BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun yang dipilih dengan

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH MEKANISMECORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDITOR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data jadi jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 35 sampel. Tabel 4.1. Kriteria Pemilihan Sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

: Herli Setianti NPM : Nama Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MM

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran


BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ukuran perusahaan, dan good corporate governance terhadap kebijakan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengaruh penggunaan derivatif keuangan, board of director, return on

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berikut ini disajikan

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, ARUS KAS INVESTASI DAN ARUS KAS PENDANAAN TERHADAP DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN FARMASI DI BURSA EFEK INDONESIA

WIWI WIDIA NINGSIH 2C EB19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

CHAIRUNNISA NURSANI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran umum (intitusi/ perusahaan/ responden)

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun pengamatan dan harus memiliki laba bersih positif.

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV ANALISIS DATA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Setelah dilakukan seleksi pemilihan sampel sesuai kriteria yang telah ditentukan maka diperoleh 30 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sampel selama periode penelitian. Sedangkan proses pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 4.1 : Tabel 4.1 Kriteria Pengambilan Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah 1 Perusahaan-perusahaan pada perusahaan manufaktur yang ada 120 di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2014 2 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan (12) keuangan tahunan dari tahun 2012-2014 3 Perusahaan tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai (0) emiten hingga akhir tahun 2014 4 Perusahaan tidak memiliki data-data yang dibutuhkan untuk (78) pengukuran variabel dalam penelitian ini Jumlah Perusahaan Sampel 30 Sumber : Data Diolah, 2015 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif dilihat 43

menggunakan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Hasil dari deskriptif statistik dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Statistik Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DA 90-14,56 19,34 -,0268 3,07637 KAP 90,00 1,00,4333,49831 TENURE 90 1,00 6,00 3,7000 1,56111 DKI 90,25,75,3771,09569 KA 90 3,00 5,00 3,1111,40901 INST 90,234203,999977,69635473,191559237 MAN 90,000011,259914,05718120,085926090 Valid N (listwise) 90 Sumber : Data Diolah, 2015 Darri hasil analisis data di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel discretionary accrual mempunyai nilai standar deviasi 3,07637 nilai tersebut lebih besar dari nilai mean yaitu -0,0268. Hal ini menandakan bahwa variabel discretionary accrual bersifat heterogen. Nilai minimum dan maximum adalah -14,56 dan 19,34. Perusahaan yang bernilai minimum adalah PT Kimia Farma Tbk dan perusahaan yang bernilai maksimum adalah PT Jayapari Steel Tbk. 2. Nilai mean dan standar deviasi pada variabel ukuran KAP adalah 0,4333 dan 0,49831. Nilai standar deviasi yang lebih besar dari mean menandakan jika variabel ukuran KAP bersifat heterogen. Nilai rata-rata sebesar 0,4333 berarti bahwa perusahaan yang menggunakan KAP Big Four adalah sebesar 43,33%. Nilai maksimum dan minimum dari variabel ini adalah 0 dan 1. 44

3. Nilai mean dan standar deviasi pada variabel tenure audit adalah 3,7 dan 1,5611. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari mean menandakan jika variabel tenure bersifat homogen. Nilai rata-rata sebesar 3,7 berarti bahwa mayoritas perusahaan menggunakan jasa auditor sebesar 3,7 atau 4 tahun. Nilai maksimum dan minimum dari variabel ini adalah 1 dan 6. 4. Nilai mean dan standar deviasi pada variabel dewan komisaris independen adalah 0,3781 dan 0,08487. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari mean menandakan jika variabel dewan komisaris independen bersifat homogen. Nilai maksimum dan minimum dari variabel ini adalah 0,75 dan 0,25. Perusahaan dengan nilai minimum adalah PT Lautan Luas Tbk sedangkan perusahaan dengan nilai maksimum adalah PT Eterindowahana Tama Tbk 5. Nilai mean dan standar deviasi pada variabel komite audit adalah 3,1111 dan 0,40901. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari mean menandakan jika variabel komite audit bersifat homogen. Nilai minimum dan maksimum dari variabel ini adalah 3 dan 5. Perusahaan dengan nilai minimum diperoleh hampir semua perusahaan seperti adalah PT Beton Jaya Manunggal Tbk dan PT Astra Otoparts sedangkan perusahaan dengan nilai maksimum adalah PT Indo Acidatama Tbk 6. Kepemilikan institusional mempunyai nilai mean dan standar deviasi secara berturut-turut adalah 0,69635473 dan 0,191559237. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel ini bersifat homogen jika dilihat dari nilai standar deviasi yang lebih kecil daripada nilai mean. Variabel ini memiliki nilai minimum 0,234203 dan nilai maksimum 0,999997. Perusahaan yang bernilai 45

