Lama Bertani dan Hubungannya dengan Cholinesterase Darah Petani Hortikultura di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Pecticides, Cholinesterase, Poisoning, Risk Factor

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan peningkatan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida merupakan salah satu teknologi pengendalian organisme

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pertanian di Indonesia. Pestisida digunakan untuk mengurangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan Pestisida

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan hewan atau tumbuhan pengganggu seperti binatang pengerat, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

ABSTRACT. Keywords: Cholinesterase, Pesticide Poisoning, Horticulture Farmers

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

SUMMARY NURLAILA GAIB NIM :

LAMA PAJANAN ORGANOFOSFAT TERHADAP PENURUNAN AKTIVITAS ENZIM KOLINESTERASE DALAM DARAH PETANI SAYURAN

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR PAPARAN PESTISIDA TERHADAP KADAR CHOLINESTERASE PADA PETANI PENYEMPROT TEMBAKAU DI DESA KARANGJATI, KABUPATEN NGAWI

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang optimal yang setinggi-tingginya sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif

Diana Mayasari Gambaran Perilaku Kerja Aman pada Petani Hortikultura di Desa Gisting Atas

BAB IV METODE PENELITIAN. Ngablak Kabupaten Magelang dari bulan Maret 2013.

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DENGAN TEKANAN DARAH PETANI YANG TERPAPAR ORGANOFOSFAT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK PETANI DAN METODE PENYEMPROTAN TERHADAP KADAR KOLINESTERASE

ANALISIS DAMPAK PESTISIDA TERHADAP KADAR CHOLINESTERASE PENYEMPROT PESTISIDA DI PT.BIBIT BARU KECAMATAN DOLAT RAKYAT KABUPATEN KARO TAHUN 2009 TESIS

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkat tinggi setelah aplikasi pestisida. Penggunaan bahan-bahan beracun itu pada

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI BAWANG MERAH DI DESA KEDUNGUTER KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kejadian Keracunan Pestisida Pada Istri Petani Bawang Merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

THE BEHAVIOR IN USING OF PESTICIDES ON RICE FARMERS AT RJ VILLAGE BANDAR LAMPUNG

BAB 4 METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 4 METODE PENELITIAN

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PETANI KENTANG DENGAN PAPARAN KRONIK PESTISIDA ORGANOFOSFAT

I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

GAMBARAN PENGETAHUAN PETANI JERUK TENTANG KERACUNAN AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA DI KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki wilayah perkebunan kelapa sawit yang cukup luas.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

ANALISIS FAKTOR PERILAKU YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA SISWI SMK NEGERI 8 MEDAN. Oleh : RONAULI AGNES MARPAUNG

Jurnal Kesehatan Masyarakat

ARTIKEL. OLEH: AFNI ROICHATUL MUFIDAH a001 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kematian mencapai korban jiwa. 3 Sekitar 80% keracunan. dilaporkan terjadi di negara-negara sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. memperkirakan bahwa sekitar satu juta orang keracunan insektisida secara

PESTISIDA 1. Pengertian 2. Dinamika Pestisida di lingkungan Permasalahan

STUDI PREVALENSI KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA MENDONGAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

BAB 4 ANALISIS HASIL

HUBUNGAN RIWAYAT PAJANAN PESTISIDA DENGAN GANGGUAN FUNGSI HATI PADA PETANI DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN NGABLAK KABUPATEN MAGELANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

POLA DAN PERILAKU PENYEMPROTAN PESTISIDA TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PETANI JERUK DI DESA BERASTEPU KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO TAHUN 2011

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama. Food

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.14 No.1 Hal , Januari-April 2014, ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

STUDI KADAR CHOLINESTERASE DALAM DARAH PETUGAS FOGGING DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

ARTIKEL. Irnawati Marsaulina,* Arlinda Sari Wahyuni**

Hubungan Lama Penggunaan Obat Anti Nyamuk Bakar dengan Kadar Kolinesterase Darah pada Masyarakat Kelurahan Jati Rumah Gadang Padang

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG

Kata Kunci : Pestisida, Klorpirifos, Kol, Sawi Hijau, Kromatografi gas

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DAN WAKTU REAKSI PETANI KENTANG DENGAN PAPARAN KRONIK PESTISIDA ORGANOFOSFAT

