Ekspresi Galectin-3 dan Cyclin D1 pada Nodular Hiperplasia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan

Tingkat Ekspresi Galectin-3 Sebagai Penanda Lesi Jinak Dan Lesi Ganas Pada Tiroid

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan

Ekspresi prb untuk Membedakan Neoplasma Tiroid Jinak dan Ganas Dibandingkan dengan Gambaran Hsitopatologi

KARAKTERISTIK KLINIS DAN DIAGNOSIS SITOLOGI PASIEN DENGAN NODUL TIROID YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

PERBEDAAN EKSPRESI VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA RETINOBLASTOMA STADIUM KLINIS INTRAOKULAR DAN INVASI LOKAL.

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 3, September 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER TIROID DI BAGIAN BEDAH ONKOLOGI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

BAB 6 PEMBAHASAN. ekstrak Phaleria macrocarpa terhadap penurunan indek mitosis dan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

Hubungan Ekspresi Reseptor Progesteron dengan Derajat Diferensiasi Carsinoma Mammae

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

Perbedaan Ekspresi Siklin D1 dan Ki-67 pada Giant Cell Tumor of Bone Jinak dan Ganas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. klinik. Prevalensi nodul berkisar antara 5 50% bergantung pada populasi tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. Papilloma sinonasal diperkenalkan oleh Ward sejak tahun 1854, hanya mewakili

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

ABSTRAK PERBEDAAN EKSPRESI PROTEIN 53 (p53) PADA STADIUM I, II DAN III KANKER SERVIKS TIPE SEL SKUAMOSA

PENDAHULUAN METODE HASIL

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

Ekspresi Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) pada Nodul Hiperplastik, Adenoma Folikuler dan Karsinoma Folikuler Tiroid

HALAMAN PENGESAHAN KTI HUBUNGAN OVEREKSPRESI HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR 2 (HER-2) DENGAN GRADE HISTOLOGI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Validitas Pemeriksaan Imunositokimia HMGA2 dalam Penegakan Diagnosis Nodul Jinak dan Ganas Tiroidpada Sediaan Biopsi Aspirasi Jarum Halus

Tampilan Pulasan Imunohistokimia Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) Pada Undifferentiated Carcinoma Nasofaring Tipe Regaud dan Tipe Schmincke

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

Ekspresi HER-2/neu dan Ki-67 pada Karsinogenesis

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA RAWAT INAP TUMOR PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

5.2 Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Distribusi Pasien Tumor Tulang Berdasarkan Lokasi

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

Leonardo Pembimbing I: Freddy Tumewu Andries, dr., M S Pembimbing II: Ellya Rosa Delima, dr.

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

BAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan keganasan yang paling sering ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

Bagaimana Proses Terjadinya Keganasan

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

Perbedaan Ekspresi Epidermal Growth Factor Receptor pada Karsinoma Tiroid Papilari dan Folikular

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia insiden karsinoma tiroid mengalami peningkatan setiap tahun (Sudoyo,

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

I. PENDAHULUAN. terutama pada daerah transformasi epitel gepeng serviks. Sebagian besar

UJI DIAGNOSTIK FNAB (FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSY) DIBANDINGKAN DENGAN BIOPSI PATOLOGI ANATOMI DALAM MENDIAGNOSIS KARSINOMA TIROID

Ekspresi Imunositokimia CK19

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Ekspresi Imunositokimia Hector Battifora Mesothelioma Cell-1 (HBME-1) pada Nodul Tiroid Diferensiasi Sel Folikel

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma sel basal (KSB) merupakan kelompok tumor ganas kulit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi (Sherlin, 2013). Ameloblastoma merupakan tumor odontogenik yang paling

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah metastasis adalah akibat kurang efektifnya manajemen

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol. 2 No. 4 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kanker payudara merupakan salah satu keganasan. yang paling sering terjadi pada wanita.

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma sel skuamosa di laring (KSSL) menempati. urutan kedua dariseluruhkarsinomadi saluran

BAB I. PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG. American Thyroid Association (2014) mendefinisikan. nodul tiroid sebagai benjolan yang terbentuk karena

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ekspresi Ki-67 dan COX-2 pada Papiloma dan Karsinoma Sel Skuamosa Laring

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Perbedaan Terapi Kemoradiasi dan Radiasi terhadap Kesembuhan Kanker Payudara Pasca Bedah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN akibat kanker payudara (WHO, 2011). Sementara itu berdasar hasil penelitian

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas?

