BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa peneliti memilih subyek tersebut karena peneliti menemukan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di Ruang

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. kota Yogyakarta yang terdiri dari 3 cabang yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di D.I. Yogyakarta, yang berlokasi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dan Nitipuran, Yogyakarta. Sedangkan subyek dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, obyek yang akan diteliti adalah. SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, SMA Negeri 1 Lape dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

Bab 3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah Yogyakarata. Subjek penelitian yang akan diteliti adalah para

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian causal method yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Objek pada penelitian ini adalah produk Fashion muslimah merek Rabbani.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai pelanggan terhadap kunjugan ulang tamu hotel dan word of mouth. Sedangkan

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara satu dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuannya penelitian ini termasuk applied research atau

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. alamat Jalan Rekso Bayan No 1 Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah produk Honda PGM-FI. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kebayoran, Jakarta Selatan selama penelitian. Kebayoran Lama, Jakarta Selatan yang dipilih sebagai tempat penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. commerce Shopee. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

BAB V PEMBAHASAN. estimasi loading factor, bobot loading factor (factor score wight), dan error variance

VITA ANDYANI EA24. Dosen Pembimbing: Dr. Wardoyo, SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi Obyek penelitian adalah PT. Astra International Motor-HSO

BAB III METODE PENELITIAN. D.I.Yogyakarta. Sedangkan subjek penelitian adalah Wajib Pajak orang

BAB III METODE PENELITIAN. Secara keseluruhan, bab ini berisi tentang desain penelitian, ruang lingkup penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS. sehingga peneliti dapat menegtahui baik buruknya pengukuran tersebut. Variabel penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti (Cooper dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (BBPLK) Serang. Sedangkan untuk subyek penelitian ini yaitu seluruh pegawai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu metode pengumpulan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik sampling, definisi operasional variabel dan teknik analisis yang digunakan. A. Desain Penelitian

BAB II LAPORAN PENELITIAN. Pada bagian ini memuat: (a) Deskripsi Data Penelitian; dan (b) Analisis Data Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karyawan pada bagian perawat. Populasi yang masuk dalam kriteria

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen, karena tidak memberi perlakuan (kontrol) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. yang umumnya diperoleh melalui pertanyaan terstruktur (Sekaran, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan PT. Sari Warna Asli III,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. wilayah kecamatan Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian yang dilakukan terbagi

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Alasan memilih Kabupaten Ngawi, Jawa Timur karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian serta daerah ini memiliki penduduk yang sangat dinamis, cepat tanggap serta peka terhadap produk organik. 3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah ruang lingkup atau besaran karakteristik dari keseluruhan objek yang akan diteliti (Boedijoewono, 2001). Menurut Sekaran (2006) menambahkan bahwa populasi mengacu pada keseluruhan kelompok, kejadian atau sesuatu hal yang ingin diteliti. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kabupaten Ngawi Jawa Timur yang membeli ikan laut. Sampel adalah sebagian dari anggota populasi tersebut yang dijadikan responden penelitian ini. Maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu merupakan teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Ada beberapa macam metode non probability sampling, namun dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih satuan sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di bidang ilmu yang sedang diteliti. Adapun kriteria sampel yaitu masyarakat yang pernah membeli ikan laut minimal 3 kali dalam 1 bulan terakhir. 35

Dalam penentuan jumlah sampel (Hair et al., & Tabachic dan Fidell dalam Ferdinand, 2006) diperoleh beberapa pedoman umum yang dapat digunakan oleh penelitian untuk menentukan besarnya sampel penelitian sebagai berikut : 1. Ukuran sampel yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 sudah memadai bagi kebanyakan penelitian. 2. Bila sampel dibagi bagi dalam beberapa sum sampel, maka minimum 30 untuk setiap kategori sub sempel sudah memadahi. 3. Analisis SEM membutuhkan sampel sebanyak paling 100 200 sampel untuk tehnik maximum likehood estimation. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 300 responden. 3.3. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan pada 300 responden. 3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Penelitian ini melibatkan enam variabel yaitu persepsi kesehatan produk ikan laut, persepsi keamanan produk ikan laut, persepsi ramah lingkungan dan kesejahteraan hewan produk ikan laut, persepsi kualitas produk ikan laut, niat untuk membeli produk ikan laut dan perilaku pembelian aktual dari produk ikan laut. Pengukuran keenam variabel tersebut mengacu kepada instrument penelitian yang dikembangkan oleh Wee et al., (2014). Pengukuran skala pada variabel yang akan diteliti yaitu dengan skala 36

