Perancangan Kriptografi Block Cipher 64 Bit Berbasis pada Pola Terasering Artikel Ilmiah

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Kriptografi Block Cipher 256 Bit Berbasis Pola Tarian Liong (Naga) Artikel Ilmiah

Perancangan Kriptografi Block Cipher 256 Bit Berbasis pada Pola Tuangan Air Artikel Ilmiah

Implementasi S-Box AES Dan Komparasi Rancangan Permutation Box (P-Box) Dalam Skema Super Enkripsi. Artikel Ilmiah

Artikel Ilmiah. Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Dampak S-Box AES Terhadap Perancangan Kriptografi Simetris Berbasis Pola Teknik Putaran Kincir Angin Artikel Ilmiah

Pengaruh Perubahan Ciphertext Terhadap Perancangan Kriptografi Block Cipher 64 Bit Berbasis Pola Ikatan Jimbe Dengan Menggunakan Kombinasi S-Box

Perancangan Kriptografi Block Cipher Berbasis pada Pola Gender Pria Menggunakan Permutation Box (P-Box) Artikel Ilmiah

Perancangan Algoritma Message Authentication Code (MAC) Dengan Pendekatan Kriptografi Block Cipher Berbasis 256 Bit Pada Pola Papan Dart

Perancangan dan Implementasi Algoritma Kriptografi Block Cipher

Perancangan Kriptografi Block Cipher Berbasis Pada Teknik Lipat Amplop dan Linear Congruential Generator (LCG) Artikel Ilmiah

Artikel Ilmiah. Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Perancangan Kriptografi Block Cipher Berbasis pada Teknik Tanam Padi dan Bajak Sawah

Rancangan Kriptografi Block Cipher 128-bit Menggunakan Pola Lantai dan Gerakan Tangan Tarian Ja i

ANALISA PROSES ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DENGAN METODE DES

Perancangan Kriptografi Block Cipher Berbasis pada Alur Clamshell s Growth Rings

Pemenuhan Prinsip Iterated Cipher (Suatu Tinjauan Analisis dan Modifikasi Pada Kriptografi Block Cipher Dengan Pola Teknik Burung Terbang)

Proses enkripsi disetiap putarannya menggunakan fungsi linear yang memiliki bentuk umum seperti berikut : ( ) ( ) (3) ( ) ( ) ( )

General Discussion. Bab 4

Pemenuhan Prinsip Shannon

PENGGUNAAN DETERMINAN POLINOMIAL MATRIKS DALAM MODIFIKASI KRIPTOGRAFI HILL CHIPER

Kombinasi Algoritma Rubik, CSPRNG Chaos, dan S-Box Fungsi Linier dalam Perancangan Kriptografi Block Cipher

Penggunaan Fungsi Rasional, Logaritma Kuadrat, dan Polinomial Orde-5 dalam Modifikasi Kriptografi Caesar Cipher

Perancangan Kriptografi Block Cipher dengan Langkah Permainan Engklek Artikel Ilmiah

PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER

Bab 4 Analisis dan Pembahasan

Artikel Ilmiah. Peneliti: Fahrizal Ahmad ( ) Drs. Prihanto Ngesti Basuki, M.Kom. Ir. Christ Rudianto, MT.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STEGANOGRAFI PADA MULTIPLE IMAGES 24 BITS

Implementasi Pola Anyaman Keranjang Teknik Tiga Sumbu Dalam Kriptografi Block Cipher 256 bit

MODIFIKASI KRIPTOGRAFI HILL CIPHER MENGGUNAKAN CONVERT BETWEEN BASE

LAMPIRAN 1. Proses Pembuatan Kopi Tanpa Ampas. Green Bean Kopi Tempur. Jadi. Digiling. Diseduh. Jadi. Hasil Seduhan Kopi Tempur. Disaring.

KECERDASAN BUATAN METODE HEURISTIK / HEURISTIC SEARCH ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST., M.KOM

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pencarian. Kecerdasan Buatan Pertemuan 3 Yudianto Sujana

Combinatorics. Aturan Jumlah. Teknik Menghitung (Kombinatorik) Contoh

Desain dan Implementasi Efisiensi Bit Cipherteks: Suatu Pendekatan Komparasi Algoritma Huffman dan Rancangan Cipher Block

PROGRAM APLIKASI KRIPTOGRAFI PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE

Analisis dan Modifikasi pada Kriptografi Block Cipher dengan Pola Motif Kain Tenun Timor Guna Pemenuhan Prinsip Iterated Block Cipher.

