163 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil analisis terhadap penilaian kinerja konsultan perencana dalam pembangunan jalan nasional menuju pelaksanaan kontrak berbasis kinerja di wilayah kerja BBPJN-I antara lain dapat menginterpretasikan kinerja Konsultan Perencana dilihat dari penanganan terhadap pokok-pokok masalah terkait dengan aspek SIDLACOM (survey, investigation, design, land acquition, action program, construction, operation, maintenance). Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode IPA (Importance-Performance Analysis) dan nilai CSI terhadap integrasi SIDLACOM, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek survey (pengolahan data dan informasi untuk perencanaan jalan) masih belum optimal karena dari 9 (sembilan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek pengolahan data dan informasi untuk perencanaan jalan, 7 (tujuh) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek pengolahan data dan informasi untuk perencanaan jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1: (1) Masalah kemudahan akses data dan informasi sesuai persyaratan teknis perencanaan fisik jalan. (2) Masalah validitas sumber pemberi data dan informasi sesuai persyaratan teknis perencanaan fisik jalan. b) Prioritas-2: (1) Masalah validitas historis data dan informasi sesuai persyaratan teknis perencanaan fisik jalan. (2) Masalah ketersediaan data dan informasi sesuai persyaratan teknis perencanaan fisik jalan.
164 c) Prioritas-3: (1) Masalah kesesuaian representasi dan akurasi data dan informasi terhadap kondisi lapangan. (2) Masalah kesesuaian jenis data dan informasi dengan analisis yang diperlukan dalam perencanaan fisik jalan. (3) Masalah kesesuaian/kecocokan data dan informasi terhadap tuntutan teknologi dalam perencanaan fisik jalan 2. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek investigation (investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 8 (delapan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1 : masalah. ketepatan tipologi masalah dan kendala di lapangan terhadap perencanaan teknis jalan. b) Prioritas-2 : masalah ketepatan pemetaan kondisi eksisting dan potensi sumber daya di lapangan. c) Prioritas-3 : (1) Masalah identifikasi masalah dan kendala di lapangan terhadap perencanaan teknis jalan. (2) Masalah akurasi hasil investigasi permasalahan kondisi lapangan terhadap perencanaan teknis jalan. 3. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek design (penyusunan Detailed Engineering Design (DED) bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 17 pokok masalah yang terdapat dalam aspek investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas
165 penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1 : (1) Masalah penerapan standar mutu fisik jalan dalam pembuatan DED jalan. (2) Masalah penguasaan dan penerapan IT dalam pembuatan DED jalan. b) Prioritas-2 : (1) Masalah antisipasi mitigasi bencana terhadap implementasi DED jalan di lokasi proyek jalan. (2) Masalah antisipasi perubahan DED jalan terhadap konflik pembebasan lahan jalan. 4. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek land acquition (upaya pengadaan lahan untuk perencanaan jalan)masih belum optimal karena dari 8 (delapan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek upaya pengadaan lahan untuk perencanaan jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek upaya pengadaan lahan untuk perencanaan jalan berdasarkan tingkat prioritas yang membutuhkan penanganan intensif meliputi: a) Prioritas-1: (1) Masalah akurasi proyeksi kebutuhan biaya ganti rugi bangunan pada penerapan DED jalan. (2) Masalah akurasi proyeksi kebutuhan biaya pengadaan lahan pada penerapan DED jalan. b) Prioritas-2: (1) Masalah kesesuaian pemilihan metode/cara pembayaran lahan/pemberian ganti rugi pada penerapan DED. (2) Masalah akurasi proyeksi kebutuhan lahan pada penerapan DED jalan 5. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek construction (antisipasi DED proses pelaksanaan
166 pekerjaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 9 (sembilan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek antisipasi DED proses pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokokpokok masalah terkait aspek antisipasi DED proses pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat prioritas yang membutuhkan penanganan intensif meliputi: a) Prioritas-1: masalah kesesuaian hasil perencanaan teknis terhadap rencana kerja di lapangan. b) Prioritas-2: masalah kesesuaian hasil perencanaan teknis terhadap program pendanaan dan penanganan jalan secara holistik. c) Prioritas-3: masalah kesesuaian hasil perencanaan teknis terhadap rencana penempatan sumber daya di lapangan. 6. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek operational (evaluasi penerapan DED terhadap kondisi operasional hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 6 (enam) pokok masalah yang terdapat dalam aspek evaluasi penerapan DED terhadap kondisi operasional hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokokpokok masalah terkait aspek evaluasi penerapan DED terhadap kondisi operasional hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat prioritas yang membutuhkan penanganan intensif meliputi: a) Prioritas-1 : (1) Masalah pembuatan daftar volume pekerjaan (B/Q) yang tepat tanpa banyak perubahan. (2) Masalah pembuatan Juklak (instruksi kerja) implementasi DED jalan yang relevan dengan kondisi lapangan.
