UJI KINERJA LARUTAN HCL PADA PROSES LEACHING LOGAM KOBALT DARI LIMBAH BATERAI LITHIUM-ION. Yuliusman dan Muhammad Resya Hidayatullah
|
|
- Sugiarto Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UJI KINERJA LARUTAN HCL PADA PROSES LEACHING LOGAM KOBALT DARI LIMBAH BATERAI LITHIUM-ION Yuliusman dan Muhammad Resya Hidayatullah Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia usman@che.ui.edu, yuliusman@yahoo.com ABSTRAK Baterai lithium-ion merupakan baterai yang banyak digunakan untuk berbagai aplikasi, terutama aplikasi yang bersifat protabel. Baterai lithium-ion akan lebih banyak digunakan dibandingkan jenis baterai lainnya. Permintaan baterai lithium-ion telah mencapai 1150 juta dollar pada tahun 2002, nilai ini lebih tinggi dari permintaan untuk baterai NiMH dan NiCd. Diperkirakan jumlah permintaan akan terus bertambah hingga mencapai 3700 juta dollar pada tahun. Banyaknya penggunaan akan menyebabkan munculnya limbah dalam jumlah besar. Baterai lithium-ion mengandung logam yang berharga, yaitu kobalt, sehingga perlu dicari proses pengambilan kembali logam kobalt dari baterai lithium-ion. Proses leaching adalah salah satu tahapan dalam proses mengambil kembali logam kobalt dari limbah baterai lithium-ion. Leaching agent yang digunakan adalah HCl. Parameter yang divariasikan dalam proses leaching adalah konsentras leaching agent, waktu kontak, rasio solid:liquid, dan temperatur leaching. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh, prosentase leaching logam kobalt semakin meningkat dengan semakin tinggi konsentrasi leaching agent, semakin lama waktu kontak, semakin kecil rasio solid/liquid, dan semakin tinggi temperatur leaching. Hasil optimum untuk proses leaching diperoleh pada konsentrasi HCl 4M, waktu kontak 150 menit, rasio solid/liquid sebesar 1/100, dan temperatur leaching 80 o C. Pada kondisi optimal ini didapat nilai persentase leaching kobalt sebesar 91.55%. Kata Kunci: Leaching agent, Baterai Lithium-Ion 1. PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menggunakan baterai untuk berbagai keperluan kita. Baterai bisa kita temukan terutama pada peralatan elektronik seperti radio, mainan, kamera, jam, laptop, telepon genggam, dan alat-alat elektronik lainnya. Salah satu baterai yang mulai banyak digunakan adalah baterai Lithium-ion yang dewasa ini seringkali kita temukan dalam telepon genggam dan kamera. Baterai lithium-ion adalah baterai yang rechargeable (dapat diisi ulang) sehingga dapat kita pergunakan berulang kali. Berdasarkan data dan perkiraan permintaan baterai sekunder. Pada peralatan portable, baterai lithium-ion akan lebih banyak digunakan dibandingkan jenis baterai lainnya. Berdasarkan data, permintaan baterai lithium-ion telah mencapai 1150 juta dollar pada tahun 2002, nilai ini lebih tinggi dari permintaan untuk baterai NiMH dan NiCd. Diperkirakan jumlah permintaan akan terus bertambah hingga mencapai 3700 juta dollar pada tahun 2012 [1]. III-148
2 Walaupun baterai lithium-ion merupakan baterai yang bisa diisi ulang, lama-kelamaan performanya akan menurun sehingga harus diganti. Penggantian baterai akan menimbulkan limbah dalam jumlah besar. Di dalam baterai lithium-ion bekas masih terdapat logam-logam, diantaranya adalah tembaga, alumunium, lithium, dan kobalt. Pada anoda baterai lithium-ion yang berupa LiO 2 terkandung logam kobalt dalam jumlah yang cukup besar. Logam kobalt merupakan logam yang berharga dan cukup sulit didapat. Hal ini menyebabkan kita perlu memikirkan suatu metode untuk mengambil logam kobalt yang ada didalamnya. 