Likert. Skala Likert merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu. Skala Likert umumnya menggunakan lima angka penelitian, yaitu : (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pasti atau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju. Urutan setuju atau tidak setuju dapat dibalik mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju (Indriantoro dan Supomo, 2009). Berikut ini tabel rangkuman indikator beserta acuannya : Tabel 3.4 Rangkuman Indikator No VARIABEL INDIKATOR 1 Persepsi 1. Produk makanan organik mengandung lebih kesehatan banyak mineral dan vitamin produk makanan 2. Pertumbuhan produk organik lebih baik untuk organic kesehatan 3. Produk organik lebih sehat daripada makanan konvensional karena menghasilkan tanpa pengawet atau pewarna buatan. 4. Memilih produk organik yang baik untuk 2 Persepsi keamanan produk makanan organic 3 Persepsi ramah lingkungan produk makanan organic memastikan kesehatan. 1. Pertanian organik adalah cara yang paling meyakinkan keamanan pangan. 2. Produk organik lebih aman untuk makan. 3. Produk organik yang bebas kimia. 4. Produk organik dapat mengurangi risiko keracunan makanan. 1. Pertanian organik adalah keramahan terhadap lingkungan. 2. Pertanian organik dapat mencegah kontaminasi dan polusi tanah, udara, air dan suplai makanan. 3. Pertanian organik menggunakan energi yang lebih sedikit. 4. Pertanian organik dapat melindungi lingkungan 4 Persepsi kualitas produk makanan organic 1. Produk makanan organik memiliki kualitas unggul. 2. Produk makanan organik lebih berkualitas daripada makanan konvensional. 3. Produk organik yang berkualitas baik dan kurang 37

terkait dengan risiko kesehatan. 5 Niat untuk membeli produk 1. Saya akan membeli produk makanan organik dalam waktu dekat. makanan 2. Saya berencana untuk membeli produkorganik di organic pasar biasa. 3. Saya berniat untuk membeli produk makanan organik untuk manfaat kesehatan jangka panjang saya. 4. Saya berniat untuk membeli produk makanan organik karena mereka lebih memperhatikan keamanan pangan. 6 Perilaku pembelian 1. Saya sering membeli produk makanan organik. 2. Saya sering membeli produk makanan organik di aktual dari pasar reguler. produk makanan 3. Saya sering membeli produk makanan organik karena mereka lebih ramah lingkungan. organic 4. Saya sering membeli produk makanan organik yang aman untuk dikonsumsi. Sumber: Shi Wee et al., 2014 3.5 Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dalam instrumen kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuisioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Cara yang digunakan adalah dengan mengkorelasikan nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2002), yaitu: r xy = {N N X² XY ( ( X) ( X)²}{N Y² Y) ( Y)²} Keterangan: r = koefisien validitas butir pertanyaan n = jumlah responden 38

x = skor responden untuk tiap pertanyaan yang diambil y = skor total responden untuk keseluruhan butir pertanyaan Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sedangkan dikatakan tidak valid apabila tidak mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Syarat minimum dianggap valid adalah nilai r 0,3 (Sugiyono, 2005). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS release 11.5. Langkah-langkah uji validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) angket diberikan kepada 30 orang responden untuk dijawab, (2) setelah data dari 30 orang responden terkumpul kemudian diuji validitas pertanyaan dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson, (3) setelah melihat hasil pengolahan data dengan program SPSS release 11.5, apabila terdapat pertanyaan yang tidak valid maka pertanyaan tersebut harus dihilangkan, (4) kemudian setelah pertanyaan yang tidak valid dihilangkan, diuji kembali validitasnya dengan program SPSS release 11.5, (5) setelah semua pertanyaan dalam angket tersebut valid maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaanya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Adapun reliabilitas instrumen diuji dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2002) yaitu : 39

k b r 11 = 1 2 k 1 Keterangan: 1 2 r 1.1 k = reliabilitas instrument = banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal. 2 b = jumlah varians butir 2 t = varian total Suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliable) apabila memiliki koefisien kendala atau alpha sebesar 0,6 atau lebih (Arikunto, 2002). 3.6 Teknik Analisis 3.6.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis yang digunakan sebagai gambaran subyek dalam penelitian melalui data sampel atau populasi yang diambil apa adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Analisis data yang dilakukan berdasarkan karakteristik responden dan hasil jawaban dari responden kemudian ditarik kesimpulan. 3.6.2Analisis Verivikatif Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Model (SEM) dengan program AMOS.21. Data yang telah dikumpulkan berdasarkan kuesioner kemudian dilakukan analisis untuk mengolah data tersebut agar hasilnya dapat dianalisis sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan permasalahan yang telah ditentukan. Alat analisis yang dimaksud adalah Structural Equation Modeling 40