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kemajuan pesat di

APLIKASI KRIPTOGRAFI ENKRIPSI DEKRIPSI FILE TEKS MENGGUNAKAN METODE MCRYPT BLOWFISH

STUDI PERBANDINGAN ENKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA IDEA DAN MMB

ENKRIPSI DAN DEKRIPSI DATA DENGAN ALGORITMA 3 DES (TRIPLE DATA ENCRYPTION STANDARD)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

STUDI PERBANDINGAN ENKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA IDEA DAN MMB

Modifikasi Kriptografi One Time Pad (OTP) Menggunakan Padding Dinamis dalam Pengamanan Data File

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI DATA MENGGUNAKAN METODE ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

BAB I PENDAHULUAN. melalui ringkasan pemahaman penyusun terhadap persoalan yang dibahas. Hal-hal

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

Aplikasi Merkle-Hellman Knapsack Untuk Kriptografi File Teks

KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN METODE MODIFIKASI AFFINE CIPHER YANG DIPERKUATDENGANVIGENERE CIPHER

7. LAMPIRAN Formula Adonan Arem-Arem 1 kilogram beras 3 liter santan Kara yang diencerkan 1 sachet royco rasa daging ayam Daun pandan

Implementasi Modifikasi Kriptografi One Time Pad (OTP) untuk Pengamanan Data File

(S.2) KRIPTOGRAFI METODA MODULAR MULTIPLICATON-BASED BLOCK CIPHER PADA FILE TEXT

Kriptografi Simetris Dengan Kombinasi Hill cipher Dan Affine Cipher Di Dalam Matriks Cipher Transposisi Dengan Menerapkan Pola Alur Bajak Sawah

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pemenuhan Prinsip Shannon (Confussoin dan Diffusion) pada Block Cipher dengan Pola Anyaman Rambut Papua (ARAP) menggunakanconstantabilangan Prima

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PENYANDIAN ONE TIME PAD MENGGUNAKAN SANDI VIGENERE


APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai makna. Dalam kriptografi dikenal dua penyandian, yakni enkripsi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data

IMPLEMENTASI UJI KORELASI UNTUK PENGUJIAN SUB KUNCI PADA ALGORITMA KRIPTOGRAFI BLOCK CIPHER PRESENT MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN C++

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

Reference. William Stallings Cryptography and Network Security : Principles and Practie 6 th Edition (2014)

KOMBINASI ALGORITMA RUBIK, CPSRNG CHAOS, DAN S-BOX FUNGSI LINIER DALAM PERANCANGAN KRIPTOGRAFI CIPHER BLOK

Modul Praktikum Keamanan Sistem

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENGAMANAN PESAN SMS MENGGUNAKAN INTERNASIONAL DATA ENCRYPTION ALGORITHM

PERANCANGAN APLIKASI ENKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA IDEA (INTERNATIONAL DATA ENCRYPTION ALGORITHM)

PERBANDINGAN METODE VIGENERE DAN AFFINE UNTUK PESAN RAHASIA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Rancangan Kriptografi Block Cipher 128-bit Menggunakan Motif Anyaman Rejeng pada Gedek

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

Perbandingan Proses Subtitusi S-Box DES dan S-Box AES Berdasarkan Nilai Avalanche Effect dan Nilai Kolerasi Artikel Ilmiah

Algoritma Rubik Cipher

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI ENKRIPSI DATA BERBASIS ALGORITMA DES

PERANCANGAN MODIFIKASI KRIPTOGRAFI MODERN CBC UNTUK PENGAMANAN DATA/FILE TEXT

Perancangan Inisial Permutasi dengan Prinsip Lotre dalam Menahan Kriptanalisis Known Plaintext Attack (KPA) pada Kriptografi Hill Cipher

Aplikasi Kriptografi dengan Menggunakan Algoritma Vigenere Cipher dan Implementasi Steganografi Least Significant Bit (LSB) pada Matlab R2013a


BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI KRIPTOGRAFI KOMPOSISI ONE TIME PAD CIPHER DAN AFFINE CIPHER

Tipe dan Mode Algoritma Simetri (Bagian 2)

KOMBINASI ALGORITMA DES DAN ALGORITMA RSA PADA SISTEM LISTRIK PRABAYAR

UJI KECOCOKAN ( MATCHING TEST

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS KRIPTOGRAFI Membuat Algortima Sendiri Algoritma Ter-Puter Oleh : Aris Pamungkas STMIK AMIKOM Yogyakarta emali:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perancangan Super Enkripsi Menggunakan Metode Substitusi S-Box AES dan Metode Transposisi dengan Pola Vertical-Horizontal Artikel Ilmiah

KRIPTOGRAFI PADA FILE AUDIO MP3 MENGGUNAKAN METODE PENGEMBANGAN TRANSPOSISI

dan c C sehingga c=e K dan d K D sedemikian sehingga d K

Kriptografi Kunci Simetris Dengan Menggunakan Algoritma Crypton

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi pengiriman pesan teks semakin berkembang,

Transkripsi:

Perancangan Kriptografi Block Cipher 64 Bit Berbasis pada Pola Terasering Artikel Ilmiah Peneliti : Onie Dhestya Nanda Hartien (672012058) Prof. Ir. Danny Manongga, M.Sc., Ph.D. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga November 2016 1

Perancangan Kriptografi Block Cipher 64 Bit Berbasis pada Pola Terasering Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti : Onie Dhestya Nanda Hartien (672012058) Prof. Ir. Danny Manongga, M.Sc., Ph.D. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga November 2016 1