2. METODE PENELITIAN Pertama-tam dilakukan karakterisasi limbah baterai dilakukan untuk mengetahui kondisi limbah dan mengkondisikan limbah untuk proses berikutnya. Karakteristik limbah dilakukan dengan analisa EDX dan AAS. at analisa EDX yang digunakan adalah Oxford seri 300. Hasil dari analisa EDX digunakan untuk mengetahui kandungan yang terdapat di dalam anoda baterai secara kualitatif sedangkan analisa AAS secara kuantitatif. Kedua, proses leaching dilakukan untuk melarutkan anoda baterai lithium-ion dengan menggunakan leaching agent berupa HCl. HCl digunakan karena termasuk asam kuat. Persentase leaching akan meningkat seiring dengan peningkatan kekuatan asam, karena pada asam kuat pembentukan anion asam akan semakin mudah. Makin mudah pembentukan anion asam, maka reaksi antara ion logam dengan anion asam akan semakin banyak [2]. Selain itu, ekstraktan Cyanex 272 selektif terhadap kobalt dalam larutan sulfat atau klorida [3]. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pingwei Zhang, HCl merupakan leaching agent yang sesuai untuk baterai lithium-ion [4]. Pada proses leaching variabel-variabel yang digunakan adalah konsentrasi HCl, waktu kontak, perbandingan solid/liquid, dan temperatur leaching. Reaksi yang terjadi saat proses leaching dapat dilihat pada persamaan 1. M + n + nhcl MCl + nh n + (1) Ketiga, proses ekstraksi dilakukan untuk memindahkan logam yang terdapat dalam fasa akuatik (larutan hasil leaching) kedalam fasa organik (ekstraktan dalam pelarut organik). Pada proses ini ekstraktan pada fasa organik akan berikatan dengan logam dari fasa akuatik dan membentuk logam kompleks yang terlarut dalam fasa organik. Larutan organik dan larutan akuatik berbeda fasa sehingga tidak saling menyatu. Pada proses ini ekstraktan yang digunakan adalah Cyanex 272 [Bis (2,4,4,-trimethylpentyl) phosphinic acid]. Ekstraktan ini dipilih karena merupakan ekstraktan yang sering digunakan untuk mengekstraksi kobalt dan memiliki selektifitas yang baik terhadap kobalt [3]. Variabel-variabel yang digunakan pada proses ekstraksi adalah ph fasa akuatik, konsentrasi ekstraktan, dan waktu ekstraksi. III-149
3 Untuk menganalisa kandungan logam pada fasa akuatik dari setiap percobaan digunakan uji AAS. at analia AAS yang digunakan adalah Varian dengan tipe spektra A30 dan metode Graphite Furnace GTA 90. Data hasil uji AAS diolah untuk mendapatkan nilai persentase leaching dan ekstraksi. Nilai optimal dari masing-masing variabel ditentukan berdasarkan persentase leaching/ekstraksi optimal serta pertimbangan teknis dan ekonomis. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Karakterisasi Limbah Baterai Lithium-Ion Sampel yang akan diuji dianalisa dengan menggunakan analisa EDX (Energy Dispersive X- ray). Kandungan utama dari anoda baterai lithium-ion adalah LiO 2. Dari hasil analisa EDX dapat diketahui kandungan logam selain lithium dan kobalt. Berdasarkan analisa EDX logam lain yang terdapat dalam anoda baterai lithium-ion adalah alumunium. Analisa yang dilakukan dengan menggunakan EDX masih berupa analisa kualitatif, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Komposisi Kandungan Anoda Baterai Li-ion (EDX) Elemen Zona Putih (wt %) Zona Abu-abu (wt %) C O F P Cl Untuk mendapatkan komposisi sebenarnya dari anoda baterai lithium-ion maka dilakukan analisa AAS. Logam-logam yang dianalisa menggunakan analisa AAS adalah,, dan Li. Hasil analisa AAS dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil analisa AAS menunjukkan bahwa konsentrasi terbesar yang terkandung dalam anoda baterai lithium-ion adalah kobalt dan alumunium, sedangkan lithium yang terkandung sedikit sehingga pada percobaan, logam lithium tidak dianalisa. Tabel 2. Hasil Analisa AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) Logam Massa (mg/gr sampel) Persentase (wt %) Li III-150
