BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Sokaraja tahun ajaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. pendekatan dalam belajar adalah pendekatan konstruktivisme.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika. Melalui pemecahan masalah siswa dapat. memahami masalah dari soal yang ada dengan benar.

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 semester genap SMA N 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta memperdayakan siswa untuk mampu memecahkan masalah- masalah yang

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN A. Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius mengemukakan ada lima alasan perlunya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Anggraini, Gandung Sugita Kata Kunci: Tutor Sebaya, Penguasaan mahasiswa, Struktur Aljabar I

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Metode Peer Tutoring ( Tutor Sebaya )

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan keputusan dengan cepat dan tepat waktu (frinaldi dan embi, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE TPS BAGI SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR, MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI ILMU ALAM MAN MODEL SORONG

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) umumnya

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode penemuan terbimbing

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. praktek kehidupan yang lebih cocok dengan situasi yang sedang dihadapi.

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI HASTUTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

ABSTRAK. Kata kunci : Metode pembelajaran tutor sebaya meningkatkan hasil belajar siswa.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-G SMP NEGERI 10 MALANG DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kita masih banyak masalah yang harus diselesaikan. Menurut Education For

LESSON STUDY PENERAPAN LKS METODE MENDALAM PADA MATERI PENGUKURAN SUHU DI SMPN 2 PANDAAN*

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsentrasi Siswa 1. Pengertian konsentrasi Konsentrasi menurut Sardiman (2007: 40) dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak perhatian sekedarnya. Konsentrasi menurut G. G. Neill Wright (dalam Gie, 1995: 138) adalah keterserapan dalam mata pelajaran yang seseorang sedang mempelajarinya sampai titik kebutaan dan ketulian terhadap semua hal lainnya (absorption in the subject one is studying to the point of blindness and deafness to all else). Banyak ahli keterampilan studi berpendapat bahwa pemusatan pikiran atau konsentrasi adalah suatu kebiasaan dan oleh karenanya dapat dilatih oleh setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin mencapainya. Konsentrasi menurut Slameto (2003: 86) adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Menurut Susanto (2006: 46) konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan anak dikatakan berkonsentrasi pada pelajaran jika dia bisa memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. 6

Dengan berkonsentrasi, anak tidak mudah mengalihkan perhatian pada masalah lain di luar yang dipelajarinya. Dari pengertian konsentrasi di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi siswa adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian siswa pada suatu situasi belajar. Artinya tindakan atau pekerjaan yang siswa lakukan dilakukan secara sungguh-sungguh dengan memusatkan seluruh panca indra, penciuman, pendengaran, pengelihatan dan fikiran siswa. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi di antaranya adalah a. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari b. Perasaan gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam. c. Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan. d. Kondisi kesehatan jasmani. e. Kebosanan terhadap pelajaran atau sekolah. ( Slameto, 2003: 87 ) 3. Indikator konsentrasi Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat dirumuskan indikator sebagai berikut: Tabel 2.1 : Indikator konsentrasi siswa Dimensi Pengertian konsentrasi menurut Sardiman (2007: 40) konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Konsentrasi menurut G. G. Neill Wright (dalam Gie, 1995: 138) adalah keterserapan Indikator - Pikiran dan perasaan terpadu pada pelajaran. - Perhatian tidak menyebar. - Mampu mengabaikan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya

dalam mata pelajaran yang seseorang sedang mempelajarinya sampai titik kebutaan dan ketulian terhadap semua hal lainnya. Pengertian konsentrasi menurut Slameto (2003: 86) konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Menurut Susanto (2006: 46) konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. dengan belajar. - Semua pikiran terarah ke satu fokus. - Tidak terpengaruh oleh hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan proses belajar. - Antusias belajar tinggi. - Mampu memusatkan perhatian dalam waktu lama. - Perhatian penuh sampai proses belajar selesai. 4. Cara meningkatkan konsentrasi Walter Pauk ( dalam Gie, 1995: 142) mengemukakan teknik-teknik melakukan konsentrasi diantaranya : a. Siswa hendaknya mempunyai suatu sikap positif. Sikap yang positif itu misalnya ialah memandang studi sebagai suatu kesempatan untuk belajar dari pada sebagai suatu tugas tak menyenangkan yang harus diselesaikan. b. Siswa hendaknya membatasi peralihan-peralihan perhatiannya. Siswa sering mengalihkan perhatiannya merupakan hal yang wajar, tetapi peralihanperalihan itu perlu dibatasi pada pokok soal yang sedang dipelajari. c. Siswa hendaknya menggunakan teknik laba-laba. Dalam percobaan-percobaan yang dilakukan, sebuah garpu suara yang menggema didekatkan pada sebuah jaring-jaring laba-laba sehingga jaring itu juga bergetar. Setelah beberapa kali laba-laba memeriksa jaringnya dan teryata tidak ada lalat yang

