BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (AC) yang paling luas

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor-motor pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA. DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC, kumparan rotor tidak

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI SATU FASA JENIS ROTOR SANGKAR (SQIRREL CAGE)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф )

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB III. Motor Induksi 3-Fase

ANALISIS DAYA DAN TORSI PADA MOTOR INDUKSI

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN PEMBUMIAN

Abstrak. Kata Kunci: Stator Terbuka, Torsi, Kecepatan. 1. Pendahuluan. 2. Motor induksi Tiga Fasa

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK

Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Tupai

9/10/2015. Motor Induksi

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

Induksi Elektromagnetik. Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Induksi Elektromagnetik.

PENGARUH PERUBAHAN FREKUENSI DALAM SISTEM PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3-FASA TERHADAP EFISIENSI DAN ARUS KUMPARAN MOTOR

POTENSIOMETER. Metode potensiometer adalah suatu metode yang membandingkan dalam keadaan setimbang dari suatu rangkaian jembatan. Pengukuran tahanan

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI MOTOR LISTRIK INDUKSI AC 3 FASA MENGGUNAKAN DINAMOMETER TALI (ROPE BRAKE DYNAMOMETER)

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ELEKTROMAGNETIKA I. Modul 07 GELOMBANG DATAR PADA BAHAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 1. di Kawasan Fasor (Rangkaian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Keadaan Mantap) 8/25/2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

BAB II MOTOR INDUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA


BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

Harrij Mukti K. Kata kunci: Slip energy recovery, Motor Induksi, Rotor Belitan, Konverter, Chopper

Analisis Rangkaian Listrik Jilid 2

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

BAB XV PEMBIASAN CAHAYA

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan dijelaskan ciri pokok superkonduktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Identifikasi Dampak Gangguan Harmonisa dan Ketidak Seimbangan Magnitude Tegangan Serta Sudut Phasa Pada Performa Motor Induksi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

Yusak Tanoto, Felix Pasila Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra Surabaya 60236,

Transkripsi:

BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator terdapat eliih putaran yang diebut lip. Motor induki, merupakan motor yang memiliki kontruki yang baik, harganya lebih murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya, tabil ketika berbeban dan mempunyai efiieni tinggi. Mein induki banyak digunakan dalam indutri dengan kala bear maupun kecil, dan dalam rumah tangga. Hal ini dikarenakan karakteritik motor induki yang euai dengan kebutuhan dunia indutri, pada umumnya dalam kaitannya dengan harga, keempurnaan, pemeliharaan, dan ketabilan kecepatan. Mein induki (ainkron) ini pada umumnya hanya memiliki atu uplai tenaga yang mengekitai belitan tator. Belitan rotornya tidak terhubung langung dengan umber tenaga litrik, melainkan belitan ini diekitai oleh induki dari perubahan medan magnetik yang diebabkan oleh aru pada belitan tator. Motor induki tiga faa angat banyak dipakai ebagai penggerak di perindutrian karena memiliki banyak keuntungan, tetapi juga memiliki beberapa kerugian. Keuntungan motor induki tiga faa: 1. Motor induki tiga faa angat ederhana dan kuat.. Bianya murah dan dapat diandalkan. 5

3. Motor induki tiga faa memiliki efiieni yang tinggi pada kondii kerja normal. 4. Perawatanya mudah. Kerugiannya: 1. Kecepatannya tidak bia bervariai tanpa merubah efiieni.. Kecepatannya tergantung beban. 3. Pada tori tart memiliki kekurangan.. Kontruki Motor nduki Tiga Phaa Motor induki adalah motor ac yang paling banyak dipergunakan, karena kontrukinya yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik. Secara umum motor induki terdiri dari rotor dan tator. Rotor merupakan bagian yang bergerak, edangkan tator bagian yang diam. Diantara tator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya angat kecil. Kontruki motor induki dapat diperlihatkan pada Gambar.1. Rotor Stator (a) (b) Gambar.1 (a) Kontruki motor induki (b) Motor induki 6

Komponen tator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian yang diam dan mengalirkan aru phaa. Stator terdiri ata tumpukan laminai inti yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk ilindri. Alur pada tumpukan laminai inti diiolai dengan kerta (Gambar..(b)). Tiap elemen laminai inti dibentuk dari lembaran bei (Gambar. (a)). Tiap lembaran bei terebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan terebar dalam alur yang diebut belitan phaa dimana untuk motor tiga phaa, belitan terebut terpiah ecara litrik ebear 10 o. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapi dengan iolai tipi. Kemudian tumpukan inti dan belitan tator diletakkan dalam cangkang ilindri (Gambar..(c)). Berikut ini contoh lempengan laminai inti, lempengan inti yang telah diatukan, belitan tator yang telah dilekatkan pada cangkang luar untuk motor induki tiga phaa. (a) (b) (c) Gambar. (a) Lempengan inti (b) Tumpukan inti dengan kerta iolai pada beberapa alurnya (c) Tumpukan inti dan kumparan dalam cangkang tator 7