4 3.2. Proses Leaching Pengaruh konsentrasi leaching agent Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa secara umum persentase leaching meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi leaching agent. Hal ini dikarenakan konsentrasi ion Cl - akan semakin besar bila konsentrasi leaching agent ditingkatkan, sehingga pengikatan ion logam akan semakin baik. Berdasarkan persamaan 1, kenaikan konsentrasi leaching agent akan menggeser kesetimbangan reaksi ke kanan, sehingga menambah reaksi leaching. Kenaikan persentase leaching antara konsentrasi leaching agent 4M dan 6M sangat kecil. Proses leaching dengan HCl 6M dinilai kurang ekonomis, sehingga konsentrasi leaching agent optimal yang dipilih adalah 4M, dengan persentase leaching kobalt sebesar 23.00% dan persentase leaching sebesar 22.04% Konsentrasi HCl (M) Gambar 1. Pengaruh konsentrasi leaching agent terhadap persentase leaching kobalt dan alumunium pada waktu kontak 150 menit, rasio solid/liquid (g/ml) 1/25, dan temperatur 27 o C Pengaruh waktu kontak Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa secara umum persentase leaching akan meningkat seiring dengan meningkatnya waktu kontak. Waktu kontak mempengaruhi proses leaching karena HCl butuh waktu untuk dapat bereaksi dengan logam dan membentuk senyawa logam klorida. Persenatse leaching terbesar pada logam alumunium didapat pada waktu kontak 120 menit, dengan persentase leaching sebesar %, sedangkan pada logam kobalt pada waktu kontak 150 menit, dengan persentase leaching kobalt sebesar 23.00%. Untuk mendapatkan persentase leaching kobalt yang lebih banyak, maka diputuskan waktu kontak yang digunakan sebesar 150 menit, dengan persentase leaching kobalt sebesar % dan persentase leaching alumunium sebesar 22.04%. III-151
5 Waktu Leaching (menit) Gambar 2. Pengaruh waktu kontak terhadap persentase leaching kobalt dan alumunium dengan konsentrasi HCl 4M, rasio solid/liquid (g/ml) 1/25, dan temperatur 27 o C Pengaruh rasio solid/liquid Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa persentase leaching akan meningkat seiring dengan penurunan rasio solid/liquid. Kenaikan persentase leaching terjadi karena dengan meningkatnya volume HCl, maka kemungkinan terjadinya kontak antara logam dengan ion Cl - akan semakin besar. Selain itu bila rasio solid/liquid terlalu besar maka larutan akan menjadi terlalu jenuh. Pada pengamatan terlihat bahwa pada rasio solid/liquid sebesar 1/25, masih banyak terdapat sisa-sisa sampel yang tidak terlarut /100 1/50 3/100 1/25 1/20 Rasio Solid/Liquid (g/ml) Gambar 3. Pengaruh rasio solid/liquid (g/ml) terhadap persentase leaching kobalt dan alumunium dengan konsentrasi HCl 4M, waktu kontak 150 menit, dan temperatur 27 o C. Dari peneletian diperoleh persentase leaching optimum pada alumunium didapat pada rasio soli/liquid 1/75, dengan persentase leaching sebesar 32.99%. pada logam kobalt persentase leaching terus naik seiring dengan penurunan rasio solid/liquid. Persentase leaching maksimum didapat pada rasio solid/liquid sebesar 1/100, dengan persentase leaching sebesar 29.63%. Untuk mendapatkan persentase leaching kobalt yang lebih besar, maka rasio solid/liquid yang III-152
6 digunakan sebesar 150 menit, dengan persentase leaching kobalt sebesar % dan persentase leaching alumunium sebesar 33.83% Pengaruh temperatur Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa variabel temperatur memiliki pengaruh yang sangat besar pada proses leaching. Kenaikan temperatur akan meningkatkan kecepatan molekul. Kecepatan molekul yang tinggi akan meningkatkan frekuensi benturan dan meningkatkan energi yang dihasilkan dari benturan, sehingga banyak benturan yang memiliki energi diatas energi aktivasi reaksi [5]. Dengan banyaknya benturan yang menghasilkan energi tinggi, maka laju reaksi akan meningkat, dan persentase leaching akan meningkat. Pada temperatur tinggi, viskositas liquid lebih rendah, sedangkan difusivitasnya meningkat. Hal ini juga mempengaruhi peningkatan persentase leaching [6]. Kenaikan persentase