2

3

4

5

6

7

1. Pendahuluan Keamanan menjadi hal yang penting di dalam dunia internet terkhusus dalam berbagi atau mentransfer data. Pengamanan data menjadi hal sangat penting karena data merupakan sesuatu yang bersifat rahasia. Banyak teknik pengamanan data yang sedang dikembangkan, salah satunya adalah kriptografi. Kriptografi merupakan ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan menyandikannya ke dalam bentuk yang tidak dapat dimengerti lagi maknanya. Melalui proses enkripsi dan dekripsi data atau pesan dapat diubah ke bentuk sandi dan memerlukan kunci untuk mengerti makna berdasarkan sandi tersebut. Namun bukan jaminan data atau pesan menjadi aman ketika sudah diterapkan algoritma kriptografi di dalamnya karena seiring keamajuan kriptografi semakin banyak pula untuk memecahkan algoritma tersebut. Berdasarkan hal tersebut diperlukan algoritma pengembangan baru agar kriptografi tidak mudah untuk dipecahkan. Menurut Kromodimoeljo (2010) Kriptografi merupakan ilmu mengenai teknik enkripsi dimana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk dibaca seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi [1]. Munir (2006) mengemukakan bagian Kriptografi terdiri dari pesan, plaintext dan ciphertext. Plaintext adalah pesan yang dapat dimengerti maknanya sedangkan ciphertext merupakan pesan yang sudah disandikan ke bentuk yang tidak dapat dimengerti maknanya [2]. Algoritma yang digunakan dalam perancangan kriptografi pada penelitian ini adalah algoritma berbasis block cipher 64 bit dengan menggunakan pola terasering. Pola terasering digunakan sebagai proses masuknya bit pada plaintext di-block matriks dimana pola terasering diambil sebagai acuan karena memiliki pola yang cukup sederhana tetapi dapat menghasilkan bit yang acak pada matriks. Serta pola terasering sudah dari dahulu digunakan untuk tanah lereng gunung yang curam dengan fungsi menjaga dan meningkatkan kestabilan lereng begitu juga pada block cipher agar mengacak bit dengan keacakan yang terstruktur dan memudahkan dalam mengacak bit dalam matriks. Pola terasering yang gunakan adalah pola teras bangku miring untuk plaintext dan teras bangku datar untuk kunci. Plaintext dibagi dalam block, dimana setiap block berjumlah 64 bit atau 8 byte, dan memiliki 5 putaran dimana setiap putaran terdapat empat proses untuk plaintext dan juga kunci. Proses plaintext diambil di-xor yang sudah ditransformasikan ke S- box menghasilkan ciphertext yang digunakan untuk proses berikutnya. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan, yang pertama adalah Perancangan Kriptografi Block cipher Berbasis pada Teknik Tanam Padi dan Bajak Sawah. Penelitian ini membahas tentang perancangan kriptografi block cipher berbasis 64bit menggunakan pendekatan tanam padi dan bajak sawah sebagai metode pemasukan bit pada block matriks [3]. 8

Pada penelitian yang berjudul Desain Algoritma Berbasis Kubus Rubik dalam Perancangan Kriptografi Simetris. Penelitian ini membahas mengenai perencanaan algoritma block cipher dengan transposisi kubus rubik untuk menghasilkan sebuah kriptografi simetris yang dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan pengamanan data [4]. Berdasarkan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan terkait perancangan Kriptografi block cipher, maka dirancang sebuah kriptografi block cipher 64 bit dengan pola terasering. Perbedaan penelitian ini dengan yang sebelumnya dimana jumlah data yang diproses sebanyak 64 bit dengan jumlah putaran sebanyak 20 kali. Jumlah data yang diacak sebanyak 64 bit dan dikombinasikan dengan tabel substitusi S-Box maka kriptografi yang dirancang dapat lebih menyamarkan hasil enkripsi (ciphertext) dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini proses enkripsi dilakukan sebanyak 5 putaran berbeda dengan penelitian sebelumnya yang proses enkripsi dilakukan sebanyak 8 putaran, banyak putaran pada proses enkripsi pada perancangan kriptografi dalam penelitian ini membuat waktu yang dibutuhkan untuk mengenkripsi data lebih lama dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Kriptografi merupakan ilmu mengenai teknik enkripsi dimana data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang tidak mudah untuk dibaca seseorang yang tidak memiliki kunci dekripsi [1]. Bagian kriptografi terdiri dari pesan, plaintext, ciphertext. Pesan merupakan data atau juga informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Plaintext adalah pesan yang dapat dimengerti maknanya, ciphertext merupakan pesan yang sudah disandikan ke bentuk yang tidak dapat dimengerti maknanya. Sebuah kriptografi harus melalui uji kriptosistem terlebih dahulu dengan metode Stinson. Sebuah sistem harus memenuhi lima tuple (Five tuple) [5] yaitu sebagai berikut: P adalah himpunan berhingga berdasarkan plaintext, C adalah himpunan berhingga berdasarkan ciphertext, K merupakan ruang kunci (keyspace), adalah himpunan berhingga berdasarkan kunci, Untuk setiap k ε K, terdapat aturan enkripsi e k ε E dan berkorespodensi dengan aturan dekripsi d k ε D. Setiap e k P C dan d k C P adalah fungsi sedemikian hingga d k (e k (x)) = x untuk setiap plaintext x ε P. Untuk menguji nilai algoritma yang dirancang memiliki hasil ciphertext yang acak berdasarkan plaintext maka digunakan Persamaan 1, dimana variable X merupakan plaintext dan Y merupakan ciphertext [6]. r = nσxy (Σx) (Σy) {nσx² (Σx)²} {nσy² (Σy)²} Dimana: n = Banyaknya pasangan data X dan Y (1) 9