tertangkap, laba-laba itu mengabaikan getaran selanjutnya. Siswa hendaknya juga belajar mengabaikan hal-hal yang mula-mula mengganggu perhatian sewaktu belajar seperti misalnya orang-orang yang lalu lalang didekatnya. d. Siswa hendaknya mengabaikan suara di sekitarnya. Suara dari sekeliling tempat studi selalu ada. Siswa perlu berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan suara yang tak terhindarkan itu. e. Siswa hendaknya mengusahakan segala perlengkapan studinya. Sebelum mulai duduk melakukan studi, siapkan segala perlengkapan seperti pensil, kertas, dan buku-buku yang diperlukan. Kemudian siswa duduk melakukan studi. Untuk meningkatkan konsentrasi maka perlu diusahakan pembelajaran yang tepat yaitu dengan Tutor Sebaya, karena ketika siswa belajar dengan Tutor Sebaya, siswa dapat mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. (Saripah: 38) 5. Kendala meningkatkan konsentrasi Persoalan menciptakan konsentrasi tidaklah sederhana, karena banyak sekali gangguan perhatian siswa. Gangguan pehatian (distraction) adalah segenap faktor yang mengalihkan perhatian seseorang dari apa yang sedang dilakukannya dengan penuh perhatian. Jadi konsentrasi tidak dapat tercipta dan bertahan terus secara mudah karena mempunyai musuh berupa distraksi yang selalu berusaha mengganggunya. Gangguan perhatian itu wujudnya bermacam-macam. Pada pokoknya gangguan perhatian dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu ganguan perhatian luar ( eksternal distraction) dan gangguan perhatian dalam (internal distraction). Gangguan perhatian luar meliputi semua hal di luar diri seseorang yang

memecah perhatiannya dalam mengerjakan sesuatu. Gangguan perhatian dalam adalah segenap fikiran, emosi dan persoalan dalam diri seseorang yang mengaduk perhatiannya sehingga tidak dapat dipusatkan. (Gie: 140) B. Pembelajaran Tutor Sebaya 1. Pengertian Tutor Sebaya Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang seorang guru menjumpai siswanya lebih mudah menerima keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawankawan yang lain dari pada gurunya karena tidak adanya rasa enggan atau malu bertanya. Jika demikian keadaannya, maka guru dapat minta bantuan kepada anak/siswa yang dapat menerangkan kepada kawannya untuk memberikan bimbingan belajar. Hal demikian disebut Tutor Sebaya (Arikunto, 1986: 62) Peer tutoring atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya. Tipe pertama adalah mengajar dan pembelajar diusia yang sama. Tipe kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Seorang tutor dapat berasal dari teman sekelas ataupun yang mempunyai umur sebaya. Arikunto (1986: 62) mengemukakan bahwa seorang tutor belum tentu siswa yang paling pandai tetapi yang terpenting memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang akan ditutorkan, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya. b. Menguasai dan dapat menerangkan materi yang akan disampaikan kepada temantemannya.

c. Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. d. Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. 2. Kelebihan dan kesulitan Tutor Sebaya Arikunto (1986: 64) mengemukakan pendapat tentang kelebihan cara belajar dengan Tutor Sebaya. Kelebihan dari cara belajar Tutor Sebaya antara lain: a. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru. b. Bagi tutor, pekerjaan tutoring akan memperkuat konsep yang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain maka seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali. c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosialnya. e. Memberikan pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada guru, dan tutor sebaya Namun di samping kebaikan tersebut, ada kesulitan dalam melaksanakan tutor sebaya, ini karena : a. Ada beberapa siswa yang menjadi malu bertanya karena takut rahasianya diketahui oleh kawannya.