BAB 6 PEMBAHASAN. lengkap baik dari segi farmakologi maupun fitokimia. Pemanfaatan Phaleria macrocarpa ini

PERBEDAAN RERATA KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR (VEGF) PADA KANKER OVARIUM EPITELIAL DERAJAT DIFERENSIASI BAIK DENGAN SEDANG-BURUK

ABSTRAK KARAKTERISTIK ULTRASONOGRAFI PADA KECURIGAAN KLINIS KANKER TIROID DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2015-DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

Transkripsi:

Papiler dan Folikuler Tiroid ABSTRAK Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya Latar belakang Berbagai kesulitan sering ditemukan dalam membedakan tumor tiroid jinak dan ganas dengan pola dan morfologi tertentu. Oleh karena itu ketepatan diagnosis sangat penting dalam penatalaksanaan klinis yang tepat. Galectin-3 merupakan gen yang berperan pada apoptosis dalam karsinogenesis, sedangkan cyclin D1 merupakan regulator siklus sel. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan dan korelasi ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 pada nodular hiperplasia, karsinoma papiler, dan karsinoma folikuler. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah blok parafin nodular hiperplasia, karsinoma papiler dan karsinoma folikuler yang ada di Departemen Patologi Anatomik RSUD Dr. Soetomo Surabaya mulai 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2014. Tiga puluh lima sampel terdiri atas 3 kelompok yaitu 19 nodular hiperplasia, 8 karsinoma papiler dan 8 karsinoma folikuler. Pemeriksaan ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 dilakukan menggunakan metode imunohistokimia. Perbedaan ekspresi galectin-3/cyclin D1 pada ketiga kelompok sampel dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney. Sedangkan korelasi ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 dianalisis dengan uji Spearman. Hasil Uji Kruskal Wallis dan uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna ekspresi galectin-3 pada nodular hiperplasia, karsinoma folikuler, dan papiler, serta perbedaan tidak bermakna ekspresi cyclin D1 pada ketiga kelompok. Analisis dengan Test Spearman menunjukkan adanya korelasi tidak bermakna ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 pada ketiga kelompok. Kesimpulan Galectin-3 dapat digunakan sebagai penanda lesi jinak dan ganas kelenjar tiroid khususnya tipe berdiferensiasi baik. Kata kunci: cyclin D1, galectin-3, karsinoma folikuler tiroid, karsinoma papiler tiroid, nodular hyperplasia tiroid. ABSTRACT Background Determining benign thyroid tumours and malignant with certain pattern and morphology may be difficult task. Diagnostic accuracy are critical for proper further therapy. Galectin-3 is a gene playing a role on apoptosis in carcinogenesis, while cyclin D1 is a cell cycle regulator. The aim of this study is to analyzed the differences and correlation of galectin-3 and cyclin D1 expression on hyperplastic nodule, papillary carcinoma, and follicular carcinoma. Methods The study utilized analytical observation design with cross sectional approach. Study samples are paraffin blocks of hyperplastic nodules, papillary carcinomas, and follicular carcinomas in Department of Anatomical Pathology RSUD Dr. Soetomo Surabaya during January 1 st 2012 until December 31 th 2014 period. Thirty fivecases divided into three sample groups: 19 hyperplastic nodules, 8 papillary carcinomas and 8 follicular carcinomas. Expression appraisal of galectin-3 and cyclin D1 use immunohistochemical method.the difference expression of galectin-3/cyclin D1 were analized by Kruskal Wallis test and by Mann Whitney test. While, correlation between galectin-3 and cyclin D1 determined using Spearman test. Results Kruskal Wallist and Mann-Whitney test showed a significant differences of galectin-3 expression on hyperplastic nodules, follicular carcinomas and papillary carcinomas; whilst there were no significant differences of Cyclin D1 expression on all groups. Test Spearman showed no significant correlation of galectin-3 and cyclin D1 expression on all groups. Conclusion Galectin-3 could be used as marker for benign and malignant lession of thyroid gland especially for well differentiated type. Key words: cyclin D1, follicular carcinoma, galectin-3, hyperplastic nodule, papillary thyroid carcinoma 6 Vol. 26 No. 3, September 2017