Σx = Total jumlah berdasarkan variabel X Σy = Total jumlah berdasarkan variabel Y Σx2 = Kuadrat berdasarkan total jumlah variabel X Σy2 = Kuadrat berdasarkan total jumlah variabel Y Σxy = Hasil perkalian berdasarkan total jumlah variabel X dan variabel Y Panduan umum dalam menentukan kriteria kolerasi ditunjukkan pada Tabel 1 Tabel 1 Kriteria Korelasi [7] R (-/+) Kriteria Korelasi 0 Tidak ada korelasi 0 0,5 Korelasi lemah 0,5 0,8 Korelasi sedang 0,8 1 Korelasi kuat/erat 1 Korelasi sempurna Pada block cipher, rangkaian bit plaintext dibagi menjadi block-block bit dengan panjang yang serupa, biasanya 64 bit (tapi adakalanya lebih). Enkripsi dilakukan terhadap block bit plaintext menggunakan bit kunci (yang ukurannya sesuai dengan ukuran block plaintext). Algoritma enkripsi menghasilkan block ciphertext yang berukuran sesuai dengan block plaintext. Dekripsi dilakukan dengan aturan yang serupa seperti enkripsi. Algoritma block cipher menggabungkan beberapa teknik kriptografi klasik dalam proses enkripsi, dengan kata lain, block cipher dapat diacu sebagai super-enkripsi. Terasiring atau Sengkedan merupakan metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah [8]. Gambar 1 Pola Teras Bangku Datar dan Miring Pada Terasering [8] Gambar 1 adalah pola teras bangku datar terasering yang digunakan sebagai acuan untuk pola plaintext dan pola teras bangku miring terasering 10

yang menjadi acuan pada pola kunci yang nantinya disusun dengan bentuk dan pemasukan yang berbeda-beda dalam pola kriptografi pada block cipher yang telah dibuat. Pola Terasering diambil sebagai acuan karena memiliki pola yang cukup sederhana tetapi dapat menghasilkan bit yang acak pada matriks. 3. Metode Dan Perancangan Sistem Secara umum penelitian terbagi ke dalam 5 (lima) tahapan, yaitu: (1) tahap identifikasi masalah, (2) tahap perancangan, (3) tahap implementasi, (4) pengujian dan analisis (5) tahap pelaporan berdasarkan hasil penelitian. Identifikasi masalahi Perancangan block cipher menggunakan pola terasering Implementasi block cipher menggunakan pola terasering Pengujian dan analisis hasil pengujian Penulisan laporan Gambar 2 Tahapan Penelitian Tahap 1: Tahap pertama identifikasi masalah yaitu mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dan pengumpulan data yang dibutuhkan berdasarkan Perancangan Kriptografi block cipher dengan pola terasering tersebut. Tahap 2: Perancangan block cipher meliputi pembuatan bagan enkripsi dan dekripsi diterapkan dalam block cipher dengan ukuran block 8 x 8 (64- bit). Membuat gambaran secara umum mengenai perancangan teknik kriptografi. Tahap 3: Implementasi block cipher menggunakan pola terasering mencakup pola kriptografi dirancang akan diimplementasikan ke dalam simulasi pada Ms. Excel dengan memasukkan plaintext dan kunci yang berbeda. Tahap 4: Pengujian block cipher menggunakan pola terasering dan menganalisis hasil berdasarkan perancangan kriptografi tersebut dengan analisis statistik nilai korelasi dan avalanche effect berdasarkan setiap plaintext awal dan ciphertext berdasarkan semua hasil enkripsi pada setiap proses putaran. 11

Tahap 5: Adalah penulisan Laporan Hasil Penelitian yang sudah dilakukan berdasarkan tahap awal hingga tahap akhir dengan mendokumentasikannya.. Gambar 3 Rancangan Alur Proses Enkripsi Gambar 3 menunjukkan rancangan alur proses enkripsi pada perancangan kriptogradi-bock cipher berbasis 64 bit pada pola terasering, tahap persiapan dan langkah langkah proses enkripsi dijelaskan sebagai berikut: 12

a. Menyiapakn Plaintext dan kunci. b. Mengubah Plaintext dan kunci menjadi biner sesuai tabel ASCII. c. Dalam rancangan alur proses enkripsi mempunyai rumus untuk menghasilkan plaintext dan kunci: Plaintext 1 (P1) melakukan pengaturan dengan melakukan pola terasering kemudian di-xor dengan Kunci 1 (K1) lalu ditransformasikan ke tabel S-box menghasilkan Plaintext 2 (P2); Plaintext 2 (P2) melakukan pengaturan dengan melakukan pola terasering kemudian di-xor dengan Kunci 2 (K2) lalu ditransformasikan ke tabel S-box menghasilkan Plaintext 3 (P3); dan tahapan tersebut berlanjut terus secara berurut sampai menghasilkan Plaintext 20 (P20); Plaintext 20 (P20) melakukan pengaturan dengan melakukan pola terasering kemudian di-xor dengan Kunci 20 (K20) lalu ditransformasikan ke tabel S-box menghasilkan Ciphertext (C). Gambar 4 Rancangan Alur Proses Dekripsi 13