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Srigading Kecamatan Ngablak

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pertanian saat ini masih merupakan aktivitas perekonomian

HUBUNGAN KADAR PLUMBUM (Pb) DALAM DARAH DENGAN JUMLAH ERITROSIT PADA PEDAGANG PASAR BUKU BELAKANG SRIWEDARI SURAKARTA

Catur Setiya Sulistiyana, Yogi Irawan Fakultas Kedokteran, Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon

BAHAYA PAPARAN PESTISIDA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) Kelompok Intervensi O1 X O2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

Hansen STIKES Muhammadiyah Samarinda ABSTRACT

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DENGAN PERUBAHAN DENYUT JANTUNG SAAT VALSAVA MANEUVER

Oleh : Rani Angreani Walangitan

Unnes Journal of Public Health

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

Bab 4 Analisis Hasil. Bab ini akan menjabarkan hasil penelitian dengan olahan data menggunakan SPSS for windows versi 17

BAB I PENDAHULUAN. dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia (Wudianto, 1999).

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI KAKAO

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

ANALISIS KADAR CHOLINESTERASE DARAH PADA PETANI PENYEMPROT PESTISIDA TANAMAN HORTIKULTURA DI PERKEBUNAN WAWO MATANI KOTA TOMOHON

INTISARI HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT RT 06 DAN 07 DUSUN II TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DESA BUMI JAYA KECAMATAN PELAIHARI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Kadar Cholinesterase Darah, Petani Penyemprot Pestisida Padi Sawah

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara orang. Di Indonesia diperkirakan terjadi kasus keracunan setiap

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No.2, November 2017, pp.68-73 http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi Lama Bertani dan Hubungannya dengan Cholinesterase Darah Petani Hortikultura di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo Destanul Aulia*, Sri Fajar Ayu**, Fazidah Agulina Siregar*** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara email: aulia_destanul@yahoo.com **Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara email: srifajar.ayu@gmail.com *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara email: fazida65@yahoo.com Abstract Gajah Village is a horticultura supplier area which is occupied by farmers who use pesticide in their farming activities. The use of pesticide by farmers is important to be analyzed, because of the health risks due to the accumulation of pesticide that absorbed by the farmers body. This study was aimed to analyze the relationship between the years in farming with the level of cholinesterase in blood among horticultural farmers in Simpang Empat District of Karo Regency in 2017. The method used in this research was Spearman's rho analysis. The number of sample was 75 farmers that show significant correlation in medium level between the years in farming with blood cholinesterase level. The correlation of those two variables has negative direction. It is advised that the cholinesterase examination could be conducted periodically by the community health centers, so that the farmers can monitor the toxic inside their bodies and can anticipate for the occurrence of higher poisoning. Keywords : level of cholinesterase, years in farming, pesticide Intisari Desa Gajah adalah daerah pemasok hortikultura yang dihuni oleh banyak petani yang menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida oleh petani penting untuk dikaji karena risiko kesehatan akibat akumulasi pestisida yang terabsrobsi oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara lama waktu bertani dengan kadar cholinesterase yang ada dalam darah petani hortikultura di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, pada tahun 2017. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Spearman s rho. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 75 petani yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada tingkat sedang antara lama bertani dengan kadar cholinesterase darah. Adapun sifat hubungan antara kedua variabel tersebut adalah negatif. Pemeriksaan cholinesterase diharapkan dapat dilaksanakan secara berkala oleh puskesmas agar petani dapat memantau keadaan racun dalam tubuhnya dan dapat mengantisipasi kejadian keracunan yang lebih tinggi. Kata Kunci : kadar cholinesterase, lama bertani, pestisida PENDAHULUAN Pestisida adalah bahan racun yang dapat memberikan manfaat terhadap peningkatan produksi pertanian, namun pada segi kesehatan, pestisida justru berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat 1). Lebih jauh, keracunan pestisida juga dapat berujung pada kasus yang lebih parah. Hasil uji laboratorium dalam kasus kematian misterius di Desa Kanigoro, Magelang menunjukkan bahwa kematian tersebut disebabkan oleh keracunan pestisida 2). Penanaman sayuran dan buah-buahan di Tanah Karo kebanyakan dilakukan dengan menggunakan pupuk dan pestisida yang dianggap berlebihan. Di Sumatera Utara, petani yang paling banyak menggunakan berbagai jenis pestisida adalah petani sayuran dan petani buah-buahan. Bertanam sayuran tanpa pestisida dianggap tidak aman dan pestisida seringkali dijadikan garansi keberhasilan produksi sehingga memicu penggunaannya dari waktu ke waktu 3). Penggunaan pestisida kerap dikaitkan dengan cholinesterase darah petani. Cholinesterase adalah salah satu enzim bersifat katalis yang berfungsi menjaga kelenjar, otot-otot maupun sistem syaraf agar dapat bekerja dengan baik. 68