leaching seiring dengan kenaikan temperatur menandakan bahwa pelarutan pada proses leaching bersifat endoterm, artinya ketika kobalt dan alumunium dilarutkan terjadi penyerapan kalor. Suatu zat yang menyerap kalor ketika melarut, cenderung lebih larut pada temperatur yang lebih tinggi [7] Temperatur Leaching (C) Gambar 4. Pengaruh temperatur terhadap persentase leaching kobalt dan alumunium dengan konsentrasi HCl 4M, waktu kontak 150 menit, dan rasio solid/liquid (g/ml) 1/100. Kondisi optimum yang didapat pada temperatur 80 0 C. Pada temperatur ini persentase leaching kobalt sebesar 91.55% dan persentase leaching alumunium sebesar 99.99%. Peningkatan temperatur lebih lanjut dinilai tidak akan menghasilkan kenaikan persentase leaching yang terlalu tinggi, selain itu, pada temperatur tinggi dikhawatirkan leaching agent akan menguap dan mengurangi efektifitas proses. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Kandungan logam dalam anoda limbah baterai lithium-ion dalam persen berat adalah 61.13% kobalt, 29.14% alumunium, dan 2.76% lithium. III-153
7 2. Proses pengambilan kembali logam kobalt dari limbah padat dari baterai lithium-ion dapat dilakukan dengan proses leaching. Proses leaching anoda baterai lithium-ion menggunakan HCl sebagai leaching agent mencapai kondisi optimal pada konsentrasi HCl 4M, waktu kontak 150 menit, rasio solid/liquid 1/100, dan temperatur 80 o C. Kandungan kobalt dan alumunium pada larutan hasil leaching adalah sebesar 5596 ppm dan Persentase leaching yang diperoleh adalah sebesar 91.55% untuk kobalt dan 99.99% untuk alumunium. DAFTAR PUSTAKA Battery Statistic, Yang, Chun-Chen, et. al, Recovery Metals from Spent Ni-Cd Batteries by a Potentiostatic Electrodeposition Technique, Journal of Power Sources 115, Elsevier., Cytex, Cyanex-272 extractant Zhang, Pingwei., et al. Hydrometallurgical Process for Recovery of Metal Values from Spent Lithium-Ion Secondary Batteries, Elsevier, Brown, Theodore L., et al, Chemistry The Central Science, Prentice-Hall, New Jersey, Treybal, Robert E., Mass-Transfer Operations third edition, McGraw-Hill, Singapore, Charles W. Keenan, et al, General llege Chemistry, Harper & Row Publishers Inc, Ritcey, G.M dan Ashbrook, A.W, Solvent Extraction, Principle and Application to Process Metallurgy, Elvesier, New York, Iuclid Dataset, III-154
Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian
Perolehan Kembali kel Dari Limbah Baterai -MH Dengan Metode Leaching H 2 S 4 Dan Ekstraksi Cair-Cair Menggunakan Ekstraktan Cyanex 272 Dalam Pelarut Kerosin Ir. Yuliusman, M.Eng dan Andhy Laksono Departemen
Lebih terperinciUji Kinerja Ekstraktan Cyanex 272 dalam Me-recovery Logam Nikel dari Limbah Ni-Cd dengan Metode Ekstraksi Cair-Cair
Uji Kinerja Ekstraktan Cyanex 272 dalam Me-recovery Logam kel dari Limbah - dengan Metode Ekstraksi Cair-Cair Ir.Rita Arbianti,Msi, Ir.Yuliusman,MEng, dan Hendra Syaifuddin Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia,
Lebih terperinciPengambilan Kembali Logam Litium dan Cobalt dari Baterai Li-Ion dengan Metode Leaching Asam Sitrat
Pengambilan Kembali Logam Litium dan Cobalt dari Baterai Li-Ion dengan Metode Leaching Asam Sitrat Yuliusman Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 E-mail : usman@che.ui.ac.id,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah memaksa riset dalam segala bidang ilmu dan teknologi untuk terus berinovasi. Tak terkecuali teknologi dalam bidang penyimpanan
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap barang-barang elekronik seperti handphone, komputer dan laptop semakin meningkat.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Mutu Kitosan Hasil analisis proksimat kitosan yang dihasilkan dari limbah kulit udang tercantum pada Tabel 2 yang merupakan rata-rata dari dua kali ulangan.
