IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Dedi Kurniawan ABSTRAK

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pairs Hare Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN pada Siswa Kelas V SD Inpres Duyu

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB III METODE PENELITIAN

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 3 Palu

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

PROSES PEMBELAJARAN SHOLAT MELALUI METODE NHT. Siti Musta anah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

PROSIDING ISBN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING. Siti Jaenatun SDN Dukuhjati Kidul 02 Kec. Pangkah Kab.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Lorentya Yulianti Kurnianingtyas & Mahendra Adhi Nugroho Halaman 66-77

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

Transkripsi:

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana 01 Tarub Tegal Abstrak Rendahnya aktivitas siswa pada pelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI ternyata berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan strategi tindakan model siklus yang tiap siklus penelitian meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada kondisi awal, persentase aktivitas belajar siswa sebesar kurang dari 54% (kriteria kurang aktif), pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,1% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 79,5% (kriteria aktif). Melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, ketuntasan klasikal sebesar hanya 25,0% atau hanya terdapat 9 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya, pada siklus I mengalami peningkatan meningkat menjadi 55,6% atau terdapat 20 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya, dan pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat lagi menjadi 91,7% atau terdapat 33 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Kata Kunci: Aktivitas Belajar; Hasil Belajar; Think Pair Share. 2017 Dinamika PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada pembelajaran PKn kelas V SD Negeri Mangunsaren 02 menunjukkan rendahnya tingkat aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn. Saat guru menyajikan pembelajaran dengan metode ceramah dan penugasan, siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru dan aktivitas yang berlangsung dalam kelas monoton sehingga siswa merasa bosan dan menjadi pasif. Banyak siswa yang kurang aktif untuk mengembangkan rasa ingin tahu terhadap materi yang sedang diajarkan. Selain itu, banyak siswa yang asik bermain sendiri dengan teman sebangkunya ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga ketika siswa ditanya mengenai materi yang telah disampaikan, siswa tersebut tidak bisa menjawab, dan kalaupun bisa menjawab jawaban tersebut terkadang menyimpang dari pertanyaan yang diberikan. Rendahnya aktivitas siswa tersebut ternyata berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Dari hasil nilai ulangan harian yang telah dilakukan dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70, dari 36 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 44,2 dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 10. Banyaknya siswa yang mencapai nilai KKM (tuntas) sebanyak 9 siswa (25,0%) dan banyaknya siswa yang belum mencapai nilai KKM (tidak tuntas) sebanyak 27 siswa (75,0%). 1

Upaya peneliti dalam menggunakan metode ceramah dan penugasan pada pembelajaran PKn yang telah dilakukan sebenarnya belum sesuai dengan karakteristik siswa sebagaimana ditunjukkan hasil pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa yang masih rendah. Mencermati permasalahan di atas, diperlukan upaya lain yang dilakukan peneliti untuk dapat melakukan proses pembelajaran yang lebih kreatif, kompetitif dan menarik bagi semua siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Berdasarkan masalah di atas, maka untuk mengatasi pembelajaran tersebut perlu dilakukan perubahan dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan. Pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, bervariasi, inovatif dan dapat menumbuhkan peran aktif siswa agar proses pembelajaran yang berlangsung lebih menarik dan hidup (Pujianingsih, E., 2016:2). Usaha yang ditempuh guru adalah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model pembelajaran Think Pair Share dalam proses pembelajaran. Alasan penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dalam penelitian ini adalah disesuaikan dengan perkembangan karakteristik siswa SD kelas V yaitu tahap perkembangan operasional konkret dan untuk menarik semua siswa agar lebih berpikir kritis dan dapat berpartisipasi dalam proses atau kegiatan pembelajaran PKn yang sedang berlangsung di kelas. Tujuan dari penelitian ini untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI. Menurut Sudjana (2010: 61), penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Asma (2006: 36) menyatakan bahwa salah satu cara yang dapat menciptakan kondisi belajar yang berdasar pada pengalaman siswa, yaitu dengan diskusi. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivtas belajar (Anni, 2004: 4). Berdasarkan pengertian yang telah dijabarkan sebelumnya maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang serta membentuk pribadi individu untuk hasil yang lebih baik lagi sehingga dapat merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Guna mengukur ketercapaian hasil belajar, maka perlu dibuat standar nilai yang dapat dijadikan pedoman dalam menetukan keberhasilan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai ketuntasan yang telah ditetapkan. Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam pembelajaran (Poerwanti, dkk, 2008:6.16). Nilai ketuntasan yang telah ditetapkan di SD Negeri Mangunsaren 02 untuk mata pelajaran PKn adalah 70, sehingga siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai nilai sekurang-kurangnya adalah 70. Di dalam penelitian ini, hasil belajar siswa yang diteliti hanya dibatasi dalam ranah kognitif yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal evaluasi yang telah dibuat dengan acuan materi melalui lembar evaluasi yang diberikan pada setiap akhir siklus. Peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan tes yang diberikan kepada siswa setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Model pembelajaran Think Pair Share termasuk dalam Pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) terutama untuk mengatasi permasalahan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain (Isjoni, 2007: 16). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil 2 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7. No. 2, April (2017)

siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Depdiknas, 2003: 5) Menurut Trianto (2010: 81) mengemukakan bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) atau berpikir-berpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa dengan TPS siswa diberi kesempatan untuk berpikir sendiri terlebih dahulu kemudian berdiskusi dengan temannya. Menurut Anita Lie (2010:57), keunggulan dari model pembelajaran Think Pair Share adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Berdasarkan pendapat ahli di atas, maka peneliti harus lebih optimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Think Pair Share sehingga meminimalisir terjadinya kekurangan-kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan model Think Pair Share dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan teman, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang, 2) guru memberikan tugas kepada setiap kelompok, 3) setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas secara individual, 4) kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan, setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya, dan 5) kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya masing-masing untuk membagikan hasil diskusinya. METODE PENELITIAN Objek tindakan dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Melalui model pembelajaran Think Pair Share, peneliti berupaya meningkatkan aktivitas belajar sekurang-kurangnya mencapai kriteria aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa sekurang-kurangnya 85% siswa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsaren 02 Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 selama 6 bulan yang dimulai pada tanggal 18 Juli 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. Subjek penelitian ini adalah berjumlah 36 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Pemilihan siswa kelas V sebagai subjek penelitian adalah berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1) Peneliti adalah seorang guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri Mangunsaren 02 sehingga peneliti mempunyai beban mengajar 6 jam pelajaran perminggunya untuk mengajar Mapel PKn; 2) Aktivitas belajar siswa kelas V dalam pembelajaran PKn masih rendah; 3) Hasil pembelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas V masih rendah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi aktivitas belajar siswa dan data hasil belajar siswa. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa tiap siklus. Tiap siklus penelitian dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pertemuan 1 dan pertemuan 2 dilaksanakan untuk menerapkan model pembelajaran kontekstual berbantu media gambar. Pertemuan 3 dilaksanakan untuk memberikan tes evaluasi. Dalam penelitian ini, observasi aktivitas belajar siswa diamati pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Nilai aktivitas kemudian 3

dipersentasekan untuk dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil persentase selanjutnya ditetapkan kriterianya. Hasil belajar siswa yang diukur dengan nilai tes kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, ketuntasan belajar perorangan dan klasikal dan persentase ketuntasan klasikal. Analisis hasil observasi aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa selanjutnya dibuat perbandingan hasil antar siklus pada penelitian ini, perbandingan dengan menggunakan tabel dan grafik serta dideskripsikan secara kualitatif. Penelitian ini dikatakan berhasil jika dapat memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa mencapai kriteria sekurang-kurangnya aktif atau persentase aktivitas siswa sekurang-kurangnya mencapai 71%; 2) Hasil belajar siswa yang diukur dengan tes evaluasi pada akhir siklus dapat mencapai ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 85% siswa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 70. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (Arikunto. dkk, 2006: 74), yang dalam setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi. Penelitian ini bersifat kolaboratif yaitu kerjasama antara peneliti selaku guru PKn dan teman sejawat (kolabolator) yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini menggunakan strategi tindakan model siklus yang tiap siklus penelitian meliputi empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Peneliti merencanakan penelitian ini melalui siklus-siklus, setiap siklus tiga kali tatap muka dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada, peneliti memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang diyakini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berawal dari permasalahan yang telah dijelaskan, maka uraian penelitian secara umum, adalah sebagai berikut. Tahap Perencanaan Tindakan Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan meliputi: 1) Penyusunan desain pembelajaran yang mencakup penentuan jenis dan topik yang akan dilaksanakan dalam kegiatan kelompok, penemuan informasi, dan kegiatan pembelajaran dalam kelompok maupun kelas; 2) Membuat instrumen penelitian dan menyusun RPP. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan berdasarkan RPP yang telah disusun sebelumnya. Dengan berorientasi ke arah perbaikan, rencana tindakan bersifat fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan keadaan yang ada selama proses pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan tindakan tiap siklusnya dilaksanakan 3 kali pertemuan. Pertemuan 1 dan pertemuan 2 dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Pada pertemuan 3, dilaksanakan tes evaluasi. Tahap Observasi Selama kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Think Pair Share, peneliti dibantu observer untuk melakukan observasi. Observasi yang dilaksanakan berupa monitoring dan mendokumentasikan segala aktivitas siswa di kelas. Pengamatan difokuskan pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. 4 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7. No. 2, April (2017)