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.2, November 2017, pp.68-73 Tidak hanya manusia, serangga secara alami juga memiliki cholinesterase. Pada tubuh manusia, cholinesterase terdapat pada sistem syaraf, dalam plasma yang merupakan cholinesterase yang dihasilkan hati dan dalam sel darah 4). Risiko paparan pestisida secara langsung dapat terjadi tidak hanya saat melakukan penyemprotan, namun dapat pula terjadi saat proses mempersiapkan hingga saat setelah melakukan penyemprotan. Selain berhubungan dengan kadar cholinesterase darah, paparan pestisida di dalam tubuh juga memiliki hubungan dengan kejadian anemia pada petani, meskipun secara statistik hubungan tersebut tidak signifikan atau dengan kata lain bahwa semua sampel memiliki potensi untuk mengalaminya 5). Pengaruh lama bertani terhadap cholinesterase darah juga tidak nyata. Hal tersebut bisa disebabkan karena kadar racun yang digunakan oleh petani sampel tidak begitu tinggi 6). Berbeda dengan kajian lainnya, proporsi keracunan bagi petani yang memiliki pengalaman kerja lebih dari tiga tahun, jauh lebih besar dibandingkan dengan proporsi keracunan pestisida pada petani dengan pengalaman kerja kurang dari tiga tahun 7). Dampak pestisida terhadap kesehatan disebabkan adanya kandungan bahan aktif pestisida di dalam peredaran darah manusia. Secara umum, bahan aktif yang dimaksud adalah golongan organofosfat dan karbamat yang mampu berinteraksi dengan komponen enzim yang ada dalam darah. Apabila bahan aktif tersebut masuk kedalam tubuh, maka akan mempengaruhi cholinesterase dalam darah. Karbamat merupakan inhibitor cholinesterase yang bersifat reversible, sementara organofosfat bersifat irreversible 8). Menurunnya kadar cholinesterase darah dapat disebabkan oleh akumulasi bahan pestisida yang masuk ke dalam tubuh melalui kontaminasi kulit, melalui sistem respirasi maupun melalui sistem pencernaan 9). Selain itu, umur dan faktor lama bekerja serta metoda aplikasi yang digunakan dalam menyemprot dan penggunaan alat keselamatan kerja juga sangat berpengaruh kuat terhadap turunnya kadar AChE (acetyl cholinesterase) darah 6). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lama bertani dengan kadar cholinesterase (AChE) darah yang ada pada tubuh petani hortikultura yang melakukan penyemprotan pestisida di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo pada tahun 2017. METODA Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan uji laboratorium untuk mengukur kadar acetyl cholinesterase (AChE) pada darah petani yang diambil menggunakan peralatan khusus. Metoda analisis menggunakan analisis korelasi Spearman s rho yang bertujuan untuk menganalisis, mengkaji dan mengukur hubungan antara lama bertani dengan kadar AChE darah petani. Populasi kajian adalah para petani sayuran di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo yang memakai pestisida sebagai bahan pemberantas hama dan penyakit tanaman (organisme pengganggu tanaman), sebanyak 307 orang. Berdasarkan rumus Slovin pada keakuratan 10 %, jumlah sampel yang sebaiknya diambil adalah 75 orang petani. HASIL Lama Bertani Responden penelitian ini adalah petani sayuran (hortikultura), yang gambaran lama bertaninya dapat dilihat pada Tabel 1. Terlihat bahwa petani yang sudah melaksanakan usaha tani hortikultura selama 21 sampai 30 tahun adalah 30,7 % dan merupakan persentase yang tertinggi. Di posisi kedua adalah petani yang lama bertaninya adalah 11 sampai 20 tahun, yaitu sebanyak 26,7 %. Petani 69

