23 BAB 3 BAHAN dan METODE 3.1 ALAT Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT 2. Detektor PDA 3. Neraca analitik 4. PH meter 5. Erlenmeyer 250 ml 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml 7. Spatula 8. Milipore 0,45µm 9. Pipet volume 1 ml 10. Pipet tetes 11. Membran filter 0,45 µm 12. Kertas saring 13. Gelas ukur 10 ml, 100 ml 14. Branson ultrasonic 15. Botol vial 3.2 Bahan pereaksi Bahan pereaksi yang digunakan dalam pengujian adalah :
24 1. Aspartam BPFI 2. Natrium dihidrogen fosfat monohidrat (NaH 2 PO 4.H 2 O) 3. Asam sulfat 10% 4. Asetonitril 5. Metanol 6. Aquabides 7. Sampel (Alang Sari) 3.3 Prosedur Kerja Berikut prosedur kerja penentuan kadar aspartam adalah : 1. Uji Aspartam (sampel alangsari jeruk nipis) Ditimbang 1 g sampel, masukkan ke dalam labu ukur 25 ml. Ditambahkan 15 ml pelarut, kemudian disonikasi hingga larut. Diencerkan dengan pelarut sampai garis batas. Dipipet 1ml larutan tersebut, masukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Diencerkan dengan pelarut sampai garis batas. Disaring dengan membran filter 0,45 µm. Dimasukkan ke dalam botol vial HPLC. 2. Larutan Baku Berikut prosedur kerja penentuan larutan baku induk aspartam adalah : Ditimbang seksama sejumlah lebih kurang 10 mg aspartam. Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Ditambahkan 10 ml pelarut, kemudian disonikasi hingga larut.
25 Diencerkan dengan pelarut sampai garis batas. Dipipet 5 ml larutan tersebut, masukkan ke dalam labu ukur 20 ml Diencerkan dengan pelarut sampai garis batas. Disaring dengan membran filter 0,45 µm. Dimasukkan ke dalam botol vial HPLC. 3. Larutan Spiked Sampel Berikut prosedur kerja penentuan larutan spiked sampel adalah : Ditimbang 1 g sampel dan ditambahkan 5 mg aspartam yang ditimbang seksama. Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml. Ditambahkan 10 ml pelarut, kemudian disonikasi hingga larut. Diencerkan dengan pelarut sampai garis batas. Dipipet 5 ml larutan tersebut, masukkan ke dalam labu ukur 20 ml Diencerkan dengan pelarut sampai garis batas. Disaring dengan membran filter 0,45 µm. Dimasukkan ke dalam botol vial HPLC. 4. Cara penetapan Larutan sampel, baku induk aspartam dan spiked sampel disuntikkan secara terpisah ke Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan kondisi sebagai berikut : Kolom : C18 (4,6 x 250 mm; ukuran partikel 5 µm). Laju alir : 1,0 ml per menit atau disesuaikan. Fase gerak : Asetonitrillarutan dapar natrium dihidrogen fosfat
26 monohidrat 10 mm ph 2,6 (17,5 : 82,5). Vol. Penyuntikan : 20 µl. Detektor : PDA, panjang gelombang 200400 nm. Suhu kolom : 40 C
27 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Data sampel Nama sampel : Alangsari rasa jeruk nipis dan jeruk madu Zat yang diuji : Aspartam 80 mg Merek Alat : Shimadzu Detektor : PDA panjang gelombang 200400 nm Printer : Laserjet Pelarut : Aquabidest, metanol dan fase gerak Fase gerak : Asetonitril : Natrium dihidrogen fosfat monohidrat (17,5 : 82,5) Kolom : C18 (4,6 x 250 mm; ukuran partikel 5µm) Width : 5 Slope : 200 Suhu kolom : 40 C Baku pembanding : Aspartam BPFI (100,0 %).
28 Tabel 4.1 Identifikasi dan Penetapan Kadar Aspartam (Sampel 74) Nama Zat Bobot Faktor Volume Luas area Ratio Wadah+zat Wadah+sisa pengenceran penyuntikan Baku pembanding 20,666 5,056 40 20 µl 4126593 Baku internal Zat Uji 1) 7,351 1) 6,326 250 20 µl 1)3470000 2) 8,097 2)7,066 2)3491310 Baku Internal Tabel 4.2 Identifikasi dan Penetapan Kadar Aspartam (Sampel 75) Nama Zat Bobot Faktor Volume Luas area Ratio Wadah+zat Wadah+sisa pengenceran penyuntikan Baku pembanding 20,666 5,056 40 20 µl 4126593 Baku internal Zat Uji 1) 7,864 1) 6,011 250 20 µl 1)6567902 2) 8,983 2) 7,101 2)6447494 Baku Internal
29 4.2. Perhitungan Data Perhitungan Berikut adalah rumus yang digunakan dalam penentuan kadar aspartam pada alangsari dengan menggunakan one point method, adalah : Kadar = X X X X 100 % Keterangan: Lu = luas area uji Lb = luas area baku Bb = Bobot baku Bu = Bobot uji Fu = Faktor pengenceran uji Fb = Faktor pengenceran baku Ke = Kadar etiket sampel 1. Sampel 74(Alangsari rasa jeruk nipis) Kadar1 = X X X X 100% = X X X X 100 % = 99,99 % Kadar2 = X X X X 100 % = X X X X 100 % = 100,07 % Kadar total = = = 100,03 % = 80,024 mg/kg Ratarata = 80,024 mg/kg.
