OPTIMALISASI PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI MENGGUNAKAN CAMPURAN LARUTAN ASAM HCl DAN HF

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN AQUA REGIA DAN HCl SEBAGAI LARUTAN PELINDIAN PADA PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI DENGAN VARIASI ph

PENGARUH WAKTU PELINDIAN PADA PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI MENGGUNAKAN LARUTAN HCl

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

PROSES PELARUTAN BIJIH DOLOMIT DALAM LARUTAN ASAM KLORIDA

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Hariadi Aziz E.K

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT

BAB III. METODE PENELITIAN

UJI KINERJA LARUTAN HCL PADA PROSES LEACHING LOGAM KOBALT DARI LIMBAH BATERAI LITHIUM-ION. Yuliusman dan Muhammad Resya Hidayatullah

PENINGKATAN KADAR NIKEL BIJIH LIMONIT MELALUI PROSES REDUKSI SELEKTIF DENGAN VARIASI WAKTU DAN PERSEN REDUKTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Studi Pengaruh ph Proses Pelindian Pada Proses Ekstraksi Titanium Dioksida Dari Pasir Besi Tasikmalaya Dengan Menggunakan Metode Hidrometalurgi

PENGARUH TEMPERATUR DAN MASSA FLUXING TERHADAP PENURUNAN KADAR PENGOTOR PADA PROSES PEMURNIAN ALUMINIUM DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH KALENG MINUMAN

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH

Bab III Metodologi Penelitian

Pengaruh Solution treatment Singkat pada Paduan Al-Si-Mg : Sebuah Studi Awal

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

A STUDY ON MANGANESE LEACHING FROM MANGANESE DIOXIDE ORES BY USING SULFURIC ACID

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit

PERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH SULAWESI TENGGARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN H 2 SO 4 PADA SINTESIS TONER TERHADAP BENTUK, UKURAN PARTIKEL DAN SUSEPTIBILITAS MAGNETIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)

PEMANFAATAN LIMBAH PERTAMBANGAN EMAS KASONGAN UNTUK MENGHASILKAN TITANIUM DIOKSIDA

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

1 Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

Bab III Metodologi Penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II. DESKRIPSI PROSES

KARAKTERISTIK PASIR BESI DARI PANTAI SELATAN KULONPROGO UNTUK MATERIAL PESAWAT TERBANG

PENGEMBANGAN MATERIAL SEMEN BERBAHAN DASAR INSINERASI LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN TEKNOLOGI HIDROTERMAL

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Pengambilan Kembali Logam Litium dan Cobalt dari Baterai Li-Ion dengan Metode Leaching Asam Sitrat

LAPORAN AKHIR PENGARUH WAKTU EKSTRAKSI DAN RASIO PELARUT TERHADAP JUMLAH BATUBARA SUBBITUMINUS UNTUK MENGHASILKAN ASAM HUMAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

Pemurnian Serbuk Zirkonia dari Zirkon

Tugas Prarancangan Pabrik Kimia Pabrik Tetrachlorosilane dari Purified Rice Husk Ash Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

PENENTUAN METODE REKRISTALISASI YANG TEPAT UNTUK MENINGKATKAN KEMURNIAN KRISTAL AMONIUM PERKLORAT (AP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

Uji Kinerja Ekstraktan Cyanex 272 dalam Me-recovery Logam Nikel dari Limbah Ni-Cd dengan Metode Ekstraksi Cair-Cair

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

3. Metodologi Penelitian

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN PERMEABILITAS (FLUKS) DAN PERMSELEKTIVITAS (KOEFISIEN REJEKSI) MEMBRAN SELULOSA ASETAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

Ekstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph)

TEMA: ENERGI TERBARUKAN. FABRIKASI SEL SURYA BERBASIS SILIKON DENGAN LAPISAN ANTI REFLEKSI ZnO MENGGUNAKAN TEKNOLOGI THICK FILM

Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PREPARASI DAN KARAKTERISASI PADUAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,6 Te 0,4 ) DENGAN METODE BRIDGMAN MELALUI VARIASI WAKTU PEMANASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR SEMEN TIPE PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PCC) DENGAN PERENDAMAN DALAM LARUTAN ASAM.

PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

ANALISA SIFAT ADSORPSI LOGAM BERAT PADA ECENG GONDOK DALAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH ELEKTROPLATING

EKSTRAKSI ALUMINA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

LAPORAN AKHIR PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN RASIO PELARUT TERHADAP JUMLAH BATUBARA SUBBITUMINUS PADA PROSES EKSTRAKSI UNTUK MENGHASILKAN ASAM HUMAT

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN PADA PEMURNIAN ETANOL ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU TERHADAP LAJU KOROSI LOGAM FeDAN Cr PADA BAJA SS 316 DALAM MEDIUM HCl 3M DENGAN INHIBITOR EKSTRAK METANOL DAUN KOPI(Coffea Robusta L)

KIMIA FISIKA (Kode : C-15) MODIFIKASI ZEOLIT ALAM MENJADI MATERIAL KATALIS PERENGKAHAN

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

LAPORAN TUGAS AKHIR SIRUP GLUKOSA DARI BIJI SORGUM. ASAM KLORIDA (HCl)

Transkripsi:

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 1, Januari 2018 : 47 57 OPTIMALISASI PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI MENGGUNAKAN CAMPURAN LARUTAN ASAM HCl DAN HF Optimalization of Metallurgical Grade Silicon Refining Process Using Mixture of Acids HCl and HF BINTANG ADJIANTORO, M. YUNAN HASBI, EFENDI MABRURI, SIGIT D. YUDANTO, NURHAYATI I. CIPTASARI, dan SEPTIAN A. CHANDRA Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Kawasan PUSPIPTEK Gedung 470, Muncul, Setu, Tangerang Selatan, Banten 15314 Telp. (021) 7560911 e-mail: bintangadjiantoro@yahoo.co.id ABSTRAK Telah dilakukan percobaan pemurnian Metallurgical Grade Silicon (MG-Si) atau silikon tingkat metalurgi melalui proses pelindian. Proses pelindian menggunakan campuran larutan asam pada konsentrasi 2,45 mol/l HCl + 1,2 mol/l HF yang dilakukan dengan memvariasikan waktu pelindian pada suhu 60 C dengan kecepatan putar 300 rpm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses pelindian MG-Si dengan menggunakan campuran larutan asam pada konsentrasi 2,45M HCl + 1,2M HF dapat menurunkan unsur pengotor yang terkandung di dalam MG-Si dan meningkatkan kemurnian seiring peningkatan waktu pelindian. Pada proses pelindian 12 jam, efisiensi ekstraksi unsur pengotor Al dan Fe mencapai 99,99%, sedangkan untuk unsur Ti mencapai 99,96%. Persentase efektivitas dari larutan pelindian selama 12 jam mencapai 99,96%. Pencapaian tersebut berpeluang untuk ditingkatkan dengan memvariasikan konsentrasi maupun waktu pelindian sehingga diperoleh nilai optimal. Kata kunci: silikon tingkat metalurgi, pelindian, efisiensi ekstraksi, efektivitas larutan. ABSTRACT The purification process of Metallurgical Grade Silicon (MG-Si) using acid leaching method at a concentration of 2.45 mol/l HCl and 1.2 mol/l HF was performed by varying the leaching time at a temperature of 60 o C with stirring speed of 300 rpm. The results showed that the MG-Si leaching process by mixing acid solution at a concentration of 2.45 mol/l HCl+1.2 mol/l HF was able to reduce elemental impurities in the MG-Si and improved its purity in line with leaching duration. With 12 hours of leaching time, the efficiency of Al and Fe extraction reached 99.99%, while for Ti