IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH UMUM PERUSAHAAN Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yaitu Sosrodjojo. Tahun 1940, keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi, Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar wilayah Jawa Tengah. Tahun 1953, keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produknya ini dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA ( product sampling) ke beberapa pasar di kota Jakarta. Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi, cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu. Cara kedua teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan ke dalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang. Akhirnya, dilakukan cara lain lagi yaitu air teh yang telah diseduh dimasukkan dalam botol-botol bekas limun atau kecap yang telah dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian botol-botol ini dibawa ke tempat keramaian berlangsung dengan strategi promosi yang masih sama yaitu Cicip Rasa. Ternyata cara yang ketiga ini berjalan dengan baik dan terus dipakai selama bertahun-tahun. 48
Ak hirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya. Setelah bertahun-tahun dilakukan teknik promosi Cicip Rasa, akhirnya pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol. Untuk kemunculan desain pertama adalah pada tahun 1970 dengan penulisan kemasan Teh Cap Botol Soft Drink Sosrodjojo. Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 dengan penulisan kemasan Teh Cap Botol dengan penulisan CAP lebih kecil, sehingga orang lebih membaca Teh Botol. Pada tahun 1974, terjadi perubahan desain botol yang ketiga. Desain botolnya tidak seperti botol versi I dan II. Desain botol ketiga memiliki bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan merek Teh Botol Sosro pada kemasannya. Perubahan desain botol Sosro dapat dilihat pada Lampiran 3. Desain botol ketiga ini diperkenalkan seiring dengan didirikannya pabrik PT. Sinar Sosro yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan didunia. Pendirian pabrik pertama ini terletak di daerah Cakung, Jakarta. Selain produksi teh dalam kemasan botol, PT Sinar Sosro juga memproduksi air mineral dengan kemasan botol 250 ml pada mesin mini 2. Produksi ini masih kurang terkenal dibandingkan produk air mineral lainnya terutama aqua, karena dirasakan kurang tepat, maka produksi air mineral ini dialihkan pada PT Union Multi Pack, Tambun Bekasi. Pada saat ini nama perusahaan ini telah menjadi PT Sinar Sosro cabang Tambun yang memproduksi teh kotak dan air mineral. PT Sinar Sosro dalam struktur organisasinya dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu kantor pusat, unit pabrik, dan kantor penjualan wilayah. Kantor penjualan wilayah merupakan kantor penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Adapun tujuan didirikannya kantor penjualan ini adalah untuk mendekatkan diri dengan konsumen. 49
Salah satu kantor penjualan pada PT Sinar Sosro adalah Kantor Penjualan (KP) Bogor. Kantor Penjualaan Bogor membawahi penjualan di daerah Bogor Kota dan Kabupaten. B. VISI DAN MISI PT Sinar Sosro sebagai perusahaan besar dan pemimpin pasar di industri minuman teh siap saji memiliki suatu visi besar untuk kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang, yaitu menjadi total beverage company menjadi perusahaan minuman yang dapat melepaskan dahaga konsumen kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak yang terkait. Misi suatu perusahaan adalah tujuan atau (purpose) yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan yang lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya. Secara ringkas, misi menguraikan produk, pasar dan bidang teknologi yang digarap perusahaan yang mencerminkan prioritas dari pengambilan keputusan strateginya. Misi yang ingin dicapai oleh PT Sinar Sosro adalah : 1. Membangun merek sosro sebagai merek teh yang alami, berkualitas dan unggul. 