BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SOLUSI BISNIS

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BALLAST TB 210 PADA PROSES WINDING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. NIKKATSU ELECTRIC WORKS, BANDUNG PROYEK AKHIR

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Persiapan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

Aspek Ergonomik Ergonomik

Kesimpulan dan Saran BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Gambar I-1 Komponen Isolating Cock

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Istilah quality improvement muncul dikarenakan persaingan telah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

memuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II.12 Methods Time Measurement (MTM-1)... II-18 II.13 Bagan Analisa... II-30 II.14 Pengukuran Antropometri... II-30 II.15 Perhitungan Persentil...

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1 Pembagian tugas untuk teknisi. I. Mesin pada PT BSC Kyra Boga : 4 Mesin manual penggulungan. 3 Mesin pembuat cream

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Kristen Maranatha

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Technical Response. Direct of Goodness. Rank

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

KUISIONER PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

YAYASAN PIMPINAN HARIAN KEPALA BAGIAN PRODUKSI SUPERVISOR UNIT PRODUKSI SUPERVISOR JAHIT MESIN SUPERVISOR QUALITY CONTROL SUPERVISOR SETRIKA

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Angkasa Pura II (Persero) selama dua bulan terhitung mulai dari tanggal 4 Januari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan rerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unitunit

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA Pada bab ini akan dibahas mengenai rencana implementasi yang telah diperoleh dari analisis solusi bisnis dan kebutuhan mengenai sumber daya manusia untuk penerapan implementasi. Rencana implementasi yang akan dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu rencana yang dimplementasikan secara jangka pendek (rutin) dan jangka panjang untuk kebutuhan perusahaan. 4.1 Jangka Pendek (Rutin) Rencana implementasi yang dikategorikan sebagai jangka pendek yaitu implementasi yang dioperasikan secara rutin atau harian yang harus dilakukan. Dari hasil penelitian yang diusulkan, dan yang tegolong pada implementasi jangka pendek terdiri dari : 1. Pengecekan kawat utama secara rutin dan penggunaan alat bantu tension meter. Dalam tabel 4.1 di bawah ini yaitu kegiatan yang dilakukan operator 1 dan operator 2 selama proses winding berlangsung sebelum implementasi. Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Operator Saat Proses Winding Operator Operator 1 Operator 2 Menit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterangan : 9 menit untuk 1 kali proses winding dengan jumlah bobbin yang dililit 16 Unit Operator 1 Menit 1-3 : Melakukan pemasangan bobbin pada mesin winding, kemudian melilitkan kawat pada terminal bobbin. Menit 4-7 : Menunggu hasil proses pelilitan kawat sekaligus melakukan pemeriksaan pada bobbin yang sedang diproses. 77

Menit 8 9 : Melepaskan bobbin yang sudah dililit dari mesin dan kemudian meletakan hasilnya pada keranjang. Operator 2 Menit 1-2 : Melakukan set-up pada mesin winding, termasuk menyusun kawat utama pada mesin winding. Menit 3 7 : Menunggu hasil pelilitan kawat, dan mengontrol tombol switch on off pada mesin winding. Menit 8 9 : Melakukan persiapan untuk menghentikan proses pada mesin winding dan bersiap untuk melakukan set-up kembali pada mesin winding untuk melakukan proses selanjutnya. Rencana penjadwalan rutinitas yang akan dilaksanakan yaitu lebih difokuskan pada kegiatan operator 2 dengan penjadwalan sebagai berikut : Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan Operator Saat Proses Winding Yang Diusulkan Operator Operator 1 Operator 2 Menit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keterangan : 9 menit untuk 1 kali proses winding dengan jumlah bobbin yang dililit 16 Unit Operator 2 Menit 1 : Melakukan pengecekan pada kawat utama, jika kira-kira kawat utama tidak mencukupi untuk melakukan proses maka operator 2 segera mengganti gulungan kawat utama dengan yang baru. Menit 2-3 : Melakukan set-up pada mesin winding, termasuk menyusun kawat utama pada mesin winding. Menit 4 5 : Mengontrol tombol switch on off mesin dan melakukan pengecekan kawat dengan alat bantu tension meter. Menit 6 7 : Waktu ancang jika terjadi ketidak sesuaian besaran tension yang terjadi dan melakukan set up kembali pada mesin. Menit 8 9 : Melakukan persiapan untuk menghentikan proses pada mesin winding, bersiap untuk melakukan set-up kembali pada mesin 78