reached 99.96%. The effectivity of the leaching process for 12 hours of leaching time reached 99.96%. The achievement of this research can be improved further by varying the concentration of leaching agent and leaching duration to obtain more optimum results. Keywords: metallurgical grade silicon, leaching, efficiency of extraction, effectivity of solution. PENDAHULUAN Pembangkit energi berbasis photovoltaic (PV) berkembang pesat sejak awal abad ke-21 (Ma dkk., 2009; Takiguchi, 2011; Yoshikawa dan Morita, 2012; Zhang dkk., 2013). Hal ini dikarenakan energi berbasis photovoltaic lebih bersih dan dapat diperbaharui (Yoshikawa dan Morita, 2012; Zhang dkk., 2013). Seiring dengan perkembangan PV, kebutuhan akan silikon tingkat surya (Solar Grade Silicon atau SoG-Si) sebagai bahan baku pembuatan sel surya (solar cell) semakin besar (Zhao dkk., 2011; Cai dkk., 2012; Yoshikawa dan Morita, 2012; Hu dkk., 2013; Zhang dkk., 2013; Tan dkk., 2014). Menurut Sarti dan Einhaus (2002) Naskah masuk : 29 Desember 2016, revisi pertama : 05 April 2017, revisi kedua : 03 Agustus 2017, revisi terakhir : 22 Januari 2018. 47 DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No1.2018.148 Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 1, Januari 2018 : 47 57 (diambil dari data Paul D. Maycock, 1989) dan Compaan (2006), kebutuhan bahan baku industri PV meningkat cukup pesat dengan laju pertumbuhan mencapai 30% pertahun. Gambar 1 menunjukkan pertumbuhan industri PV dan produksi silikon dan wafer berdasarkan data Asosiasi Industri PV Eropa (EIPA). Data tersebut menunjukkan kecenderungan semakin meningkatnya kebutuhan energi PV yang tersebar di berbagai negara dan China merupakan salah satu negara Asia yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi dalam penggunaan teknologi PV. SoG-Si sebagai bahan baku pembuatan sel surya diperoleh melalui proses pemurnian silikon tingkat metalurgi (Metallurgical Grade Silicon atau MG-Si) untuk menghilangkan unsur-unsur logam pengotornya. Beberapa metode yang digunakan untuk pemurnian MG- Si antara lain: metode Siemens (Takiguchi, 2011; Silicor Materials, 2015), pelindian (Ma dkk., 2009; Sun dkk., 2013; Visnovec dkk., 2013), dan directional solidification (Martorano dkk., 2011; Tan dkk., 2014). Metode Siemens merupakan metode pemurnian yang sudah ada sejak tahun 1960-an (Takiguchi, 2011; Silicor Materials, 2015). Pada dasarnya, metode Siemens adalah metode pemurnian dengan cara mereaksikan MG-Si dengan asam klorida (HCl) untuk memperoleh trichlorosilane (SiHCl3) melalui proses distilasi (Si + 3HCl SiHCl3 + H2). Hasil destilasi ini kemudian diuraikan kembali menjadi Si menggunakan hidrogen (SiHCl3 + H2 Si + 3HCl) (Takiguchi, 2011; Silicor Materials, 2015). Metode pelindian MG-Si adalah melakukan perlakuan terhadap serbuk MG-Si dengan H2SO4, aqua regia, HF, dan asam-asam lainnya. Sedangkan metode directional solidification adalah metode pemurnian yang didasarkan pada sifat fisik (koefisien segregasi) unsur-unsur pengotor (Martorano dkk., 2011; Tan dkk., 2014). Gambar 1. Kapasitas total PV terpasang di 10 negara besar dunia tahun 2015 dan perkiraan di tahun 2020 (Powerweb, 2016) 48