b. Pada kelas-kelas tertentu kegiatan tutor sebaya ini sukar dilaksanakan karena perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi bantuan oleh tutor. c. Bagi guru sulit menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing. Tutor mempunyai hak diberikan materi lebih mendalam dari pada siswa-siswa lain. Tutor juga berhak membaca dan dipinjami semua buku yang digunakan guru maupun buku-buku lain sebagai penunjang. Di samping tutor mempunyai hak, tutor juga mempunyai kewajiban antara lain: mengatur atau memimpin siswa lain, membantu temantemannya yang mengalami kesulitan belajar dan seorang tutor tidak boleh egois artinya kepintaran tutor tidak boleh hanya untuk diri sendiri. 3. Langkah-langkah Tutor Sebaya Sedangkan menurut Arikunto (1986: 72) hal-hal yang harus dilakukan oleh guru jika menggunakan Tutor Sebaya adalah : a. Mengadakan latihan bagi para tutor Latihan dapat dilakukan dengan 2 cara : 1) Melalui latihan kelompok kecil dimana hal ini yang mendapatkan latihan hanya anak-anak yang akan menjadi tutor. Contoh : Guru memberikan latihan secara terpisah kepada tutor. Tutor boleh meminjam semua buku milik guru. 2) Melalui latihan klasikal dimana siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses bimbingan berlangsung.

Contoh: Guru memberikan latihan secara klasikal artinya guru dalam menjelaskan materi bersama-sama dengan siswa yang lain. Antara siswa dan tutor memperoleh penjelasan yang sama. Dalam penelitian ini peneliti memilih melalui latihan secara klasikal. b. Menyiapkan petunjuk tertulis baik di papan tulis atau di kertas Petunjuk tertulis ini harus jelas dan rinci sehingga setiap siswa dapat memahami dengan satu tafsiran untuk melaksanakannya. Selain itu harus dicantumkan pula bentuk serta cara melaporkan hasil kerja untuk setiap siswa. Contoh : Guru menyiapkan petunjuk-petunjuk dalam setiap langkah yang akan dikerjakan. Misal dalam LKS, maka guru harus menyiapkan petunjuk pengerjaan LKS secara jelas. c. Menetapkan pertanggungjawaban untuk tiap-tiap kelompok agar apabila terjadi ketidakberesan, guru dengan mudah dapat menegurnya. Contoh : Tutor bertanggung jawab atas kelompok yang dipimpinnya, sehingga apabila terdapat hal seperti siswa sulit untuk berkonsentrasi belajar dan bahkan mengganggu teman yang lain maka tutor berhak menyampaikan kepada guru untuk ditindak lanjuti. d. Guru mempunyai peran untuk menjadi fasilitator dan berperan mengawasi tutor maupun siswa yang dibimbing oleh tutor untuk segera dapat melihat kesulitan serta mengambil langkah seperlunya. Contoh : Guru harus bisa mengawasi dan memperhatikan masing-masing kelompok, guru mengawasi tutor apakah sudah bertanggungjawab terhadap

kelompoknya. Jika terdapat masalah yang tidak dapat terpecahkan oleh tutor maka guru membantu untuk memecahkan masalah tersebut. Suatu hal yang sangat ditekankan yaitu tutor tugasnya bukanlah mengajar seperti yang dilakukan oleh guru, tetapi hanya memimpin kawan-kawannya agar mereka terlepas dari kesulitan memahami bahan pelajaran. Jika tutor tersebut memberikan bimbingan kepada teman sekelasnya di sekolah maka guru dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : (1) Beberapa siswa yang pandai disuruh memahami suatu topik. Contoh : Siswa mempelajari materi kubus dan balok (2) Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahasnya. Contoh : Guru menerangkan sifat-sifat kubus dan balok dan bagian-bagiannya. (3) Kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar ke setiap kelompok untuk memberikan bantuan bimbingan kepada teman sekelompoknya. Contoh : Siswa dibentuk 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 siswa, dan setiap kelompok ditempatkan satu tutor. (4) Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. Contoh : Jika terdapat siswa yang memerlukan perhatian khusus maka guru dapat membimbingnya sendiri. (5) Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta bantuan kepada guru. Contoh : Jika tutor tidak bisa memecahkan permasalahan, maka tutor bisa meminta bantuan kepada guru. (6) Guru mengawasi evaluasi.

