BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian. atau meningkatkan proses pembelajaran, Suhardjono dalam (Maliawan 2010: 1).

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengacu pada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru di kelasnya yang menjadi tanggung jawabnya, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses pembelajaran, dengan menggunakan beberapa siklus. Menurut Arikunto (006: 96) Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran. Subyek penelitian yang diambil adalah kelas 4 khususnya kelas 4a. Waktu pelaksanaan pada awal semester tahun ajaran 0/03, yaitu bulan Januari sampai dengan April 03. Penelitian ini dilaksanakan melalui siklus untuk melihat peningkatan motivasi dan hasil belajar dalam mengikuti mata pelajaran IPS melalui model pembelajaran kancing gemerincing. Siswa kelas 4a berjumlah 7 siswa, terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Ruang kelas 4a di SD Negeri Ngipik letaknya bersebelahan dengan kelas 4b dan berhadapan dengan kantor guru. Posisi kelas ini letaknya cukup nyaman dengan ventilasi dan penerangan yang cukup. Dengan karakteristik siswa yang lebih menyukai proses pembelajaran dengan metode bervariasi. Siswa cepat merasa jenuh jika harus terus memperhatikan ceramah guru, siswa lebih senang proses pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan dirinya dalam mengelola pengetahuan yang ingin diperolehnya melalui diskusi maupun percobaan. Namun dari pengamatan sementara oleh peneliti siswa kelas 4a di SD Negeri Ngipik yang aktif dalam diskusi hanya siswa tertentu saja, sebagian besar masih kurang aktif dan kurang kreatif dalam mengemukakan pendapatnya. Latar belakang sosial-ekonomi siswa mayoritas anak pedagang dengan tingkat kesejahteraan menengah ke bawah. Buku-buku pembelajaran yang 8

9 dimiliki sendiri masih terbatas, namun rata-rata mereka memanfaatkan sarana perpustakaan sekolah yang cukup memadai. Kemampuan akademik siswa masih terbatas karena motivasi belajar siswa yang rendah. Situasi kelas saat pembelajaran masih belum optimal, siswa masih belum seluruhnya mempunyai keaktifan dalam belajar. 3. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terdiri dari satu variabel bebas dan dua variabel terikat sebagai berikut: a. Variabel bebas (X) Adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing. b. Variabel terikat (Y) Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar IPS. 3.3 Definisi Operasional Model pembelajaran kooperatif kancing gemerincing adalah model pembelajaran yang mengembangkan model diskusi kelompok, dimana setiap kelompok diberikan kesempatan mengutarakan pendapatnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Dengan didasari adanya kepentingan bersama masingmasing anggota kelompok secara bergiliran mengutarakan pendapatnya dengan mengembalikan chips yang sudah dibagikan oleh guru setiap kali mengeluarkan pendapatnya. Keaktifan belajar adalah kegiatan belajar yang melibatkan berbagai macam aktivitas, baik fisik maupun mental untuk mengkontruksi pengetahuan mereka berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan hasil belajar IPS adalah indikator dari sebuah proses belajar mengajar

0 yang diukur melalui test oleh guru sehingga akan diketahui hasil belajar dan mengajar yang dilakukan siswa dan guru pada pembelajaran IPS di kelas 4 SD Negeri Ngipik. Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, yang mencakup perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, apresiasi, sikap-sikap dan keterampilan. Hasil belajar IPS diperoleh dari hasil test kognitif siswa pada setiap akhir siklus yang dinyatakan dalam bentuk skor atau angka. 3.4 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Disebut PTK karena merupakan penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kelas atau sekolah dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan beberapa siklus. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kolaboratif, menurut Suyanto dalam Kasbulah (998: 3) bahwa penelitian kolaboratif melibatkan beberapa pihak yaitu guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak dengan tujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran, menyumbang pada perkembangan teori, kolaboratif diberi makna kerjasama antar guru dengan peneliti dari luar sekolah untuk melakukan penelitian tindakan kelas secara bersama di kelas atau di sekolah. Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru kelas yaitu Ibu Sri Haryati, A.Ma.Pd yang mengajar kelas 4a di SD Negeri Ngipik Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Dimana guru memberikan perlakuan atau tindakan kepada siswa kemudian peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung. 3.5 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Suwarsih Madya, 006), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

