BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
perencanaan jalan... 86

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENILAIAN KINERJA JASA KONSULTANSI CORE TEAM JALAN NASIONAL PADA SNVT-P2JN PROVINSI GORONTALO

2. Pra-studi kelayakan Studi kelayakan Rencana induk DED (Detail Engineering Design) Studi AMDAL...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI PENILAIAN KINERJA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN JALAN NASIONAL BERBASIS INDIKATOR SIDLACOM

IDENTIFIKASI KINERJA SATUAN KERJA (SATKER) PROYEK PENANGANAN JALAN NASIONAL

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 5 Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Sanitasi

IDENTIFIKASI KINERJA KONTRAKTOR BERBASIS PENERAPAN SIDLACOM (Studi Kasus: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional-I)

BAB V PENUTUP. penelitian. Simpulan dan saran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan. pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Jenderal Bina Marga, Kementrian Pekerjaan Umum.

Manajemen Konstruksi

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 603/PRT/M/2005 TENTANG

Disusunoleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN DAFTAR ISI. JDIH Kementerian PUPR

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TERM OF REFERENCES (TOR)

Disusun oleh: Prof. Prayatni Soewondo dan Emenda Sembiring

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

BAB II GAMBARAN UMUM BBPJN VIII. 2.1 Sejarah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

Nomor Hari Tanggal Lampiran

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 34 TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang dihadapi berbagai perusahaan di seluruh dunia

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROYEK STRATEGIS NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

DED REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. BELANTING

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG DINAS TATA KOTA PANGKALPINANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab. I Pendahuluan. KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene I.

MODUL 4 LATIHAN PENYUSUNAN KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN KONSULTANSI MODUL 4 LATIHAN PENYUSUNAN KONSTRUKSI DAN KONSULTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

Pengawasan dan pengendalian; 7. Pemberian pertimbangan hukum; dan/atau. 8. Mitigasi risiko hukum dan non hukum.

PEMERINTAH KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN. Bagian Kesatu. Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian. Pasal 42

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT BINA TEKNIK

WALIKOTA SURABAYA INSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara perusahaan dengan pelanggan secara langsung. Hal ini menjelaskan

Rajaya Rekayasa, CV Jl. Garut No. 6 Bandung Jl. Parakan saat, Komp. Pranaya Blok II N0.30 Bandung

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) PEKERJAAN JASA KONSULTANSI Oleh: Fatimah Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Malang

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN PEMBUATAN MAKET PELABUHAN KARGO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan penambahan line up bisnis dibidang Pelayanan Jasa Operasi dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

A. FORM MONITORING DAN EVALUASI DALAM LINGKUP KEGIATAN PERSIAPAN

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengertian manajemen secara umum

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian faktor kesuksesan kritikal ERP terhadap GUG

Pertemuan Ke 2. Donny Yulianto, S.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. - Informasi mengenai tamu dan perusahaan(pelanggan) dapat diakses oleh sejumlah pengguna yang berpotensi atas penyalahgunaan data.

REPUBLIK INDONESIA, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

JADWAL PELATIHAN PENGADAAN BARANG/JASA TINGKAT DASAR

166 Simulasi rencana..., Beta Patrianto, FT UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN (Persero) memiliki program yang ambisius yaitu. mencapai 100%. Pemerintahan Joko Widodo Jusuf Kalla serius mendorong

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT...(A)... S A T U A N K E R J A... ( B )... (C)...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 10 TAHUN 2011 TENTANG

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

A D D E N D U M D O K U M E N K U A L I F I K A S I

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PADA DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN KARAWANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

perhatian khusus oleh pemerintah. Hal ini menjadi sebuah kewajaran mengingat tanah atau lahan terkait secara langsung dengan kepentingan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan :

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII merupakan satu

BAB 3 METODE PENELITIAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bendungan yang kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan

Universitas Indonesia. Pengaruh proses perencanaan..., Leonard, FT UI, 2009

Transkripsi:

163 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil analisis terhadap penilaian kinerja konsultan perencana dalam pembangunan jalan nasional menuju pelaksanaan kontrak berbasis kinerja di wilayah kerja BBPJN-I antara lain dapat menginterpretasikan kinerja Konsultan Perencana dilihat dari penanganan terhadap pokok-pokok masalah terkait dengan aspek SIDLACOM (survey, investigation, design, land acquition, action program, construction, operation, maintenance). Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode IPA (Importance-Performance Analysis) dan nilai CSI terhadap integrasi SIDLACOM, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek survey (pengolahan data dan informasi untuk perencanaan jalan) masih belum optimal karena dari 9 (sembilan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek pengolahan data dan informasi untuk perencanaan jalan, 7 (tujuh) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek pengolahan data dan informasi untuk perencanaan jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1: (1) Masalah kemudahan akses data dan informasi sesuai persyaratan teknis perencanaan fisik jalan. (2) Masalah validitas sumber pemberi data dan informasi sesuai persyaratan teknis perencanaan fisik jalan. b) Prioritas-2: (1) Masalah validitas historis data dan informasi sesuai persyaratan teknis perencanaan fisik jalan. (2) Masalah ketersediaan data dan informasi sesuai persyaratan teknis perencanaan fisik jalan.