167 b) Prioritas-2 : (1) Masalah penyiapan DED lengkap dan holistik untuk antisipasi perubahan komponen konstruksi jalan di lapangan. (2) Masalah pembuatan Juknis (prosedur kerja) implementasi DED yang relevan dengan kondisi lapangan. 7. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek maintenance (antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 4 (empat) pokok masalah yang terdapat dalam aspek antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan, 2 (dua) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1 : Masalah penyiapan perbandingan data hasil analisis prediksi bangkitan-tarikan perjalanan terhadap data teknis dalam penyusunan DED jalan. b) Prioritas-2 : Masalah penyiapan perbandingan data hasil analisis prediksi perubahan tata guna lahan terhadap data analisis ruang saat penyusunan DED jalan. 8. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek maintenance (antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 6 (enam) pokok masalah yang terdapat dalam aspek antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat
168 a) Prioritas-1 : (1) Masalah pembuatan jadwal pemeliharaan yang mendukung implementasi DED jalan. (2) Masalah pembuatan estimasi biaya pemeliharaan yang mendukung implementasi DED jalan. b) Prioritas-2 : (1) Masalah pembuatan juknis (SOP) pemeliharaan jalan yang dapat mendukung implementasi DED jalan. (2) Masalah pembuatan juklak (manual) pemeliharaan jalan yang dapat mendukung implementasi DED jalan. 9. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) perencanaan bangunan konstruksi jalan masih belum optimal karena dari 8 (delapan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) perencanaan bangunan konstruksi jalan, 2 (dua) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) perencanaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1 : Masalah tingkat kepatuhan terhadap penerapan standar mutu pada DED jalan. b) Prioritas-2 : Masalah tingkat kepatuhan terhadap penerapan standar dan kriteria teknis perencanaan konstruksi jalan. 10. Ditinjau dari hasil analisis kinerja Konsultan Perencana terhadap penanganan pokok-pokok masalah terkait aspek SIDLACOM, BBPJN-I harus berupaya lebih keras dalam melakukan seleksi dan pembinaan yang lebih intensif kepada Konsultan Perencana demi tercapainya pembangunan jalan nasional yang mantap dengan menggunakan sistem kontrak berbasis kinerja.
169 B. Saran Konsultan perencana sebagai salah satu pihak ketiga penyedia jasa harus siap melakukan capaian budaya sadar mutu yang terintegrasi dalam penanganan perencanaan konstruksi jalan, dimana salah satu cara adalah dengan mencermati kendala dan akar masalah penanganan jalan nasional secara komprehensif dan terintegrasi. Penelitian mengenai analisis kinerja konsultan perencana berbasis SIDLACOM. dalam penyelenggaraan jalan nasional menuju pelaksanaan kontrak berbasis kinerja di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I (BBPJN-I) menghasilkan poin-poin penting yang dapat dijadikan fokus perhatian dalam melakukan penilaian dan perbaikan terhadap baik-buruknya kinerja Konsultan Perencana pada penanganan proyek jalan nasional di wilayah kerja BBPJN-I. Saran yang dapat diberikan demi perbaikan pada penanganan proyek jalan nasional di wilayah kerja BBPJN-I, terkait kinerja konsultan perencana, yang dapat diberikan antara lain : (1) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional-I (BBPJN-I) sebagai pihak pengguna jasa konsultansi,, khususnya jasa konsultan perencana, harus lebih selektif dalam memilih penyedia jasa yang kompeten baik dari aspek kecakapan sumber daya manusia, aspek kemutakhiran penggunaan teknologi, dan pengalaman kerja konsultan perencana tersebut, dengan harapan bahwa proses perencanaan jalan akan menghasilkan produk perencanaan yang efektf, efisen, aplikatif, dan sesuai dengan standar kriteria teknis yang dipersyaratkan. (2) Peningkatan kualitas SDM berupa kegiatan pelatihan ataupun bimbingan teknis terkait penerapan standar mutu, pemutakhiran penggunaan teknologi serta inovasi dalam proses perencanaan dan pemeliharaan jalan yang diselenggarakan bagi pihak ketiga, khususnya konsultan perencana yang terlibat dalam pembangunan jalan nasional di wilayah kerja BBPJN-I, hendaknya diikuti dengan sungguh-sungguh, sehingga diharapkan kinerja Konsultan Perencana mengalami peningkatan dan pelaksanaan kontrak berbasis kinerja dapat berjalan sesuai ekspektasi yang diharapkan.
170 (3) Penentuan kualifikasi-kualifikasi penting dalam dokumen kontrak, terlebih pada pelaksanaan proyek yang menggunakan sistem kontrak terintegrasi yaitu sistem kontrak berbasis kinerja perlu dikaji lebih lanjut.