minimum adalah PT. Asia Plast Industries dan perusahaan yang bernilai maksimum adalah PT. Kimia Farma Tbk. 7. Nilai mean dan standar deviasi pada variabel kepemilikan manajerial adalah 0,05583174 dan 0,08852317. Nilai standar deviasi yang lebih besar dari mean menandakan jika variabel kepemilikan manajerial bersifat heterogen. Nilai minimum dan maksimum dari variabel ini adalah 0,000011 dan 0,258814. Perusahaan yang bernilai minimum adalah PT. Merck Tbk dan perusahaan yang bernilai maksimum adalah PT Pyridam farma Tbk. 4.3. Uji Asumsi Klasik 4.3.1. Uji Normalitas Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Hasil uji normalitas untuk seluruh model penelitian adalah sebagai berikut : 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 90 Normal Parameters a,b Mean,0000000 Std. Deviation 2,95788935 Most Extreme Differences Absolute,218 Positive,218 Negative -,181 Kolmogorov-Smirnov Z 2,064 Asymp. Sig. (2-tailed),000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Diolah, 2015 Dari hasil uji kolmogorov-smirnov di atas, dihasilkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual dalam model regresi ini tidak terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2- tailed) di bawah 0,005. Untuk menormalkan data maka perlu dilakukan pembersihan data dari outlier. Hasil uji normalitas setelah data dinormalkan adalah sebagai berikut : 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier Dihapus One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 75 Normal Parameters a,b Mean,0000000 Std. Deviation,86122944 Most Extreme Differences Absolute,050 Positive,050 Negative -,049 Kolmogorov-Smirnov Z,433 Asymp. Sig. (2-tailed),992 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Diolah, 2015 Dari hasil uji kolmogorov-smirnov di atas, dihasilkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,992. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data residual dalam model regresi ini terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 0,05. 4.3.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance< 0,10 atau VIF < 10. Kedua ukuran tersebut 48

menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Hasil uji multikolinieritas adalah sebagai berikut ; Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF KAP,827 1,210 TENURE,912 1,096 1 DKI,827 1,209 INST,733 1,364 MAN,585 1,710 KA,892 1,122 a. Dependent Variable: DA Sumber : Data Diolah,2015 Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada bagian collinierity statistic, nilai VIF pada seluruh variabel independen lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance di atas 0.1. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa seluruh variabel independen pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinieritas. 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut 49

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data SPSS diolah Dari hasil analisis uji heteroskedastisitas di atas, pada grafik scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tersebar di atas maupun dibawah angka 0 sumbu Y. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi dan dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. 4.3.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi, peneliti akan menggunakan uji Durbin-Watson dengan alat bantu SPSS. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi 50

dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-Test). Hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model Durbin-Watson 1 1,797 a a. Predictors: (Constant), KA, DKI, KAP, TENURE, INST, MAN b. Dependent Variable: DA Sumber : Data SPSS diolah Dari hasil analisis uji autokorelasi dihasilkan nilai durbin watson sebesar 1,797. Nilai tersebut harus dibandingkan dengan nilai dl dan du pada tingkat signifikansi 5%, jumlah data 75, dan jumlah variabel independen sebesar 6. Pada kondisi tersebut maka dihasilkan nilai dl sebesar 1,4866 dan nilai du sebesar 1,7698. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai durbin watson sebesar 1,797 berada diantara nilai du (1,7698) sampai dengan 4-du (2,2311) yang berarti tidak ada masalah autokorelasi. 4.4 Analisis Regresi Berganda Analisis data penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara discretionary accrual dengan variabel-variabel independennya. Hasil analisis regresi adalah sebagai berikut : 51