PENDAHULUAN Di Amerika Serikat tumor tiroid merupakan tumor endokrin disertai nodul tiroid yang umumnya bersifat jinak, yang sering ditemukan pada pasien perempuan dibanding laki-laki, dan dengan 40% berusia 30-60 tahun. 1,2 Saat ini pemeriksaan awal nodul tiroid menggunakan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB); namun belum dapat membedakan antara lesi jinak dan ganas pada pola sitologi tertentu. 2 Dilema tersering pada analisis jaringan pasca bedah adalah ditemukannya lesi berkapsul pola folikuler dengan gambaran inti seperti pada karsinoma papiler. 3-6 Namun, jika ada penetrasi kapsular inkomplet atau invasi vascular yang meragukan, maka evaluasi gambaran tersebut menjadi tantangan dalam pemeriksaan histologi. Lesi non neoplastik nodular hiperplasia juga seringkali diinterpretasikan sebagai lesi neoplastik karena gambaran histologi yang mirip, sehingga sering didiagnosis sebagai follicular lesion. 1,5 Studi terbaru dengan menggunakan marker imunohistokimia (Galectin-3 dan Cyclin D1) dapat membantu dalam membedakan lesi jinak dan ganas. 3,6,10 Galectin-3, adalah gen anggota keluarga lectin, mengikat beta-galactoside pada glikolipid dan glikoprotein permukaan sel, dan mempunyai berat molekul 31kDa. Protein tersebut dapat berperan dalam modulasi pertumbuhan sel, kontrol siklus sel, regulasi apoptosis; serta mengatur interaksi inter sel, interaksi sel matriks, adesi dan migrasi, inflamasi, transformasi neoplastik serta metastasis. 3,11-14 Sedangkan Cyclin D1 adalah gen regulator siklus sel, yang berperan sebagai kunci regulasi transisi G1/S pada siklus sel. Meskipun literatur tentang peran cyclin D1 dalam patogenesis karsinoma tiroid masih jarang, namun beberapa penelitian menunjukkan peningkatan ekspresi cyclin D1 pada tumor ganas tiroid. 15 Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan antara ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 pada nodular hiperplasia, karsinoma papiler dan karsinoma folikuler. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel penelitian adalah blok parafin yang telah didiagnosis sebagai nodular hiperplasia, karsinoma folikuler dan karsinoma papiler tiroid, yang tersimpan di Instalasi Patologi Anatomik RSUD Dr. Soetomo. Sampel dikumpulkan sejak Januari 2012 sampai dengan Desember 2014, dan didapatkan 35 sampel, yang terdiri atas 19 kasus nodular hiperplasia, 8 kasus karsinoma folikuler, dan 8 kasus karsinoma papiler, yang kemudian dilakukan pulasan dengan antibodi galectin-3 dan cyclin D1. Untuk mengetahui ekspresi galectin-3 dilakukan pemeriksaan imunohistokimia (IHK) dengan human antibodi monoklonal galectin-3 dari Novocastra dengan dilusi 1:100 dan sedangkan untuk cyclin D1, digunakan human antibodi monoklonal cyclin D1 dari Labvision dengan dilusi 1:100. Ekspresi galectin-3 dikatakan positif jika terpulas pada sitoplasma dan inti. Cyclin D1 dikatakan positif jika terpulas pada inti. Pemeriksaan secara visual dilakukan menggunakan mikroskop cahaya binokular pembesaran obyektif 40x dan dinilai secara semikuantitatif dinyatakan dalam skor. Negatif (-/0) bila sel tumor terpulas 0-10%; positif 1 (1+) bila sel tumor terpulas 10%-25%; positif 2 (2+) bila sel tumor terpulas 26-50%; positif 3 (3+) bila sel tumor terpulas 51-75%; positif 4 (4+) bila tumor terpulas >75%. Data yang terkumpul dianalisis dengan SPSS dan perbedaan ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 pada ketiga kelompok sampel digunakan uji statistik Kruskal-Wallis dan uji Mann- Whitney (p<0,05). Sedangkan hubungan antara galectin-3 dan cyclin D1 diuji dengan menggunakan uji statistik Spearman s (p<0,05). HASIL Karakteristik penderita Data usia yang diperoleh pada penelitian ini yang paling muda adalah 27 tahun sedangkan yang paling tua 72 tahun dengan rerata usia penderita pada sampel 49,14 tahun. Untuk pengamatan dilakukan pengelompokan umur berdasarkan rumus kelas interval dan diperoleh 6 kelas dengan rentang 8 tahunan. Usia penderita nodular hiperplasia paling banyak berada pada rentang 43-50 tahun yaitu sebanyak 9 orang (27,71%), dengan ratarata usia 47,21 tahun. papiler paling banyak berada pada rentang 67-74 tahun sebanyak 3 orang (8,57%), dengan rata-rata usia 48,25 tahun. Sedangkan karsinoma folikuler banyak berada pada rentang 43-50 tahun 7 Vol. 26 No. 3, September 2017

