Heru Setyawan 1), Wahyu Rima Agustin 2), Rufaida Nur Fitriana 3), ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DI IGD RSUP PROF. DR. R. D.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RESPONSE TIME NURSE IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DI IGD RS. PANTI WALUYO SURAKARTA. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

ANALISIS PERBEDAAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN GAWAT DARURAT DI UNIT GAWAT DARURAT DI RSU GMIM PANCARAN KASIH DAN DI RSU TK

Oleh. Lila Fauzi, Anita Istiningtyas 1, Ika Subekti Wulandari 2. Abstrak

Ahmad Farizal Lutfi 1, Cipto Susilo 2, Nikmatur Rohmah 3 Program S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live

HUBUNGAN KEGAWATDARURATAN PASIEN DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF.DR.R.

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

HUBUNGAN RESPONSE TIME DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN GAWAT DARURAT PADA TRIASE MERAH DI IGD RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan.

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN TRAUMA DAN NON TRAUMA DI IGD RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Dosen Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Korespondensi : 2)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL. Yang Berjudul

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PEMBERIAN LABEL TRIASE DENGAN TINDAKAN PERAWAT BERDASARKAN LABEL TRIASE DI IGD RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK

JST Kesehatan, Oktober 2017, Vol. 7 No. 4 : ISSN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS KESEHATAN IGD TERHADAP TINDAKAN TRIAGE BERDASARKAN PRIORITAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI CARDIAC ARREST DI RSUP PROF R. D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN PERAN PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA DALAM PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG RESPONSE TIME DALAM PENANGANAN GAWAT DARURAT DI RUANG TRIAGE RSUD KARANGANYAR.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

PENERAPAN RESPONSE TIME PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN KECELAKAAN DI IGD RSD BALUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DENGAN KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALANSI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

BAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa :

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringannya (DinKes Jawa Timur, 2013). Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

1 S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2 Dosen S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA KINERJA PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KARTASURA

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT PENYIMPANAN RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 SUHERI PARULIAN GULTOM ABSTRAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Mario Alan Rembet Mulyadi Reginus T. Malara

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh siklus hidup manusia. kesehatan agar keperawatan mampu menjadi ilmu aplikasi yang memiliki dasar

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD KOTA KOTAMOBAGU

Aprilina Dian Kusumaningrum, Meri Oktariani * Rufaida Nur Fitriana *

DENNY KURNIAWAN NIM I

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S UMUR 31 TAHUN DI RSUD KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Transkripsi:

Gambaran Pengetahuan Peran Perawat Dalam Ketepatan Waktu Tanggap Penanganan Kasus Gawat Darurat Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar Heru Setyawan 1), Wahyu Rima Agustin 2), Rufaida Nur Fitriana 3), 1 S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta 2,3 Dosen S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta ABSTRAK Perawat di IGD dituntut untuk selalu menjalankan perannya di berbagai situasi dan kondisi yang meliputi tindakan penyelamatan pasien secara profesional khususnya penanganan pada pasien gawat darurat.instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang utama penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan hidup klien.waktu tanggap tersebut harus mampu dimanfaatkan untuk memenuhi prosedur utama dalam penanganan kasus gawat darurat atau prosedur ABCD (Airway, Breathing, Circulation dan Disability).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang peran perawat dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat di instalasi gawat darurat RSUD Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif.pemilihan sampel dilakukan dengan metode Total Sampling pada 20 responden.instrumen yang digunakan adalah kuesioner peran perawat dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat kepada 20 perawat IGD RSUD Karanganyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan peran perawat dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 16 responden (80%). Pengetahuan peran perawat dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat sebagian besar dalam kategori baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; sebagian besar responden berusia > 36 tahun dan sebagian besar responden sudah bekerja selama < 11 tahun. Kata Kunci: Pengetahuan, Perawat, Waktu Tanggap, Gawat Darurat

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA 2015 Heru Setyawan Description of Nurses Role Knowledge on Response Time Punctuality of Emergency Case Management at the Emergency Instalation Unit of Local General Hospital of Karanganyar ABSTRACT Nurses employed at the Emergency Instalation Unit are always expected to do their role in many situation and condition to save patients professionally especially the emergency patients. The Emergency Instalation Unit as the main gate to solve emergency case holds an important role to save patients life. Response time must be used to fulfill the main procedure to manage emergency cases or ABCD procedure (Airway, Breathing, Circulation, and Disability). The objective of this research is to investigate the nurses role knowledge on the response time punctuality of emergency case management at the Emergency Instalation Unit of Local General Hospital of Karanganyar. This research used the descriptive quantitative method. The samples of research consisted of 20 nurses at the Emergency Instalation Unit of Local General Hospital of Karanganyar. They were taken by using the total sampling technique. The data were collected through questionaire. The result of the research shows 16 nurses (80%) had good role knowledge on the response time punctuality of emergency case management at the Emergency Instalation Unit of Local General Hospital of Karanganyar. It was influenced by the following: almost all respondents were aged > 36 years old and almost all worked for < 11 years. Keywords: Knowledge, nurses, response time, emergency References: 32 (2002 2015)