Lebih terperinciTugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa
Lebih terperinciKROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography
KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides
Lebih terperinciOPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH
J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 12 OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH Imelda, Zaharasmi Kahar, Maria Simarmata, dan Djufri Mustafa Laboratorium
Lebih terperinciNgatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN
181 PENGARUH WAKTU KNTAK DAN PERBANDINGAN FASA RGANIK DENGAN FASA AIR PADA EKSTRAKSI URANIUM DALAM LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN EKSTRAKTAN DI-2-ETIL HEKSIL PHSPHAT Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperincikimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran
KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri
Lebih terperinciIon Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli
Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography Annisa Fillaeli TUJUAN Setelah pembelajaran ini selesai maka siswa dapat melakukan analisis kimia menggunakan resin penukar ion. Title R+OH- + X- ===
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA K I M I A PROGRAM STUDI IPA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan
Lebih terperinciPENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA
PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN L-1.1 DATA HASIL PERSIAPAN ADSORBEN Berikut merupakan hasil aktivasi adsorben batang jagung yaitu pengeringan batang jagung pada suhu tetap 55 C. L-1.1.1 Data pengeringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup manusia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ion renik (trace) adalah ion yang terdapat di perairan dalam jumlah yang sangat sedikit, biasanya dinyatakan dalam satuan nanogram/liter atau mikrogram/liter (Haslam, 1995).
Lebih terperinciTINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit
OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas
Lebih terperinciPEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4
PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4 Yuliusman dan Adelina P.W. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus UI, Depok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.
Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan logam berat sebagai polutan bagi lingkungan hidup diawali dengan meningkatnya populasi dan industrialisasi dari proses modernisasi manusia dan lingkungan
Lebih terperinciBAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum
BAB V KIMIA AIR 5.1 Tinjauan Umum Analisa kimia air dapat dilakukan untuk mengetahui beberapa parameter baik untuk eksplorasi ataupun pengembangan di lapangan panas bumi. Parameter-parameter tersebut adalah:
Lebih terperinci4.1. TERMODINAMIKA ARSEN DALAM LELEHAN TEMBAGA DAN TERAK
BAB IV PEMBAHASAN Dalam pemurnian anoda, unsur-unsur pengotor dihilangkan dengan cara memisahkan mereka ke dalam terak melalui proses pemurnian oksidasi. Untuk mengetahui seberapa baik proses pemisahan,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MATERIAL SEMEN BERBAHAN DASAR INSINERASI LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN TEKNOLOGI HIDROTERMAL
PENGEMBANGAN MATERIAL SEMEN BERBAHAN DASAR INSINERASI LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN TEKNOLOGI HIDROTERMAL Ade Ramos Ferdinand *, Agus Tri Prasetyo, Athanasius Priharyoto Bayuseno Magister Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciPEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)
Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Unsur P merupakan unsur hara makro utama bagi tanaman selain N dan K. Unsur
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Unsur P merupakan unsur hara makro utama bagi tanaman selain N dan K. Unsur P berperan penting pada proses fotosintesis, metabolisme karbohidrat, dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara penghasil tebu yang cukup besar di dunia. Menurut data FAO tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dengan produksi tebu per
Lebih terperinciKESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN
KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbandingan nilai ekonomi kandungan logam pada PCB (Yu dkk., 2009)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Emas telah muncul sebagai salah satu logam yang paling mahal dengan mencapai harga tinggi di pasar internasional. Kenaikan harga emas sebanding dengan peningkatan permintaan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum ataupun air limbah. Pada penelitian ini proses desinfeksi menggunakan metode elektrokimia yang dimodifikasi
Lebih terperinciMateri kuliah OTK 3 Sperisa Distantina EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Materi kuliah OTK 3 perisa istantina EKTRKI CIR-CIR Peserta kuliah harus membawa: 1. kertas grafik milimeter 2. pensil/ballpoint berwarna 3. penggaris Pustaka: Foust,.., 1960, Principles of Unit Operation,
Lebih terperinciMETODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI
METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase Skripsi Sarjana Kimia Oleh WENI ASTUTI 07132011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciOlly Norita Tetra *, Zaharasmi, dan Gionanda Laboratorium Elektro/Fotokimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Andalas, Padang
PENGARUH Co(II) dan Ni(II) TERHADAP TRANSPOR FENOL MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH EFFECT OF Co(II) AND Ni(II) TO PHENOL TRANSPORT THROUGH BULK LIQUID MEMBRANE TECHNIQUE Olly Norita Tetra *, Zaharasmi,
Lebih terperinciBefore UTS. Kode Mata Kuliah :
Before UTS Kode Mata Kuliah : 2045330 Bobot : 3 SKS Pertemuan Materi Submateri 1 2 3 4 Konsep dasar perpindahan massa difusional Difusi molekuler dalam keadaan tetap Difusi melalui non stagnan film 1.
Lebih terperinciPENGARUH RASIO MOL Li/Mn PADA PROSES PREPARASI LITHIUM MANGAN OKSIDA TERHADAP KEMAMPUAN ADSORBSI ION LITHIUM DARI LUMPUR SIDOARJO
PENGARUH RASIO MOL Li/Mn PADA PROSES PREPARASI LITHIUM MANGAN OKSIDA TERHADAP KEMAMPUAN ADSORBSI ION LITHIUM DARI LUMPUR SIDOARJO Dosen Pembimbing: Lukman Noerochiem, S.T., M.T., Ph.D Gita Akbar Satriawangsa
Lebih terperinciMETODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.
METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil penentuan kandungan oksida logam dalam abu boiler PKS Penentuan kandungan oksida logam dari abu boiler PKS dilakukan dengan menggvmakan XRF
Lebih terperinciSTUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA
PENULIS : 1. Sus Indrayanah, S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA Abstrak :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencemaran lingkungan oleh berbagai macam zat pencemar (polutan) merupakan permasalahan lingkungan yang terus berlanjut tanpa henti. Salah satu polutan yang
Lebih terperinciPengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga
Pengaruh Rapat Arus dan Asam Borat terhadap Kualitas dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal pada Substrat Tembaga Siti Elin Huriyati, Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan
Lebih terperinciADSORPSI NIKEL DAN KOBALT PADA RESIN PENUKAR ION LEWATIT MONOPLUS TP 207 XL DALAM BEBERAPA LARUTAN SULFAT
ADSORPSI NIKEL DAN KOBALT PADA RESIN PENUKAR ION LEWATIT MONOPLUS TP 207 XL DALAM BEBERAPA LARUTAN SULFAT Frideni G.F, G. A Wisma, M.Z. Mubarok, dan S. Purwadaria Program Studi Sarjana Teknik Metalurgi,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai
Lebih terperinciPENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGURANGAN KELEMBABAN UDARA MENGGUNAKAN LARUTAN CALSIUM CHLORIDE (CACL2) PADA WAKTU SIANG HARI DENGAN VARIASI SPRAYING NOZZLE *Eflita
Lebih terperincia. Pengertian leaching
a. Pengertian leaching Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian
Lebih terperinciTRANSPOR ION TEMBAGA (II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH
J. Ris. Kim. Vol. 1 No. 1, September 2007 TRANSPOR ION TEMBAGA (II) MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH Olly Norita Tetra, Admin Alif, Hermansyah A dan Emriadi Laboratorium Elektrokimia/Fotokimia, Jurusan
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang sangat berperan dalam berbagai industri. Air pendingin dalam cooling tower system didistribusikan
Lebih terperinciKIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013
Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Penyiapan Zeolit Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Tasikmalaya. Warna zeolit awal adalah putih kehijauan. Ukuran partikel yang digunakan adalah +48 65 mesh,
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Flotasi; Ozon; Polyaluminum chloride, Sodium Lauril Sulfat.