(rencana), action (tindakan) & observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Berikut ini gambar siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas: Gambar Siklus Spiral Tahap-Tahap Penelitian Tindakan Kelas Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart, R. dalam (Suwarsih Madya, 006):. Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Masalah Sosial, media apa saja dan alat peraga, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk tiga kali pertemuan dalam jam pelajaran.. Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Kegiatan inti dilakukan oleh penulis dibantu rekan sejawat di sekolah penulis dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. 3. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada Siklus. Siklus akan dilaksanakan jika Siklus belum tuntas. 4. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan Siklus yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP dengang materi Masalah Sosial, Lembar Penilaian, media dan alat peraga serta lembar observasi. RPP dalam siklus ini dibuat untuk tiga kali pertemuan dalam jam pelajaran. Namun dalam Siklus ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada Siklus. Tindakan pada Siklus ini disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada Siklus atau dapat meningkatkan ketrampilan yang diinginkan. 5. Implementasi Tindakan dan Observasi Kegiatan pada tahap ini adalah menerapkan RPP yang telah disusun. Dalam kegiatan in dilakukan oleh penulis dibantu rekan sejawat di sekolah penulis dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. 6. Refleksi Refleksi dalam Siklus ini dilakukan sama seperti refleksi pada Siklus. 3.6 Data dan Cara Pengumpulannya 3.6. Jenis Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif yang berasal dari: a. Siswa Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, dan hasil evaluasi. b. Guru (kolaborator) Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktivitas guru oleh peneliti dan observer. c. Data Dokumen Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses pembelajaran dan hasil foto. 3.6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan diskusi. a. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. b. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam PBM dan implementasi model pembelajaran kancing gemerincing.

3 c. Diskusi antara guru, kolaborator dan teman sejawat untuk refleksi hasil siklus PTK. 3.6.3 Instrumen Penelitian Setiap data yang diperoleh menggunakan cara pengumpulan yang berbeda-beda. Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil evaluasi siswa dalam bentuk tes pilihan sebanyak 0 soal setiap siklus. Data kualitatif diperoleh dengan teknik non tes, berupa lembar observasi keaktifan belajar siswa dan lembar observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan RPP. Instrumen dalam penelitian ini adalah butir-butir soal dan lembar observasi keaktifan siswa serta lembar observasi implementasi RPP. Kisi-kisi instrumen penelitian disajikan pada tabel 3, 4, 5, dan 6 berikut. Tabel 3 Kisi-Kisi Soal Siklus Kompetensi Dasar Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Materi Pembelajaran Masalah Sosial Indikator Soal Siswa dapat menjelaskan pengertian dari masalah sosial. Siswa dapat menyebutkan masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Bentuk Soal No Soal, 4 7, 4, 5, 6, Siswa dapat menguraikan penyebab terjadinya kemiskinan di Indonesia. Siswa dapat menerangkan penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia. Siswa dapat memberikan contoh tentang penyebab terjadinya kejahatan di Indonesia. Siswa dapat merangkum penyebab terjadinya masalah sosial di Indonesia., 0,8 3, 5,, 9 9, 0 6, 8,, 3, 7 Jumlah soal 0

4 Tabel 4 Kisi-Kisi Soal Siklus Kompetensi Dasar Mengenal permasalahan sosial di daerahnya Materi Pembelajaran Masalah Sosial Indikator Soal Siswa dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan dari masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Siswa dapat menguraikan upaya-upaya untuk mengatasi masalah sosial di Indonesia. Bentuk Soal No Soal,, 5, 0,, 4 3, 4, 6, 7, 8, 9,, 7, 0 Siswa dapat menerangkan hambatan yang dihadapi dalam mengatasi masalah sosial di Indonesia. Siswa dapat memberikan contoh tentang masalah sosial yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya. Siswa dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan dari masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Siswa dapat menguraikan upaya-upaya untuk mengatasi masalah sosial di Indonesia. 3, 5, 9 6, 8,, 5, 0,, 4 3, 4, 6, 7, 8, 9,, 7, 0 Jumlah soal 0

