Alamat korespondensi :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JUMLAH RUAS SETEK DAN DOSIS UREA TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

PENGARUH BOBOT MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) KULTIVAR KUTILANG

Amran Jaenudin* 1, Yora Erviani 2, dan Siti Wahyuni 3

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Farida Nur Hasanah*, Nintya Setiari* * Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL DUA KLON TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP DOSIS PEMUPUKAN UREA, SP-36, DAN KCl

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

SKRIPSI. RESPON DUA VARIETAS PAKCHOY (Brassica chinensis L.) PADA PERLAKUAN PENGELOLAAN GULMA. Oleh: AA KOMARA GUNARA

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PENGARUHKOMPOSISI MEDIA TANAM DANTAKARAN AIR CUCIAN BERASTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA. (Brassica oleracea botrytis L.

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH TEPUNG DAUN CENGKEH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT ORGANIK

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SETEK BERAKAR TERHADAP PERTUMBUHAN NILAM(Pogostemon cablin Benth)

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN NU-CLEAR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STRAWBERRY

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

HALAMAN JUDUL PENGARUH PEMBERIAN ROOTONE-F DAN BENTUK POTONGAN PANGKAL TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) Skripsi

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

NISBAH BERAT DAUN DAN LUAS DAUN SPESIFIK TANAMAN SAWI AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DI TANAH GAMBUT KOTA PALANGKA RAYA DJOKO EKO HADI SUSILO

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TINGGI TA NAMAN DAN BERAT SEGAR PER RUMPUN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. mott)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PERTUMBUHAN BIBIT BUAH NAGA MERAH(Hylocereuscostaricensis(Web) Britton & Rose) PADA BERBAGAI PANJANG SETEK DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH:

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

PERTUMBUHAN STEK NILAM (Pogostemon cablin, Benth) PADA BERBAGAI KOMPOSISI MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PENYIRAMAN LIMBAH AIR KELAPA

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAHE MERAH (Zingiber officinale var.rubrum) YANG DITANAM PADA POLYBAG

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kembaran Kabupaten Banyumas mulai Februari sampai Maret 2017.

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

Saijo & Hairu Suparto, Efektifitas Lama Penirisan Stek Dan Beberapa Media Tanam Berbeda

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.)

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAUGE DAN DUA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadama Miq)

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. bahwa hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

SKRIPSI OLEH : MARIA MASELA S. SITANGGANG/ AGROEKOTEKNOLOGI

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

PENGARUH ASAL BAHAN SETEK DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT NILAM (Pogostemon cablin Benth) Skripsi

Volume 11 Nomor 2 September 2014

TATA CARA PENELITIAN

Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Berbagai Media Tanam di Pembibitan. Oleh: Susantidiana. Abstract

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA PERTUMBUHAN BIBIT TEBU BUCHIP (Saccharum officinarum L.

Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh dan Sumber Bud Chips Terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum) di Pottray

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzgizium samarangense) SKRIPSI OLEH :

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH DAN UKURAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN NAGA SKRIPSI

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

Transkripsi:

