BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI. mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

kesimpulan yang didapat.

FORECASTING (Peramalan)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN Erie Sadewo

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

PERAMALAN KURSIDRTERHADAP USDMENGGUNAKAN DOUBLE MOVING AVERAGES DAN DOUBLEEXPONENTIAL SMOOTHING.

BAB 2 LANDASAN TEORI. pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

Inflasi dan Indeks Harga I

Peramalan Jumlah Stok Alat Tulis Kantor Di UD ACHMAD JAYA Menggunakan Metode Double Exponential Smoothing

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Disini penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

Bab III Metoda Taguchi

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

III. METODOLOGI PENELITIAN

Model Trend untuk Peramalan Jumlah Penduduk Studi kasus pada Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gowa

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

MANAJEMEN RISIKO INVESTASI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

LAPORAN RESMI MODUL VII TIME SERIES FORECASTING

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Manajemen ISSN:

PERANCANGAN APLIKASI PREDIKSI JUMLAH SISWA BARU PADA YAYASAN CERDAS MURNI MENGGUNAKAN EXPONENTIAL SMOOTHING

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

BAB 2 LANDASAN TEORI. Statistika merupakan salah satu cabang penegtahuan yang paling banyak mendapatkan

APLIKASI PERAMALAN PENJUALAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LINIER

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Pengendalian persediaan dapat dilakukan dalam berbagai cara, antara lain dengan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. cuci mobil CV. Sangkara Abadi di Bumiayu. Metode analisis yang dipakai

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II LANDASAN TEORI. kesalahan ramalan (forecast error) yang berbeda pula. Salah satu seni dalam

III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

MATERI 13 ANALISIS TEKNIKAL ANALISIS TEKNIKAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III ECONOMIC ORDER QUANTITY MULTIITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA DAN FAKTOR DISKON

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENAKSIRAN DAN PERAMALAN BIAYA D. PENAKSIRAN BIAYA JANGKA PANJANG E. PERAMALAN BIAYA

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

TEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran

4/15/2009. Arti investasi : a. Hasil penjualan. b. Biaya c. Ekspektasi dan kepercayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu

MODUL 3 PERAMALAN. Halaman 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pusat Statistik dan dari berbagai sumber lain yang dianggap relevan dengan

REGRESI DAN KORELASI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pegertia Peramala Statistik merupaka salah satu cabag ilmu pegetahua yag palig bayak medapatka perhatia da dipelajari oleh ilmua dari hampir semua ilmu bidag pegetahua, terutama para peeliti yag dalam peelitiaya bayak megguaka staistika sebagai dasar aalisis maupu peracaga (Hartoo, Drs 2004) maka dapat dikataka bahwa statistika mempuyai pegaruh yag petig da besar terhadap kemajua berbagai bidag ilmu pegetahua. Peramala merupaka suatu proses perkiraa keadaa pada masa yag aka datag dega megguaka data di masa lalu (Adam da Ebert, 1982). Awat (1990) mejelaska bahwa peramala merupaka kegiata utuk megetahui ilai variabel yag dijelaska (variabel depedet) pada masa yag aka datag dega mempelajari variabel idepedet pada masa lalu, yaitu dega megaalisis pola data da melakuka ekstrapolasi bagi ilai-ilai masa datag. Baik tidakya suatu peramala yag disusu, ditetuka oleh metode yag diguaka, juga ditetuka baik tidakya iformasi yag diguaka. Jika iformasi yag diguka tidak dapat meyakika, maka hasil peramala yag disusu juga aka sukar dipercaya aka ketepataya. 15