Pengaruh Dosis Koagulan PAC Dan Surfaktan SLS Terhadap Kinerja Proses Pengolahan Limbah Cair Yang Mengandung Logam Besi (), Tembaga (), Dan kel () Dengan Flotasi Ozon Eva Fathul Karamah, Setijo Bismo Departemen
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i LEMBAR PERSEMBAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x GLOSARIUM... xi INTISARI.... xii ABSTRACT...
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi
Lebih terperinciBAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan industri dan teknologi yang tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan telah menimbulkan berbagai dampak pada pencemaran udara, air dan darat.
Lebih terperincikimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN
KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep molaritas. 2. Memahami definisi dan faktor-faktor
Lebih terperinciPembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO 4.5H 2 O) dari Tembaga Bekas Kumparan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-121 Pembuatan Kristal Tembaga Sulfat Pentahidrat (CuSO 4.5H 2 O) dari Tembaga Bekas Kumparan Fitrony, Rizqy Fauzi, Lailatul
Lebih terperinciHariadi Aziz E.K
IMMOBILISASI LOGAM BERAT Cd PADA SINTESIS GEOPOLIMER DARI ABU LAYANG PT. SEMEN GRESIK Oleh: Hariadi Aziz E.K. 1406 100 043 Pembimbing: Ir. Endang Purwanti S,M.T. Lukman Atmaja, Ph.D. MIND MAP LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPemisahan dengan Pengendapan
Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa
Lebih terperinciELECTROWINNING Cu UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO
ELECTROWINNING Cu HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO 3334100485 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2013 2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Penelitian Mulai Preparasi dan larutan Pengujian Polarisasi Potensiodinamik untuk mendapatkan kinetika korosi ( no. 1-7) Pengujian Exposure (Immersion) untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)
PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
Lebih terperinciSOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006
SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tanaman jagung (Zea Mays) merupakan salah satu tanaman andalan Indonesia. Tanaman jagung merupakan bahan pangan di beberapa bagian wilayah di Indonesia. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tomat merupakan buah dengan panen yang melimpah, murah, tetapi mudah busuk dan menjadi limbah yang mencemari lingkungan. Pemerintah daerah telah membuat kebijakan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Diskusi
Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi
Lebih terperinciUji Selektifitas Transpor Fenol Melalui Teknik Membran Cair Fasa Ruah
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 213 Uji Selektifitas Transpor Fenol Melalui Teknik Membran Cair Olly Norita Tetra,* Admin Alif, Refinel, Hermansyah Aziz dan Desniwati Laboratorium Elektro/Fotokimia,
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Dosen: I Made Sukarna & Regina Tutik Padmaningrum RPP/KIM 311/ 01 5 September 2008 1. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/Kimia
Lebih terperinciAPLIKASI KONSTANTA KESTABILAN KOMPLEKS PADA ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
APLIKASI KONSTANTA KESTABILAN KOMPLEKS PADA ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Oleh : Sunarto M.Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Harga konstanta stabilitas menunjukkan
Lebih terperinciet al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli(2-amino-2-dioksi-β-d-glukosa) yang dapat diperoleh dari deasetilasi kitin. Kitosan serta turunannya sangat bermanfaat
Lebih terperinciPenurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier
Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier Ir Bambang Soeswanto MT Teknik Kimia - Politeknik Negeri Bandung Jl Gegerkalong Hilir Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax : (022) 2016 403 Email
Lebih terperinciINHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegagalan yang terjadi pada suatu material bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu penyebabnya adalah korosi. Korosi adalah suatu kerusakan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR
BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN 1. Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair cair. 2. Mengetahui nilai koefisien distribusi dan yield proses ekstraksi. 3. Menghitung neraca massa proses
Lebih terperinciKesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam
Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam sistem pada kesetimbangan Uap mengembun dengan laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Logam emas telah dimanfaatkan secara luas sebagai salah satu komponen dalam peralatan listrik maupun elektronik seperti telepon selular, komputer, radio dan televisi
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak listrik ditemukan dan digunakan secara praktis pada pertengahan abad ke-18, kehidupan manusia hingga saat ini semakin bergantung pada listrik dan perangkat elektronik.