.3 Jeni Motor nduki Tiga Faa Ada dua jeni motor induki tiga faa berdaarkan rotornya yaitu: 1. motor induki tiga faa angkar tupai (quirrel-cage motor). motor induki tiga faa rotor belitan (wound-rotor motor) Kedua motor ini bekerja pada prinip yang ama dan mempunyai kontruki tator yang ama tetapi berbeda dalam kontruki rotor..3.1 Motor nduki Tiga Faa Sangkar Tupai (Squirrel-cage Motor) Penampang motor angkar tupai memiliki kontruki yang ederhana. nti tator pada motor angkar tupai tiga faa terbuat dari lapian lapian pelat baja beralur yang didukung dalam rangka tator yang terbuat dari bei tuang atau pelat baja yang dipabrikai. Lilitan lilitan kumparan tator diletakkan dalam alur tator yang terpiah 10 derajat litrik. Lilitan faa ini dapat terambung dalam hubungan delta ( Δ ) ataupun bintang ( Υ ). Rotor jeni rotor angkar ditunjukkan pada Gambar.4 di bawah ini. Gambar.3 Rotor angkar Batang rotor dan cincin ujung motor angkar tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga atau aluminium dalam atu lempeng pada inti rotor. Dalam motor yang lebih bear, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke dalam alur 8

rotor dan kemudian dila dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor angkar tupai tidak elalu ditempatkan paralel terhadap poro motor tetapi kerapkali dimiringkan. Hal ini akan menghailkan tori yang lebih eragam dan juga mengurangi derau dengung magnetik ewaktu motor edang berputar. Pada ujung cincin penutup dilekatkan irip yang berfungi ebagai pendingin..3. Motor nduki Tiga Faa Rotor Belitan (wound-rotor motor) Motor rotor belitan (motor cincin lip) berbeda dengan motor rotor angkar tupai dalam hal kontruki rotornya. Seperti namanya, rotor pada motor induki rotor belitan dililit dengan lilitan teriolai erupa dengan lilitan tator. Lilitan faa rotor dihubungkan ecara Υ dan maing maing faa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin lip yang terpaang pada poro rotor. Secara kematik dapat dilihat pada Gambar.5. Dari gambar ini dapat dilihat bahwa cincin lip dan ikat emata mata merupakan penghubung tahanan kendali variabel luar ke dalam rangkaian rotor. Gambar.4 Cicin lip 9

Pada motor ini, cincin lip yang terhubung ke ebuah tahanan variabel luar yang berfungi membatai aru pengautan dan yang bertanggungg jawab terhadap pemanaan rotor. Selama pengautan, penambahan tahanan luar pada rangkaian rotor belitan menghailkan tori pengautan yang lebih bear dengan aru pengautan yang lebih kecil dibanding dengan rotor angkar. Kontruki motor tiga faa rotor belitan ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Gambar.5 Rotor belitan.4 Medan Putar Perputaran motor pada mein aru bolak balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluk yang berputar) yang dihailkan dalam kumparan tatornya. Medan putar ini terjadi apabila kumparan tator dihubungkan dalam faa banyak, umumnya 3 faa. Hubungan dapat berupa hubungan bintang atau delta. Mialkan kumparan a a; b b; c c dihubungkan 3 faa, dengan beda faa maing maing 10 0 (Gambar.6a) dan dialiri aru bolak-balikfungi waktu adalah eperti Gambar.6b. Pada keadaan t 1, t, Ditribui aru i a, i b, i c ebagai t 3, dan t 4, fluk reultan yang ditimbulkan oleh kumparan terebut maing maing adalah eperti Gambar.8. 10