164 c) Prioritas-3: (1) Masalah kesesuaian representasi dan akurasi data dan informasi terhadap kondisi lapangan. (2) Masalah kesesuaian jenis data dan informasi dengan analisis yang diperlukan dalam perencanaan fisik jalan. (3) Masalah kesesuaian/kecocokan data dan informasi terhadap tuntutan teknologi dalam perencanaan fisik jalan 2. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek investigation (investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 8 (delapan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1 : masalah. ketepatan tipologi masalah dan kendala di lapangan terhadap perencanaan teknis jalan. b) Prioritas-2 : masalah ketepatan pemetaan kondisi eksisting dan potensi sumber daya di lapangan. c) Prioritas-3 : (1) Masalah identifikasi masalah dan kendala di lapangan terhadap perencanaan teknis jalan. (2) Masalah akurasi hasil investigasi permasalahan kondisi lapangan terhadap perencanaan teknis jalan. 3. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek design (penyusunan Detailed Engineering Design (DED) bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 17 pokok masalah yang terdapat dalam aspek investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas

165 penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek investigasi permasalahan lapangan untuk perencanaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1 : (1) Masalah penerapan standar mutu fisik jalan dalam pembuatan DED jalan. (2) Masalah penguasaan dan penerapan IT dalam pembuatan DED jalan. b) Prioritas-2 : (1) Masalah antisipasi mitigasi bencana terhadap implementasi DED jalan di lokasi proyek jalan. (2) Masalah antisipasi perubahan DED jalan terhadap konflik pembebasan lahan jalan. 4. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek land acquition (upaya pengadaan lahan untuk perencanaan jalan)masih belum optimal karena dari 8 (delapan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek upaya pengadaan lahan untuk perencanaan jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek upaya pengadaan lahan untuk perencanaan jalan berdasarkan tingkat prioritas yang membutuhkan penanganan intensif meliputi: a) Prioritas-1: (1) Masalah akurasi proyeksi kebutuhan biaya ganti rugi bangunan pada penerapan DED jalan. (2) Masalah akurasi proyeksi kebutuhan biaya pengadaan lahan pada penerapan DED jalan. b) Prioritas-2: (1) Masalah kesesuaian pemilihan metode/cara pembayaran lahan/pemberian ganti rugi pada penerapan DED. (2) Masalah akurasi proyeksi kebutuhan lahan pada penerapan DED jalan 5. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek construction (antisipasi DED proses pelaksanaan

166 pekerjaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 9 (sembilan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek antisipasi DED proses pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokokpokok masalah terkait aspek antisipasi DED proses pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat prioritas yang membutuhkan penanganan intensif meliputi: a) Prioritas-1: masalah kesesuaian hasil perencanaan teknis terhadap rencana kerja di lapangan. b) Prioritas-2: masalah kesesuaian hasil perencanaan teknis terhadap program pendanaan dan penanganan jalan secara holistik. c) Prioritas-3: masalah kesesuaian hasil perencanaan teknis terhadap rencana penempatan sumber daya di lapangan. 6. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek operational (evaluasi penerapan DED terhadap kondisi operasional hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 6 (enam) pokok masalah yang terdapat dalam aspek evaluasi penerapan DED terhadap kondisi operasional hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokokpokok masalah terkait aspek evaluasi penerapan DED terhadap kondisi operasional hasil pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat prioritas yang membutuhkan penanganan intensif meliputi: a) Prioritas-1 : (1) Masalah pembuatan daftar volume pekerjaan (B/Q) yang tepat tanpa banyak perubahan. (2) Masalah pembuatan Juklak (instruksi kerja) implementasi DED jalan yang relevan dengan kondisi lapangan.

