga warna kuning hilang, lalu ditambahkan larutan pati 1% sebanyak 0,2 ml. Dititrasi kembali sampai warna biru hilang dan dicatat volume terpakai.titrasi diulangi sampai tiga kali perulangan untuk setiap perlakuan. Lakukan hal yang sama (titrasi) pada minggu ke-1, ke-2, ke-3, dan ke-4. Bilangan Peroksida = Dimana: a= Jumlah ml Larutan Na 2 S 2 O 3 yang terpakai pada sampel

33 b= Jumlah ml Larutan Na 2 S 2 O 3 yang terpakai pada blanko N= Normalitas LarutanNa 2 S 2 O 3 G= Berat contoh minyak dalam gram 8 = 1 2 dari berat atom oksigen D. Teknik Pengumpulan Data Buah kelapa yang digunakan dalam penelitian yang akan dilaksanakan berasal dari Kampung Tiku Pariaman, Sumatera Barat dan Kulit jengkol diperoleh dari Pasar Pagi Panam Pekanbaru, Riau. Dalam penelitian ini akan digunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF), dengan dua faktor perlakuan yaitu faktor lama penyimpanan campuran ekstrak kulit jengkol dengan minyak goreng dan faktor konsentrasi ekstrak kulit jengkol. Faktor lama penyimpanan campuran ekstrak kulit jengkol dengan minyak goreng ada lima taraf perlakuan yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4 minggu. Sedangkan faktor konsentrasi ekstrak kulit jengkol yang dicampur dengan minyak ada lima taraf perlakuan yaitu, 0 ppm ekstrak kulit jengkol; 75 ppm ektrak kulit jengkol; 150 ppm ekstrak kulit jengkol; 225 ppm ekstrak kulit jengkol dan 300 ppm ekstrak kulit jengkol (kontrol BHT 0, 75, 150, 225, dan 300 ppm). Untuk masing-masing perlakuan akan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh ditabulasi dengan model tabel pengamatan dibawah ini:

34 Lama Penyimpanan,B (Minggu) Konsentrasi ekstrak kulit jengkol / BHT dalam minyak kelapa A (ppm) 0 (A 1 ) 75 (A 2 ) 150 (A 3 ) 225 (A 4 ) 300 (A 5 ) 0 (B 1 ) 1 (B 2 ) 2 (B 3 ) 3 (B 4 ) 4 (B 5 ) Keterangan : A 1 : Konsentrasi 0 ppm ekstrak kulit jengkol/ BHT dalam minyak kelapa A 2 : Konsentrasi 75 ppm ekstrak kulit jengkol/bht dalam minyak kelapa A 3 : Konsentrasi 150 ppm ekstrak kulit jengkol/ BHT dalam minyak kelapa A 4 : Konsentrasi 225 ppm ekstrak kulit jengkol/ BHT dalam minyak kelapa A 5 : Konsentrasi 300 ppm ekstrak kulit jengkol/ BHT dalam minyak Kelapa B 1 B 2 B 3 : Lama penyimpanan 0 minggu : Lama penyimpanan 1 minggu : Lama penyimpanan 2 minggu

35 B 4 B 5 : Lama penyimpanan 3 minggu : Lama penyimpanan 4 minggu Metode statistic yang digunakan adalah: Keterangan : Y ijk = μ + α i + K + β j + (αβ) ij + ε ijk Y ijk = Perubahan bilangan peroksida padaulangan ke-k yang memperoleh kombinasi ij ( taraf ke-i dari factor lama penyimpanan dan taraf ke j konsentrasi ekstrakkulit jengkol K μ α i β j = Kelompok = Nilai tengah populasi = Pengaruh lama penyimpanan = Pengaruh konsentrasi (αβ) ij = Pengaruh interaksi faktor konsentrasi ekstrak kulit jengkol taraf ke-i dan faktor lama penyimpanan taraf ke-j ε ijk = Pengaruh galat percobaan pada ulangan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij E. Analisis Data Pada penelitian ini, untuk melihat pengaruh perlakuan (adanya kemampuan antioksidan), dilakukan analisis ragam (ANOVA) dua arah pada taraf 1% dan 5%. Proses analisis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

36 1. Dari tabel diketahui : r = 3 (banyak ulangan) a = 5 (banyak variasi konsentrasi) b = 5 (banyak variasi lama penyimpanan) 2. Faktor Koreksi (FK) FK = 3. Jumlah Kuadrat Total (JKT) JKT = ijk FK 4. Jumlah Kuadrat Kelompok JKK = FK 5. Jumlah Kuadrat Perlakuan JKP = - FK 6. Jumlah Kuadrat Galat JKG = JKT-JKK-JKP 7. Derajat Bebas (db) db kelompok = r-1 db total db perlakuan db galat = rab-1 = ab-1 = db total- db perlakuan db faktor A = a-1 db faktor B = b-1 db interaksi (AB) = (a-1) (b-1)

37 8. Jumlah Kuadrat JK (A) = - FK JK (B) = - FK JK (AB) = JKP JK (A) JK (B) 9. Kuadrat Tengah KT (A) = KT (B) = KT (AB) = KTG = 10. F Hitung F Hitung A = F Hitung B = F Hitung AB = Sedangkan untuk melihat perbedaan antar taraf perlakuan yang berpengaruh paling efektif dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). 10 119 10 Kemas A Hanafiah, Rancangan Percobaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hlm.