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 1,297,934 1,388,170 KAP,263,229,120 1,145,256 TENURE,129,071,181 1,825,072 1 DKI -3,932 1,151 -,356-3,415,001 KA,352,248,142 1,417,161 INST -1,831,611 -,332-2,996,004 MAN -4,078 1,507 -,336-2,706,009 a. Dependent Variable: DA Sumber : Data Diolah, 2015 Berdasarkan tabel diatas, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : DA = 1,297 +0,263KAP+0,129Tenure-3,932DKI+0,352KA -1,831-4,078MAN Dari hasil model persamaan regresi diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Nilai intercept konstanta sebesar 1,297. Hasil ini dapat diartikan bahwa apabila besarnya nilai seluruh variabel independen adalah 0, maka besarnya discretionary accrual akan sebesar 1,297. 2. Nilai koofisien regresi variabel ukuran KAP sebesar 0,263. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai variabel ukuran KAP naik satu satuan maka discretionary accrual akan mengalami peningkatan sebesar 0,263 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan 52

3. Nilai koofisien regresi variabel tenure audit sebesar 0,129. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai variabel tenure audit naik satu satuan maka discretionary accrual akan mengalami peningkatan sebesar 0,129 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan 4. Nilai koofisien regresi variabel dewan komisaris independen sebesar -3,932. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai variabel dewan komisaris independen naik satu satuan maka discretionary accrual akan mengalami penurunan sebesar -3,932 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan 5. Nilai koofisien regresi variabel komite audit sebesar 0,352. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa nilai variabel komite audit naik satu satuan maka discretionary accrual akan mengalami peningkatan sebesar 0,352 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan 6. Nilai koefisien regresi variabel kepemilikan institusional sebesar -1,831. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa apabila kepemilikan institusional bertambah satu satuan, maka discretionary accrual akan mengalami penurunan sebesar -- 1,831 satuan dengan asumsi semua variabel independen lain konstan 7. Nilai koofisien regresi variabel kepemilikan manajerial adalah sebesar -4,078. Hasil ini dapat diartikan bahwa apabila variabel kepemilikan manajerial naik satu satuan, maka discretionary accrual akan menurun sebesar 4,078 dengan asumsi semua variabel independen lain konstan. 53

4.4 Analisis Koefisien Determinasi Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Analisis Koofisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,622 a,387,333,89842 a. Predictors: (Constant), KA, DKI, KAP, TENURE, INST, MAN b. Dependent Variable: DA Sumber : Data Diolah, 2015 Hasil perhitungan koefisien determinasi, dihasilkan nilai koofisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,333. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya variasi variabel independent dalam mempengaruhi model persamaan regresi adalah sebesar 33,3% dan sisanya sebesar 66,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi. 4.5 Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah ukuran KAP berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.7 parameter hubungan ukuran KAP terhadap kualitas audit adalah sebesar 0,263 dan nilai signifikansi sebesar 0.256. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut tidak 54

signifikan karena ρ = 0,256 > 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa, ukuran KAP tidak berpengaruh signiikan terhadap kualitas audit sehingga hipotesis pertama penelitian ini tidak dapat didukung. 2. Pengujian Hipotesis Tenure Audit Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah tenure audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.7 parameter hubungan tenure audit terhadap kualitas audit adalah sebesar 0,129 dan nilai signifikansi sebesar 0.072. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan karena ρ = 0,072 > 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa, tenure audit tidak berpengaruh signiikan terhadap kualitas audit sehingga hipotesis kedua penelitian ini tidak dapat didukung. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Hipotesis kedelapan dalam penelitian ini adalah dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.6 parameter hubungan dewan komisaris independen terhadap discretionary accrual adalah sebesar - 3,932 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena ρ = 0,001 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa, ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif signifikan terhadap discretionary 55