2. Melahirkan merek dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh maupun nonteh dan menjadikannya pemimpin pasar. 3. Membangun dan memimpin jaringan distribusi. 4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang baik dalam volume penjualan maupun menciptakan lapangan pelanggan. 5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan. 6. Memberikan kepuasan kepada para pelanggan. 7. Menyumbang devisa Negara. 50
C. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Maka dari itu diperlukan struktur organisasi yang jelas agar setiap karyawan yang ingin menjadi anggota organisasi tersebut mengerti tugas dan tanggung jawab masing-masing. Kantor Penjualan Bogor struktur organisasinya disusun atas dasar kegiatan dari tiap-tiap fungsi sesuai dengan kepentingan perusahaan. Struktur organisasi diperlukan agar karyawan mengerti tugas dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi KP Bogor dapat dilihat pada Lampiran 1. Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Unit Manager bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan distribusi dan penjualan serta keuangan di unit maupun sub unit operasi, memberikan laporan hasil penjualan kepada area sales manajer dan bertanggung jawab terhadap asset perusahaan yang ada di unit maupun sub unit operasi. 2. Administrasi data bertugas dalam mengkoleksi seluruh data perusahaan dan hasil penjualan serta memberikan laporan akhir penjualan kepada unit manajer. 3. Administrasi bertugas menyusun seluruh hasil penjualan, menangani pesanan pelanggan dan bertanggungjawab atas kegiatan penyediaan alat bantu jual dan material promosi. 4. Bagian gudang bertugas melakukan pemeliharaan terhadap persediaan barang jadi dan fungsi logistik perusahaan serta melakukan pengecekan terhadap keluar masuk barang. 5. Sales supervisor bertugas melakukan pengawasan terhadap penjualan, memantau kondisi lapangan penjualan, melakukan koordinasi dilapangan dengan distributor dan mengevaluasi hasil penjualan salesman. 6. Salesman bertugas mengirimkan barang kepada pelanggan. 51
D. KINERJA PERUSAHAAN Babak baru komunikasi merek Sosro dimulai tahun 1994, tepatnya menyongsong dua puluh tahun kelahiran Sosro. PT Sinar Sosro melakukan revolusi merek yaitu mengganti nama produk Teh Botol menjadi merek Sosro. Pihak manajemen PT Sinar Sosro pada tahun itu melakukan program promo undian berhadiah dan mengubah slogan: Hari-hari Teh Botol menjadi Harihari Teh Sosro. Slogan ini tetap meraih pasar anak muda, tetapi Teh Botol Sosro tidak hanya berupa minuman sehari-hari anak muda, melainkan minuman yang bisa diminum kapanpun. Dalam rangka memantapkan posisinya sebagai raja teh manajemen Sinar Sosro, pada Maret 1995 membuat TVC baru dengan jingle yang sairnya berbunyi: Hari selalu berganti, panas dingin ku tak peduli. Siang malam selalu ok, hari-hari teh Botol Sosro. Permmintaan Teh Botol Sosro terus meningkat dan awareness Sosro mencapai 93%, diikuti pesaingnya Lipton 17%, 2 Tang 13% dan Hi-C 2%. Terjadi perubahan peta pasar minuman Teh Botol di tahun 1995-1996. Saat itu muncul produk Tekita yang diproduksi oleh PT Pepsi Cola dan Grup Salim. Kehadiran produk Tekita tidak lain bertujuan menggeser pangsa pasar Teh Botol Sosro yang sudah menguasai 70% untuk kategori minuman teh dalam botol kemasan. Upaya manajemen Sosro dalam menjawab tantangan pasar adalah dengan cara tidak merubah posisi Teh Botol Sosro yang dianggap sudah bagus dan aman di pasar. Strategi produk yang dilakukan