sebanyak 3 orang (8,57%), dengan rata-rata usia 51,13 tahun (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi penderita nodular hiperplasia, karsinoma tiroid papiler dan karsinoma folikuler menurut usia. Usia (tahun) hiperplasia Karsinom a papiler folikuler Total 27-34 1 (2,86) 2 (5,71) - 3 (8,57) 35-42 5 (14,29) - 1 (2,86) 6 (17,14) 43-50 9 (25,71) 2 (5,71) 3 (8,57) 14 (40) 51-58 1 (2,86) 1 (2,86) 2 (5,71) 4 (11,43) 59-66 2 (5,71) - 2 (5,71) 4 (11,43) 67-74 1 (2,86) 3 (8,57) - 4 (11,43) Total 19 (54,29) 8 (22,86) 8 (22,86) 35 (100) f: frekuensi Tabel 2. Distribusi penderita nodular hiperplasia, karsinoma tiroid papilar dan karsinoma folikuler menurut jenis kelamin. Jenis kelamin hiperplasia papiler folikuler Total Laki-laki 2 (5,71) 2 (5,71) 2 (5,71) 6 (17,14) Perempuan 17 (48,57) 6 (17,14) 6 (17,14) 29 (82,86) Total 19 (54,28) 8 (22,85) 8 (22,85) 35 (100) f: frekuensi Sampel penelitian ini menggambarkan penderita perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki pada semua kelompok sampel. hiperplasia, karsinoma papiler dan karsinoma folikuler memperoleh data perempuan sebanyak 17 orang (48,57%), 6 orang (5,71%) dan 6 orang (5,71%) secara berurutan, sedangkan laki-laki diperoleh jumlah yang sama yaitu sebanyak 2 orang (5,71%) pada masingmasing kelompok sampel (Tabel 2). Ekspresi Galectin-3 Tabel 3. Ekspresi Galectin-3 Ekspresi Galectin-3 hiperplasia papiler folikuler 0 2 (10,53) 0 0 +1 6 (31,58) 0 1 (12,5) +2 6 (31,58) 2 (25) 1 (12,5) +3 3 (15,79) 0 0 +4 2 (10,53) 6 (75) 6 (75) f: frekuensi Uji Kruskal-Wallis p=0,002 (p<0,05) Pada Tabel 3, kelompok nodular hiperplasia frekuensi ekspresi positif galectin-3 terendah adalah skor +4 (10,53%) dan tertinggi adalah +1 dan +2 (31,58%) dengan rerata 1,84. Pada karsinoma papiler terendah adalah skor +2 (25%) sedangkan tertinggi adalah skor +4 (75%) dengan rerata 3,5. Pada karsinoma folikuler terendah adalah skor +1 dan +2 (masing-masing 12,5%), sedangkan tertinggi adalah skor +4 (75%) dengan rerata 3,38 Tabel 4. Hasil statistik Mann-Whitney ekspresi Galectin-3 pada nodul tiroid. NHT KPT KFT NHT KPT 0,003 KFT 0,009 0,890 NHT: hyperplasia tiroid; KPT: papiler tiroid; KFT: folikuler tiroid Analisis uji Mann-Whitney pada ekspresi galectin-3 antara kelompok nodular hiperplasiakarsinoma papiler dengan nilai p=0,003 (p<0,05), dan antara kelompok nodular hiperplasia-karsinoma folikuler dengan nilai p=0,009 (p<0,05) menunjukkan perbedaan bermakna. Sedangkan ekspresi galectin-3 antara kelompok karsinoma papiler dan karsinoma folikuler menunjukkan perbedaan tidak bermakna (Tabel 4). Gambar 1.A. folikuler widely invasive dengan ekspresi galectin-3 skor +4 (imunohistokimia, 40x). B. papiler galectin-3 skor +4 terpulas pada sitoplasma (imunohistokimia,200x). Ekspresi Cyclin D1 Tabel 5. Ekspresi Cyclin D1 Ekspresi Cyclin D1 hiperplasia f (%) papiler folikuler 0 4 (21,05) 0 1 (12,5) +1 0 0 0 +2 8 (42,11) 3 (37,5) 3 (37,5) +3 4 (21,05) 4 (50) 2 (25) +4 3 (15,79) 1 (12,5) 1 (12,5) f: frekuensi Uji Kruskal Wallis p=0,425 (p>0,05) Tabel 5 memperlihatkan pada kelompok nodular hiperplasia, frekuensi ekspresi positif cyclin D1 terendah adalah skor 0 (21,05%) dan 8 Vol. 26 No. 3, September 2017