Aulia, Ayu & Siregar, Lama Bertani dan yang sudah bertani lebih dari 30 tahun ada 17,3 % dan yang lebih dari 40 tahun sebesar 4,0 %. Petani yang bertani selama 1 sampai 10 tahun ada 21,3 % dan 78,3 % sudah bekerja sebagai petani hortikultura lebih dari 10 tahun. Tabel 1. Lama bertani responden Kisaran (tahun) Jumah (orang) % 1-10 16 21,3 11-20 20 26,7 21-30 23 30,7 31-40 13 17,3 >40 3 4,0 Total 75 100 Kadar Cholinesterase Darah Persentase kadar cholinesterase darah petani sampel penelitian yang telah menjalani pemeriksaan laboratorium, disajikan pada tabel berikut ini: Persentase Tabel 2. Kadar cholinesterase (AChE) Status keracunan Jumlah (orang) % Korelasi Spearman s rho Metode yang digunakan dalam analisis korelasi dalam penelitian ini adalah menggunakan koefisien korelasi Spearman s rho, hal ini dikarenakan uji normalitas data tidak dipenuhi oleh kedua variabel, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut. Variabel Kadar cholinesterase Tabel 3. Hasil uji normalitas data Uji Kolmogorov-Smirnov Statistik df Signifikansi 0,118 75 0,011 Lama bertani 0,082 75 0,200 Tabel 2 menunjukkan bahwa variabel kadar cholinesterase darah petani memiliki nilai signifikansi sebesar 0,011; di mana nilai ini berada di bawah batas 0,05; sehingga data tersebut tidak terdistribusi secara normal. Sementara itu, variabel lama bertani memiliki nilai signifikansi 0,200; yaitu berada di atas 0,05; yang artinya data terdistribusi normal. Namun demikian, karena ada salah satu dari dua variabel tersebut yang tidak lolos uji normalitas, maka uji korelasi yang digunakan adalah Spearman s rho. Melalui analisis korelasi antara variabel lama bertani dengan variabel kadar cholinesterase darah, koefisien korelasi Spearman s rho yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel berikut ini: 75 % - 100 % Normal 22 29,33 50 % - 75 % Ringan 32 42,67 25 % - 50 % Sedang 17 22,67 < 25 % Berat 4 5,33 Hubungan antara variabel Tabel 4. Hasil uji korelasi Spearman s rho Koefisien korelasi Uji Spearman s rho Nilai p N Total 75 75 100 Terlihat bahwa 29,3 % petani sampel masih berada dalam tingkat normal, sementara 42,67 % mengalami keracunan ringan, 22,67 % terindikasi keracunan sedang dan 5,33 % termasuk dalam status keracunan berat. Ini berarti bahwa sekitar 70,7 % petani sampel sudah mengalami keracunan. Kadar cholinesterase dan lama bertani -0,623 < 0,001 75 Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien korelasi spearman s rho adalah sebesar -0,623; dengan nilai p atau signifikansi yang diperoleh (pada 2-tailed) adalah < 0,001. Koefisien korelasi sebesar -0,623 menunjukkan bahwa kekuatan hubungantara lama bertani dengan kadar cholinesterase darah petani ada pada tingkatan sedang, sementara nilai p yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Koefisien korelasi tersebut memiliki slope 70