167 b) Prioritas-2 : (1) Masalah penyiapan DED lengkap dan holistik untuk antisipasi perubahan komponen konstruksi jalan di lapangan. (2) Masalah pembuatan Juknis (prosedur kerja) implementasi DED yang relevan dengan kondisi lapangan. 7. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek maintenance (antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 4 (empat) pokok masalah yang terdapat dalam aspek antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan, 2 (dua) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1 : Masalah penyiapan perbandingan data hasil analisis prediksi bangkitan-tarikan perjalanan terhadap data teknis dalam penyusunan DED jalan. b) Prioritas-2 : Masalah penyiapan perbandingan data hasil analisis prediksi perubahan tata guna lahan terhadap data analisis ruang saat penyusunan DED jalan. 8. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek maintenance (antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan) masih belum optimal karena dari 6 (enam) pokok masalah yang terdapat dalam aspek antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan, 4 (empat) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek antisipasi penerapan DED terhadap pemeliharaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat

168 a) Prioritas-1 : (1) Masalah pembuatan jadwal pemeliharaan yang mendukung implementasi DED jalan. (2) Masalah pembuatan estimasi biaya pemeliharaan yang mendukung implementasi DED jalan. b) Prioritas-2 : (1) Masalah pembuatan juknis (SOP) pemeliharaan jalan yang dapat mendukung implementasi DED jalan. (2) Masalah pembuatan juklak (manual) pemeliharaan jalan yang dapat mendukung implementasi DED jalan. 9. Kinerja Konsultan Perencana berdasarkan pelaksanaan penanganan pokokpokok masalah terkait aspek pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) perencanaan bangunan konstruksi jalan masih belum optimal karena dari 8 (delapan) pokok masalah yang terdapat dalam aspek pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) perencanaan bangunan konstruksi jalan, 2 (dua) diantaranya merupakan pokok masalah yang membutuhkan prioritas penanganan. Pokok-pokok masalah terkait aspek pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) perencanaan bangunan konstruksi jalan berdasarkan tingkat a) Prioritas-1 : Masalah tingkat kepatuhan terhadap penerapan standar mutu pada DED jalan. b) Prioritas-2 : Masalah tingkat kepatuhan terhadap penerapan standar dan kriteria teknis perencanaan konstruksi jalan. 10. Ditinjau dari hasil analisis kinerja Konsultan Perencana terhadap penanganan pokok-pokok masalah terkait aspek SIDLACOM, BBPJN-I harus berupaya lebih keras dalam melakukan seleksi dan pembinaan yang lebih intensif kepada Konsultan Perencana demi tercapainya pembangunan jalan nasional yang mantap dengan menggunakan sistem kontrak berbasis kinerja.

169 B. Saran Konsultan perencana sebagai salah satu pihak ketiga penyedia jasa harus siap melakukan capaian budaya sadar mutu yang terintegrasi dalam penanganan perencanaan konstruksi jalan, dimana salah satu cara adalah dengan mencermati kendala dan akar masalah penanganan jalan nasional secara komprehensif dan terintegrasi. Penelitian mengenai analisis kinerja konsultan perencana berbasis SIDLACOM. dalam penyelenggaraan jalan nasional menuju pelaksanaan kontrak berbasis kinerja di wilayah kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I (BBPJN-I) menghasilkan poin-poin penting yang dapat dijadikan fokus perhatian dalam melakukan penilaian dan perbaikan terhadap baik-buruknya kinerja Konsultan Perencana pada penanganan proyek jalan nasional di wilayah kerja BBPJN-I. Saran yang dapat diberikan demi perbaikan pada penanganan proyek jalan nasional di wilayah kerja BBPJN-I, terkait kinerja konsultan perencana, yang dapat diberikan antara lain : (1) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional-I (BBPJN-I) sebagai pihak pengguna jasa konsultansi,, khususnya jasa konsultan perencana, harus lebih selektif dalam memilih penyedia jasa yang kompeten baik dari aspek kecakapan sumber daya manusia, aspek kemutakhiran penggunaan teknologi, dan pengalaman kerja konsultan perencana tersebut, dengan harapan bahwa proses perencanaan jalan akan menghasilkan produk perencanaan yang efektf, efisen, aplikatif, dan sesuai dengan standar kriteria teknis yang dipersyaratkan. (2) Peningkatan kualitas SDM berupa kegiatan pelatihan ataupun bimbingan teknis terkait penerapan standar mutu, pemutakhiran penggunaan teknologi serta inovasi dalam proses perencanaan dan pemeliharaan jalan yang diselenggarakan bagi pihak ketiga, khususnya konsultan perencana yang terlibat dalam pembangunan jalan nasional di wilayah kerja BBPJN-I, hendaknya diikuti dengan sungguh-sungguh, sehingga diharapkan kinerja Konsultan Perencana mengalami peningkatan dan pelaksanaan kontrak berbasis kinerja dapat berjalan sesuai ekspektasi yang diharapkan.

170 (3) Penentuan kualifikasi-kualifikasi penting dalam dokumen kontrak, terlebih pada pelaksanaan proyek yang menggunakan sistem kontrak terintegrasi yaitu sistem kontrak berbasis kinerja perlu dikaji lebih lanjut.