Lebih terperinciKemampuan Ligan Hipoxantin dan Quanin untuk Ekstraksi Kation Perak pada Fasa Air- Kloroform
Jurnal Sains & Matematika (JSM) Artikel ISSN 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 1, Januari 2007 Artikel Penelitian: 25-32 Kemampuan Ligan Hipoxantin dan Quanin untuk Ekstraksi Kation Perak pada Fasa
Lebih terperinciI.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.
BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya
Lebih terperinciTUGAS PAPER KIMIA DASAR KESETIMBANGAN ION
TUGAS PAPER KIMIA DASAR KESETIMBANGAN ION OLEH : Ni Kadek Pridayanti (P07134014001) Putu Rina Widhiasih (P07134014002) Putu Nikita Febriyanti (P07134014003) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK
Lebih terperinciPengendapan. Sophi Damayanti
Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol
Lebih terperinciHASIL KALI KELARUTAN (Ksp)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang kecenderungan pemakaian bahan bakar sangat tinggi sedangkan sumber bahan bakar minyak bumi yang di pakai saat ini semakin menipis. Oleh karena itu,
Lebih terperinciPENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON
PENGARUH ph, DAN WAKTU ELEKTRODEPOSISI TERHADAP EFISIENSI ELEKTRODEPOSISI ION PERAK(I) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN AGEN PEREDUKSI ASETON THE EFFECT OF ph OF THE SOLUTION, AND ELECTRODEPOSITION
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA 4
88 LEMBAR KERJA SISWA 4 Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Submateri Pokok Alokasi Waktu : Kimia : I/ganjil : Laju Reaksi : Teori Tumbukan : 2 x 45 menit Standar Kompetensi Memahami Kinetika Reaksi,
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016 Kontributor: Dr. Isdiriayani Nurdin,
Lebih terperincikimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan.
Lebih terperinciPEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl
PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl Abdur Rozak 2709100004 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan ST, M.sc. Latar Belakang
Lebih terperinciPENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION
PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas
Lebih terperinciRangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.
Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Anabolisme = (biosintesis) Proses pembentukan senyawa
Lebih terperinciPENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan
PENGAMBILAN ASAM PHOSPHAT DALAM LIMBAH SINTETIS SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR DENGAN SOLVENT CAMPURAN IPA DAN n-heksan Yoga Saputro, Sigit Girindra W Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciBAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi pokok kesetimbangan kimia secara garis besar penelitian terbagi dalam beberapa tahapan yaitu: Tahap pertama
Lebih terperinciMODUL III KESETIMBANGAN KIMIA
MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memahami Asas Le Chatelier 2) Mahasiswa mampu menjelaskan aplikasi reaksi kesetimbangan dalam dunia industry 3) Mahasiswa
Lebih terperinciElektrokimia. Tim Kimia FTP
Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan
Lebih terperinci