tertinggi adalah +2 (42,11%) dengan rerata 2,11. Pada karsinoma papiler terendah adalah skor +4 (12,5%) sedangkan tertinggi adalah skor +3 (50%) dengan rerata 2,75. Pada karsinoma folikuler terendah adalah skor 0 dan +4 (masingmasing 12,5%) dan tertinggi adalah skor +2 (37,5%) dengan rerata 2,00. Analisis Kruskal-Wallis test pada ekspresi cyclin D1 antara nodular hyperplasia, karsinoma papiler dan karsinoma folikuler, didapatkan hasil p=0,425 (p>0,05), yang berarti menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Gambar 2.A. papiler dengan ekspresi cyclin D1 skor +4(imunohistokimia, 200x). B. papilar dengan ekspresi cyclin D1 skor +3, tampak terpulas pada inti (imunohistokimia, 400x). Hubungan antara ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 pada nodular hiperplasia, karsinoma folikuler, dan karsinoma papiler. Uji Spearman s Rho pada ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 pada nodular hiperplasia dengan nilai p=0,951 (p>0,05), karsinoma papiler dengan nilai p=0,623 (p>0,05) dan karsinoma folikuler dengan nilai p=0,214 (p>0,05) menunjukkan hubungan tidak ada bermakna. DISKUSI Tumor tiroid merupakan tumor endokrin, yang lebih sering ditemukan pada perempuan dibanding laki-laki (8:1). 1,2 Pada penelitian ini, penderita nodular hiperplasia berada di rentang usia 43-50 tahun dan menurun hingga 20% pada rentang usia di atasnya. Literatur menemukan 23% pada perempuan dan 5% pada laki-laki, kemudian menurun 20 tahun berikutnya pada kelompok yang sama. Hal ini menunjukkan adanya penurunan frekuensi sesuai pertambahan usia atau perubahan dalam kriteria diagnostic, karena perbedaan, metodologi diagnostik dan diet iodium. 16,17 Pada studi ini, karsinoma papiler menunjukkan usia ratarata 48,25 tahun, dan penderita perempuan lebih dominan. Penelitian menyatakan karsinoma papiler terjadi pada usia 40-50 tahun, dan penderita perempuan 3 kali lebih tinggi dibanding laki-laki. 18,19 Pada penelitian karsinoma folikuler ini menunjukkan rata-rata usia 51,13 tahun dan rasio perempuan dibanding laki-laki=3:1. Peneliti terdahulu menyebutkan penderita karsinoma folikuler mencapai puncak pada usia 40-60 tahun, dengan kejadian pada perempuan 3 kali lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini diduga terdapat gen spesifik yang mudah dipengaruhi reseptor hormon sex, dan yang mungkin terlibat dalam patogenesis karsinoma tiroid faktor reproduktif (usia menarche). 18-20 Galectin-3 mempunyai peran penting dalam proses karsinogenesis dengan tahap yang berbeda-beda diantaranya termasuk transformasi sel tumor, regulasi siklus sel dan apoptosis, yang menggambarakan progresi tumor. 21 Pada penelitian ini terdapat perbedaan ekspresi galectin-3 yang bermakna pada nodular hiperplasia dengan karsinoma papiler dan karsinoma folikuler. Penelitian terdahulu menyatakan ekspresi galectin-3 antara nodul jinak dan ganas menunjukkan hubungan bermakna, karena adanya perbedaan progresi. 5,22 Dalam fungsi apoptosis, galectin-3 ditranslokasikan ke perinuklear membran dan mitokondria sel yang mengalami stimuli apoptosis, yang translokasinya tergantung synexin, (phospholipid dan Ca 2+ -binding protein), yang berinteraksi dengan galectin-3, yang akan menutup potensial membran mitokondria serta mencegah apoptosis. Galectin-3 berinteraksi dengan Bcl2, atau memfasilitasi Bcl2 ke mitokondria, dan mencegah sitokrom-c keluar dari mitokondria ke sitosol. 21 Galectin-3 pada domain N-terminalnya mengandung Ser6 dan Ser12 yang dapat mengalami fosforilasi. Saat residu serine 6 mengalami mutasi, galectin-3 tidak dapat fosforilasi atau transportasi ke inti dan aktivitas anti apoptosisnya menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa fosforilasi serine 6 penting sebagai anti apoptosis, 13 dan adanya galectin-3 yang tinggi akan semakin menekan aktivitas apoptosis. 5,22 Pada penelitian ini karsinoma papiler dan karsinoma folikuler menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada ekspresi galectin-3, di mana 75% lesi menunjukkan skor +4. Peneliti terdahulu menyatakan karsinoma papiler dan folikuler menunjukkan perbedaan tidak bermakna pada ekspresi galectin-3. Sedangkan, ekspresi galectin-3 yang tinggi terlihat pada 9 Vol. 26 No. 3, September 2017