Tahap Refleksi Tahap refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan, terhadap subjek penelitian dan dicatat dalam observasi langkah refleksi ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, kekurangan, kesalahan dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan sebagai bahan perbaikan pada siklus selanjutnya. Penelitian ini dikatakan berhasil jika indikator kinerja yang telah ditetapkan dapat tercapai. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator kinerja, maka perlu dilakukan siklus II. Namun, jika siklus I sudah mencapai indikator kinerja, pada siklus II tidak dilakukan dan mengakhiri penelitian karena sudah dianggap cukup. Jika dalam pelaksanaan siklus II masih belum mencapai indikator kinerja, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus berikutnya dan begitu seterusnya sampai indikator kinerja dalam penelitian ini tercapai. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diobservasi menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran index card match mengalami peningkatan pada setiap siklus penelitian tindakan ini. Secara rinci besarnya peningkatan tiap indikator aktivitas siswa pada setiap siklusnya dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus K. Siklus I Siklus II No Indikator yang diamati Awal Skor % Kriteria Skor % Kriteria 1 2 3 Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru. Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Siswa berpartisiasi dalam kegiatan kelompok. Kurang 26,5 73,6% 32,5 90,3% 15 41,7% 23 63,9% Kurang aktif Cukup Sangat 26 72,2% 29 80,6% Siswa memanfaatkan Cukup 4 sumber informasi yang 22 61,1% 27 75,0% ada dengan baik Jumlah 86,5 240,3% Cukup 114,5 318,1% Rata-rata 21,6 60,1% 28,6 79,5% Menurut tabel di atas diperoleh data bahwa jumlah perolehan skor aktivitas belajar siswa sesuai dengan 4 indikator observasi pada kondisi awal berada pada kriteria kurang aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,1% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 79,5% (kriteria aktif). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa jika dibandingkan sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Besarnya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran akan semakin jelas sebagaimana grafik berikut ini: 5

Keterangan Indikator: 1 = Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru. 2 = Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. 3 = Siswa berpartisiasi dalam kegiatan kelompok. 4 = Siswa memanfaatkan sumber informasi yang ada dengan baik Gambar 1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus Hasil belajar siswa yang diukur melalui hasil tes yang dilakukan pada pertemuan 3 tiap siklusnya mengalami peningkatan. Peningkatan terdapat pada nilai tes yaitu jumlah nilai, nilai ratarata, nilai tertinggi, nilai terendah, jumlah siswa tuntas, dan jumlah siswa belum tuntas. Secara rinci besarnya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Indikator Kondisi Awal Siklus I Siklus II Jumlah nilai 1590 2545 3040 Nilai rata-rata 44,2 70,7 84,4 Nilai terendah 10 40 60 Nilai tertinggi 90 100 100 Jumlah siswa yang tuntas 9 20 33 Jumlah siswa yang tidak tuntas 27 16 3 Persentase siswa yang tuntas 25,0% 55,6% 91,7% Persentase siswa yang tidak tuntas 75,0% 44,4% 8,3% Menurut tabel di atas, secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal adalah 9 siswa atau 25,0%, pada siklus I adalah 20 siswa atau 55,6% dan siklus II adalah 33 siswa atau 91,7%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 30,6% dan siklus I jika dibandingkan dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 36,1%. Sebaliknya secara klasikal siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan di mana pada kondisi awal siswa yang tidak tuntas belajar adalah 27 siswa atau 75,0%, pada siklus I adalah 16 siswa atau 44,4% dan pada siklus II adalah 3 siswa atau 8,3%. 6 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7. No. 2, April (2017)

