1. Pengertian Ejaan Yang Di Sempurnakan (EYD) Pemakaian Huruf A. Huruf Abjad B. Huruf Vokal C. Huruf Konsonan D. Huruf Diftong

dokumen-dokumen yang mirip
EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DI SEMPURNAKAN (EYD)

Makalah Pentingnya Penggunaan EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

EJAAN DAN TANDA BACA BAHASA INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, yakni yang pertama Penerapan EYD pada Surat Dinas Keluar di Pondok

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

Kelompok 3 1.Ananda 2.Yuni 3.Wulan 4.Femi 5.Syamsul

PETUNJUK PENULISAN NASKAH BERKALA ILMIAH SIGNIFIKAN

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

MODUL 1. Ejaan yang Disempurnakan Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

TUGAS INDIVIDU MAKALAH BAHASA INDONESIA PENULISAN KATA

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XII EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PENGGUNAAN EJAAN. Oleh: Yayah Churiyah

Penulisan huruf kapital, huruf miring, penulisan kata, akronim, tanda baca

E-Class 12 Presentation

KAIDAH TATA TULIS. Oleh Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

THE ERROR ANALYSIS OF THE USE CAPITAL LETTERS AND PUNCTUATION ON SUMMARY THESIS OF PGSD STUDY PROGRAMS FORCE 2012

Ejaan yang Disempurnakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis

EYD dan TANDA BACA. Nurul Bahiyah, M. Kom. L/O/G/O

KEMAMPUAN SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA

PENERAPAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN PADA SURAT PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 6 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Pitasari Rahmaningsih SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Catatan: J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

PEMAKAIAN HURUF, PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN PEMAKAIAN HURUF MIRING PADA BAHASA TULIS

PENGGUNAAN BAHASA BAKU DALAM KARYA ILMIAH MAHASISWA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGGUNAAN EYD DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 JUWIRING KLATEN NASKAH PUBLIKASI

Ekonomi TATA EJAAN BAHASA INDONESIA

Pertemuan 11 PENYUNTINGAN

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.3

PENGGUNAAN TANDA BACA. Oleh AHMAD WAHYUDIN

PENGGUNAAN TANDA BACA

Penulisan Huruf Kapital

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB 2: BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB 4 EJAAN. I. Pemakaian Huruf (cukup jelas) II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

Sugeng winarna,m.pd EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

BAB II LANDASAN TEORI. siswa agar kompetensi yang telah ditentukan dapat tercapai. Selain itu, kehadiran

MAKALAH BAHASA INDONESIA (Pemakaian Huruf & Penulisan Kata)

Artikel dan Kontributor

Muhammad Syarkawi (1)

BAHASA INDONESIA SET 7 EJAAN 2 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

INDEKSING. Esensi: Jurnal Bisnis dan Manajemen telah tercakup (indeksing dan abstrak) pada lembaga pengindeks berikut:

Kegiatan Sehari-hari

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 6. EYDLatihan Soal 6.1

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN X

PROSIDING SEMNAS KBSP V

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENYUNTING KATA, KALIMAT, PARAGRAFLatihan Soal 8.3

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi

Muhammad Hambali. Disampaikan dalam Pelatihan Tata Naskah Dinas Universitas Brawijaya Malang, 30 November 2016

EJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berbahasa dalam menulis teks pengumuman. Adapun kajian yang relevan dengan

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Vol. 14, No. 1, April 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL MELALUI METODE LATIHAN TERBIMBING DI KELAS II SDN 7 BALAESANG

BAB III METODE PENELITIAN

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

REKAPITULASI NILAI MEMBACA SISWA KELAS 1 SD NEGERI 1 SUGIHAN PRA SIKLUS. Skor nilai Jumlah Lafal Intonasi Nyaring skor

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN PADA JUDUL BERITA DI HARIAN KOMPAS EDISI MEI-JUNI 2012 NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR ISI. Hal I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 1 II. BAGIAN-BAGIAN TUGAS AKHIR... 5

2/2/2015 KEBAHASAAN DALAM KTI 1

Pedoman Gaya Gengo (Bahasa Indonesia)

Tugas Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengalaman Sahabatku. Belajar Apa di Pelajaran 4? Menjelaskan urutan petunjuk penggunaan sesuatu melalui kegiatan membaca