Gambar 4 adalah rancangan alur proses dekripsi berdasarkan ciphertext 20 disubsitusikan ke tabel S-box lalu di-xor dengan kunci 20 lalu di masukkan ke proses pengambilan dan pemasukan bit sehingga menghasilkan plaintext 20. Cara tersebut dilakukan 20 kali untuk menghasilkan plaintext 1. 4. Hasil dan Pembahasan Algoritma perancangan kriptografi block cipher 64 bit berbasis pola terasering berdasarkan awal hingga akhir. Dalam algoritma ini digunakan untuk proses pengambilan bit matriks plaintext. Pada perancangan ini pola yang digunakan adalah pola teras bangku miring untuk plaintext dan pola teras bangku datar untuk kunci. Gambar 5 Pola Plaintext dan Kunci Dengan Pola Terasering Gambar 5 adalah contoh pola pengambilan dan pemasukan biner dengan acuan pola teras bangku miring pada plaintext dan pola teras bangku datar pada kunci. Untuk mempermudah pengambilan dan pemasukannya setiap kotak bit sudah terisi nomor urutannya. Pola satu diartikan sebagai pola a begitu juga pola dua diartikan sebagai pola b dan demikian selanjutnya. Berdasarkan biner awal dan pemasukan biner sesuai dengan pola pada plaintext dan kunci. Ada perbedaan pengambilan bit serta pemasukan bit berdasarkan kiri ke kanan. Berdasarkan polapola yang sudah dirancang, dilakukan pengujian korelasi atau nilai keterikatan antara plaintext dan kunci dengan kombinasi urutan pola bertujuan mendapat ratarata korelasi terbaik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tiga contoh plaintext dan kunci yang berbeda. Plaintext: salatiga, kunci: semarang 14

Plaintext: sala3, kunci: ftiuksw Plaintext: #sekrips, kunci: #wisuda Berdasarkan hasil pengujian korelasi menggunakan contoh plaintext dan kunci maka hasil rata-rata terbaik yang digunakan sebagai acuan perancangan dalam proses enkripsi. Tabel 2 Rata-Rata Korelasi Nilai A korelasi ABCD 0.252469 ABDC 0.249454 ACBD 0.275297 ACDB 0.264551 ADBC 0.411261 ADCB 0.204475 B BACD 0.4878 BADC 0.177981 BCAD 0.380483 BCDA 0.241733 BDAC 0.262056 BDCA 0.446166 C CABD 0.497994 CADB 0.17263 CBAD 0.311999 CBDA 0.250012 CDAB 0.411893 CDBA 0.246986 D DABC 0.380744 DACB 0.369086 CADB 0.234289 DBCA 0.358956 DCAB 0.257301 DCBA 0.18189 Tabel 2 kombinasi pola dengan rata-rata korelasi terbaik terdapat pada urutan CADB. Kombinasi ini yang nantinya menjadi pola proses enkripsi sampai putaran ke 5 untuk menghasilkan ciphertext. Perancangan algoritma kriptografi Block cipher 64 bit berbasis pola terasering hanya dilakukan dalam 5 putaran untuk mendapat ciphertext dan dalam tiap putaran terdapat proses. Proses pertama plaintext dan kunci dikonversi menjadi ASCII kemudian diubah ke bilangan biner, kemudian plaintext dimasukkan ke dalam kolom 8x8 menggunakan pola pengambilan bit dan dilakukan pengambilan dengan pola terasering yang berbeda-beda di tiap proses. Hasil proses XOR 15

kemudian ditranformasikan dengan tabel substitusi S-Box untuk menghasilkan plaintext berikutnya sampai 5 kali putaran. Contoh putaran 1 proses pertama menghasilkan bit C1 yang didapat berdasarkan XOR yang telah ditransformasi oleh S- Box antara bit P1 yang telah mengalami pengacakan dengan bit K1. Kemudian bit C1 dimasukkan ke proses ke dua menghasilkan P2 proses dilakukan dengan langkah yang sesuai seperti proses 1. Sehingga menghasilkan C3 dan C4 kemudian putaran ke 2 dengan proses yang sesuai dengan putaran 1. Gambar 6 Pemasukan Bit Plaintext dan Kunci Gambar 6 menjelaskan proses pemasukan bit karakter plaintext dan kunci. Setiap 8 bit berdasarkan setiap karakter dimasukkan berurutan dengan mengisi block bagian kiri terlebih dahulu mengikuti garis anak panah. Gambar 7 Pola Transposisi Bit Plaintext Proses 1 Gambar 7 adalah proses pengambilan dan pemasukan pada plaintext 1 dan kunci 1. Bit diambil di setiap 8 bit mengikuti urutan angka pada gambar dengan urutan angka 1 sederet menjadi baris 1 diikuti deret sebelahnya lalu dilanjutkan deret sebelah kiri angka tersebut. Gambar 8 Pola Transposisi Bit Kunci Proses 1 16