Pengaruh Jumlah Ruas Stek Terhadap Pertumbuhan Bibit Nilam (Pogostemon Cablin Benth) The Effect of Node Number of Cutting to The Growth of Pachoulli (Pogostemon Cablin Benth) Seedling Umi Trisnaningsih 1*, Wijaya 2, Siti Wahyuasih 3 1 Program Studi Agronomi, Pascasarjana Unswagati 2 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unswagati 3 Alumni Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Unswagati Alamat korespondensi : umitrisna@gmail.com ABSTRACT The research was aim to know the effect of number of node of cutting to growth of pachoulli seedling. The experiment was conducted at Cipari Village, District Cigugur, Kuningan, from May until July 2014. The experiment design used was Randomized Complete Design (RCD) with five treatment and five replication. The variables observed was the increase of leave number, the increase of plant height, root weight, root length, root volume, and fresh weight of plant. The result showed that the node number of cutting significantly affected to increasing of leave number at 35 ad 42 days after planting (DAP), increasing plant height at 42 DAP, and root length. The treatment of five node gave the best result of cutting growth. Keywords: node number of cutting, pachoulli (Pogostemon Cablin Benth). ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah ruas terhadap pertumbuhan bibit nilam (Pogostemon cablin Bent). Penelitian dilaksanakan di Desa Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, mulai dari bulan Mei sampai dengan Juli 2014. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari 5 (lima) perlakuan dan diulang 5 (lima) kali. Variabel yang diamati yaitu pengukuran pertambahan jumlah daun, pertambahan tinggi tanaman, bobot akar, panjang akar, volume akar dan bobot segar tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ruas setek berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun pada umur 35 dan 42 hari setelah tanam (HST), pertambahan tinggi tanaman 42 HST, dan panjang akar. lima ruas setek memberikan pengaruh yang paling baik terhadap pertumbuhan bibit nilam. Kata Kunci : Jumlah Ruas Setek, Nilam (Pogostemon cablin Benth). PENDAHULUAN Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perkebunan penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman nilam (Pogostemon oil) merupakan penghasil devisa terbesar dari ekspor dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya. Minyak nilam dihasilkan dari hasil penyulingan daun, batang, dan tunas tanaman

nilam. Tanaman nilam memiliki fungsi utama sebagai bahan baku pengikat (fiksasif). Seiring dengan berkembangnya industri parfum di dunia maka permintaan akan kebutuhan minyak nilam juga meningkat (Mangun, 2005). Kandungan terpenting pada nilam yaitu patchouli alcohol (PA). Minyak nilam yang berkualitas memiliki kadar patchouli alcohol yang lebih dari 30%. Bahan kimia lain yang terdapat pada minyak nilam adalah cardinene, cinnamic aldehyde, benzaldehyde, dan eugenol (Mangun, Herdy Waluyo, Agus Purnama, 2012). Masalah yang dihadapi dalam budidaya nilam saat ini antara lain kualitas minyak nilam yang masih sangat beragam dan masih rendahnya rata-rata hasil. Budidaya tanaman nilam yang baik rata-rata hasilnya dapat mencapai sekitar 4 ton daun kering/hektar/ tahun (Syakir dan Moko, 1988 dalam Erida Nurahmi, Kamarlis Karim, dan Tarmizi, 2013). Ketelitian dalam memilih bibit adalah salah satu faktor utama penting dalam persiapan penanaman nilam. Bibit yang baik menunjang rangkaian proses pengelolaan dan pemeliharaan tanaman sehingga hasil panen dapat optimal. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap hasil akhir dari penyulingan yaitu peningkatan rendeman dan kualitas minyak, yaitu kandungan patchouli alcohol. Bibit merupakan cikal bakal dari keberhasilan budidaya nilam. Jika bibit yang dipilih jelek, hasilnya pun akan jelek. Sebaliknya jika bibit yang dipilih berkualitas, hasilnya pun akan baik pula (Mangun, Herdy Waluyo, Agus Purnama, 2012). Menurut Danu dan Nuryasbi (2003) dalam Erida Nurahim (2013), faktor yang mempengaruhi keberhasilan setek berakar dan tumbuh baik adalah bahan seteknya dan perlakuan terhadap bahan setek di pembibitan. Semakin banyak jumlah ruas setek akan menyebabkan semakin meningkatnya kandungan karbohidrat dan nitrogen, yang dapat memacu pertumbuhan tunas dan akar. Untuk bahan setek dengan jumlah ruas sedikit akan membawa pengaruh sebaliknya, yaitu kandungan karbohidrat dan nitrogen rendah sehingga mengakibatkan produksi akar dan tunas terhambat (Insan Wijaya, 2010). Namun demikian, semakin banyak jumlah ruas maka energi yang diperlukan untuk memelihara setek tersebut juga lebih banyak. Selain itu, dengan jumlah ruas yang semakin banyak, maka jumlah bibit yang diperoleh akan semakin sedikit. Oleh karena itu perlu diketahui tentang jumlah ruas setek yang tepat yang dapat mendukung pertumbuhan bibit nilam. AGROSWAGATI Nomor 1 Volume 3 Maret 2015 260