(SEM). Model persamaan struktural (Structural Equation Modeling) adalah generasi kedua teknik analisis multivariate yang memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks baik recursive maupun non-recursive untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model (Ghozali, 2011). Structural Equation Modeling (SEM) dilakukan dengan bantuan program AMOS. Program AMOS menunjukkan pengukuran dan masalah yang struktural, dan digunakan untuk menganalisis dan menguji model hipotesis. Menurut Ferdinand (2000) langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat permodelan yang lengkap adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan model yang berbasis teori Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan sebuah model penelitian dengan dukungan teori yang kuat melalui berbagai telaah pustaka dan sumber-sumber ilmiah yang berhubungan dengan model yang sedang dikembangkan. Tanpa dasar teoritis yang kuat, SEM tidak dapat digunakan. 2. Membuat diagram alur (path diagram) Dalam langkah kedua ini, model yang telah dibangun pada tahap pertama digambarkan dalam diagram alur untuk mempermudah melihat hubunganhubungan kausalitas yang ingin diuji (Hair et al., 2010). Dalam diagram alur, hubungan antar konstruk ditunjukkan melalui anak panah. Anak panah yang lurus menunjukkan hubungan kausalitas yang langsung antara satu konstruk dengan konstruk yang lain. Sedangkan anak panah yang melengkung menunjukkan korelasi antar konstruk. Konstruk-konstruk yang dibangun dalam diagram alur dibedakan menjadi dua kelompok yaitu konstruk eksogen 41

dan konstruk endogen. Konstruk eksogen dikenal sebagai source variables atau independent variables yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. 3. Konversi diagram alur ke dalam persamaan Setelah model penelitian dikembangkan dan digambarkan pada diagram alur maka langkah selanjutnya adalah mengkonversi spesifikasi model tersebut kedalam rangkaian persamaan yang dibangun (Hair et al., 2010). Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan structural dibangun dengan pedoman sebagai berikut : (Ghozali, 2011) Gambar 3.1. Diagram Alur SEM Persamaan yang dapat dibangun adalah 42

Z= 11 X1+ 12 X2+ 14 X3+ 14 X4+ z1 Y = 21Z + z2 Keterangan : Y Z X 1 X 2 X 3 X 4 = Pembelian Nyata = niat untuk membeli produk ikan laut = persepsi kesehatan produk ikan laut = persepsi keamanan produk ikan laut = persepsi ramah lingkungan dan kesejahteraan hewan produk ikan laut = persepsi kualitas produk ikan laut = koefisien hubungan variabel eksogen terhadap endogen = koefisien hubungan variabel endogen terhadap endogen 4. Mengevaluasi kriteria Goodness of fit Pada langkah kesesuaian model dievaluasi melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Untuk itu tindakan pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM, yaitu observasi independen, random sampling dari responden dan linearitas dari semua hubungan. Pengukuran goodness of fit dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :absolute fit measures, increment fit measures dan parsimonious fit measures (Hair et al., 2010). a) Chi Square Statistic Model yang diuji dipandang baik atau memuaskan nilai chi-squarenya rendah. Semakin nilai χ² semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p > 0,05 atau p> 0,10 43

b) The Roots Mean Square Error of Approximation (RMSEA). Merupakan sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi chisquare statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan nilai goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair et al., dalam Ferdinand,2006). Nilai RMSEA yang kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model tersebut berdasarkan degree of freedom. c) Goodness of Fit Indeks (GFI) Merupakan ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit. d) Adjusted Goodness of Fit Indeks (AGFI) Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90 (Hair et al.,2010). e) CMIN / DF CMIN / DF adalah merupakan The minimum sample discrepancy function yang dibagi dengan degree of freedomnya. CMIN / DFmerupakan statistik chi-square, χ² dibagi Df-nya sehingga disebut χ²-relatif. Nilai χ² relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari accceptable fit antara model dan data. f) Tucker Lewis Indeks (TLI) Merupakan incremental index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai 44

acuan diterimanya sebuah model adalah 0,90 (Hair et al., 1995) dan nilai yang mendekati 1 (satu) menunjukkan a very good fit. g) Comparative Fit Index (CFI) Rentang nilai sebesar 0 1, dimana semakin mendekati 1mengidentifkasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit). h) Interprestasi Modifikasi Model Setelah model diestimasi, nilai residual haruslah kecil atau mendekati nol (0) dan distribusi frekwensi dari kovarian residual harus bersifat simetrik. Model yang baik mempunyai standardized residual variance yang kecil. Angka 2,58 merupakan batas nilai standardized residual variance yang diperkenankan dan diinterprestasikan sebagai signifikan secara statistik pada tingkat 10 % dan menunjukkan adanya prediction error yang substansial untuk sepasang indikator. Sumber : Ferdinand (2006) Tabel 1.Goodness of Fit Index Cut-off Value Goodness of Fit Index Cut-Off Value X 2 Chi Square Diharapkan kecil Significance Probability 0.05 RMSEA (The Roats Mean Square Error of 0.08 Aproximation) GFI (Goodness of Fit Index) 0.90 AGFI (Adjusted Goodnes of Fit Index) 0.90 CMIN/DF (The Minimun Sample 2.00 Discrepancy/Degree of Freedom) TLI (Tucker Lewis Index) 0.90 CFI (Comparative Fit Index) 0.90 45

5. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilihat dari tingkat signifikansi hubungan kausalitas antar variabel dengan ketentuan sebagai berikut: Jika probabilitas < 0,05, maka terdapat pengaruh secara signifikan variabel eksogen terhadap variabel endogen Jika probabilitas > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh secara signifikan variabel eksogen terhadap variabel endogen. 46