Contoh : Ketika siswa mendiskusikan dengan kelompok lain untuk membahas jawaban, guru memberikan pengawasan. Kegiatan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan Tutor Sebaya adalah : (1) Siswa mempelajari suatu topik yang akan disajikan. (2) Siswa dibagi berkelompok dengan 3-4 anggota yang heterogen dan di tambah satu tutor, maka guru mengawasinya. (3) Siswa berdiskusi dengan anggota kelompok serta tutornya tentang tugas yang diberikan oleh guru. (4) Siswa mendiskusikan dengan kelompok lain untuk membahas jawaban tugas yang diberikan. (5) Semua siswa aktif untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Disamping tutor memberikan bimbingan kepada teman sekelasnya disekolah, tutor juga dapat memberikan bimbingan kepada teman sekelasnya di luar kelas. Langkahlangkah yang dapat diambil adalah : (1) Guru menunjuk siswa yang pandai untuk memimpin kelompok belajar di luar kelas. (2) Tiap siswa disuruh bergabung dengan siswa yang pandai itu, sesuai dengan minat, jenis kelamin, jarak tempat tinggal dan pemerataan jumlah anggota kelompok. (3) Guru memberi tugas yang harus dikerjakan para siswa di rumah. (4) Pada waktu yang telah ditentukan hasil kerja kelompok dibahas di kelas. (5) Kelompok yang berhasil baik diberi penghargaan. (6) Sewaktu-waktu guru berkunjung ke tempat siswa berdiskusi. (7) Tempat berdiskusi dapat berpindah-pindah (bergilir).

C. Pokok Bahasan Kubus dan Balok Pada mata pelajaran matematika SMP/MTs kelas VIII semester 2 pokok bahasan kubus dan balok meliputi: a. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya: 1. Mengenal bentuk bangun ruang 2. Mengenal dan menyebutkan unsur-unsur utama pada kubus b. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya : 1. Menyebutkan diagonal kubus dan diagonal balok 2. Mengenal dan menyebutkan unsur-unsur utama pada kubus c. Membuat jaring-jaring kubus dan balok 1. Menentukan model kerangka kubus 2. Membuat jaring-jaring kubus d. Membuat jaring-jaring kubus dan balok 1. Menentukan model kerangka balok 2. Membuat jaring-jaring balok e. Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok 1. Mencari rumus luas permukaan kubus dan balok 2. Menghitung luas permukaan kubus dan balok f. Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok 1. Mencari rumus volume kubus dan balok 2. Menghitung volume kubus dan balok.

D. Kerangka Berfikir Indikator konsentrasi siswa 1. Pikiran dan perasaan terpadu pada pelajaran. 2. Perhatian tidak menyebar. 3. Mampu mengabaikan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan belajar. 4. Semua pikiran terarah ke satu fokus. 5. Tidak terpengaruh oleh hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan proses belajar. 6. Antusias belajar tinggi. 7. Mampu memusatkan perhatian dalam waktu lama. 8. Perhatian penuh sampai proses belajar selesai.

Berdasarkan hasil observasi bahwa indikator-indikator di atas masih dinyatakan rendah Diberi perlakuan melalui pembelajaran dengan Tutor Sebaya: Adapun langkah-langkahnya : (1) Beberapa siswa yang pandai disuruh memahami suatu topik. (2) Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan dibahasnya. (3) Kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar ke setiap kelompok untuk memberikan bantuan bimbingan kepada teman sekelompoknya. (4) Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. (5) Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta bantuan kepada guru. (6) Guru mengawasi evaluasi. Dengan adanya perlakuan pembelajaran dengan Tutor Sebaya diharapkan indikator-indikator konsentrasi siswa yang telah tersebut diatas dapat meningkat. E. Hipotesis Tindakan Berdasar teori dan kerangka pikir maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui pembelajaran dengan Tutor Sebaya konsentrasi siswa kelas VIII B SMP N 2 Sokaraja meningkat.