dan juga melakukan pemeriksaan kawat untuk proses selanjutnya. 2. Mengganti tutup gulungan kawat dengan plastik transparan Pergantian tutup gulungan kawat harus segera dilakukan agar pengontrolan gulungan kawat dapat lebih mudah dilihat dan dikontrol oleh operator dengan tujuan mempercepat proses pengontrolan kawat utama. Bahan yang digunakan dapat diganti dengan menggunakan bahan fiber transparan. Penggunaan fiber transparan dapat digunakan untuk selanjutnya selama proses produksi. 3. Form rotasi karyawan Adanya Job Rotation dapat mempengaruhi proses Winding. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan shift atau pekerjaan yang berbeda, dimana karyawan belum berpengalaman serta butuh waktu untuk beradaptasi. Sebenarnya penempatan karyawan itu harus sesuai dengan pengalaman atau spesialisasi di bidangnya. Dengan demikian target produksi dapat cepat tercapai dan kemungkinan adanya kegagalan/cacat produk semakin berkurang. Namun pihak perusahaan, mempunyai pandangan yang berbeda bahwa dengan adanya Job Rotation diharapkan semua karyawan bisa mengetahui semua proses produksi yang ada serta bisa mengendalikan proses produksi tersebut. Akan tetapi penerpan Job Rotation ini sangat tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri, maka diharapkan dengan dibuatkannya form rotasi karyawan dengan keterangan data yang lebih lengkap maka dapat meminimasi kesalahan rotasi karyawan yang belum berpengalaman dan selain itu juga diharapkan rotasi karyawan akan lebih teratur. Atas hasil diskusi dengan bagian SDM diperusahaan maka untuk proses rencana implementasi form rotasi karyawan, baru dapat diberlakukan mulai awal bulan 2009, karena proses rotasi karyawan perusahaan saat ini biasanya terjadi 1 atau 2 kali dalam setahun yaitu pada awal atau pertengahan tahun. 4. Penggunaan papan peringatan sebagai standar kerja. Penggunaan papan peringatan sebagai standar kerja berguna untuk mengingatkan operator secara langsung tentang standar kerja yang seharusnya. 79

Proses implementasi yang rencanakan yaitu menggantungkan atau menempelkan papan peringatan di stasiun kerja winding supaya setiap operator secara terus menerus dapat diingatkan bahwa jumlah cacat yang terjadi harus dapat dikurangi secara terus menerus dengan melakukan pekerjaan yang lebih teliti lagi. 5. Ada alat pengukur suhu dan dibuatkan suatu sistem sirkulasi udara yang baik Berdasarkan hasil diskusi dengan bagian supervisor dan operator yang bersangkutan maka rencana implementasi yang paling effektif untuk mengatasi terjadinya penaikan temperatur yaitu dengan melengkapi ruangan dengan kipas angin, karena jika hanya dengan menambah jumlah ventilasi yang ada terkadang temperatur masih belum bisa terkontrol dengan baik. Dengan adanya alat pengukur suhu, ruangan dapat terkontrol dengan baik apabila terjadi kenaikan temperatur di dalam ruangan maka dapat dilakukan dengan cara meningkatkan putaran kipas angin agar tingginya suhu yang terjadi didalam ruangan dapat tereduksi dan suhu ruangan dapat kembali normal. Gambar 4.1 dan gambar 4.2 berikut adalah gambar posisi ventilasi udara yang ada di ruangan winding sekarang dan Gambar 4.3 adalah posisi kipas angin yang akan diimplementasikan. Gambar 4.1 Ventilasi Udara yang Ada Pada Bagian Depan Bangunan 80