Gambar 8 menjelaskan proses pengambilan bit kunci pada proses 1. Bit diambil setiap 8 bit dengan pola pengambilan secara mendatar berdasarkan kiri ke kanan dengan awal bit yang di-bold putih. Kemudian dimasukkan kembali ke kolom matriks berdasarkan kanan ke kiri mengikuti petunjuk tersebut. Hasil transposisi berdasarkan plaintext dan kunci kemudian di-xor sehingga menghasilkan Ciphertext 1 yang kemudian ditransformasikan ke S-Box kemudian digunakan sebagai Plaintext 2 pada proses ke 2. Gambar 9 Pola Dekripsi Ciphertext dan Kunci Gambar 9 menjelaskan tentang proses dekripsi pada pola terasering, dengan pola 2 atau pola b sebagai proses pertama dari proses dekripsi dilanjutkan pola 4 atau pola d dan seterusnya. Gambar sebelah kiri dari ciphertext dan kunci adalah pola pengambilan dan sebelah kanan adalah pola pemasukan. Untuk mempermudah pengambilan dan pemasukannya setiap kotak bit sudah terisi nomor urutannya. 17

Gambar 10 Tabel Substitusi S-Box AES Gambar 10 merupakan tabel substitusi S-box yang digunakan dalam proses enkripsi dan dekripsi. S-box ini digunakan karena lebih mudah dipahami. Misalkan jika di-input-kan hexadecimal dengan variabel 01 maka hasil substitusi S-box adalah 7c jika di-input-kan hexadecimal dengan variabel 08 maka hasinya 30. Untuk algoritma dilakukan dengan mengambil plaintext adalah SALATIGA dan kunci SEMARANG. Setelah melewati proses enkripsi yang sudah dijelaskan maka mendapatkan ciphertext yang telah dikonversi ke nilai hexadecimal. Tabel 3 Hasil Ciphertext Setiap Putaran Putaran Hasil Hexadecimal 1 DBEAEB7A01275622 2 642AC4CEEF79D50C 3 D570A604D5B1DB41 4 57953AD254EF7A53 5 DBEAEB2301275622 Tabel 3 merupakan hasil enkripsi berdasarkan setiap putaran. Hasil berdasarkan putaran 5 merupakan final ciphertext. Tabel 4 Algoritma Proses Enkripsi Dalam Satu Putaran PROSES ENKRIPSI Masukkan plaintext Plaintetxt diubah ke ASCII ASCII diubah ke BINER BINER dimasukkan ke kolom P1 menggunakan pola masuk Plaintext PROSES DEKRIPSI Masukkan C4 C4 diubah ke ASCII ASCII diubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam tabel S-Box Hasil HEXA diubah ke BINER 18

Bit P1 ditransposisikan dengan pola 3 Terasering P1 di-xor dengan K1 menghasilkan C1 C1 diubah ke BINER BINER diubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam tabel S-Box Hasil HEXA diubah ke BINER menjadi C1 S- Box C1 yang sudah ditransformasi ke S-Box = P2 P2 ditransposisikan menggunakan pola 1 Terasering P2 di-xor dengan K2 menghasilkan C2 C2 diubah ke BINER BINER diubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam tabel S-BOX Hasil HEXA diubah ke BINER menjadi C2 X- box C2 X-Box = P3 BINER dimasukkan ke dalam kolom P3 menggunakan pola masuk plaintext Bit P3 ditransposisikan mengunakan pola 4 Terasering P3 di-xor dengan K3 menghasilkan C3 C3 diubah ke BINER BINER diubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam tabel S-BOX Hasil HEXA invers diubah ke BINER C3 X-Box = P4 BINER dimasukkan ke dalam kolom P4 menggunakan pola masuk plaintext Bit P4 ditransposisikan mengunakan pola 2 Terasering P4 di-xor dengan K4 menghasilkan C4 C4 diubah ke BINER BINER diubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam tabel S-BOX Menghasilkan hasil ASCII ASCII diubah HEXA Bit BINER dimasukkan ke kolom P4 menggunakan pola masuk Plaintext C4 di-xor dengan K4 Hasil XOR ditransposisikan terbalik dengan pola 3 Terasering menghasilkan P4 Bit P4 diubah ke BINER BINER diubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam tabel S-BOX Hasil HEXA invers diubah ke BINER BINER dimasukkan ke dalam kolom C3 menggunakan pola masuk plaintext C3 di-xord dengan K3 Hasil XOR ditransposisikan terbalik dengan pola 1 Terasering menghasilkan P3 Bit P3 diubah ke BINER BINER diubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam tabel S-BOX Hasil HEXA invers diubah ke BINER BINER dimasukkan ke dalam kolom C2 menggunakan pola masuk plaintext C2 di-xor dengan K2 Hasil XOR ditransposisikan terbalik dengan pola 4 Terasering menghasilkan P2 Bit P2 diubah ke BINER BINER diubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam tabel S-BOX Hasil HEXA invers diubah ke BINER P2 = C1 C1 diubah ke BINER BINERdiubah ke HEXA HEXA dimasukkan ke dalam S-Box Menghasilkan HEXA HEXA diubah ke BINER C1 Bit C1 di-xor dengan K1 Hasil XOR ditransposisikan terbalik dengan pola 2 Terasering menghasilkan P1 P1 diubah ke BINER BINER diubah ke ASCII ASCII diubah ke CHAR Tabel 4 merupakan algoritma proses enkripsi dan dekripsi. Proses enkripsi menhasilkan C4 sedangkan proses dekripsi menghasilkan P1. Algoritma proses kunci (Key): a. Masukkan kunci b. Kunci diubah ke ASCII c. ASCII diubah ke BINER d. Bit BINER dimasukkan ke kolom K1 menggunakan pola masuk Kunci e. Bit Kunci ditransposisikan dengan pola Kunci C f. Transposisi K1 = K2 g. K2 ditransposisikan menggunakan pola Kunci A h. Transposisi K2 = K3 i. K3 ditransposisikan menggunakan pola Kunci D j. Transposisi K3 = K4 19