Melalui jumlah ruas yang tepat diharapkan akan diperoleh pertumbuhan bibit yang maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh jumlah ruas setek terhadap pertumbuhan bibit nilam. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Desa Cipari Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, dengan ketinggian tempat 700 meter di atas permukaan laut (dpl), rata-rata suhu 23 0 C - 28 0 C. Tipe curah hujan di lokasi percobaan berdasarkan kriteria Schmidt dan Ferguson (1951) dalam Ance Gunasih Kartasapoetra (2004) termasuk dalam tipe C (agak basah). Percobaan dilaksanakan mulai dari bulan Mei sampai dengan Juli 2014. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah setek nilam varietas Sidikalang yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah (BALITRO) Bogor, zat pengatur tumbuh Growtone, Insektisida Furadan 3G, fungisida Dhitane, dan pupuk daun (Plant Catalist 2006). Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1 : 1 (v/v), dan polybag ukuran 15 cm x 20 cm. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu metode eksperimen adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). teridri dari lima perlakuan, yaitu A = 2 ruas, B = 3 ruas, C = 4 ruas, D = 5 ruas, dan E = 6 ruas. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali, sehingga jumlahnya 25 satuan percobaan. Dalam satu satuan percobaan ditanam 4 setek nilam, sehingga jumlah setek yang ditanam dalam percobaan ini 100 polybag. Pengamatan utama dilakukan terhadap variabel-variabel pertambahan jumlah daun (helai), pertambahan tinggi tanaman (cm), bobot akar (gram), panjang akar (cm), volume akar (ml), dan bobot segar tanaman (gram). Data hasil pengamatan utama diolah dengan menggunakan analisis ragam. Untuk menguji perbedaan rata-rata perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan taraf nyata lima persen (5%) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pertambahan Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis varian, menunjukkan bahwa jumlah ruas setek tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata pertambahan jumlah daun pada umur 28 HST, tetapi berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 35 dan 42 HST. Pada umur 28 HST, perbedaan jumlah buku belum menunjukkan pengaruhnya terhadap pertambahan jumlah daun. Hal ini diduga cadangan makanan pada batang dimanfaatkan secara sama. AGROSWAGATI Nomor 1 Volume 3 Maret 2015 261

Tabel 1. Pengaruh Jumlah Ruas Setek Terhadap Pertambahan Jumlah Daun Jumlah Daun (helai) 28 HST 35 HST 42 HST 4,05 a 4,70 a 4,95 a 5,15 a 4,50 a 5,90 a 6,10 a 7,10 ab 7,65 b 6,35 ab 7,65 a 7,80 a 9,10 b 9,25 b 8,15 a Pada pengamatan umur 35 dan 42 HST, nampak bahwa jumlah setek yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertambahan jumlah daun. Bibit empat ruas secara nyata memberikan tambahan daun lebih banyak dibanding bibit dua dan tiga ruas. Namun penambahan jumlah ruas berikutnya tidak meningkatkan pertambahan jumlah daun. Bahkan pada pengamatan 42HST, pada bibit enam ruas penambahan jumlah daunnya sama dengan bibit dua dan tiga ruas. Menurut Sitompul dan Guritno (1995), daun merupakan organ produsen fotosintat pertama, maka pengamatan daun sangat diperlukan. Pengamatan jumlah daun selain sebagai indikator pertumbuhan juga sebagai penunjang untuk menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi seperti pada pembentukan biomassa tanaman. 2. Pertambahan Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis varian, jumlah ruas setek tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata pertambahan tinggi tanaman pada umur 28 dan 35 HST, tetapi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 42 HST. Pada umur 28 dan 35 HST, semua perlakuan memberikan pertambahan tinggi tanaman yang sama. Menurut Pujiharti dkk (2000), laju metabolisme tanaman berhubungan dengan umur tanaman. AGROSWAGATI Nomor 1 Volume 3 Maret 2015 262