karsinoma origin sel folikuler tiroid. Bila ekspresi galectin-3 makin tinggi maka transformasi agresivitas tumor makin tinggi, yang diikuti dengan tingkat apoptosis yang semakin rendah. Peran galectin-3 dalam apoptosis tampak pada tipe asam amino yang mirip Bcl2 dalam karsinogenesis tiroid. Sedangkan, galectin-3 yang berinteraksi dengan laminin dan fibronectin berperan dalam invasi dan metastasis. Peneliti terdahulu menunjukkan perbedaan tidak bermakna antara karsinoma papiler dan folikuler pada ekspresi galectin-3. Sedangkan perubahan keganasan pada karsinoma origin sel folikuler tiroid menunjukkan galectin-3 dapat mencegah apoptosis akibat induksi antibodi anti-fas dan disrupsi interaksi sel-matriks. 2,9,23,24 Pada karsinoma tiroid papiler, galectin-3 bertindak sebagai upregulator aktivitas transkripsi dari thyroid specific transcription factor-1. Namun, reduksi ekspresi galectin-3 oleh si RNA silencing dapat menginduksi apoptosis pada sel karsinoma tiroid papiler. 2,25 Peneliti menyatakan bahwa galectin-3 berperan dalam jalur apoptosis p53/hipk2, di mana Gen p53 menekan ekspresi galectin-3 dan induksi apoptosis dari p53 yang tergantung pada efek regulasi galectin-3, artinya menunjukkan korelasi positif antara mutasi p53 dan ekspresi galectin-3 pada karsinoma tiroid. 2 Penelitian lain dengan menggunakan sistem RT-PCR telah mengidentifikasi adanya mrna galectin-3 pada 100% karsinoma papiler dan folikuler, 80% multinodular goiter dan 60% adenoma folikuler. Oleh karena itu ditekankan, penting untuk hati-hati dalam penggunaan evaluasi imunohistokimia galectin-3 sebagai marker untuk keganasan pada kelenjar tiroid. 26 Cyclin D1 merupakan produk protein gen CCND1 (PRAD-1, bcl-1), berlokasi di kromosom 11 lokus 11q13, mempunyai massa 36 kda tersusun dari 256 asam amino dan berperan penting dalam mengontrol siklus sel. Cyclin D1 bagian dari kompleks molekul yang mengatur transisi fase G1-S siklus sel. Cyclin dalam jumlah yang sangat besar pada fase G1 akhir dan menghilang saat sel masuk fase S. Sintesis cyclin D1 distimulasi oleh faktor pertumbuhan, menginduksi sel istirahat untuk masuk ke dalam siklus sel. Disproporsi akumulasi cyclin D1 diikuti dengan meningkatnya proliferasi sel, fase G1 memendek dan tidak bereaksi terhadap faktor pertumbuhan fisiologis. 27 Dalam penelitian ini tampak kelompok nodular hyperplasia ekspresi positif cyclin D1 terendah adalah skor 0 (21,05%) dan tertinggi adalah +2 (42,11%) dengan rerata 2,11. papiler frekuensi ekspresi positif terendah adalah skor +4 (12,5%) dan tertinggi adalah skor +3 (50%) dengan rerata 2,75. Pada karsinoma folikuler frekuensi positif terendah adalah skor 0 dan +4 (masing-masing 12,5%) dan tertinggi adalah skor +2 (37,5%) dengan rerata 2,00. Analisis statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis, menunjukkan perbedaan tidak bermakna ekspresi cyclin D1 pada nodular hiperplasia, karsinoma papiler dan karsinoma folikuler pada p=0,425 (p>0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu, yang menunjukkan perbedaan tidak bermakna ekspresi cyclin D1 pada kelompok tumor karsinoma folikuler, adenoma folikuler dan adenomatous nodul, sehingga cyclin D1 tidak digunakan untuk membedakan lesi jinak dan ganas kelenjar tiroid. 12,28 Sebagian besar penelitian mendapatkan ekspresi yang rendah atau negatif pada nodul jinak, dan meningkat pada nodul ganas kelenjar tiroid.pada penelitian ini, Rerata ekspresi cyclin D1 pada nodul jinak dan ganas menunjukkan skor +2, artinya positif terpulas pada 26-50% sel tumor. Dalam siklus sel, adanya sinyal proliferasi akan mengaktifkan kompleks cyclin- CDK. Gen lain yang terpaut dengan aktivitas cyclin-cdk diantaranya adalah p16, p21, p27, p53 dan prb yang berfungsi sebagai inhibisi kompleks cyclin-cdk. 24 Pada nodular hiperplasia, bisa didapatkan mutasi somatik pada jalur proliferasi sel, dan ditemukan 60-70% nodul adalah monoklonal. 25 Adanya mutasi pada inhibitor kompleks cyclin-cdk akan menurunkan fungsi inhibisinya, sehingga kompleks cyclin- CDK meningkat dan proliferasi sel meningkat. Diantara regulator-regulator siklus sel, regulator fase G1 adalah yang paling sering mengalami mutasi, mengakibatkan proliferasi sel tidak terkendali. 24 Penelitian sebelumnya lebih merekomendasikan p27 untuk menilai progresi tumor, karena ekspresi cyclin D1 berkaitan dengan faktor-faktor lain dan tidak independent. Ekspresi cyclin D1 berkaitan dengan fungsi CDK inhibitor, p53, dan juga prb. 26 Tumor tiroid jarang terjadi mutasi gen p53, hanya didapatkan 10% kanker tiroid yang mengalami mutasi p53, terutama pada tumor dengan diferensiasi buruk 10 Vol. 26 No. 3, September 2017