Pada t 1 fluk reultan mempunyai arah ama dengan arah fluk yang dihailkan oleh kumparan a a; edangkan pada t, fluk reultannya mempunyai arah ama dengan arah fluk yang dihailakan oleh kumparan c c; dan untuk t 3 fluk reultan mempunyai arah ama dengan fluk yang dihailkan oleh kumparan b b. Untuk t 4, fluk reultannya berlawanan arah dengan fluk reultan yang dihailkan pada aat t 1 keterangan ini akan lebih jela pada analia vektor. Gambar.6 (a) Kumparan a a; b b; c c dihubungkan 3 faa (b) Aru tiga phaa etimbang (c) Medan putar pada motor induki tiga phaa Dari gambar diata terlihat fluk reultan ini akan berputar atu kali. Oleh karena itu untuk mein dengan jumlah kutub lebih dari dua, kecepatan inkron dapat diturunkan ebagai berikut : n = 10.f p (.1) 11

dimana: n = Kecepatan inkron (Rpm) f = frekueni ( Hz ) p = jumlah kutub.4.1 Analii Secara Vektor Analii ecara vektor didapatkan ata daar : 1. Arah fluk yang ditimbulkan oleh aru yang mengalir dalam uatu lingkar euai dengan perputaran ekrup (Gambar.9). Gambar.7 Arah fluk yang ditimbulkan oleh aru yang mengalir dalam uatu lingkar. Kebearan fluk yang ditimbulkan ini ebanding dengan aru yang mengalir. Notai yang dipakai untuk menyatakan arah aru yang mengalir pada kumparan a a, b b, dan c c pada Gambar.6a yaitu: aru mauk, apabila tanda ilang (x) terletak pada pangkal konduktor terebut (titik a, b, c), edangkan aru keluar apabila tanda titik (. ) terletak pada pangkal konduktor terebut. Maka diagram vektor untuk fluk total pada keadaan t 1, t, t 3, t 4 pada Gambar.6, dapat dilihat pada Gambar.8. 1

\ Gambar.8 Diagram vektor untuk fluk total pada keadaan t 1, t, t 3, t 4 Dari emua diagram vektor di ata dapat pula dilihat bahwa fluk reultan berjalan (berputar)..4. Kuat Medan Putar Dengan adanya maukan tegangan tiga phaa akan menyebabkan adanya aru tiga phaa dan menghailkan fluk tiga phaa yang akan menimbulkan medan putar yang kuatnya dapat diketahui dengan memperhatikan gelombang fluk yang dihailkan oleh tegangan tiga phaa terebut. Perhatikan Gambar.9 di bawah. Gambar.9 Gelombang fluk tiga phaa 13

Pada aat θ = 0 0, maka : Ф R = Ф m Sin ωt = 0 Ф S = Ф m Sin (ωt 40 0 ) = Ф m - Ф T = Ф m Sin (ωt 10 0 ) = Ф m dibawah ini. Dari peramaan diata maka dapat digambar ebuah diagram faor eperti Gambar.10 Diagram faor fluk reultan Ф r =( Ф m + Ф m ) co = x Ф m co 300 = 1,5 Ф m Maka kuat medan putar adalah 1,5 Ф m 14

.5 Slip Motor induki tidak dapat berputar pada kecepatan inkron. Seandainya hal ini terjadi, maka rotor akan tetap diam relatif terhadap fluki yang berputar. Maka tidak akan ada ggl yang diindukikan dalam rotor, tidak ada aru yang mengalir pada rotor, dan karenanya tidak akan menghailkan kopel. Kecepatan rotor ekalipun tanpa beban, haru lebih kecil edikit dari kecepatan inkron agar adanya tegangan induki pada rotor, dan akan menghailkan aru di rotor, aru induki ini akan berinteraki dengan fluk litrik ehingga menghailkan kopel. Seliih antara kecepatan rotor dengan kecepatan inkron diebut lip (). Slip dapat dinyatakan dalam putaran etiap menit, tetapi lebih umum dinyatakan ebagai peren dari kecepatan inkron. n n r Slip () = 100% n (.) dimana: n kecepatan rotor (RPM) r Peramaan (.) di ata memberikan imformai yaitu : 1. aat = 1 dimana n r = 0, ini berati rotor maih dalam keadaan diam atau akan berputar.. = 0 menyatakan bahwa n = n r, ini berarti rotor berputar ampai kecepatan inkron. Hal ini dapat terjadi jika ada aru dc yang diinjekikan ke belitan rotor, atau rotor digerakkan ecara mekanik. 3. 0 < < 1, ini berarti kecepatan rotor diantara keadaan diam dengan kecepatan inkron. Kecepatan rotor dalam keadaan inilah dikatakan kecepatan tidak inkron. 15