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.2, November 2017, pp.68-73 yang negatif, yang berarti bahwa arah hubungan kedua variabel berkebalikan, sehingga peningkatan nilai variabel lama bertani akan diikuti dengan penurunan kadar cholinesterase darah petani yang melakukan penyemprotan pestisida. Dengan kata lain, semakin lama petani melakukan usaha tani, maka kadar cholinesterase darahnya akan turun. PEMBAHASAN Lama Bertani Petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki pengalaman bertani yang bervariasi. Ada yang baru memulainya setelah pensiun dari sebuah perusahaan atau instansi pemerintahan, dan ada pula yang sudah melakukan usaha tani atau bekerja di sektor pertanian setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar. Penggunaan pestisida dalam jangka waktu yang lama akan berdampak terhadap gangguan kesehatan, dikarenakan akumulasi bahan aktif yang terdapat dalam tubuh didominasi oleh golongan organofosfat dan karbamat yang dapat berinteraksi dengan komponen enzim yang ada dalam darah. Apabila bahan aktif tersebut masuk kedalam tubuh, maka akan mempengaruhi cholinesterase dalam darah. Hal ini sesuai dengan kajian yang menunjukkan bahwa proporsi keracunan bagi petani yang berpengalaman kerja lebih dari tiga tahun lebih besar dibandingkan dengan proporsi keracunan bagi petani yang berpengalaman kerja kurang dari tiga tahun 7). Dalam kajian lain juga menunjukkan adanya pengaruh lama bertani terhadap cholinesterase darah petani, namun secara statistik tidak signifikan disebabkan adanya faktor lain, seperti tidak begitu tingginya kadar racun yang digunakan 6). Kadar Cholinesterase Darah Di daerah penelitian, pemeriksaan cholinesterase darah secara berkala kepada petani belum dilaksanakan. Padahal, pemeriksaan kadar AChE ini merupakan salah satu langkah monitoring untuk memantau keadaan kesehatan petani, sehingga dapat diketahui tindakan yang tepat yang sesuai dengan tingkat persentase cholinesterase darah yang terdeteksi. Kesehatan sebagai modal awal petani dalam berusaha tani harus diperhatikan dengan baik agar produktifitas mereka tetap terjaga 10). Permasalahan kesehatan yang beresiko bagi petani tidak hanya sebatas gangguan akibat rendahnya kadar cholinesterase darahnya, namun akan lebih parah lagi apabila petani juga mengalami kasus lain terkait darah, seperti anemia (kurang darah) akibat kecelakaan kerja, beban kerja maupun akibat pestisida. Sebuah kajian menyimpulkan bahwa paparan pestisida di dalam tubuh juga memiliki hubungan dengan kejadian anemia pada petani, meskipun hubungan tersebut secara statistik tidak signifikan atau dengan kata lain semua petani akan berpotensi mengalami kejadian a- nemia 5). Korelasi Spearman s rho Koefisien korelasi Spearman s rho dengan nilai signifikansi pada 2-tailed < 0,001 berarti bahwa terdapat hubungan antara variabel lama bertani dengan kadar AChE darah dalam tubuh petani. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,626 menunjukkan bahwa kekuatan hubungan kedua variabel tersebut bersifat sedang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa faktor lama bekerja berpengaruh kuat terhadap penurunan cholinesterase darah dan juga kajian yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi menyemprot, tingkat pengetahuan petani, masa kerja petani, dan lama kerja petani dengan kejadian keracunan pestisida 11,12). Namun, hasil penelitian ini ada perbedaan jika dibandingkan dengan kajian yang dilakukan Rahmawati 6) yang menemukan bahwa terdapat hubungan antara lama bertani dengan kadar cholinesterase darah petani, meskipun hubungan tersebut secara statistik dinilai tidak signifikan. Menurutnya hal ini disebabkan karena racun yang digunakan oleh petani tidak memiliki konsentrasi yang tinggi. 71