k. K4 ditransposisikan menggunakan pola Kunci B Pseudocode proses Enkripsi dan Dekripsi: Proses Enkripsi {Program ini digunakan untuk melakukan enkripsi data) Kamus P,K,P1,P2,P3,P4,K1,K2,K3,K4,= integer C1, C2, C3, C4= integer Start C1 <- P1 K1 Masukkan P Read P P to ASCII ASCII to BINER Berdasarkan BINER = kolom matriks P1, masukkan BINER P1 Transposisi mengunakan Pola 3 Terasering Output P1 Masukkan K Read K K to ASCII ASCII to BINER Berdasarkan BINER = kolom matriks K1, masukkan BINER K1 Transposisi mengunakan Kunci pola 3 Terasering Output K1 Print C1 Biner S-Box <- Invers Hexa C1 C1 to BINER BINER to HEXA Berdasarkan HEXA = Tabel S-Box, masukkan HEXA HEXA Substitusi menggunakan S-Box Print BINER S-Box C1 = P2 C2 <- P2 K2 Berdasarkan C1 = kolom matriks P2, masukkan C1 P2 Transposisi menggunakan Pola 1 Terasering Output P2 Berdasarkan K1 = kolom matriks K2, masukkan K1 K2 Transposisi menggunakan pola Kunci 1 Terasering Ouput K2 Print C2 Biner S-Box <- Invers Hexa C2 C2 to BINER BINER to HEXA Berdasarkan HEXA = Tabel S-Box, masukkan HEXA HEXA Substitusi menggunakan S-Box Print BINER S-Box C2 = P3 C3 <- P3 K3 Berdasarkan BINER S-Box = kolom matriks P3, Masukkan BINER S-Box P3 Transposisi menggunakan pola 4 Terasering Output P3 Berdasarkan K2 = kolom matriks K3, masukkan K2 K3 Transposisi menggunakan pola Kunci D Output K3 Print C3 Biner S-Box <- Invers Hexa C3 C2 to BINER BINER to HEXA Berdasarkan HEXA = Tabel S-Box, masukkan HEXA HEXA Substitusi menggunakan S-Box Print BINER S-Box C3 = P4 C4 <- P4 K4 20

End Berdasarkan BINER S-BOX = kolom matriks P4, masukkan BINER S-Box P4 Transposisi menggunakan Pola 2 Terasering Output P4 Berdasarkan K3 = kolom matriks K4, masukkan K3 K4 Transposisi menggunakan pola Kunci B Ouput K4 Print C4 Repeat Proses Dekripsi {Program ini digunakan untuk melakukan dekripsi data} Kamus P,C,K,P1,P2,P3,P4,K1,K2,K3,K4, = integer C1, C2, C3, C4= integer Start K2 <- Traposisi K1 Input K Read K K to ASCII ASCII to BINER Berdasarkan BINER = kolom matriks K1, masukkan BINER K1 Transposisi mengunakan pola Kunci B Output K2 K3 <- Traposisi K2 K2 Transposisi mengunakan pola Kunci D Output K3 K4 <- Traposisi K3 K3 Transposisi mengunakan pola Kunci A Output K4 K4 Transposisi menggunakan pola Kunci C P4 <- C4 to Biner Biner to Hexa Berdasarkan HEXA = Tabel S-Box, masukkan HEXA HEXA Substitusi menggunakan S-Box Berdasarkan BINER S-Box = kolom matriks C4, Masukkan BINER S-Box Transposisi berdasarkan hasil C4 K4 Input C Read C C4 to ASCII ASCII to BINER Berdasarkan BINER = kolom matriks C4, masukkan BINER C4 K4 Transposisi terbalik menggunakan Pola 2 Terasering Print P4 P3 <- Transposisi berdasarkan hasil C3 K3 Biner S-Box <- Invers Hexa P4 P4 to BINER BINER to HEXA Berdasarkan HEXA = Tabel S-Box, masukkan HEXA HEXA Substitusi menggunakan S-Box Berdasarkan BINER S-Box = kolom matriks C3, Masukkan BINER S-Box C3 K3 Transposisi terbalik menggunakan Pola 4 Terasering Print P3 Print P2 P2 <- Transposisi berdasarkan hasil C3 K3 Biner S-Box <- Invers Hexa P3 P4 to BINER BINER to HEXA Berdasarkan HEXA = Tabel S-Box, masukkan HEXA HEXA Substitusi menggunakan S-Box Berdasarkan BINER S-Box = kolom matriks C2, Masukkan BINER S-Box C2 K2 Transposisi terbalik menggunakan Pola 1 Terasering 21