A. PENDAHULUAN Gawat artinya mengacam nyawa, sedangkan Darurat adalah perlu mendapat penangana atau tindakan dengan segera untuk menghilangkan acaman nyawa korban. Sebernarnya dalam tubuh kita terdapat berbagai oragan dan semua itu terbentuk dari sel sel, sel tersebut akan timbul jika pasokan oksigen tidak terhenti, dan kematian tubuh itu akan timbul jika sel tidak bisa mendapatkan pasokan oksigen. Kematian ada dua macam yaitu mati klinis dan mati biologis, mati klinis adalah bila seorang penderita henti nafas dan henti jantung, waktu 6-8 menit setelah terhentinya pernafasan dan system sirkulasi tubuh sedangkan mati biologis adalah mulai terjadinya kerusakan sel sel otak dan waktunya dimulai 6 sampai dengan 8 menit setelah berhentinya system pernafasan dan sirkulasi (Musliha, 2010). Instalasi Rawat Darurat sebagai gerbang utama penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan hidup klien. Wilde (2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu tanggap (response time) bahkan pada pasien selain penderita penyakit jantung. Mekanisme response time, disamping menentukan keluasan rusaknya organ-organ dalam, juga dapat mengurangi beban pembiayaan. Kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke IGD memerlukan standar sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD rumah sakit sesuai standar (Kepmenkes, 2009) Waktu tanggap tersebut harus mampu dimanfaatkan untuk memenuhi prosedur utama dalam penanganan kasus gawat darurat atau prosedur ABCD (Airway, Breathing, Circulation dan Disability). Airway berarti penanganan pada saluran nafas yang terhambat karena kecelakaan/penyakit. Breathing berarti penanganan terhadap kemampuan paruparu dalam memompa keluar-masuk udara. Circulation yang berarti penanganan terhadap kemampuan jantung untuk memompa darah dan Disability yang berarti penanganan terhadap kemungkinan terjadinya cacat permanen akibat kecelakaan. Prosedur ABCD harus secepat mungkin dilakukan karena semakin lama rentang waktu antara kejadian gawat darurat dengan penanganan prosedur tersebut maka akan semakin kecil peluang keselamatan pasien khususnya untuk pasien dengan masalah pada Airway, Breathing dan Circulation. Keberhasilan dalam penanganan gawat darurat tidak hanya ditentukan dengan keberhasilan dalam memaksimalkan waktu tanggap untuk menjalankan prosedur ABCD pada fase rumah sakit, tetapi penanganan fase pra rumah sakit berupa sistem mobilisasi (transportasi) pasien menuju fasilitas pelayanan gawat darurat juga memegang peranan sangat penting (Media Aesculapius, 2007). Hasil penelitian Sabarulin, Darmawansyah, dan Rasyidin (2013) yang berjudulfaktor yang mempengaruhi kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan di rumah sakit Woodward Palumotivasi menunjukkan bahwa perawat yang motivasinya tinggi kinerja baik lebih banyak dibandingkan dengan perawat motivasinya rendah dan kinerjanya baik. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan ada pengaruh