.6 Prinip Kerja Motor nduki Tiga Phaa Secara umum prinip kerja motor induki dapat dijabarkan dalam langkahlangkah berikut: 1. Pada keadaan beban nol Ketiga phaa tator yang dihubungkan dengan umber tegangan tiga phaa yang etimbang menghailkan aru pada tiap belitan phaa.. Aru pada tiap phaa menghailkan fluki bolak-balik yang berubah-ubah. 3. Amplitudo fluki yang dihailkan berubah ecara inuoidal dan arahnya tegak luru terhadap belitan phaa. 4. Akibat fluki yang berputar timbul ggl pada tator motor yang bearnya adalah e 1 = dφ N 1 dt atau E 1 4,44fN 1Φ 5. Penjumlahan ketiga fluki bolak-balik ecara periodic akan menghailkan medan putar yang diebut dengan kecepatan inkron n. Bearnya nilai n ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekueni tator f yang dirumukan euai dengan peramaan.1 6. Fluki yang berputar terebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induki (ggl) ebear E yang bearnya dimana : E 4,44fN Φ m E 1 = E = Tegangan pada tator (Volt) Tegangan induki pada rotor aat rotor dalam keadaan diam (Volt) 16

N 1 = N = Ф m = Jumlah lilitan kumparan tator Jumlah lilitan kumparan rotor Fluki makimum(wb) 7. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl terebut akan menghailkan aru 8. Adanya aru di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada rotor 9. Bila kopel mula yang dihailkan oleh gaya F cukup bear untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar earah medan putar tator 10. Perputaran rotor akan emakin meningkat hingga mendekati kecepatan inkron. Perbedaan kecepatan medan tator (n ) dan kecepatan rotor (n r ) diebut lip () dan dinyatakan dengan n n r n 100% 11. Pada aat rotor dalam keadaan berputar, bearnya tegangan yang terinduki pada kumparan rotor akan bervariai tergantung bearnya lip. Tegangan induki ini dinyatakan dengan E yang bearnya E 4,44fN Φ ( Volt ) m dimana E = tegangan induki pada rotor dalam keadaan berputar (Volt) 1. Bila n = n r, tegangan tidak akan terinduki dan aru tidak akan mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihailkan kopel. Kopel ditimbulkan jika n r < n 17

.7 Frekueni Rotor Ketika rotor maih dalam keadaan diam, dimana frekueni aru pada rotor ama eperti frekueni maukan ( umber ). Tetapi ketika rotor akan berputar, maka frekueni rotor akan bergantung kepada kecepatan relatif atau bergantung terhadap bearnya lip. Untuk bear lip tertentu, maka frekueni rotor ebear yaitu, f Kecepatan lip = n nr = P 10f, diketahui bahwa n = 10f p Dengan membagikan dengan alah atu, maka didapatkan f f n n r n Maka f =.f (.3) Telah diketahui bahwa aru rotor dipengaruhi frekueni rotor f = f dan ketika aru ini mengalir pada maing maing phaa di belitan rotor, akan memberikan reaki medan magnet. Biaanya medan magnet pada rotor akan menghailkan medan magnet yang berputar yang bearnya tergantung atau relatif terhadap putaran rotor ebear n. Pada keadaan tertentu, aru rotor dan aru tator menghailkan ditribui medan magnet yang inuoidal dimana medan magnet ini memiliki magnetudo yang kontan dan kecepatan medan putar n yang kontan. Kedua Hal ini merupakan medan magnetik yang berputar ecara inkron. kenyataannya tidak eperti ini karena pada tator akan ada aru magnetiai pada kumparannya. 18

.8 Rangkaian Ekivalen Motor nduki Untuk mempermudah analii motor induki, digunakan metoda rangkaian ekivalen per faa. Motor induki dapat dianggap ebagai tranformator dengan rangkaian ekunder berputar. Rangkaian ekivalen tatornya dapat digambarkan ebagai berikut : R 1 1 X 1 0 V 1 Rc X m m E 1 Gambar.11 Rangkaian ekivalen tator motor induki dimana : 0 = aru ekitai (Amper) V 1 = tegangan terminal tator ( Volt ) E 1 = ggl lawan yang dihailkan oleh fluk celah udara reultan ( Volt ) 1 = aru tator ( Ampere ) R 1 = tahanan efektif tator ( Ohm ) X 1 = reaktani bocor tator ( Ohm ) Aru tator terbagi ata komponen, yaitu komponen aru beban dan komponen aru penguat 0. Komponen aru penguat 0 merupakan aru tator tambahan yang diperlukan untuk menghailkan fluki celah udara reultan, dan merupakan fungi ggm E 1. Komponen aru penguat 0 terbagi ata komponen rugi rugi inti C yang efaa dengan E 1 dan komponen magnetiai M yang tertinggal 90 0 dari E 1. 19