accrual atau dengan kata lain ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit sehingga hipotesis keempat penelitian ini dapat didukung. 4. Pengujian Hipotesis Keempat Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.6 parameter hubungan komite audit terhadap kualitas audit adalah sebesar 0,352 dan nilai signifikansi sebesar 0.161. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan karena ρ = 0,161 > 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa, komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit sehingga hipotesis keempat penelitian ini dapat didukung. 5. Pengujian Hipotesis Kelima Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.7 parameter hubungan kepemilikan institusional terhadap discretionary accrual adalah sebesar -1,831 dan nilai signifikansi sebesar 0.004. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena ρ = 0,004 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap discretionary accrual atau dengan kata lain sehingga Kepemilikan Institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit hipotesis kelima penelitian ini dapat didukung. 56

6. Pengujian Hipotesis keenam Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.6 parameter hubungan kepemilikan manajerial terhadap kualitas audit adalah sebesar -4,078 dan nilai signifikansi sebesar 0,009. Pada tingkat signifikansi α = 5%; maka koefisien regresi tersebut signifikan karena ρ = 0,009 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap discretionary accrual atau dengan kata lain Kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit sehingga hipotesis keenam dapat didukung. 4.6. Pembahasan 4.6.1 Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi ukuran KAP perusahaan akan tidak akan meningkatkan kualitas audit Konflik keagenan juga memiliki peran sebagai penggerak kualitas audit. Di dalam teori keagenan disampaikan bahwa fungsi pengauditan adalah salah satu mekanisme untuk mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemilik perusahaan. Kedua pihak membutuhkan auditor untuk mengurangi ketidaksimetrisan informasi antara pemilik dengan auditor. Semakin besar konflik keagenan, semakin tinggi biaya keagenan, dan semakin tinggi permintaan untuk auditor yang berkualitas. 57

Ukuran KAP, dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dimungkinkan praktik manajemen laba terjadi karena perusahaan memiliki keinginan agar kinerja keuangan perusahaan tampak bagus dimata calon investor, namun mengabaikan keberadaan auditor Big-4. Selain itu, dengan adanya keberadaan auditor Big-4 bukan untuk mengurangi manajemen laba, tetapi lebih kepada peningkatan kredibilitas laporan keuangan dengan mengurangi gangguan yang ada didalamnya sehingga bisa menghasilkan laporan audit yang kurang berkualitas. Penelitian Bafqi et al (2013) dan Febriyanti & Mertha (2014) membuktikan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 4.6.2 Pengaruh Tenure Audit Terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tenure audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi tenure audit perusahaan akan tidak akan meningkatkan kualitas audit Tidak signifikannya pengaruh tenure audit diduga disebabkan karena dua faktor yang mempengaruhi kualitas audit (kompetensi dan independensi) memiliki pengaruh yang sama kuat terhadap kualitas audit sehingga menghilangkan pengaruh dari tenure audit terhadap kualitas audit. Dalam bab sebelumnya telah diuraikan terkait pengaruh independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit. Dua hal tersebut memiliki pengaruh yang saling bertolak belakang. Semakin lama masa penugasan akan meningkatkan kompetensi yang dapat meningkatkan kualitas audit. Sedangkan semakin lama masa penugasan juga akan menurunkan independensi yang dapat menurunkan kualitas audit. Hubungan kuadratik bisa 58

terjadi jika salah satu hal tersebut, antara independensi dan kompetensi ada yang lebih kuat. Jika kedua hal tersebut sama kuat (peningkatan kompetensi dan penurunan independensi) maka menyebabkan tidak terjadinya hubungan signifikan antara tenure audit terhadap kualitas audit. Hasil ini sesuai penelitian Nindita & Siregar (2013) membuktikan bahwa audit tenure tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 4.6.3 Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tenure audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi tenure audit perusahaan akan meningkatkan kualitas audit Dalam konteks keagenan tersebut, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator antara prinsipal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi memonitor perilaku manajer sebagai agen dan memastikan bahwa agen bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal. Salah satu mekanisme internal yang digunakan untuk memonitor pengawasan perusahaan adalah dewan komisaris independen. Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengandireksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindakin dependen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan (KNKG, 2006). Berdasarkan keputusan Direksi BEJ (sekarang BEI) nomor: KEP- 399/BEJ/07-2001, komisaris independen bertanggung jawab untuk mengawasi kebijakan dan tindakan direksi, dan memberikan nasihat kepada direksi jika 59