Tabel 2. Pengaruh Jumlah Ruas Setek Terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Tinggi Tanaman (cm) 28 HST 35 HST 42 HST 3,04 a 3,12 a 3,06 a 3,40 a 3,65 a 5,38 a 5,45 a 5,40 a 5,63 a 5,75 a 6,52 a 6,55 a 7,65 ab 7,91 b 7,80 ab Pada Tabel 2 nampak bahwa jumlah ruang mulai berpengaruh pada pertambahan tinggi tanaman pada umur 42 HST. Hal ini diduga karena terdapat batasan tertentu pada jumlah ruas yang ditanam, walaupun kandungan karbohidratnya tinggi tetapi pertumbuhannya kurang baik, karena setek yang terlalu panjang memerlukan energi lebih banyak untuk mempertahankan batangnya. Menurut Adriance dan Brison (1967) dalam Sudaryani (2004) bahwa kandungan bahan setek, terutama karbohidrat dan nitrogen menentukan pertumbuhan akar dan tunas setek. Semakin panjang tunas maka akan semakin banyak buku yang terbentuk. 3. Bobot Akar Hasil analisis varians bobot akar, menunjukkan bahwa perlakuan jumlah ruas setek tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot akar tanaman. Sukardi (2002) menyatakan bahwa karbohidrat yang tersedia dan berjumlah cukup mempunyai peranan yang sangat penting untuk membentuk akar.dari Tabel 3 terlihat bahwa bobot akar tidak berbeda nyata pada seluruh jumlah ruas. Hasil ini sesuai dengan penelitian Mardani (2005) dalam Insan Wijaya (2011) yang menunjukkan bahwa perlakuan jumlah ruas setek tidak berpengaruh terhadap bobot akar dan jumlah akar utama. AGROSWAGATI Nomor 1 Volume 3 Maret 2015 263

Tabel 3. Pengaruh Jumlah Ruas Setek Terhadap Bobot Akar Bobot Akar (g) 0,72 a 0,74 a 0,71 a 0,87 a 0,76 a 4. Panjang Akar Hasil analisis ragam panjang akar menunjukkan bahwa perlakuan jumlah ruas setek memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang akar tanaman. Tabel 4. Pengaruh Jumlah Ruas Setek Terhadap Panjang Akar Panjang Akar (cm) 8,36 a 8,49 a 8,20 a 10,69 b 11,39 b Pada Tabel 4 dapat dilihat, bahwa penambahan jumlah ruas sampai dengan lima ruas akan meningkatkan panjang akar. Namun penambahan ruas berikutnya tidak meningkatkan panjang akar. Hal ini diduga disebabkan karena jumlah ruas setek, dimana jumlah ruas setek berhubungan dengan panjang setek. Dengan batang setek yang panjang maka cadangan makanan lebih banyak sehingga akar pada tanaman nilam lebih cepat tumbuh. Semakin tinggi cadangan makanan menyebabkan keberhasilan setek untuk membentuk akar meningkat. AGROSWAGATI Nomor 1 Volume 3 Maret 2015 264