Analisis Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi Menggunakan Bintang Adjiantoro dkk. Pemurnian MG-Si dengan metode pelindian merupakan salah satu metode pemurnian yang umum dipakai. Menurut Ma dkk. (2009), pemurnian dengan metode pelindian dapat menghasilkan kemurnian lebih dari 99,9% dari bahan baku MG-Si dengan kemurnian 98%. Selain itu, keuntungan dari metode pelindian adalah penggunaan peralatan yang sederhana, biaya murah dan kuantitas hasil yang besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi variasi yang sesuai antara konsentrasi larutan asam dan durasi proses pelindian untuk memperoleh silikon dengan kemurnian tinggi. METODE Percobaan diawali dengan menghancurkan MG-Si yang berbentuk bongkahan (hasil proses reduksi SiO2) menjadi serbuk lalu diayak hingga memperoleh MG-Si dengan ukuran < 50 µm. Serbuk hasil pengayakan kemudian dilakukan proses pemisahan unsur Fe menggunakan wet magnetic separator. Pemisahan menggunakan magnetic separator menghasilkan tailing (non Fe) dan konsentrat (Fe). Hasil yang berupa tailing diendapkan, dan dikeringkan. Endapan dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Langkah berikutnya adalah melakukan pelindian 250 gram konsentrat MG-Si menggunakan larutan campuran 2,45 mol/l HCl dan 1,2 mol/l HF di dalam container polipropilen dan dilakukan pengadukan mekanik (mechanical stirring) dengan kecepatan 300 rpm pada suhu 60 C (Ma dkk., 2009) dengan variasi waktu 6, 8, 10, dan 12 jam. Masing-masing hasil pelindian disaring. Padatan hasil penyaringan dicuci dengan air suling dan dikeringkan. Padatan hasil pelindian ini dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) untuk mengetahui konsentrasi unsurunsur yang terkandung dalam percontoh. Karakterisasi metalografi dilakukan untuk mengetahui struktur mikro permukaan percontoh dengan perbesaran 200 dan 500x. Sedangkan untuk mendukung hasil uji metalografi dilakukan pengamatan struktur mikro menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Diagram alir percobaan dapat dilihat pada Gambar 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Komposisi Kimia Karakterisasi awal percontoh menggunakan AAS untuk mengetahui konsentrasi unsur pengotor dalam MG-Si sebelum proses pelindian. Dari hasil karakterisasi didapatkan hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Konsentrasi unsur logam pengotor dalam MG-Si Unsur Al Fe Ca Ti Σpengotor % Berat 0,5 0,5 0,3 0,02 1,32 Unsur-unsur pengotor yang utama terdapat dalam percontoh MG-Si antara lain Al, Fe, Ca, dan Ti dengan jumlah konsentrasinya mencapai 1,32 %, sehingga konsentrasi unsur Si sekitar 98,68%. Setelah proses pelindian, padatan dikarakterisasi menggunakan AAS seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Analisis konsentrasi unsur pengotor setelah proses pelindian menggunakan AAS Waktu Kandungan Unsur (ppm) Pelindian Al Ti Fe 6 Jam < 0,01 7.105 3.130 8 Jam < 0,01 5.667 1.730 10 Jam < 0,01 4.454 1.570 12 Jam < 0,01 4.029 0.001 Analisis kimia terhadap percontoh hasil pelindian dengan variasi waktu yang ditunjukkan pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa semakin bertambahnya waktu pelindian, kandungan unsur pengotor yang ada di dalam percontoh MG-Si semakin berkurang dengan kata lain tingkat kemurnian silikon semakin meningkat. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Jian dkk. (2009) menyatakan bahwa kuantitas pengotor berkurang seiring penambahan waktu pelindian. Untuk unsur Ca sendiri dianggap terlarut sempurna dalam larutan asam karena merupakan unsur golongan 2A. 49