Secara lebih jelas peningkatan persentase tuntas belajar siswa secara klasikal antar siklus dan penurunan persentase belum tuntas belajar siswa secara klasikal antar siklus pada penelitian tindakan ini dapat ditunjukkan seperti pada grafik berikut ini. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 44.2 70.7 84.4 Nilai Ratarata 10 40 60 Nilai Terendah 100 100 90 Nilai Tertinggi 25 55.6 91.7 % Siswa yang Tuntas 75 44.4 8.3 % Siswa yang Tidak Tuntas K. Awal Siklus I Siklus II Gambar 2. Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Pembahasan Seluruh rangkaian kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dari mulai pra tindakan, siklus I, sampai siklus II memiliki perubahan yang cukup berarti dengan kata lain tujuan pembelajaran telah tercapai. Keberhasilan penelitian tindakan kelas (PTK) tidak terlepas dari adanya suatu perencanaan. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran ini dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada dasarnya komponen RPP yang dibuat pada setiap siklus sama dengan komponen RPP pada umumnya. Namun, yang membedakannya adalah penjabaran dari setiap komponen RPP tersebut khususnya langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan inti. Untuk mengukur aktivitas belajar siswa disusun indikator yang berkaitan dengan indikator aktivitas belajar siswa. Indikator-indikator yang digunakan yaitu mengenai aktivitas belajar siswa yang diadopsi dari beberapa pendapat ahli dan yang digunakan sebagai acuan yaitu pendapat Sudjana (2010: 62), yang telah menyusun ciri-ciri siswa yang aktif dalam pembelajaran. Namun, untuk mempermudah pengamatan aktivitas belajar siswa, maka peneliti membatasi pada 4 indikator pengamatan sebagai berikut 1) Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru; 2) Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya; 3) Siswa berpartisiasi dalam kegiatan kelompok; 4) Siswa memanfaatkan sumber informasi yang ada dengan baik. Selanjutnya, langkah-langkah pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Share. Langkah-langkah tersebut kemudian disesuaikan dengan materi yang dipelajari dan media yang digunakan. Dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dalam pembelajaran, nilai yang dihasilkan siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pratindakan yang belum menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Pada model pembelajaran ini siswa diminta untuk memecahkan permasalahannya sendiri, berpasangan dan berkelompok sehingga siswa lebih banyak belajar bersama teman (guru sebagai fasilitator). Selain itu guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS sebagai alat bantu agar siswa lebih paham terhadap materi yang disampaikan. Penggunaan LKS tersebut disesuaikan dengan tahapan TPS. Dengan penggunaan LKS dalam penerapan TPS maka setiap siswa mempunyai tanggung jawab yang sama dalam pembelajaran. Ketika siswa mengerjakan 7

