BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pada sebuah media online kontan dinyatakan bahwa jumlah restoran di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Restoran baru yang telah bermunculan, menawarkan berbagai aneka menu makanan dan minuman bagi para konsumennya. Munculnya banyak restoran baru, mengakibatkan meningkatnya persaingan bisnis restoran yang memberikan dampak pada beberapa restoran mengalami kerugian sehingga harus tutup. Restoran-restoran yang muncul tidak hanya restoran yang berskala sederhana namun juga berskala menengah. Hasil riset dining index yang dirilis Qraved.com, situs pencarian dan reservasi restoran di Jakarta menyatakan bahwa jumlah restoran kelas menengah atas sepanjang lima tahun terakhir kian meningkat. Riset tersebut juga menyatakan bahwa makin banyak orang Jakarta gemar makan di restoran daripada dirumah dikarenakan aktivitas yang sangat padat sehingga mereka butuh makanan yang praktis dan siap saji serta pola gaya hidup mereka memilih restoran tidak hanya untuk makan namun juga untuk ajang bersosialisasi kumpul bersama teman ataupun keluarga. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat di Jakarta sangat konsumtif karena rata-rata penghasilan orang di jakarta adalah menengah keatas oleh karena itu masyarakatnya lebih memilih makan di restoran sebagai gaya hidup kebutuhan sehari-hari. 1
(http://industri.kontan.co.id/news/bisnis-kuliner-kian-menjanjikan;2017) Di Purwokerto, masyarakat kelas menengah tentu memiliki perilaku konsumsi yang hampir sama dengan masyarakat kelas menengah di Jakarta. Di purwokerto juga terdapat restoran yang sederhana hingga mewah untuk menengah keatas. Salah satunya adalah Mannayo Resto & Cafe yang merupakan pilihan masyarakat untuk kelas menengah keatas di Purwokerto. Restoran tersebut terletak di pinggir kota Purwokerto dengan jumlah karyawan sebanyak 120 orang yang beralamat di Jalan Raya Baturaden Timur nomor 1 kecamatan Sumbang, Banyumas. Restoran ini menawarkan sajian khas masakan ala korea hingga masakan tradisional Indonesia. Mannayo memiliki konsep suasana keindahan alam yang sejuk dan menyenangkan namun bernuansa mewah serta memiliki fasilitas seperti ruang meeting air conditioner, kolam renang, taman bermain anak - anak, live music setiap minggunya sehingga konsumen yang berkunjung ke restoran tersebut bisa menikmati hidangan yang ditawarkan sambil berekreasi bersama keluarga. Hal tersebut menjadi ciri khas dan keunggulan Mannayo Resto & Cafe dalam melakukan persaingan bisnis restoran di Purwokerto. Untuk mencapai pelayanan yang maksimal, maka restoran Mannayo perlu memiliki karyawan yang mempunyai kinerja yang baik karena kinerja karyawan merupakan faktor penting dalam menetukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi atau instansi. Menurut Setyowati & Haryani (2016) Karyawan merupakan aset terpenting dalam suatu instansi harus dikelola kinerjanya. 2
Beberapa peniliti telah melakukan penelitian kinerja pada objek restoran. Hasil peneitian menemukan variabel motivasi yang di teliti oleh (Johan, 2016 ; Setyowati & Haryani, 2016 ; Subakti, 2013 ; Renggani, 2014 ; Erlinda, 2015 ; Taufik, 2014) menunjukan bahwa kinerja dipengaruhi oleh motivasi hal ini dibuktikan dengan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan. Variabel kepemimpinan yang diteliti oleh (Setyowati & Haryani, 2016 ; Renggani, 2014) menunjukan bahwa kinerja dipengaruhi oleh kepemimpinan hal ini dibuktikan dengan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Variabel disiplin kerja yang di teliti oleh Erlinda (2015) menunjukan bahwa kinerja dipengaruhi oleh disiplin kerja hal ini dibuktikan dengan adanya pengaruh positif yang signifikan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Variabel kepuasan yang diteliti oleh (Subakti, 2013 ; Renggani, 2014) menunjukan bahwa kinerja dipengaruhi oleh kepuasaan kerja hal ini di buktikan dengan adanya pengaruh positif yang signifikan antara kepuasaan kerja terhadap kinerja. Variabel kompensasi Nugroho (2015) menunjukan bahwa kinerja dipengaruhi oleh kompensasi hal ini dibuktikan dengan adanya terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kompensasi terhadap kinerja. Sedarmayanti (2009) dalam Jurnal Setiawan (2013) Performance diterjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja/unjuk kerja/penampilan kerja. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 3
Kinerja (performance) dapat diartikan sebagai hasil kerja atau prestasi yang dicapai oleh seseorang atau kelompok (organisasi) dalam waktu tertentu. Dalam beberapa literatur, istilah kinerja dikenal pula dengan istilah prestasi kerja. Menurut Hasibuan (2014) dalam Jurnal Setyowati & Haryani (2016) kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin bertanggung jawab dalam menetapkan tujuan serta mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin akan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menangkap peluang-peluang yang ada. Oleh sebab itu pemimpin berperan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan dan mencapai tujuan perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Setyowati & Haryani (2016) yang menunjukan bahwa Penilaian kinerja di Restoran Taman Pringsewu Yogyakarta ini ditujukan untuk seluruh karyawan yang dilakukan oleh kepala departemen dan manajer, dilakukan setiap bulan sekali, sedangkan penilaiannya didasarkan pada kriteria-kriteria penilaian yang ditetapkan oleh manajer. Karyawan yang mencapai hasil di atas strandar prestasi akan memperoleh insentif dan penghargaan dari perusahaan. Oleh sebab itu kepala departemen dan manjer berperan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan dan mencapai tujuan restoran. Menurut Hasibuan (2012) dalam Jurnal Mahardika (2016), kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dicapai. Rendahnya disiplin karyawan dapat dilihat dari adanya tingkat absensi. 4