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 1, Januari 2018 : 47 57 Untuk mengetahui efisiensi ekstraksi dari campuran larutan asam dengan konsentrasi 2,45 mol/l HCl + 1,2 mol/l HF, digunakan perhitungan seperti pada persamaan 1 (Tavengwa, Cukrowska dan Chimuka, 2015). Ep Eq Efisiensi ekstraksi = 100% Ep. (1) Ep = konsentrasi tiap unsur pengotor sebelum pelindian (dalam ppm) Eq = konsentrasi tiap unsur pengotor setelah pelindian (dalam ppm) Hasil perhitungan terhadap efisiensi ekstraksi unsur pengotor dengan campuran larutan asam dengan konsentrasi 2,45 mol/l HCl + 1,2 mol/l HF, pada waktu pelindian 6 sampai dengan 12 jam ditunjukkan pada Gambar 3. Terlihat bahwa nilai efisiensi ekstraksi untuk pelepasan unsur pengotor Al, Fe dan Ti cenderung meningkat dengan bertambahnya waktu pelindian. Persentasi efisiensi ekstraksi pelepasan unsur pengotor Al dan Fe mencapai 99,99%, sedangkan untuk pelepasan unsur Ti mencapai 99,96% selama proses pelindian 12 jam. MG-Si Penggerusan Pengayakan Pemisahan Magnetik Konsentrat Fe Non Magnetik Karakterisasi dengan AAS PELINDIAN Variasi waktu 6 jam, 8 jam, 10 jam dan 12 jam dengan campuran larutan HCl 2,45 mol/l + HF 1,2 mol/l Endapan Filtrat Dikarakterisasi Metalografi AAS SEM & EDS Gambar 2. Diagram alir percobaan pelindian MG-Si dengan menggunakan campuran HCl 2,45 mol/l dan HF 1,2 mol/l 50

Analisis Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi Menggunakan Bintang Adjiantoro dkk. Sedangkan untuk mengetahui efektivitas larutan, digunakan perhitungan seperti pada persamaan 2. n p Efektivitas larutan = 100% n... (2) Σn = jumlah total konsentrasi unsur pengotor sebelum pelindian (dalam ppm) Σp = jumlah total konsentrasi unsur pengotor setelah pelindian (dalam ppm) Dari hasil perhitungan terhadap efektivitas campuran larutan asam dengan konsentrasi 2,45 mol/l HCl + 1,2 mol/l HF, pada berbagai waktu pelindian, ditunjukkan pada Gambar 4. Terlihat bahwa efektivitas larutan pelindian (leaching effectiveness) dengan menggunakan campuran larutan asam dengan konsentrasi 2,45 mol/l HCl + 1,2 mol/l HF, cenderung meningkat dengan bertambahnya waktu pelindian. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi campuran larutan asam 2,45 mol/l HCl + 1,2 mol/l HF, membutuhkan waktu reaksi yang optimal. Persentasi efektivitas larutan pelindian terhadap unsur pengotor Al, Ti dan Fe dengan campuran larutan asam pada konsentrasi 2,45 mol/l HCl + 1,2 mol/l HF, selama waktu pelindian 12 jam mencapai 99,97%. Gambar 3. Pengaruh waktu pelindian terhadap efisiensi ekstraksi unsur pengotor Gambar 4. Pengaruh waktu pelindian terhadap efektivitas larutan 51

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 1, Januari 2018 : 47 57 Analisis Metalografi Karakterisasi metalografi bertujuan untuk mengetahui struktur mikro pada partikel Si. Hasil uji metalografi percontoh hasil pelindian ditunjukkan pada Gambar 5 s/d 8. Dari gambar struktur mikro tersebut terlihat bahwa pada waktu pelindian 6, 8, dan 10 jam, partikel Si masih mengandung unsur pengotor yang terdapat pada batas butir kristal Si. Sedangkan pada waktu pelindian 12 jam, partikel Si relatif bersih dari unsur pengotor khususnya pada butir kristal Si. Gambar 5. Partikel silikon setelah proses pelindian selama 6 jam. (a) perbesaran 200x dan (b) perbesaran 500x Gambar 6. Partikel silikon setelah proses pelindian selama 8 jam. (a) perbesaran 200x dan (b) perbesaran 500x Gambar 7. Partikel silikon setelah proses pelindian selama 10 jam. (a) perbesaran 200x dan (b) perbesaran 500x 52