5 Tabel 5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa Aspek Indikator No Item Jumlah Item Pra Kesiapan menerima pembelajaran, pembelajaran Kegiatan awal. Mendengarkan kompetensi yang dibacakan oleh guru tentang materi yang akan dipelajari. Menjawab apersepsi Kegiatan inti A. Penjelasan Materi Pembelajaran. Memperhatikan materi tentang masalah sosial. Aktif bertanya 3. Berinteraksi positif 3, 4 Penutup B. Pendekatan/Strategi Belajar. Aktif dalam kelompok. Memberikan pendapat 3. Memberi tanggapan 4. Peserta didik dalam Proses pembelajaran C. Pemanfaatan Media Pembelajaran. Interaksi positif dalam diskusi. Ketertarikan peserta didik pada materi D. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Merasa terbimbing. Menjawab pertanyaan E. Penggunaan Bahasa. Mengemukakan pendapat dengan lancar. Mengajukan pertanyaan dengan lugas. Membuat kesimpulan. Membuat rangkuman, 3 4 5, 6, 7, 8 Jumlah 5, 3 4

6 Tabel 5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru Aspek Indikator No Item Jumlah Item Pra Persiapan perlengkapan belajar, pembelajaran Kegiatan Membuka Pelajaran. Menyampaikan kompetensi. Menyampaikan apersepsi Kegiatan inti. Penguasaan Materi Pembelajaran. Pendekatan/strategi pembelajaran 3. Menguasai kelas 4. Menumbuhkan kebiasaan positif 5. Alokasi waktu 6. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 7. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik 8. Menumbuhkan keceriaan dan antusias peserta didik 9. Penilaian proses dan hasil belajar 0. Penggunaan bahasa,, 3, 4,, 3 4 5 6,, 3, 4,, 3, 4 5,, 3, 4, Penutup. Melakukan refleksi. Membuat rangkuman 3. Tindak lanjut Jumlah 9 4 3 4 4 3.7 Indikator Kinerja Indikator keberhasilan penelitian ini terdapat dua macam yaitu indikator proses dan indikator hasil, dijabarkan sebagai berikut:. Indikator proses Indikator proses merupakan ketercapaian pembelajaran kegiatan guru terhadap penerapan pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing. Pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dikatakan berhasil jika berada pada kategori baik. Kategori baik dinyatakan apabila guru melaksanakan semua angkah-langkah pembelajaran dan tidak ada catatan berupa masukan atau perbaikan dari observer.

7. Indikator hasil Indikator hasil dalam penelitian ini adalah meningkatnya keaktifan dan hasil belajar IPS siswa. Penelitian dikatakan berhasil jika keaktifan siswa dalam kategori aktif dan 90% dari jumlah siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 dan rata-rata kelas >70 dalam pembelajaran IPS. 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data berupa nilai tes dan lembar observasi yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis, dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai siklus dan nilai siklus. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data. Setelah data diperoleh langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah dan menganalisis hasil belajar siswa baik nilai test, dan lembar observasi. a. Data hasil tes Rumus untuk menghitung rata-rata kelas setiap siklus adalah: x = x N Keterangan: x = rata-rata kelas x = jumlah seluruh skor N = banyaknya siswa b. Data observasi Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru observer saat pembelajaran IPS berlangsung dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing materi Masalah Sosial. Hal yang diobservasi adalah kegiatan guru dan keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran dan praktik pembelajaran

8 terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan lembar observasi. Penilaian untuk lembar observasi keaktifan siswa dilihat dari jumlah skor perolehan dalam setiap pertemuan dengan kriteria penilaian sebagai berikut : 8-08 = Sangat aktif 55-8 = Aktif 8-54 = Cukup -7 = Kurang Penilaian untuk lembar observasi kegiatan guru dilihat dari jumlah skor perolehan dalam setiap pertemuan dengan kriteria penilaian sebagai berikut : 03-36 = Sangat baik 69-0 = Baik 35-68 = Cukup -34 = Kurang 3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9. Uji Validitas Sugiyono (007) menyatakan bahwa uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian. Analisis untuk validitas item instrumen menggunakan perhitungan korelasi item total (Corrected Item-Total Correlation). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai tingkat validitas yang tinggi dan sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki tingkat validitas yang rendah. Menurut Azwar (dalam Priyatno, 00:95) pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: Jika r hitung r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan dinyatakan valid, jika r hitung < r tabel maka instrumen atau item-item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Tes formatif