Gambar 4.2 Ventilasi Udara yang Ada Pada Bagian Belakang Bangunan Gambar 4.3 Posisi Kipas Angin yang diletakan Dibagian Atap Bagunan (Usulan) 6. Penggunaan earplug bagi operator Untuk mengatasi masalah kebisingan operator seharusnya memakai alat perlidungan suara atau earplug yang selalu dipakai. Earplug dapat digunakan untuk mereduksi tingkat kebisingan yang terjadi didalam ruangan winding. Rencana implementasi untuk penggunaan earplug yaitu dengan membiasakan operator dengan menggunakan earplug pada awal memulai pekerjaan (awal proses winding). Gambar 4.4 menunjukan contoh alat bantu earplug yang akan digunakan oleh operator sebagai salah satu alat keselamatan kerja bagi operator. 81

Gambar 4.4 Contoh Alat Bantu Peredam Suara (earplug) (Sumber : Earplugstore, 2008) 4.2. Jangka Panjang Untuk menghindari terjadinya human error akibat adanya rotasi operator yang dilakukan perusahaan maka berdasarkan hasil diskusi dengan bagian supervisor dan bagian QC maka program training merupakan usaha paling effektif untuk menghindari terjadinya human error. Training secara berkala dilakukan untuk meningkatkan skill operator dalam menjalankan mesin winding, memilih bahan bobbin dan pemasangan terminal plate. Pada tabel 4.3 dibawah dapat dijelaskan mengenai rencana implementasi yang usulkan untuk program training operator winding. Tabel 4.3 Rencana Implementasi Program Training Operator yang Diusulkan Faktor Penyebab Tindakan Perbaikan Sasaran Penanggung Jawab Target Waktu Lokasi Kurang Teliti Diberikan Pengarahan Menyadarkan Ka. Bagian Meeting mingguan Stasiun dan Terampil dan Training tentang dan dan dan pelaksanaan Kerja (Operator) pemilihan bobbin, meningkatkan Bagian training Winding pemasangan terminal kemampuan PSDM awal tahun 2009 plate dan pengoprasian karyawan dilaksanakan 1 mesin winding tahun 2 kali 82

4.3. Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kebutuhan akan sumberdaya dapat dipenuhi melalui perekrutan karyawan baru yang kompeten di bidangnya, selain itu pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia bisa ditempuh dengan sistem rotasi atau mutasi tetapi harus diimbangi dengan program training yang baik kepada karyawan yang bersangkutan. Pada pelaksanaannya, implementasi ini tentu saja membutuhkan berbagai sumber daya sebagai pendukung. Dalam melaksanakan implementasi Six Sigma di dalam perusahaan harus ada keterkaitan dengan pihak-pihak interen yaitu : 1. Manajemen Puncak Keterkaitan pihak manajemen puncak menjadi pengaruh paling utama, karena pihak manajemen puncak dapat berperan sebagai Sponsor dari jalannya suatu proyek Six Sigma (Implementasi), dan selain itu peran dari manajemen puncak juga, yaitu memilih proyek spesifik Six Sigma dan mengalokasikan sumber daya yang ada. 2. Supervisor produksi Bagian supervisor juga turut berperan dalam pelaksanaan implementasi six sigma yang telah dilaksanakan, pengontrolan di lantai produksi menjadi tanggungjawab supervisior produksi. 3. Bagian Quality Control Bagian Quality Control juga berperan dalam menentukan pengendalian kualitas di lantai produksi dan menetapkan kebijakan persentase kegagalan yang terjadi untuk perioda selanjutnya. 4. Operator Operator berperan secara langsung dalam proses implementasi, bagaimana mereka memperlakukan hasil implementasinya sehingga dihasilkan suatu hasil akhir yang baik. Di dalam proyek akhir ini ini pihak operator menjadi suatu prioritas utama dalam proyek perbaikan kualitas. 83

4.4. Saran dan Rekomendasi Dari hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan kepada PT. Nikkatsu sebagai bahan masukan adalah: 1. Usulan Implementasi atau tahap perbaikan dari Six Sigma sebaiknya diteruskan dan dilanjutkan oleh PT. Nikkatsu sebagai bentuk peningkatan kualitas dalam pencapaian tingkat kepuasan konsumen yang semakin meningkat. 2. Melakukan penerapan implementasi Six Sigma pada seluruh produksi yang lain pada perusahaan sesuai jadwal yang diusulkan. 3. Pihak perusahaan hendaknya senantiasa memantau proses produksi dan melakukan peningkatan terus menerus pada performansi proses semua jenis produk yang diproduksi. 84