Analisis Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi Menggunakan Bintang Adjiantoro dkk. Gambar 8. Partikel silikon setelah proses pelindian selama 12 jam. (a) perbesaran 200x dan (b) perbesaran 500x Analisis SEM/EDS Pengamatan menggunakan SEM bertujuan untuk mengetahui struktur mikro permukaan percontoh hasil pelindian, sedangkan EDS berguna untuk mengetahui unsur-unsur yang pada percontoh hasil pelindian secara semikuantitatif. Citra mikroskop elektron percontoh sebelum dilakukan pelindian dan hasil pelindian ditunjukkan pada Gambar 9 s/d 12. Dari keempat gambar struktur mikro tersebut terlihat bahwa struktur mikro percontoh hasil pelindian mempunyai morfologi yang seragam. Selanjutnya dapat dilihat bahwa permukaan partikel silikon pada masing-masing waktu tahan menunjukkan kondisi yang bersih dibandingkan dengan percontoh sebelum pelindian. Kemudian jika percontoh ditinjau menggunakan perbesaran 5000x maka percontoh hasil pelindian menunjukkan permukaan yang lebih bersih seiring peningkatan waktu tahan pelindian. Sedangkan berdasarkan analisis EDS pada luas permukaan tertentu terlihat bahwa proses pelindian dengan variasi waktu menghasilkan unsur tunggal, yaitu silikon (Si) yang ditunjukkan pada Gambar 13 (b,c dan d). Gambar 9. Struktur mikro partikel Si sebelum pelindian. Perbesaran a). 500x, b). 1000x dan c). 5000x 53

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 1, Januari 2018 : 47 57 Gambar 10. Struktur mikro partikel Si hasil proses pelindian dengan waktu tahan 6 jam. Perbesaran a). 500x, b). 1000x dan c). 5000x Gambar 11. Struktur mikro partikel Si hasil proses pelindian dengan waktu tahan 8 jam. Perbesaran a). 500x, b). 1000x dan c). 5000x 54

Analisis Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi Menggunakan Bintang Adjiantoro dkk. Gambar 12. Struktur mikro partikel Si hasil proses pelindian dengan waktu tahan 12 jam. Perbesaran a). 500x, b). 1000x dan c). 5000x Gambar 13. Spektrum dan analisis semikuantitatif EDS percontoh hasil pelindian, a). Sebelum pelindian b). 6 jam, c). 8 jam, dan d). 12 jam 55

Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 1, Januari 2018 : 47 57 KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil percobaan pemurnian MG-Si dengan metode pelindian, didapatkan kesimpulan bahwa proses pelindian MG-Si dengan campuran larutan asam dengan konsentrasi 2,45M HCl + 1,2M HF dapat mengurangi unsur pengotor yang terkandung di dalam MG-Si dan meningkatkan kemurnian seiring peningkatan waktu pelindian. Proses pelindian yang optimal pada percobaan ini didapatkan pada variasi waktu 12 jam yaitu mencapai efisiensi ekstraksi unsur pengotor Al dan Fe 99,99% dan 99,92%, sedangkan untuk unsur Ti mencapai 99,96%. Adapun larutan pelindian selama 12 jam mempunyai efektivitas sebesar 99,97%. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis memberikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang memberikan bantuan dana penelitian pada Program Kompetensi Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI Tahun Anggaran 2015. DAFTAR PUSTAKA Cai, J., Luo, X., Lu, C., Hssrberg, G. M., Laurent, A., Kongstein, O. E. and Wang, S. (2012) Purification of metallurgical grade silicon by electrorefining in molten salts, Transactions of Nonferrous Metals Society of China. The Nonferrous Metals Society of China, 22(12), pp. 3103 3107. doi: 10.1016/S1003-6326(11)61577-X. Compaan, A. D. (2006) Photovoltaics : Clean power for the 21st century, 90, pp. 2170 2180. doi: 10.1016/j.solmat.2006.02.017. Hu, L., Wang, Z., Gong, X., Guo, Z. and Zhang, H. (2013) Purification of metallurgical-grade silicon by Sn Si refining system with calcium addition, Separation and Purification Technology. Elsevier B.V., 118, pp. 699 703. doi: 10.1016/j.seppur.2013.08.013. Jian, Z., Tingju, L., Xiaodong, M., Dawei, L. and Ning, L. (2009) Optimization of the acid leaching process by using an ultrasonic field for metallurgical grade silicon, 30(5), pp. 1 6. doi: 10.1088/1674-4926/30/5/053002. Ma, X., Zhang, J., Wang, T. and Li, T. (2009) Hydrometallurgical purification of metallurgical grade silicon, Rare Metals, 28(3), pp. 221 225. doi: 10.1007/s12598-009-0043-1. Martorano, M. A., Neto, J. B. F., Oliveira, T. S. and Tsubaki, T. O. (2011) Refining of metallurgical silicon by directional solidification, Materials Science and Engineering: B. Elsevier B.V., 176(3), pp. 217 226. doi: 10.1016/j.mseb.2010.11.010. Powerweb (2016) Wind Energy and Solar Installed GW Capacity - Global and by Country, www.fi-powerweb.com. Available at: http://www.fi-powerweb.com/renewable- Energy.html (Accessed: July 17, 2017). Sarti, D. and Einhaus, R. (2002) Silicon feedstock for the multi-crystalline photovoltaic industry, Solar Energy Materials and Solar Cells, 72(1 4), pp. 27 40. doi: 10.1016/S0927-0248(01)00147-7. Silicor Materials (2015) The silicor process: Environmentally friendly solar silicon, www.silicormaterials.com. Available at: http://www.silicormaterials.com/component/d ocman/doc_download/5-environmentalwhite-paper.html (Accessed: January 12, 2018). Sun, Y.-H., Ye, Q.-H., Guo, C.-J., Chen, H.-Y., Lang, X., David, F., Luo, Q.-W. and Yang, C.- M. (2013) Purification of metallurgical-grade silicon via acid leaching, calcination and quenching before boron complexation, Hydrometallurgy. Elsevier B.V., 139, pp. 64 72. doi: 10.1016/j.hydromet.2013.07.002. Takiguchi, H. (2011) Global flow analysis of crystalline silicon, in Basu, S. (ed.) Crystalline Silicon - Properties and Uses. InTech. doi: 10.5772/23573. Tan, Y., Ren, S., Shi, S., Wen, S., Jiang, D., Dong, W., Ji, M. and Sun, S. (2014) Removal of aluminum and calcium in multicrystalline silicon by vacuum induction melting and directional solidification, Vacuum. Elsevier Ltd, 99, pp. 272 276. doi: 10.1016/j.vacuum.2013.06.015. Tavengwa, N. T., Cukrowska, E. and Chimuka, L. (2015) Selective adsorption of uranium (VI) on NaHCO3 leached composite γ- Methacryloxypropyltrimethoxysilane coated magnetic Ion-imprinted polymers prepared by precipitation polymerization, South African Journal of Chemistry, 68, pp. 61 68. doi: 10.17159/0379-4350/2015/v68a10. 56

Analisis Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi Menggunakan Bintang Adjiantoro dkk. Visnovec, K., Variawa, C., Utigard, T. and Mitrašinović, A. (2013) Elimination of impurities from the surface of silicon using hydrochloric and nitric acid, Materials Science in Semiconductor Processing, 16(1), pp. 106 110. doi: 10.1016/j.mssp.2012.06.009. Yoshikawa, T. and Morita, K. (2012) An evolving method for solar-grade silicon production: Solvent refining, JOM, 64(8), pp. 946 951. doi: 10.1007/s11837-012-0371-8. Zhang, L., Tan, Y., Li, J., Liu, Y. and Wang, D. (2013) Study of boron removal from molten silicon by slag refining under atmosphere, Materials Science in Semiconductor Processing. Elsevier, 16(6), pp. 1645 1649. doi: 10.1016/j.mssp.2013.04.012. Zhao, L., Wang, Z., Guo, Z. and Li, C. (2011) Low-temperature purification process of metallurgical silicon, Transactions of Nonferrous Metals Society of China. The Nonferrous Metals Society of China, 21(5), pp. 1185 1192. doi: 10.1016/S1003-6326(11)60841-8. 57

58 Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 1, Januari 2018 : 47 57