yang signifikan antara motivasi dan kinerja perawat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zahriany (2009) yang menyimpulkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat dlm kelengkapan Rekam medis di R. Rawat Inap RSU DR. Pirngadi Medan. Seorang petugas kesehatan IGD harus mampu bekerja di IGD dalam menanggulangi semua kasus gawat darurat, maka dari itu dengan adanya pelatihan kegawatdaruratan diharapkan setiap petugas kesehatan IGD selalu mengupayakan efisiensi dan efektifitas dalam memberikan pelayanan. Petugas kesehatan IGD sedapat mungkin berupaya menyelamatkan pasien sebanyakbanyaknya dalam waktu sesingkatsingkatnya bila ada kondisi pasien gawat darurat yang datang berobat ke IGD. Pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas kesehatan IGD sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan klinis agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan pemilahan saat triage sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah (Oman, 2008). Perawat di IGD dituntut untuk selalu menjalankan perannya di berbagai situasi dan kondisi yang meliputi tindakan penyelamatan pasien secara profesional khususnya penanganan pada pasien gawat darurat, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pengetahuan tentang peran perawat penanganan kasus ketepatan waktu tanggap kasus gawat darurat di IGD RSUD Karanganyar.Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang peran perawat dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat di instalasi gawat darurat RSUD Karanganyar. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang berada di Instalansi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar yang berjumlah 20.Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik totalsampling,sampel pada penelitian ini adalah 20 perawat yang berada di IGD RSUD Karanganyar.Alat Penelitian menggunakan jenis kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang jawaban atau isinya sudah ditentukan. C. HASIL dan PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Usia Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden berada pada usia > 36 tahun yaitu sebanyak 11 responden (55%). Menurut Notoatmodjo (2005) usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Kematangan individu dapat dilihat langsung secara objektif dengan periode umur, sehingga berbagai proses pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kemandirian terkaitsejalan dengan bertambahnya umur individu. Umur yang jauh lebih tua, akan cenderung memiliki pengalaman yang lebih dalam menghadapi masalah (Furwanti, 2014). Pada usia dewasa awal petugas kesehatan yang sudah terlatih dapat melakukan tindakan triage karena usia dewasa adalah waktu pada saat seseorang mencapai puncak dari kemampuan intelektualnya (King, 2010).Kemampuan

berpikir kritis pun meningkat secara teratur selama usia dewasa (Potter & Perry, 2009). b. Jenis Kelamin Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (60%). Menurut Siagian (2004) menyatakan bahwa petugas kesehatan IGD berjenis kelamin laki-laki secara fisik lebih kuat dibandingkan perempuan tetapi dalam hal ketanggapan memilah pasien tidak ada perbedaan dengan petugas kesehatan yang berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian Gurning (2012) didapatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa petugas kesehatan IGD lebih banyak di butuhkan tenaganya untuk menangani beberapa kasus yang cukup serius. Hasil penelitian Kuraesin (2009) berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibandingkan dengan laki-laki, laki-laki cenderung lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif. c. Lama Kerja Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden bekerja selama < 11 tahun tahun yaitu sebanyak 11 responden (55%). Tingkat kematangan dalam berpikir dan berperilaku dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat kematangan seseorang dalam berpikir sehingga lebih meningkatkan pengetahuan yang dimiliki. Lama bekerja seorang petugas kesehatan IGD dapat melakukan triage minimal memiliki masa kerja > 2 tahun (Sunaryo, 2004). Semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang ditanganinya sehingga semakin meningkat pengalamannya, sebaliknya semakin singkat orang bekerja maka semakin sedikit kasus yang ditanganinya (Sastrohadiwiryo, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Faizin dan Winarsih (2008) tentang Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan Kinerja Perawat Di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali, menyatakan adanya hubungan antara lama kerja dengan kinerja perawat. Lama kerja perawat pada suatu rumah sakit tidak identik dengan produktifitas yang tinggi pula. Hal ini didukung oleh teori Robin (2007) yang mengatakan bahwa tidak ada alasan yang meyakinkan bahwa orang-orang yang telah lebih lama berada dalam suatu pekerjaan akan lebih produktif dan bermotivasi tinggi ketimbang mereka yang senioritasnya yang lebih rendah. d. Pendidikan Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3 Keperawatan yaitu sebanyak 11 responden (55%).Menurut Iqbal, Chayatin, Rozikin dan Supradi (2007) semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Sitorus (2011) meskipun untuk lulusan Program Diploma III disebut juga sebagai perawat profesional pemula yang sudah memiliki sikap profesional yang cukup untuk menguasai ilmu keperawatan dan ketrampilan profesional yang mencakup ketrampilan teknis, intelektual, dan interpersonal dan diharapkan mampu melaksanakan asuhan keperawatan profesional berdasarkan standar asuhan keperawatan dan etik keperawatan, namun pendidikan keperawatan harus dikembangkan pada