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

INDEKS SUBJEK. Tes Kausalitas Granger Time Deposits Tingkat Pendapatan Tingkat Pengembalian Usia VAR Variabel Dummy Vector Auto Regression Volatilitas

C. Pengindahan D. Keindahan 8. Majelis Permusyawaratan Rakyat dapat disingkat menjadi... A. M.P.R. B. MPR

TATA CARA PENULISAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 2. TEKS DESKRIPSILatihan Soal 2.2

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

MATERI KELAS 1. B. Indonesia

PELATIHAN PENGGUNAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN DAN KALIMAT EFEKTIF PADA PENULISAN SURAT RESMI BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI JAKARTA TIMUR

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

KAJIAN BENTUK-BENTUK AKRONIM BAHASA INDONESIA DAN KAJIAN FONOTAKTIKNYA DALAM BERITA LIPUTAN KHUSUS PEMILU 2009 PADA SURAT KABAR SOLOPOS SKRIPSI

BAB 5 PELAKSANAAN METODE FERNALD BERBASIS MULTISENSORI SEBAGAI UPAYA PENANGANAN MEMBACA BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN

SOAL ULANGAN HARIAN. Standart Kompetensi : - Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) (Kep. Mendikbud No. 054a/U/1987 tgl. 9 September 1987

NSPK TATA NASKAH. Bagian Umum Direktorat Jenderal PAUDNI

PEMBAKUAN SEBUTAN. Pengenalan

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2003: 588) konsep adalah gambaran

PANDUAN PENULISAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH ALQURAN FESTIVAL ILMUWAN MUSLIM

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Daftar isi: Penulisan Unsur Serapan...

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG FONOLOGI CERPEN BERDASARKAN PERISTIWA YANG DIALAMI SISWA KELAS IXA SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

Transkripsi:

1. Pengertian Ejaan Yang Di Sempurnakan (EYD) EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar. Justru itu untuk memahami EYD sangatlah penting untuk mengetahui pembahasan berikut ini. I. Pemakaian Huruf A. Huruf Abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya. Huruf Nama G g g P p pe Y y ye H h h Q q ki Z z zet I i i R r Er B. Huruf Vokal Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, i, u, e, dan o. Huruf Vokal Contoh Pemakaian dalam Kata di Awal di Tengah di Akhir a adik pamit bursa i ini minyak Arti * Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan. Anak-anak bermain di teras (téras). Sidang itu dihadiri oleh pejabat teras pemerintah. Kami menonton film seri (séri). Pertandingan itu berakhir seri. C. Huruf Konsonan Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf: Huruf Konsonan Contoh Pemakaian dalam Kata di awal di tengah di akhir B bentuk Abdi Adab C cinta Macam - D daun Andil Abad kan bunyi hamzah. ** khusus untuk nama dan keperluan ilmu. D. Huruf Diftong Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan ai, au, dan oi. Huruf Diftong Contoh pemakaian dalam kata Di awal Di tengah Di akhir Ai Ain syaitan pandai E. Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Gabungan Huruf Konsonan Contoh Pemakaian dalam kata Di awal Di tengah Di Akhir Kh Khusus akhir tarikh Ny Nyata hanyut - Dalam hal ini serimg kita jumpai persamaan dalam melafalkan huruf antara negara satu dengan yang lainya,persamaan ini disebabkan adanya sebuah kesepakatan diantara negara-negara yang ada,di tambah lagi adanya bahasa internasional yang pasti membuat persamaan lafal dalam pengucapan semakin terbiasa. F. Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut: a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. ma-af, la-in, ni-at. Huruf diftong ai,au,oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Au-la bukan a-u-la b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Le-wat, me-rah, ba-yam, mu-ta-khir, de-la-pan. c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Sam-bal, ber-sih, pas-ti, war-ga. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsure lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur ituatau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaedah 1a, 1b, 1c, 1d, di atas. mili-meter, mi-li-me-ter intro-speksi, in-tro-spek-si bio-grafi, bi-o-gra-fi Keterangan: Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang laindisesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus. II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring A. Huruf Kapital atau Huruf Besar 1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Ayahku pergi ke kantor. Dia selalu menunggu temannya yang terlambat.