9 yang diberikan berupa soal pilihan pada setiap siklus terdiri dari 30 butir soal. Uji coba butir soal dilakukan terhadap 48 siswa dari dua SD yaitu 0 siswa dari SDN Pagergunung, 8 siswa dari SDN Gowak. Setelah diujikan terhadap 48 siswa tersebut di atas, kemudian dilakukan rekapitulasi jawaban siswa yang dilampirkan pada lampiran, dan selanjutnya dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS for windows versi 6 sebanyak dua kali yang hasilnya terlampir pada lampiran. A. Validitas Tes Siklus Dari 30 butir soal yang telah diujikam terdapat butir soal yang dinyatakan valid dan 8 butir soal yang dinyatakan tidak valid dibuang karena memiliki koefisien corrected item-total correlation kurang dari 0,85. Artinya belum memenuhi syarat validitas yang dikemukakan oleh Azwar (dalam Priyatno, 00: 95). Item-item yang dinyatakan valid memiliki koefisien corrected itemtotal correlation terendah -0,36 dan tertinggi 0,648. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal tes formatif siklus dirangkum dalam tabel 7 berikut: Tabel 7 Rekapitulasi Validitas Tes Siklus dengan 30 item Uji Item Koefisien corrected Validitas Soal pilihan item to total correlation Valid, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,,, 3, 5, 7, 9, 0,, 3, 4, 7, 8, 9, 30 0,339 0,648 Tidak Valid, 0, 4, 6, 8,, 5, 6-0,36 0,53 Setelah membuang 8 butir soal yang tidak valid dilanjutkan lagi uji validitas terhadap butir soal yang valid. Hasilnya terdapat butir soal yang dinyatakan valid dengan koefisien corrected item to total correlation terendah 0,39 dan tertinggi 0,670. Rekapitulasi hasil uji validitas dengan item valid terdapat dalam tabel 8 berikut:

30 Tabel 8 Rekapitulasi Validitas Tes Siklus dengan item Uji Item Koefisien corrected Validitas Soal pilihan item to total correlation Valid, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,,, 3, 5, 7, 9, 0,, 3, 4, 7, 8, 9, 30 0,39 0, 670 Tidak Valid - - Berdasarkan tabel 8 di atas didapatkan butir soal yang dinyatakan valid. Dengan demikian jumlah soal yang akan diberikan kepada siswa sebanyak 0 butir soal dengan bentuk pilihan. B. Validitas Tes Siklus Dari 30 butir soal yang telah diujikan terdapat 0 butir soal yang dinyatakan valid dan 0 butir soal yang dinyatakan tidak valid dibuang karena memiliki koefisien corrected item-total correlation kurang dari 0,85. Artinya belum memenuhi syarat validitas yang dikemukakan oleh Azwar (dalam Priyatno, 00: 95). Item-item yang dinyatakan valid memiliki koefisien corrected itemtotal correlation terendah -0,050 dan tertinggi 0,64. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal tes formatif siklus dirangkum dalam tabel 9 berikut: Tabel 9 Rekapitulasi Validitas Tes Siklus dengan 30 item Uji Validitas Item Soal pilihan Koefisien corrected item to total correlation Valid,, 3, 4, 5, 7, 9,,, 3, 5, 6, 0,37 0,64 7, 8, 9,, 3, 4, 7, 8 Tidak Valid 6, 8, 0, 4, 0,, 5, 6, 9, 30-0,050 0,39 Setelah membuang 0 butir soal yang tidak valid dilanjutkan lagi uji validitas terhadap 0 butir soal yang valid. Hasilnya terdapat 0 butir soal yang dinyatakan valid dan 0 soal dinyatakan tidak valid dengan koefisien corrected