30 2. Sampel 75 (Alangsari rasa jeruk madu) Kadar1 = X X X X 100 % = X X X X 100 % = 104,70 % Kadar2 = X X X X 100 % = X X X X 100 % = 101,21 % Kadar total = = = 102,95 % = 82,360 mg/kg Ratarata = 82,360 mg/kg. 4.3. Pembahasan Penentuan kadar Aspartam dalam Alangsari rasa jeruk nipis dan rasa jeruk madu yang telah dilakukan di laboratorium Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Medan. Dimana sifat dari pemanis buatan berupa Aspartam mempunyai dampak negatif dan positif pada kesehatan konsumen yang mengkonsumsi pemanis tersebut. Adapun efek samping dari penggunaan Aspartam jika digunakan dalam jumlah yang banyak dan tidak memenuhi syarat ketentuan akan mengakibatkan penyakit fenilketunari, merupakan kelainan genetis pada orangorang tertentu dimana tubuhnya tidak dapat memetabolisme asam amino fenilalanin secara efektif. Hal ini menyebabkan akumulasi fenilalanin
31 dalam tubuh hingga berada pada kadar yang Dapat membahayakan dan apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan kerusakan otak. Oleh sebab itu, dilakukan Identifikasi dan penetapan kadar Alangsari dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan metode one point method atausatu titik.dilakukan secara duplo dan volume penyuntikan 20 µl dengan laju alir 1 ml/menit, agar diperoleh hasil yang maksimal. Dari tabel 4.1 untuk data aspartam dari sampel Alangsari rasa jeruk nipis yang dilakukan secara duplo, diperolehdata aspartam (1)luas area uji dan baku adalah 3470000 dan 4126593, penimbangan bobot baku dan bobot uji adalah 15,610 mg dan 1,025 gr, faktor pengenceran uji dan faktor pengenceran baku adalah 250x dan 40x dan kode etiket aspartam yang tertera pada sampel adalah 80 mg dengan menggunakan rumus metode satu titik sehingga diperoleh kadar aspartam sebesar 99,99 % dan data aspartam (2)luas area uji dan baku adalah 3491310 dan 4126593, penimbangan bobot baku dan bobot uji adalah 15,610 mg dan 1,031 gr, faktor pengenceran uji dan faktor pengenceran baku adalah 250x dan 40x, kode etiket aspartam yang tertera pada sampel adalah 80 mg dengan menggunakan rumus metode satu titik sehingga diperoleh kadar aspartam sebesar 100,07%,diperoleh kadar total untuk sampel Alangsari rasa jeruk nipis 100,03% dikonversi menjadi 80,024 mg/kg. Dari tabel 4.2 untuk data aspartam dari sampel Alangsari rasaa jeruk madu yang dilakukan secara duplo, diperoleh data aspartam (1) luas area uji dan baku adalah 6567902 dan 4126593, penimbangan bobot baku dan bobot uji adalah 15,610 mg dan 1,853 gr, faktor pengenceran uji dan faktor pengenceran baku
32 adalah 250x dan 40x, kode etiket aspartam yang tertera pada sampel adalah 80 mg dengan menggunakan rumus metode satu titik sehingga diperoleh kadar aspartam sebesar 104,70%. dan data aspartam (2) luas area uji dan baku adalah 6447494 dan 4126593, penimbangan bobot baku dan bobot uji adalah 15,610 mg dan 1,882 gr, faktor pengenceran uji dan faktor pengenceran baku adalah 250x dan 40x, kode etiket aspartam yang tertera pada sampel adalah 80 mg dengan menggunakan rumus metode satu titik sehingga diperoleh kadar aspartam sebesar 101,21%, diperoleh kadar total untuk sampel Alangsari rasa jeruk madu 102,95% dikonversi menjadi 82,36 mg/kg. Dimana menurut SNI jumlah aspartam pada suplemen yang dapat dikonsumsi adalah 5500 mg/kg, batasan ADI / kg berat badan adalah 40 mg dan kadar etiket asparatam pada Alangsari adalah 80 mg dengan syarat akurasi sebesar 90,0%110% dan diperoleh hasil perhitungan penetapan kadar aspartam pada Alangsari jeruk nipis dan jeruk madu adalah 100,03% dikonversi menjadi 80,024 mg/kg dan 102,95% dikonversi menjadi 82,36 mg/kg.sehingga diperoleh kesimpulan bahwa Alangsari rasa jeruk nipis dan jeruk madu dapat dikonsumsi dan memenuhi syarat sesuai kadar etiket pada sampel dan SNI,karena aspartam yang digunakan masih dalam batas normal.
33 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisa yang dilakukan dapat disimpukan sebagai berikut : 1. Kadar aspartam yang terdapat pada Alangsari rasa jeruk nipis diperoleh aspartam adalah positif dan kadar aspartam adalah 100,03% dikonversi menjadi 80,024 mg/kg dan Alangsari rasa jeruk madu diperoleh aspartam adalah positif dan kadar aspartam adalah 102,95% dikonversi menjadi 82,36 mg/kg. 2. Kadar aspartam yang terdapat dalam suplemen, Alangsari rasa jeruk nipis dan jeruk madu memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Sesuai dengan SNI dan Peraturan PERMENKES RI aspartam adalah 600 mg/kg, ADI / Kg berat badan adalah 40 mg dan sesuai kadar etiket Alangsari adalah ± 80 mg. Hasil yang diperoleh dalam Alangsari masih memenuhi syarat mutu, maka masih aman untuk dikonsumsi. 5.2. SARAN 1. Diharapkan dalam penggunaan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi untuk lebih teliti dalam memasukkan sampel agar tidak terjadi kesalahan pembacaan nomor sampel. Jadi perlu perhatian khusus pada saat peletakkan sampel tersebut.
34 2. Diharapkan adanya sosialisasi dan penyebaran informasi dari pihak Balai Besar POM mengenai dampak penggunaan bahan tambahan makanan yang beredar baik kepada produsen maupun konsumen untuk digunakan sesuai dengan standar yang ditentukan.