LKS, guru membimbing siswa dengan cara menanyakan kesulitan yang dialami siswa dan memberi alternatif/pertanyaan yang memancing jawaban siswa. Dengan begitu, aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar siswa terlihat dari skor rerata yang diperoleh dari tiap siklus penelitian. Pada kondisi awal berada pada kriteria kurang aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,1% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 79,5% (kriteria aktif). Pada siklus I dalam penelitian ini, pembelajaran PKn sudah menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Guru dibantu oleh teman sejawat melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa, serta peneliti selaku guru memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan, sedangkan siswa bekerjasama memecahkan topik yang diberikan guru dengan kelompoknya masing-masing. Pada kegiatan pembelajaran di siklus I ini, aktivitas siswa sudah mulai berubah. Hal itu terlihat dalam melaksanakan kegiatan diskusi kelompok. Siswa sudah mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, berani untuk berbicara di depan kelas walaupun masih malu-malu, dan dapat mengutarakan pendapatnya. Dibalik peningkatan tersebut, pelaksanaan siklus I juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan itu adalah dalam kerja kelompok siswa masih belum terbiasa terutama diskusi kelas, sehingga masih banyak siswa yang kurang memperhatikan. Kegiatan diskusi masih didominasi oleh beberapa orang saja serta tetap masih saja ada beberapa siswa yang mengobrol dan bercanda terutama siswa yang duduk dibarisan belakang. Melihat hal tersebut, guru dan peneliti menyusun rencana perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada sikus I mengacu hasil refleksi pada siklus I, maka aktivitas belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I. Siswa sudah mulai terbiasa dan bisa terkondisikan ketika akan melakukan kerja kelompok dan diskusi bersama pasangannya. Siswa sudah berani dan tidak malu untuk mengemukakan pendapatnya. Suasana kelas sudah lebih terkondisikan karena masing-masing siswa cukup fokus dan antusias mengerjakan tugasnya. Pada saat diskusi kelas/presentasi, tidak lagi didominasi oleh beberapa siswa saja tetapi siswa lain mencoba mengemukakan komentar dan pendapatnya, sehingga kegiatan diskusi lebih hidup. Siswa sudah lebih memperhatikan, tidak lagi banyak bercanda dan mengobrol terutama yang dibarisan belakang. Untuk mendukung pernyataan tersebut Anita Lie (2010: 57) mengemukakan bahwa keunggulan dari think pair share adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan keunggulan tersebut ternyata dapat mengoptimalisasi partisipasi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya, serta meningkatkan pembentukan pengetahuan yang utuh pada siswa. Selain aktivitas belajar siswa yang meningkat, melalui model pembelajaran Think Pair Share juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi awal hanya sebesar 44,2. Setelah guru menerapkan model pembelajaran Think Pair Share, perolehan nilai rata-rata siklus I meningkat menjadi 70,7 dan pada siklus II perolehanan nilai rata-rata meningkat menjadi 84,4. Peningkatan ketuntasan klasikal tentunya juga mengalami peningkatan dari kondisi awal sampai ke siklus II. Pada kondisi awal, ketuntasan klasikal sebesar hanya 25,0% atau hanya terdapat 9 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Setelah guru menerapkan model pembelajaran Think Pair Share, ketuntasan klasikal pada siklus I mengalami peningkatan meningkat menjadi 55,6% atau terdapat 20 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Pada siklus II, ketuntasan klasikal meningkat lagi menjadi 91,7% atau terdapat 33 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Pada akhir siklus II, masih dijumpai 3 siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan dari total seluruhnya 36 siswa. Hal ini dikarenakan siswa tersebut memang rendah potensi akademiknya dibanding dengan siswa lain, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama dan berkesinambungan agar hasil belajar mereka meningkat. Pada dasarnya kriteria keberhasilan yang ditentukan telah 8 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7. No. 2, April (2017)

tercapai. Namun demikian, peneliti sepakat untuk tetap memperhatikan 3 siswa yang belum tuntas belajarnya. Perlakuan-perlakuan yang diberikan guru yaitu: memberikan bimbingan lebih intensif, memberi motivasi untuk lebih percaya diri, dan melakukan pendekatan secara lebih mendalam. Peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran sangat mempengaruhi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I ke siklus II. Berdasarkan observasi dan refleksi yang telah dilakukan, pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share telah sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar siswa sudah menunjukkan keaktifannya dalam pembelajaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share dengan baik sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI; 2) Besarnya peningkatan aktivitas belajar siswa pada kondisi awal berada pada kriteria kurang aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,1% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 79,5% (kriteria aktif); 3) Melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa; 4) Besarnya peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Think Pair Share. Pada kondisi awal, ketuntasan klasikal sebesar hanya 25,0% atau hanya terdapat 9 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Setelah guru menerapkan model pembelajaran Think Pair Share, ketuntasan klasikal pada siklus I mengalami peningkatan meningkat menjadi 55,6% atau terdapat 20 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Pada siklus II, ketuntasan klasikal meningkat lagi menjadi 91,7% atau terdapat 33 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. (2010). Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo. Anni, Catharina. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press. Arikunto, Suharsimi dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Centered Teaching and Learning). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Pendidikan Lanjutan Pertama. Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA. Poerwanti, Endang. Dkk. (2008). Assesmen Pembelajaran SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta. Pujianingsih, E. (2016). Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan NKRI melalui Penerapan Pembelajaran Model Think-Pair-Share. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, 17(2). Sudjana, Nana. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung:Sinar Baru. Trianto. (2010). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.. 9