Semakin tinggi tingkat absensi, maka akan menghambat jalannya perusahaan. Sebaliknya, apabila tingkat absensi rendah, maka disiplin kerja karyawan akan meningkat. Teori tersebut menunjukkan bahwa rendahnya kinerja karyawan disebabkan oleh kompensasi yang kurang tepat, yang kurang sesuai dengan beban kerja karyawan. Jika karyawan diberikan kompensasi yang kurang sesuai, maka disiplin karyawan akan rendah dan kinerja karyawan juga akan rendah. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Erlinda (2015) yang mengatakan bahwa pada S2 Food & Beverage Semarang mengukur disiplin kerja dengan menggunakan ketegasan manajer restoran dalam memberikan sanksi kepada karyawan. Manajer akan memberikan sanksi hukuman yang adil kepada karyawan dan menerapkan norma dan peraturan yang berlaku di perusahaan dengan harapan akan meningkatkan kinerja karyawan. Menurut Hasibuan (2011) dalam Jurnal Kusuma (2015) Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan. Adanya suatu pandangan yang sistematis tentang Motivasi sangat berguna bagi manajer sumber daya manusia untuk memotivasi karyawannya secara tepat. Motivasi merupakan suatu usaha yang dapat meningkatkan semangat kerja karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Pemberian Motivasi dapat memberikan dorongan bagi karyawan untuk dapat bekerja lebih baik, sehingga pada akhirnya tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Dalam penelitian Johan (2016) mengatakan bahwa pada Restoran Soho Makasar terdapat permasalahan dalam kinerja karyawannya dan juga motivasi 5
dari karyawannya. Pemberian gaji yang tidak sesuai yang mengakibatkan para karyawan menjadi malas bekerja sehingga tingginya tingkat absensi karyawan yang terus meningkat setiap bulannya. Dan mengakibatkan proses operasional restoran menjadi terganggu serta kinerja karyawan menjadi menurun. Penelitian ini dibuat dengan memodifikasi penelitian sebelumnya terhadap kinerja karyawan pada objek restoran dengan mengambil beberapa variabel yang tingkat konsistensi & signifikan yang tinggi terhadap kinerja yaitu kepemimpinan dan motivasi. Kemudian peneliti menambahkan satu variabel displin kerja dari penelitian Erlinda (2015). Variabel disiplin ini perlu dipertimbangkan untuk diteliti karena masih jarang digunakan oleh peneliti untuk penelitian terhadap objek restoran dan untuk menciptakan model penelitian baru yang belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan yaitu Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi dengan memberi judul penelitian ini : PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISIPLIN KERJA, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA MANNAYO RESTO & CAFE PURWOKERTO 6
B. Rumusan Masalah Untuk meningkatkan kinerja disetiap karyawan, restaurant tersebut dituntut untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti kepemimpinan, disiplin kerja, dan motivasi. Berdasarkan hal tersebut perumusan masalah dapat dirumuskan : 1. Apakah kepemimpinan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap kinerja karyawan di Mannayo Resto & Cafe? 2. Apakah disiplin kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Mannayo Resto & Cafe? 3. Apakah motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Mannayo Resto & Cafe? 4. Apakah kepemimpinan, disiplin kerja, dan motivasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Mannayo Resto & Cafe? C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti menentukan batasan-batasan masalah yang ada agar penelitian ini dapat dilakukan lebih terarah. Adapun pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Objek penelitian ini adalah karyawan pada Mannayo Resto & Cafe 2. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. 7
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan secara parsial terhadap kinerja karyawan di Mannayo Resto & Cafe. 2. Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja secara parsial terhadap kinerja karyawan di Mannayo Resto & Cafe. 3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan di Mannayo Resto & Cafe. 4. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan, disiplin kerja dan motivasi secara simultan terhadap kinerja karyawan di Mannayo Resto & Cafe. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihakpihak berikut: 1. Bagi Mannayo Resto & Cafe Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai acuan agar restaurant dapat meningkatkan kinerja karyawan. 2. Bagi ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi manajemen sumber daya manusia dan sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya 8
3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini untuk memahami penerapan teori dan praktek khusunya dibidang Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 9