End P2=C1 Print P1 Print P P1<- Transposisi berdasarkan hasil C1 K1 P2 K2 Biner S-Box <- Invers Hexa P2 P4 to BINER BINER to HEXA Berdasarkan HEXA = Tabel S-Box, masukkan HEXA HEXA Substitusi menggunakan S-Box Berdasarkan BINER S-Box = kolom matriks C2, Masukkan BINER S-Box C1 K1 Transposisi terbalik menggunakan Pola 3 Tearasering P1 to BINER BINER to ASCII ASCII to CHAR Tabel 5 Nilai Korelasi Setiap Putaran S-Box Putaran Nilai korelasi 1-0.02722620 2 0.429738932 3 0.784557824 4-0.434545885 5 0.096037063 Tabel 5 menjelaskan nilai berdasarkan setiap putaran korelasi. Nilai korelasi pada putaran ke 5 menunjukkan nilai yang baik karena nilai yang dihasilkan tingkat hubungan antara plaintext dan ciphertext masuk dalam kategori sangat rendah. Grafik berdasarkan enkripsi acak proses putaran ditunjukkan pada Gambar 11. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 HASIL KORELASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Gambar 11 Korelasi Berdasarkan Putaran 1 Sampai 5 22

Gambar 11 menjelaskan tentang pengujian Avalanche Effect dilakukan untuk mengatahui seberapa besar perubahan bit ketika karakter plaintext dirubah. Pengujian dilakukan dengan 3 contoh plaintext dan kunci (key) yang berbeda dan kemudian akan diubah 1 karakter pada plaintext sehingga menghasilkan perbedaan Avalanche Effect pada putarannya. 100 50 0 AVALANCHE EFFECT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JUMLAH 30 34 26 32 32 39 39 32 25 36 31 25 30 30 27 25 39 34 27 30 HASIL 47 53 41 50 50 61 61 50 39 56 48 39 47 47 42 39 61 53 42 47 Gambar 12 Grafik Pengujian Avalanche Effect Gambar 12 menjelaskan bahwa hasil yang didapat setelah pengujian dengan plaintext DISASTER dan DISCSTER mengalami perubahan bit pada grafik yang signifikan. 5. Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disimpulkan kriptografi block cipher 64 bit berbasis pola terasering dapat melakukan enkripsi dan memenuhi konsep 5- tuple Stinson sehingga dapat dikatakan sebagai sistem kriptografi. Untuk mendapatkan pola terbaik dilakukan 24 kombinasi dengan urutan yang berbedabeda sehingga mendapat urutan dengan nilai rata-rata dengan korelasi yang terendah dengan pola CADB. Pola CADB memiliki nilai korelasi yang stabil. Untuk meningkatkan perubahan bit atau avalanche effect pada setiap putaran adanya penggabungan tabel substitusi S-box pada setiap proses dalam putaran, menghasilkan peningkatan avalanche effect yang signifikan. Setelah menemukan pola CADB lalu diputar sebanyak 5 kali putaran dengan 1 putaran terdapat 4 proses yang menghasilkan nilai korelasi 0.096037063. Setiap prosesnya disubsitusi dengan S-box agar Avelanche Effect mengalami peningkatan yang dapat menghasilkan 4.6875% enkripsi yang acak sehingga dapat diterapkan untuk mengamankan informasi berupa teks. 6. Daftar Pustaka [1] Kromodimoeljo, S. 2010. Teori dan Aplikasi Kriptografi. Jakarta: SPK IT Consulting. [2] Munir, R. 2006. Kriptografi. Bandung: Informatika. [3] Widodo, A. 2015. Perancangan Kriptografi Block cipher Berbasis pada Teknik Tanam Padi dan Bajak Sawah. Universitas Kristen Satya Wacana: Salatiga. [4] Liwandouw, V. B. 2016. Desain Algoritma Block cipher Dengan Skema 23

Transposisi Kubus Rubik. Universitas Kristen Satya Wacana: Salatiga. [5] Stinson, D. R., 1995, Cryptography: Theory and Practice. CRC Press, Boca Raton, London, Tokyo. [6] Mongomery C. D., Runger C. G., 2003. Applied Statistics and Probability for Engineers. John Wiley & Sons Inc. US [7] Dafid, 2006, Kriptografi Kunci Simetris Dengan Menggunakan Algoritma Crypton, STMIK MDP Palembang. [8] Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB-Press. Bogor. 24