5. Volume akar Hasil analisis ragam volume akar dan analisis statistik dapat dilihat pada Tabel 5, menunjukkan bahwa perlakuan jumlah ruas setek tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap volume akar tanaman. Tabel 9. Pengaruh Jumlah Ruas Setek Terhadap Volume akar. Volume Akar (ml) 0,87 a 0,80 a 0,68 a 1,04 a 0,95 a Menurut Wudianto (1995) bahwa karbohidrat yang tersedia dalam jumlah yang cukup mempunyai peranan yang sangat penting untuk membentuk akar dan perakaran yang merupakan salah satu parameter keberhasilan setek. Selain itu pertumbuhan akar setek juga dipengaruhi oleh asal bahan setek atau faktor genetik, cara pengerjaan (perlakuan setek), dan kondisi lingkungan selama penyetekan. Pertumbuhan setiap tanaman tidak terlepas dari pengaruh kondisi lingkungannya. 6. Bobot Segar Tanaman Hasil analisis ragam bobot segar tanaman menunjukkan bahwa perlakuan jumlah ruas setek tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot segar tanaman. Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa bobot segar tanaman tidak berbeda nyata terhadap seluruh perlakuan jumlah ruas. Pada umumnya semakin panjang setek yang digunakan maka semakin banyak ruas batang sebagai tempat tumbuh tunasnya. Namun demikian, karena setek belum dapat melakuan fotosintesis secara sempurna, maka pertumbuhannya juga masih lambat sehingga bobot segar tanaman tidak berbeda nyata terhadap seluruh perlakuan jumlah ruas. Selain jumlah daun dan tinggi tanaman bobot segar juga dipengaruhi oleh diameter batang AGROSWAGATI Nomor 1 Volume 3 Maret 2015 265

dan luas daun yang tumbuh, sehingga walaupun jumlah ruasnya berbeda, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap bobot segar tanaman. Heddy (2002) dalam Insan Wijaya (2010), menyatakan sepanjang cadangan makanan pada setek cukup maka pertumbuhan tunas tidak akan terganggu. Tabel 6. Pengaruh Jumlah Ruas Setek Terhadap Bobot Segar Tanaman Bobot Segar Tanaman (g) 6,26 a 6,10 a 6,57 a 6,71 a 6,27 a KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Jumlah ruas setek berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun, pertambahan tinggi tanaman dan panjang akar bibit nilam (Pogostemon cablin Benth). 2. Pada perlakuan setek 4 ruas dan 5 ruas memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertambahan jumlah daun umur 35 HST dan 42 HST, sedangkan pada pertambahan tinggi tanaman umur 42 HST yang memberikan pengaruh terbaik hanya pada perlakuan setek 5 ruas. Serta pada panjang akar umur 45 HST yang memberikan pengaruh terbaik pada perlakuan setek 5 ruas dan 6 ruas. DAFTAR PUSTAKA Adeny Rozak. 1995. Pedoman Teknis Budidaya Dan Pengolahan Nilam. Balai Informasi Pertanian. Bengkulu. Alauddin. 1995. Petunjuk Teknis Penyediaan Setek Nilam. Badan Litbang. Bogor. Ance Gunarsih Kartasapoetra. 1992. Klimatologi Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bina Aksara. Jakarta. AGROSWAGATI Nomor 1 Volume 3 Maret 2015 266

Erida Nurahmi, Kamarlis Karim dan Tarmizi. 2013. Pengaruh Jumlah Ruas Setek Dan Dosis Urea Terhadap Pertumbuhan Setek Pucuk Nilam (Pogostemon cablin Benth). Jurnal Floratek Volume 8, Nomor 8: 80-87. Insan Wijaya. 2010. Respon Pertumbuhan Bibit Stek Nilam (Pogostemon cablin Benth) Dengan Jumlah Ruas Dan Komposisi Media Tanam. Jurnal Penelitian Ilmu Pertanian Volume 2, Nomor 2. Mangun. 2005. Nilam. Penebar Swadaya. Jakarta. Mangun, Herdy Waluyo dan Agus Purnama. 2012. Nilam. Penebar Swadaya. Jakarta. Pujiharti, dkk. 2000. Peningkatan Produksi dan Peluang Pengembangan. Jurnal Litbang Pertanian, 19(1): 27-38. Rahmat Rukmana. 2004. Prospek Agribisnis dan Teknik Budidaya Nilam. Kanisius. Sudaryani dan Sugiharti. 2004. Budidaya Dan Penyulingan Nilam. Penebar Swadaya. Jakarta. AGROSWAGATI Nomor 1 Volume 3 Maret 2015 267