diperlukan. Ujiyantho & Pramuka (2007) menyatakan bahwa komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantarapara manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang GCG. Tingkat efektifitas fungsi pengawasan komisaris independen ini dapat dilihat dari jumlah yang proporsional sebanding dengan jumlah seluruh dewan komisaris dalam perusahaan. Apabila jumlah dewan komisaris besar, sedangkan jumlah komisaris independen sedikit atau kecil, maka pengawasan akan dinilai kurang. Jumlah dewan komisaris independen yang lebih besar daripada jumlah dewan komisaris non independen dapat mengurangi munculnya praktik manajemen laba. Diharapkan bila jumlah dewan komisaris independen besar (yang berarti semakin proporsional perbandingan komisaris independen dengan jumlah dewan komisaris) maka kegiatan monitoring akan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Apabila jumlah dewan komisaris besar, sedangkan jumlah komisarisindependen sedikit atau kecil, maka pengawasan akan dinilai kurang, karena jumlah dewan komisaris internal lebih besar sehingga dapat memungkinkan meningkatkan kualitas audit. Hasil penelitian ini sesuai penelitian Beisland, Mersland, & Øystein (2013), Gajevszky (2014) membuktikan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas audit. 60

4.6.4 Pengaruh Ukuran Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian ini membuktikan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi komite audit perusahaan tidak akan meningkatkan kualitas audit Peran komite audit sangat diperlukan dalam hal pengawasan perusahaan. Hasil penelitian ini disebabkan karena peraturan BAPEPAM belum menjelaskan kriteria apa sajakah yang harus dimiliki oleh seseorang komite audit agar dapat dinyatakan memiliki financial literacy (kemampuan dalam hal keuangan). Setiap mempunyai kriteria berbeda dalam memilih anggota komite audit. Hal ini diduga mengakibatkan ukuran komite audit dianggap tidak berpengaruh dalam menekan manajemen laba dan tidak dapat berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Hasil ini sesuai penelitian Beisland, Mersland, & Øystein (2013) membuktikan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 4.6.5 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kualitas Audit Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi kepemilikan manajerial perusahaan akan meningkatkan kualitas audit Kepemilikan manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen dalam hal ini adalah komisaris dan direktur yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial diukur sebagai 61

persentase saham yang dimiliki oleh komisaris dan direktur perusahaan pada akhir tahun untuk masing-masing periode pengamatan. Kepemilikan saham manajerial bertugas untuk menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham, semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial akan semakin baik kinerja perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian Jensen and Meckling (1976) menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya. Jika manajer mempunyai kepemilikan pada perusahaan maka manajer akan bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham karena manajer juga mempunyai kepentingan di dalamnya. Besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruence) kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Berdasarkan pendapat tersebut maka kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Hasil ini sesuai penelitian Beisland, Mersland, & Øystein(2013) membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 4.6.6 Pengaruh kepemilikan Institusional terhadap Kualitas Audit. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan akan meningkatkan kualitas audit 62

Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan investment banking. Institusi yang dimaksud dalam hal ini misalnya lembaga swadaya masyarakat, pemerintah maupun perusahaan swasta. Kepemilikan institusional bertanggungjawab untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses pengawasan. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat penyusunan laporan keuangan yang sesuai kepentingan pihak manajemen. Kepemilikan institusional yang semakin besar akan mengakibatkan control eksternal yang lebih besar di dalam suatu perusahaan. Institusi adalah pengambil keputusan profesional yang mengetahui bagaimana mengukur kinerja perusahaan dan cara untuk mengawasi pihak manajemen. Semakin besar control eksternal akan menyebabkan kebijakan yang diambilakan cenderung mengikuti kebijakan dari institusi eksternal. Cornet et al., (2006) dalam Ujiyantho & Pramuka (2007) menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku mementingkan diri sendiri. Hasil ini sesuai penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gajevsky (2014) membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 63