pendidikan tinggi sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan ketrampilan profesional agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perawat professional. Penelitian Maatilu (2013) menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan perawat dengan response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat. Dalam menilai ketrampilan seseorang yang dalam hal ini response time perawat, bisa saja dipengaruhi adanya faktor lain, keadaan ini tergantung dari motivasi perawat dalam mempraktikkan ketrampilan kerja yang didapat dari pendidikannya. 2. Pengetahuan Peran Perawat Dalam Ketepatan Waktu Tanggap Penanganan Kasus Gawat Darurat Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan peran perawat dalam kategori baik yaitu sebanyak 16 responden (80%) dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat di IGD RSUD Karanganyar.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari pengetahuan Semakin rendah pengetahuan seseorang tentang triage maka tindakan terhadap triage berdasarkan prioritas juga tidak akan sesuai. Pengetahuan dapat berkembang setiap saat dimana proses belajar memegang peranan penting dalam perkembangan (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan hal yang sangat mempengaruhi petugas kesehatan dalam menerapkan dan menggunakan materi sesuai dengan yang situasi dan kondisi nyata (Sunaryo, 2004). Hasil penelitian Maatilu (2013) menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat. Dikarenakan pembahasan tentang pengetahuan variasinya sangat luas tergantung dari faktor yang mempengaruhinya. Khusus untuk perawat IGD, pengetahuan penanganan gawat darurat bisa didapat dari berbagai seminar ataupun media info. Pengetahuan perawat di IGD RSUD Karanganyar mengenai peran perawat dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat sebagian besar dalam kategori baik, dipengaruhi oleh faktor usia responden yang sebagian besar berada pada usia > 36 tahun. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Kematangan individu dapat dilihat langsung secara objektif dengan periode umur, sehingga berbagai proses pengalaman, pengetahuan, keterampilan, kemandirian terkait sejalan dengan bertambahnya umur individu. (Notoatmojo, 2005). Pada usia dewasa awal petugas kesehatan yang sudah terlatih dapat melakukan tindakan triage karena usia dewasa adalah waktu pada saat seseorang mencapai puncak dari kemampuan intelektualnya (King, 2010). Kemampuan berpikir kritis pun meningkat secara teratur selama usia dewasa (Potter & Perry, 2009). Lama kerja rmerupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan perawat di IGD RSUD Karangayar sebagian besar dalam kategori baik mengenai peran perawat dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat. Tingkat kematangan dalam

berpikir dan berperilaku dipengaruhi oleh pengalaman kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama masa kerja akan semakin tinggi tingkat kematangan seseorang dalam berpikir sehingga lebih meningkatkan pengetahuan yang dimiliki. Lama bekerja seorang petugas kesehatan IGD dapat melakukan triage minimal memiliki masa kerja > 2 tahun (Sunaryo, 2004). D. SIMPULAN 1. Karakteristik responden di IGD RSUD Karanganyar menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada usia > 36 tahun yaitu sebanyak 11 responden (55%). 2. Karakteristik responden di IGD RSUD Karanganyar menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden (60%). 3. Karakteristik responden di IGD RSUD Karanganyar menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja selama < 11 tahun tahun yaitu sebanyak 11 responden (55%). 4. Karakteristik responden di IGD RSUD Karanganyar menunjukkan bahwa sebagian besar respondenberpendidikan D3 Keperawatanyaitu sebanyak 11 responden(55%). 5. Pengetahuan peran perawatdi IGD RSUD Karangayar diketahui bahwa sebagian besar dalam kategoribaik yaitu sebanyak 16 responden (80%) dalam ketepatan waktu tanggap penanganan kasus gawat darurat. E. DAFTAR PUSTAKA Brunner&Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.1. Jakarta: EGC Cresswell,J.W.2013. Qualitative researche. 3th ed. Thousand Oaks: Sage Publications. Depkes RI, 2002 Standar Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit, Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktoral Jenderal Pelayanan Medik Gurning, Yanty. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Petugas Kesehatan IGD Terhadap Tindakan Triage Berdasarkan Prioritas.Riau :Universitas Riau Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia.2009. Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD)Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.diakses Maatilu, Vitrise. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Response Time Perawat pada Penanganan Pasien Gawat Darurat di IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.Manado : Universitas Sam Ratulangi Musliha.2010. Keperawatan Gawat Darurat Plus Contoh Askep Dengan Pendekatan Nanda Nic Noc. Yogyakarta : nuha medika. Saryono.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Vitriase, dkk.2014.faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Response Time Perawat Pada Penanganan Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. link belum Widiasih, Ni Luh (2003), Peran Perawat Anastesi Dalam Kegawatdaruratan, Surabaya

(Makalah disampaikan pada Seminar Kursus Penyegaran Keperawatan Anastesi). (hal 27 34). Penulis adalah Staf Pengajar STIKES Muhammadiyah Lamongan Wilde, E. T.2009. Do Emergency Medical System Response Times Matter for Health Outcomes?.New York: Columbia University. Wilde, E. T.2009. Do Emergency Medical System Response Times Matter for Health Outcomes?.New York: Columbia University. Wong, D. L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, L. M., & Schwartz, P. 2009. Buku ajar keperawatan pediatrik Wong (6th ed.). (E. K. Yudha, D. Yulianti, N. B. Subekti, E. Wahyuningsih, M. Ester, Penyunt., & N. J. Agus Sutarna, Penerjemah). Jakarta: EGC.