Bagaimana kabarnya? 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Aji bertanya, Dari mana kamu? Aku dari rumah temanku, jawab Tika. 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci,termasuk kata ganti untuk Tuhan. Allah, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang. Quran, Injil, Islam, Kristen. Semoga Tuhan selalu melimpahkan rahmat-nya. Dialah Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Panglima Sudirman, Sultan Hasanuddin, Nabi Muhammad, Imam Syafi i. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Ia baru saja di angkat menjadi panglima. 5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nam orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Jawa Tengah, Wakil Presiden Yusuf Kalla. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat. Siapakah presiden yang baru dilantik kemarin? 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Meiko Fairuzia Adriani, Muhammad Faisal Adrianto, Agnes Monica. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. 5 newton, 220 volt. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. suku Jawa, bangsa Indonesia, bahasa Indonesia. Huruf capital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Mengindonesiakan kata asing. 8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

tahun Masehi, hari Jum at, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Jawa Tengah, Surabaya, Selat Sunda, Jazirah Arab, Dataran Tinggi Dieng. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Menyeberangi selat, pergi ke arah barat. 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Republik Rakyat China, Dewan Perwakilan Daerah, Departemen Kesehatan. Hururf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi Negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Menjadi sebuah republik, menurut undang-undang yang berlaku. 11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, aerta dokumen resmi. Perserikatan Bangsa-Bangsa, Undang-Undang Dasar. 12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Saya sudah membaca majalah Bahasa dan Sastra. Ia menyelesaikan makalah Sejarah Islam Zaman Pertengahan. 13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. S.Pd. sarjana pendidikan S.H. sarjana hokum S.Ag. sarjana agama 14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Kapan Ibu pergi ke pasar? tanya Meiko. Para siswa mengunjungi Pak Hasan. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. 15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Anda harus angkat kaki dari rumah ini. Rumah Anda telah kami sita. Apakah Anda sudah tahu? B. Huruf Miring 1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah,dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Majalah Bahasa dan Kesusastraan,buku Negara-kertagama karangan Prapanca,surat kabar Suara Karya. 2. Huruf miring dalam cetakan dipakai dalam menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata,kata,atau kelompok kata. Huruf pertama kata abad ialah a. 3. Huruf miring dan cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana. Politik devite et impera pernah merajalela di negeri ini. III. Penulisan Kata A. Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu-kesatuan. Ibu percaya bahwa engkau tahu. Kantor pajak penuh sesak. Buku itu sangat tebal. B. Kata turunan 1. Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. bergeletar,dikelola,penatapan,menengok,mempermainkan. 2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. bertepuk tangan,garis bawahi,menganak sungai,sebar luaskan. 3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. menggarisbawahi,menyebarluaskan,dilipatgandakan,penghancurleburan. 4. Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,gabungan kata itu ditulis serangkai. antarkota,dasawarsa,adipati,audiogram,ekstrakurikuler,elektroteknik,introspeksi,semipropesional,da n lain-lain. C. Gabungan Kata 1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemu,termasuk istilah khusus,unsure-unsurnya ditulis terpisah.

duta besar,kambing hitam,orang tua,rumah sakit umum. 2) Gabungan kata,termasuk istilah khusus,yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsure yang bersangkutan. Alat pandang-dengar,anak-istri saya,buku sejarah-baru,mesin-hitung tangan. 3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai. acapkali, adakalanya, belasungkawa, halalbihalal, titimangsa, saptamarga, radioaktif. D. Kata Ganti ku, kau, -mu, -nya Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;-ku, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Apa yang kumiliki boleh kauambil. Bukuku, bukumu dan bukunya tersimpan di perpustakaan. E. Kata Depan di, ke, dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebgai satu kata seperti kepada dan daripada. Kain itu terletak di dalam lemari Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu. Ia datang dari Surabaya kemarin. F. Kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim. G. Partikel a. Partikel lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Siapakah gerangan Dia? Apakah yang tersirat dalam surat itu? Apalah gunanya bersedih hati? b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Jangankan dua kali,satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku. Apa pun yang dimakannya,ia tetap kurus. Catatan: kelompok yang lazim dianggap padu,misalnya adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, sekalipun, walaupun, kalaupun, kendatipun, sungguhpun ditulis serangkai. Adapun sebab-sebabnya belum diketahui. Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu. c. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya.

Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. Harga kain itu Rp.2.000,00 per helai. Mereka masuk ke dalam kelas satu per satu. H. Singkatan dan Akronim 1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. a. Singkatan nama orang,nama gelar,sapaan,jabatan,atau pangkat diikuti dengan tanda titik. A.S. Kramawijaya, Muh. Yamin, Suman Hs., Sukanto S.A. M.Sc. master of science Sdr. Saudara S.Kar. sarjana Karawitan Kol. Colonel b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titik. DPR Dewan Perwakilan Rakyat SMTP Sekolah Menengah Tengah Pertama c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. dll. dan lain-lain sda. sama dengan atas dst. dan seterusnya kva kilovolt-ampere TNT trinitrotoluen 2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. I. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. IAIN Institut Agama Islam Negeri SIM Surat Izin Mengemudi II. Akronim nama diiri yang berupa gabungan suku kata atau huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia. Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi. III. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,suku kata,ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. pemilu pemilihan umum rudal peluru kendali I. Angka dan Lambang Bilangan Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Angka Romawi: I,II,III,IV,. Angka Arab: 0,1,2,3,4,5, Angka yang digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, isi, satuan waktu, dan nilai barang. 11 meter persegi

Rp. 10.000,00 Angka lazim untuk menandai nomor jalan,rumah,apartemen atau kamar pada alamat. Jalan Pemuda No. 104 Surabaya Hotel Sheraton, kamar 30 Angka yang digunakan juga untuk menomori karangan atau bagiannya. Bab VI, pasal 20, halaman 35 Surat Al-Ikhlas : 2 Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut: a. Bilangan utuh 27 dua puluh tujuh b. Bilangan pecahan 100% seratus persen Penulisan kata bilangan tingkat. Tingkat III Tingkat ke-3 Tingkat ketiga Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran an. Tahun 1000-an atau tahun seribuan. IV. Penulisan Unsur Serapan Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Berdasrka taraf integrasinya, unsure pinjamam dalam bahasa Indonesia dapat di bagi atas dua golongan besar. Pertama. unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shuttle cock, reshuffle. Unsur-unsur tersebut di pakai dalam konteks bahasa Indonesia tetapi pengucapannya Masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yamg penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. V. Pemakaian Tanda Baca A. Tanda Titik Tanda titik dipakai pada atau untuk: a. akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh : Roni membaca buku ceita. Dia menanyakan siapa yang duduk disana. b. di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian. Misalnya : a. III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa c. memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan jangka waktu maupun jangka waktu. Contoh : Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik). d. memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Ia lahir pada tahun 1965 di Bandung. Lihat halaman 2345 dan seterusnya. e. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,tabel dan seterusnya. Contoh : Acara Kunjungan Adam Malik (Bab I UUD 45) f. Tidak dipakai dibelakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat. B. Tanda Koma a) Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang. Ibu membeli buah, sayur, dan telur b) Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan. Andi tidak pergi ke Surabaya, tetapi ke Jakarta. c) Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika mendahuluinya. Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. d) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat, termasuk didalamnya oleh karena itu,meskipun begitu, jadi, akan tetapi. Jadi, kita harus datang tepat waktu. e) Dipakai di belakang kata-kata seperti wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Wah, makanan ini enak sekali! O, jadi begitu caranya? f) Untuk memisahkan petikan dari bagian lain kalimat. jangan malas belajar!, seru Pak Guru. g) Dipakai diantara alamat,tempat dan tanggal,nama tempat wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Surabaya, 8 Nopember 2008. h) Untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. i) Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dari catatan kaki. j) Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. k) Dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. l) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian yang lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. Di mana Saudara tinggal? tanya Karim. Berdiri lurus-lurus! perintahnya. C. Tanda Titik Koma (;) 1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. 2. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara dalam kalimat majemuk. Ayah mengurus tanamannya di kebun itu;ibu sibuk bekerja di dapur;saya sendiri asyik mendengarkan siaran Pilihan Pendengar. D. Tanda Titik Dua (:) Tanda titik dua dipakai untuk :

Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian. Ayah membeli bahan bangunan seperti : pasir, batu bata, semen, kayu, dan lain-lain. Sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian. 1. Ketua : M.Hadlor Sekretaris : Shinta Hamidah Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Ibu : Kapan kamu pergi ke Jakarta? Doni : mungkin minggu depan Bu Tidak dipakai kalau rangkaian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. Dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman,diantara bab dan ayat dalam kitab. Surat Al-Baqarah : 27 E. Tanda Hubung (-) Untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Menyambung awalan dengan bagian kata akhiran dan depannya pada pergantian baris. Menyambung unsur-unsur kata ulang. Menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Untuk merangakaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. F. Tanda Pisah o Untuk menyatakan suatu pikiran tambahan. o Memperluas rangkaian bagian kalimat, sehingga menjadi lebih jelas. o Dipakai diantara dua nilangan berarti sampai dengan sedangkan bila dipakai antara dua tempat atau kota berarti ke atau sampai. o Menyatakan suatu ringkasan atau gelar. G. Tanda Elipsis ( ) Untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus Menyatakan ada bagian yang dihilangkan dalam suatu kutipan Digunakan pada akhir kalimat karena menghilangkan bagian tertentu sesudah kalimat itu berakhir. Untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan dari sebuah kalimat. H. Tanda Tanya Dipakai pada akhir kalimat tanya Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya I. Tanda Seru Tanda seru dipakai sesudah ungkapan yang berupa seruan atau erintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. J. Tanda Kurung o Dipakai untuk mengapit tambahan penjelasan. o Untuk mengapit penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan.

o Mengapit huruf atau kata yang didalam kata dapat dihilangkan. o Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. K. Tanda Kurung Siku Untuk mengapit huruf, kata, kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan bagi orang lain, serta mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. L. Tanda Petik 1) Tanda petik untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaran dan naskah atau bahan tertulis lain. 2) Mengapit judul syair, karangan atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. 3) Mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. 4) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. 5) Ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang diartikan khusus pada bagian kalimat. M. Tanda Petik Tunggal a) Untuk mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. b) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna,terjemahan,atau penjelasan kata atau ungkapan asing. N. Tanda garis miring a) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap. O. Tanda penyingkat atau apostrof Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata bagian angka tahun. Dia t lah pergi dari kehidupanku. (t lah = telah) Dari semua penjelasan di atas pemakaian EYD amatlah penting dalam semua karya tulis,karena semua hal yang behubungan dengan tulisan pasti menggunakan aturan ini baik resmi maupun tidak resmi,secara tiadk langsung dengan adanya pemakaian EYD dengan benar akan memberi pengajaran pada orang awam yang kurang tau tentang aturan dalam tulis menulis. I.2 Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia Yang Di sempurnakan Ada beberapa kaidah bahasa yang perlu kita perhatikan: Aturan bahasa Indonesia diambil dari bahasa Austronesia dengan kaidah yang paling penting ditempatkan di muka sedangkan yang kurang penting di belakang. Kaidah inilah yang disebut hukum DM (Diterangkan, Menerangkan) Akibat pengaruh bahasa lain, misalnya Sansekerta, banyak kata-kata Indonesia yang salah kaprah. Bina Graha, Perdana Menteri, Bumi Putera, Mobil Brigade. Yang benar: Graha Bina, Menteri Perdana, Putera Bumi, Brigade Mobil. 1. Kata benda tidak mempunyai bentuk jamak. Untuk menunjukkan bentuk jamak, kita harus memakai kata tambahan seperti angka (sebutkan berapa), banyak, beberapa, semua, segala. Sebenarnya, penjamakan kata benda tidak boleh diulangi. Pengulangan hanya dilakukan pada kata sifatnya. Banyak mobil-mobil, kuda-kuda bagus

Seharusnya: Banyak mobil, kuda bagus-bagus Pengulangan kata benda bisa berbahasa karena banyak kata benda yang, kalau diulangi, bisa berarti lain. kuda-kuda (alat olahraga yang menyerupai kuda); mata-mata (spion); alun- alun (lapangan di tengah kota) dan sebagainya. Dalam hal ini pun ada yang sudah terlanjur salah kaprah tetapi tetap kita pakai. Misalnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa. Menurut Almarhum Amin Singgih, pakar bahasa Indonesia, seharusnya yang benar Perserikatan Bangsa. Bahasa Indonesia tidak mengenal maskulin dan feminim dalam pemakaian kata. ia/dia (untuk pria/wanita); engkau (untuk pria/wanita); kita (untuk pria/wanita); mereka (untuk pria/wanita) dan sebagainya. Sedangkan putera-puteri, dewa-dewi, siswa-siswi adalah pengaruh bahasa Sansekerta.