Aulia, Ayu & Siregar, Lama Bertani dan Tanda negatif pada koefisien korelasi menerangkan bahwa arah hubungan kedua variabel tersebut adalah berlawanan, dimana apabila nilai lama bertani meningkat, maka kadar AChE dalam darah sampel akan menurun. Hal ini disebabkan karena penurunan cholinesterase yang ada pada darah manusia merupakan efek dari aktifitas bahan aktif pestisida seperti organofosfat atau karbamat yang masuk ke dalam tubuh, baik melalui kontaminasi kulit, terhirup melalui hidung maupun masuk melalui mulut. Semakin lama seorang petani melakukan usaha tani, maka semakin banyak akumulasi pestisida yang berada pada tubuhnya sehingga semakin menurunkan kadar cholinesterase yang ada di dalam tubuh. Faktor lain seperti frekuensi penyemprotan pestisida yang dilakukan petani adalah melebihi batas yang dianjurkan serta penggunaan alat pelindung diri yang masih kurang. Beberapa petani mengakui bahwa penyemprotan pestisida bisa dilakukan lebih dari 4 kali dalam seminggu akibat cuaca yang tidak menentu. Seringkali hujan turun mengguyur tanaman yang baru beberapa saat selesai disemprot oleh petani, sehingga racun yang menempel pada bagian tanaman terkikis. Akibatnya petani kembali melakukan penyemprotan agar serangan organisme pengganggu tanaman dapat dikendalikan. Dengan penggunaan alat pelindung diri yang seadanya, maka hal tersebut dapat memperbesar risiko keracunan pestisida bagi petani. KESIMPULAN Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel lama bertani dengan variabel kadar cholinesterase darah petani. Hubungan kedua variabel ini adalah sedang dengan slope yang negatif. Pemeriksaan kadar cholinesterase darah bagi petani hortikultura di daerah penelitian belum dilaksanakan secara berkala. SARAN Kepada dinas kesehatan serta puskesmas agar melaksanakan kontrol dan pemeriksaan kadar AChE petani secara berkala sehingga risiko keracunan dapat ditindaklanjuti dengan baik. Adapun kepada para petani, khususnya yang sudah lama berusaha tani, agar memperhatikan kadar AChE dalam tubuhnya dengan teratur sehingga mengetahui tindakan yang akan dilaksanakan untuk setiap keadaan aktifitas AChE. DAFTAR PUSTAKA 1. Yusnani, dkk. 2013. Identifikasi Residu Pestisida Golongan Organofosfat pada Sayuran Kentang di Swalayan Lottemart dan Pasar Terong Kota Makasssar Tahun 2013. 2. Raini, M., 2007. Toksikologi pestisida dan penanganan akibat keracunan pestisida, Kajian Media Litbang Kesehatan, 12 (3), p-issn: 2338-3445. 3. Girsang, W., 2009. Dampak Negatif Penggunaan Pestisida, Fakultas Pertanian Universitas Simalungun, Simalungun. 4. Zuraida, 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Aktivitas Cholinesterase Darah Petugas Penyemprot Pestisida Jenis Malathion di Kota Medan, Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta. 5. Kurniasih, S. A., dkk. 2013. Faktorfaktor yang terkait paparan pestisida dan hubungannya dengan kejadian anemia pada petani hortikultura di Desa Gombong Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang Jawa Tengah, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 12 (2), Oktober 2013, e-issn 2502-7085. 6. Rahmawati, Y. D. dan Martiana, T., 2014. Pengaruh faktor karakteristik petani dan metode penyemprotan terhadap kadar cholinesterase, The Indonesian Journal of Safety, Health and Environment, 1 (1), Januari-April 2014. 7. Rustia, H. N., dkk. 2010. Lama pajanan organofosfat terhadap penurunan aktivitas enzim cholinesterase dalam darah petani sayuran, Makara Journal of Health Research, 14 (2), Desember 2010, e-issn 2356-3656. 72

Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.9, No.2, November 2017, pp.68-73 8. Colovic, dkk., 2013. Acetylcholinesterase inhibitors: pharmacology and toxicology, Journal NCBI, 11 (3), Mei 2013, doi:10.2174/1570159x113110-30006. 9. Purba, I. G., 2009. Analisis Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Cholinesterase pada Perempuan Usia Subur di Daerah Pertanian, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. 10. Achmadi, U. F., 2005. Manajemen Kesehatan Berbasis Wilayah, Kompas, Jakarta. 11. Chahaya, I. dan Naria. E., 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas cholinesterase darah petugas penyemprot pestisida jenis malathion di Kota Medan, Info Kesehatan Masyarakat, 11 (1), Juni 2007. 12. Ipmawati, P. A., dkk., 2016. Analisis Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi tingkat keracunan pestisida pada petani di Desa Jati, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4 (1), Januari 2016, ISSN: 2356-3346 73