dan tipe agresif, sehingga keganasan tiroid lebih dipengaruhi oleh gen p53 karena fungsi cyclin D1 ditekan oleh gen p53. 27 Analisis ekspresi galectin-3 dan cyclin D1 pada nodular hiperplasia, karsinoma papiler dan karsinoma folikuler menggunakan uji korelasi Spearman s menunjukkan perbedaaan tidak bermakna. Peneliti lain menyatakan bahwa pada karsinoma payudara galectin menginduksi ekspresi cyclin D1 pada fase G1 awal dapat membantu sel melewati poin sensitif apoptosis. 19 Peneliti lain menyatakan tidak ada korelasi antara galectin-3 dan cyclin D1 pada nodular hiperplasi, adenoma folikuler, karsinoma folikuler dan karsinoma papiler, namun ada korelasi antara galectin-3 dan p27. 27 Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa galectin-3 dan cyclin D1 terlibat dalam proliferasi sel, sehingga ekspresi cyclin D1 tidak independent dalam suatu progresi tumor. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian gen-gen lain yang terlibat seperti p53, p21, p27, CDK, maupun prb. KESIMPULAN Galectin-3 dapat digunakan sebagai penanda lesi jinak dan ganas kelenjar tiroid yang berdiferensiasi baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Oestreicher-Kedem Y, Halpern M, Roizman P, Hardy B, Sulkes J, Fein-messer R, Stern Y. Diagnostic value of galectin-3 as a marker for malignancy in follicular patterned thyroid lesions. Head Neck. 2004; 26: 960-6. 2. Chiu CG, Strugnell SS, Griffith OL. Diagnostic utility of galectin-3 in thyroid cancer. Am J Pathol.2010; 176: 2067-81. 3. Herrmann ME, LiVolsi VA, Pasha TL, Roberts SA, Wojcik EM, Baloch ZW. Immunohistochemical expression of galectin-3 in benign and malignant thyroid lesions. Arch Pathol Lab Med. 2002; 126: 710-3. 4. Papotti M, Rodriguez J, De Pompa R, Bartolazzi A, Rosai J. Galectin-3 and HBME- 1 expression in well-differentiated thyroid tumors with follicular architecture of uncertain malignant potential. Mod Pathol. 2005; 18: 541-6. 5. Prasad ML, Pellegata NS, Huang Y, Nagaraja HN, Chapelle A, Kloos RT. Galectin-3, fibronectin-1, CITED-1, HBME-1 and cytokeratin-19 immunohistochemistry is useful for the differential diagnosis of thyroid tumors. Mod Pathol. 2005; 18: 48-57. 6. Saleh HA, Barnwell BJ, Alzohaili O. Utility of immunohistochemical markers in differentiating benign from malignant follicularderived thyroid nodules. Diagn Pathol. 2010; 5: 1-11. 7. Beesley MF, McLaren KM. Cytokeratin 19 and galectin-3 immunohistochemistry in the differential diagnosis of solitary thyroid nodules. Histopathol. 2002; 41: 236-43. 8. Kovacs RB, Foldes J, Winkler G, Bodo M, Sapi Z. The investigation of galectin-3 in diseases of the thyroid gland. Eur J Endocrinol. 2003; 149: 449-53. 9. Feilchenfeldt J, Totsch M, Sheu SY, Robert J, Spiliopoulos A, Friling A, et al. Expression of galectin-3 in normal and malignant thyroid tissue by quantitative PCR and immunohistochemistry. Mod Pathol. 2003; 16: 1117-23. 10. Makker PN, Nakahara S, Hogan V, Raz A. Galectin-3 in apoptosis, a novel therapeutic target. J Bioenerg Biomembr. 2007; 39: 79-84. 11. Fischer S, Asa LS. Application of immunohistochemistry to thyroid neoplasm. Arch Pathol Lab Med. 2008; 132: 359-72. 12. Park YJ, Kwak SH, Kim DC. Diagnostic value of galectin-3, HBME-1, Cytokeratin 19, HMWCK, Cyclin D1 and p27 in the differential diagnosis of thyroid nodules. J Korean Med Sci. 2007; 22: 621-8. 13. Reiners C, Weqscheider K, Schicha H. Prevalence of thyroid disorders in the working population of Germany: Ultrasonography screening in 96,278 unselected employees. Thyroid. 2004; 14: 926-32. 14. Nikiforov YE, Biddinger PW, Thompson L. Diagnostic Pathology and Molecular Genetics of the Thyroid, 1 st ed. Philadelphia: Lippincott William& Wilkins; 2009. 15. Lee SL, Ananthakrshnan, 2015. Overview of follicular thyroid carcinoma. Available at: http://www.uptodate.com/contents/overview offollicularthyroidcance 16. Liu FT, Rabinovich GA. Galectin as modulators of tumor progression. Nat Rev Cancer. 2005; 5: 29-41. 17. Abd-El Raouf SM, Ibrahim TR, 2014. Immuno-histochemical expression of HBME- 1 and galectin-3 in the differential diagnosis 11 Vol. 26 No. 3, September 2017