PT Sinar Sosro adalah membuat merek baru S-Tea yang kemasan botolnya lebih besar, seperti halnya produk Tekita. PT Sinar Sosro tidak ingin bersaing langsung dengan pesaingnya. PT Sinar Sosro lebih suka mencari arena permainan baru bagi pesaing-pesaingnya. Strategi yang dilakukan adalah dengan memproduksi S- Tea tidak dalam jumlah besar. S-Tea diproduksi untuk menyaingi Tekita yang pada saat itu sebagai produk pesaing di wilayah distribusi tertentu, yaitu Jabodetabek, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk memenangkan persaingan, Tekita menawarkan slogan Tekita adalah teh kami, slogan itu dibalas oleh PT Sinar Sosro dengan Slogan Biarpun banyak merek teh botol bermunculan, yang asli adalah Teh Botol Sosro. Strategi persaingan lewat iklan ini 52
membuat Sosro tetap waspada, dan membuat manajemen Sosro untuk membangun portofolio merek yang solid. Hal ini diwujudkan dengan mengeluarkan produk Fruit Tea pada tanggal 16 Maret 1997. Fruit Tea diproduksi dengan sembilan rasa dalam kemasan genggam, dan tiga rasa dalam kemasan botol. Tahun 2002 merupakan fase produk Teh Botol Sosro dalam fase kemunduran. Strategi yang dilakukan oleh PT Sinar Sosro adalah mengubah tag line Sosro menjadi: Apapun makanannya, minumannya teh Botol Sosro. Dominasi Teh Botol Sosro mulai dimasuki pendatang baru yaitu produk Frestea yang diproduksi oleh PT Coca Cola Indonesia. Strategi yang diambil adalah dengan melakukan strategi promosi dengan mengontrak Tora Sudiro menjadi bintang iklan. Setelah sukses dengan film arisan dan dikenal sebagai bintang film yang ngetop, Tora Sudiro menjadi bintang iklan sekaligus endoser produk minuman Frestea dari Coca Cola. Dari iklan yang sedang gencar ditayangkan media televisi, Frestea benar-benar menjadikan Tora sebagai perwujudan produk Frestea. Ketika iklan itu diluncurkan pertengahan tahun 2002 Frestea berhasil meraih pangsa pasar 12% dengan nilai kapitalisasi sekitar 200 miliar pada tahun 2003. Sebagai pendatang baru, PT Coca Cola Indonesia berkeinginan untuk mengimbangi pemimpin pasar. Pihak manajemen PT Sinar Sosro membuat strategi bertahan untuk menghadapi produk itu dengan mengembangkan produk Fruit Tea kembali. Promosi yang dilakukan PT Sinar Sosro pada waktu itu adalah dengan memperkenalkan teh dengan rasa buah. Keunggulan yang dimiliki oleh produk Fruit Tea yaitu: Pertama, kemasan genggam (tetrawedge) adalah kemasan pertama di dunia yang diperkenalkan Tetrapak (Swedia). Kedua, varian rasa yang unik, mulai Jambu, Stroberi, hingga sembilan rasa yang lain merupakan keunggulan Fruit Tea yang tidak dimiliki merek lain. Tahun 2000-2004 kinerja PT. Sinar Sosro terus mengalami perubahan yang signifikan meskipun terjadi serangan dari produk Frestea. Penjualan teh perusahaan Sinar Sosro tahun 2004 mencapai Rp 2 Triliun rupiah dengan laba bersih Rp 46,1 milyar rupiah dengan beban usaha Rp 444 milyar rupiah. Pesanan untuk produk Teh Botol Sosro tumbuh rata-rata 39,6% pertahun, 53
sementara pesanan Fruit Tea dan S-Tea, dalam kurun waktu tahun 2003-2004, meningkat masing-masing 300% pertahun. Awal November 2004 dibuatlah promo Teh Botol Sosro yang menandai kelahiran kembali komunikasi Sosro. PT. Sinar Sosro melakukan program promosi kembali. Salah satunya program yang terkenal itu adalah promosi struk rezeki Teh Botol. Promosi yang dilakukan September 2004, merupakan bentuk lain strategi kampanye dengan target audiens konsumen Teh Botol Sosro dengan tujuan mengapresiasi konsumen dengan undian berhadiah. Setelah sukses dengan Teh Botol Sosro, S-Tea dan Fruit Tea, PT Sinar Sosro kembali meluncurkan Tebs Tea Cooler. Selain produk ini rasanya unik, produk ini baru menciptakan minuman teh baru teh berkarbonasi. 54