3 item to total correlation terendah 0,306 dan tertinggi 0,64. Rekapitulasi hasil uji validitas dengan 0 item valid terdapat dalam tabel 0 berikut: Tabel 0 Rekapitulasi Validitas Tes Siklus dengan 0 item Uji Validitas Item Koefisien corrected Soal pilihan item to total correlation Valid,, 3, 4, 5, 7, 9,,, 3, 5, 6, 7, 8, 9,, 3, 4, 7, 8 0,306 0,64 Tidak Valid - - Berdasarkan tabel 0 di atas didapatkan 0 butir soal yang dinyatakan valid. Dengan demikian jumlah soal yang akan diberikan kepada siswa sebanyak 0 butir soal dengan bentuk pilihan. 3.9. Uji Reliabilitas Kemudian untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat keajegan jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha (Cronbach s). Besarnya koefisien alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabelitasnya. Tahapan uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 6 for windows. Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 00: 98) untuk menentukan tingkat reliabelitas menggunakan kriteria sebagai berikut: α 0,6 : kurang baik 0,6 < α 0,7 : dapat diterima 0,7 < α 0,8 : reliabelitas baik α > 0,8 : reliabelitas memuaskan A. Reliabilitas Siklus Hasil dari reliabilitas siklus telah diujikan dengan hasil Alpha 0,905 sehingga diperoleh tingkat reliabilitas memuaskan. Dengan demikian butir soal tes formatif siklus dapat digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

3 Tabel Reliabilitas Tes Siklus dengan item*) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.905 *) dicopy langsung dari berkas SPSS for windows versi 6,00 B. Reliabilitas Siklus Hasil dari reliabilitas siklus telah diujikan dengan hasil Alpha 0,893 sehingga diperoleh tingkat reliabilitas memuaskan. Dengan demikian butir soal tes formatif siklus dapat digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Reliabilitas Tes Siklus dengan 0 item*) Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.893 0 *) dicopy langsung dari berkas SPSS for windows versi 6,00 3.9.3 Taraf Kesukaran Soal Uji taraf kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesetaraan soal. Tingkat kesukaran soal dilihat dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal tersebut, bukan dari kemampuan guru dalam membuat soal. Sebelum membuat soal yang akan digunakan dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengamati dan mengobservasi soal-soal yang diberikan oleh guru kepada siswa. Soal-soal yang diberikan guru di SD Negeri Ngipik ternyata hanya mencakup kategori sedang dan mudah saja, sedangkan untuk soal sukar belum ada. Maka

33 dari itu dalam penelitian ini dibuatlah soal yang mampu mencakup tiga kriteria soal yang baik yaitu mudah, sedang dan sukar. Analisis taraf kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan Tabel Rose dan Stanley dengan kriteria berikut ini: Tabel 3 Tabel Rose dan Stanley Presentase 6 50 84 Option 3 4 5 0,6n 0,3n 0,4n 0,56n 0,50n 0,667n 0,75n 0,80n 0,84n,0n,6n,344n Kategori Mudah Sedang Sukar Keterangan : Option adalah bentuk benar-salah Option 3, 4, 5 adalah bentuk pilihan n adalah 7% dari banyaknya siswa yang mengikuti tes Dalam menghitung indeks kesukaran soal, dapat menggunakan rumusan sebagai berikut: SR + ST Keterangan : SR adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah ST adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi. (Sudjana, 0:38-39) A. Taraf Kesukaran Soal Siklus Setelah melakukan penghitungan menggunakan tabel Rose dan Stanley didapatkan hasil taraf kesukaran soal siklus yang dapat di lihat pada tabel 4 berikut:

34 Tabel 4 Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus Item Indeks kesukaran Soal pilihan Mudah 3, 5, 6, 7, 8,, 8 Sedang, 3, 5, 6, 7, 9 Sukar,, 4, 9, 0, 4, 0 Berdasarkan tabel 4 di atas didapatkan 7 soal dalam kategori mudah, 6 soal dalam kategori sedang dan 7 soal dalam kategori sukar. Hasil perhitungan taraf kesukaran soal siklus dapat dilihat pada lampiran. B. Taraf Kesukaran Soal Siklus Setelah melakukan penghitungan menggunakan tabel Rose dan Stanley didapatkan hasil taraf kesukaran soal siklus yang dapat di lihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5 Uji Taraf Kesukaran Soal Siklus Item Indeks kesukaran Soal pilihan Mudah, 3, 4, 7,, 7 Sedang 5, 8, 9,, 3, 5, 8, 9, 0 Sukar, 6, 0, 4, 6 Berdasarkan tabel 5 didapatkan 6 soal dalam kategori mudah, 9 soal dalam kategori sedang dan 5 soal dalam kategori sukar. Hasil perhitungan taraf kesukaran soal siklus dapat dilihat pada lampiran.