of follicular-derived thyroid nodules. Pathol Res Pract. 2014; 210: 971-8. 18. Takenaka Y, Inohara H, Yoshii T. Malignant transformation of thyroid follicular cell by galectin-3. Cancer Lett. 2003; 195: 111-9. 19. Kerzeslak A, Lipinska A. Galectin-3 as a multifunctional protein. Cell Mol Bio Lett. 2004; 9: 305-28. 20. Martins L, Matsuo SE, Ebina KN. Galectin-3 messenger ribonucleic acid and protein are expressed in benign thyroid tumors. J Clin Endocrinol Metabol. 2002; 87: 4806-10. 21. Nakahara S, Raz A. Regulation of cancerrelated gene expression by galectin-3 and the molecular mechanism of its nuclear import pathway. Cancer Metast Rev. 2007; 2:605-10. 22. Sporny S, Klencka DS, Ratynska M. Cyclin D1 expression in primary thyroid carcinomas. Neuroendocrinol Let. 2005; 26: 815-8. 23. Temiz P, Akkas G, Nese N. Determination of apoptosis and cell cycle modulator (p16, p21, p27, p53, Bcl2, Bax, Bcl-xl and cyclin D1) in thyroid follicular carcinoma, follicular adenoma, and adenomatous nodule via a tissue microarray methode. Turk J Med Sci. 2014; 45: 1-7. 24. Sudiana IK. Patobiologi Molekuler Kanker. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika; 2008. 25. Lam S, Hin-Lang BH, 2014. A review of the pathogenesis and management of multinodular goiter. Availlable at: http://dx.doi.org/10.5772/57547 26. Pisac VP, Punda A, Gluncic I. Cyclin D1 and p27 expression as prognostic factor in papillary carcinoma of thyroid: Association with clinicopathological parameters. Croat Med J. 2008; 49: 643-9. 27. Hong SA, Hong ME, Kwon GY. Correlation of expression of galectin-3, skp2, p27 and cyclin D1 in benign and malignant thyroid lesion. Korean J Pathol. 2008; 42: 134-9. 12 Vol. 26 No. 3, September 2017