Hubungan antara tegangan yang diindukikan pada rotor ebenarnya ( E rotor ) dan tegangan yang diindukikan pada rotor ekivalen ( E S ) adalah : E E S rotor = N 1 = a (.4) N atau E S = a E rotor (.5) dimana a adalah jumlah lilitan efektif tiap faa pada lilitan tator yang banyaknya a kali jumlah lilitan rotor. Bila rotor diganti ecara magnetik, lilitan ampere maing maing haru ama, dan hubungan antara aru rotor ebenarnya rotor dan aru S pada rotor ekivalen adalah: S = rotor (.6) a ehingga hubungan antara impedani bocor frekueni lip Z S dari rotor ekivalen dan impedani bocor frekueni lip Z rotor dari rotor ebenarnya adalah : Z S = E S S a E rotor rotor a Z (.7) rotor Nilai tegangan, aru dan impedani terebut diata didefiniikan ebagai nilai yang refereninya ke tator. Selanjutnya peramaan.7 dapat ditulikan : E S S Z S= R + jx (.8) dimana : E = Tegangan induki rotor ekivalen (Volt) = Aru rotor ekivalen (Amper) 0

Z S = impedani bocor rotor frekueni lip tiap faa dengan refereni ke tator (Ohm) R = tahanan efektif refereni (Ohm) X = reaktani bocor refereni pada frekueni lip X didefiniikan ebagai harga reaktani bocor rotor dengan refereni frekueni tator (Ohm). Reaktani yang didapat pada peramaan (.8) dinyatakan dalam cara yang demikian karena ebanding dengan frekueni rotor dan lip. Jadi X didefiniikan ebagai harga yang akan dimiliki oleh reaktani bocor pada rotor dengan patokan pada frekueni tator. Pada tator ada gelombang fluk yang berputar pada kecepatan inkron. Gelombang fluk ini akan mengimbakan tegangan pada rotor dengan frekueni lip ebear E dan ggl lawan tator E 1. Bila bukan karena efek kecepatan, tegangan rotor akan ama dengan tegangan tator, karena lilitan rotor identik dengan lilitan tator. Karena kecepatan relatif gelombang fluk terhadap rotor adalah kali kecepatan terhadap tator, hubungan antara ggl efektif pada tator dan rotor adalah: E = E 1 (.9) Gelombang fluk magnetik pada rotor dilawan oleh fluk magnetik yang dihailkan komponen beban dari aru tator, dan karenanya, untuk harga efektif = (.10) 1

Dengan membagi peramaan (.9) dengan peramaan (.10) didapatkan: E S S E 1 (.11) Didapat hubungan antara peramaan (.10) dengan peramaan (.11), yaitu E S S E 1 = R + jx (.1) Dengan membagi peramaan (.1) dengan, maka didapat E 1 = R + jx (.13) Dari peramaan (.7), (.8) dan (.13) maka dapat digambarkan rangkaian ekivalen pada rotor ebagai berikut : R X R X E X E 1 R E 1 1 R ( 1) Gambar.1 Rangkaian ekivalen pada rotor motor induki. R R = + R - R R 1 = R + R ( 1) (.14) Dari penjelaan mengenai rangkaian ekivalen pada tator dan rotor di ata, maka dapat dibuat rangkaian ekivalen motor induki tiga faa pada maing maing faanya. Perhatikan gambar di bawah ini.

R 1 X 1 X 1 V1 Rc c X m m E 1 E R Gambar.13 Rangkaian ekivalen motor induki tiga phaa Untuk mempermudah perhitungan maka rangkaian ekivalen pada Gambar.13 diata dapat dilihat dari ii tator, rangkaian ekivalen motor induki tiga faa akan dapat digambarkan ebagai berikut. R1 X 1 X 0 V 1 1 X m R c E 1 R m c Gambar.14 Rangkaian ekivalen dilihat dari ii tator motor induki dimana: X = a X R = a R Dalam teori tranformator-tatika, analii rangkaian ekivalen ering diederhanakan dengan mengabaikan eluruh cabang penalaran atau melakukan pendekatan dengan memindahkan langung ke terminal primer. Pendekatan 3

demikian tidak dibenarkan dalam motor induki yang bekerja dalam keadaan normal, karena adanya celah udara yang menjadikan perlunya uatu aru penguatan yang angat bear (30% ampai 40% dari aru beban penuh) dan karena reaktani bocor juga perlu lebih tinggi. Untuk itu dalam rangkaian ekivalen Rc dapat dihilangkan (diabaikan). Rangkaian ekivalen menjadi Gambar.15 berikut. R1 X 1 X R 0 V 1 1 X m E 1 R 1 ( 1) Gambar.15 Rangkaian ekivalen lain dari motor induki 4