2.2 Keguaa da Pera Peramala Keguaa dari peramala telihat pada saat pegambila keputusa. Setiap orag selalu dihadapka pada masalah pegambila keputusa. Keputusa yag baik adalah keputusa yag didasarka pertimbaga apa yag aka terjadi pada waktu keputusa itu dilaksaaka. Kurag tepat ramala yag disusu maka kurag baiklah keputusa yag diambil. Walaupu demikia perlu disadari bahwa suatu ramala adalah tetap ramala, di maa selalu ada usur kesalaha. Hal yag diperhatika adalah usaha utuk memperkecil kemugkia kesalahaya. (Sofja Assauri, 1984) Orgaisasi selalu meetuka sara da tujua, berusaha meduga faktor- faktor ligkuga, lalu memilih tidaka yag diharapka aka meghasilka pecapaia sasara da tujua tersebut. Peramala merupaka bagia itegral dari kegiata pegambila keputusa maajeme yag diharapka dapat meguragi ketergatuga maajeme pada hal-hal yag belum pasti. Ada 3 (tiga) peraa peramala yag petig, yaitu: 1. Pejadawala sumber daya yag tersedia. 2. Peyediaa sumber daya tambaha. 3. Peetua sumber daya yag diigika. Bayak bidag yag memerluka peramala. Namu ada 3 (tiga) kelompok di atas merupaka betuk khas dari keguaa peramala jagka pedek, meegah, da pajag. 16

2.3 Jeis-jeis Peramala Berdasarka sifat peyusuaya, peramala dapat dibedaka mejadi 2 (dua) jeis, yaitu: 1. Peramala yag subjektif, yaitu peramala yag didasarka atas perasaa atau ituisi dari orag yag meyusuya sagat meetuka baik tidakya hasil ramala tersebut. 2. Peramala yag objectif, yaitu peramala yag didasarka atas data yag releva pada masa lalu, dega megguaka tekik da metode dalam pegaalisaa data tersebut. Berdasarka jagka waktu ramala yag disusu maka peramala dapat dibedaka atas 2 (dua) jeis, yaitu: 1. Peramala Jagka Pajag, yaitu peramala yag dilakuka utuk meyusu hasil ramala yag jagka waktuya lebih dari satu setegah tahu. Peramala seperti ii diperluka dalam peyusua recaa pembagua suatu egara atau daerah ivestasi dari suatu perusahaa. 2. Peramala Jagka Pedek, yaitu peramala yag dilakuka utuk peyusua hasil ramala dalam jagka waktu yag kurag dari satu setegah tahu. Peramala seperti ii diperluka dalam peyusua recaa kerja operasioal da aggara, cotohya ialah peyusua recaa produksi, recaa pejuala, da aggara produksi. Berdasarka sifat ramala yag telah disusu, maka peramala dapat dibedaka atas 2 (dua) jeis, yaitu: 1. Peramala Kualitatif, yaitu peramala yag didasarka atas data kualitatif pada masa lalu. Hal ii petig karea hasil peramala tersebut ditetuka 17

berdasarka pemikira seseorag. Peramala secara kualitatif ii didasarka atas hasil peyelidika. 2. Peramala Kuatitatif, yaitu peramala yag didasarka atas data kuatitatif pada masa lalu. Hasil peramala yag dibuat sagat tergatug pada metode yag diguaka dalam peramala tersebut. Metode yag berbeda aka diperoleh hasil peramala yag berbeda. Baik tidakya metode yag diguaka ditetuka oleh perbedaa atau peyimpaga atara hasil peramala dega keyataa yag terjadi. Peramala kuatitatif dapat dibagi dalam deret berkala da metode kausal. Peramala kuatitatif dapat diguaka bila terdapat 3 (tiga) kodisi sebagai berikut: a. Adaya iormasi tetag masa lalu. b. Iformasi tersebut dapat dikuatitatifka dalam betuk data. c. Iformasi tersebut dapat diasumsika bahwa pola yag lalu aka berkelajuta pada masa yag aka datag. Dari uraia di atas dapatlah diketahui bahwa jeis-jeis peramala sagat bergatug dari segi maa memadagya. Baik tidakya metode yag diguaka oleh perbedaa atau peyimpaga atara hasil ramala dega keyataa yag terjadi. Semaki kecil peyimpaga atara hasil ramala dega keyataa yag terjadi, maka semaki baik pula metode yag diguaka. 18

2.4 Metode Peramala Metode-metode peramala dega aalisa deret waktu, yaitu: 1. Metode Pemulusa Ekspoesial da Rata-Rata Bergerak, serig diguaka utuk ramala jagka pedek da jarak dipakai utuk peramala jagka pajag. 2. Metode Regresi, metode ii biasa diguaka utuk ramala jagka meegah da jagka pajag. 3. Metode Box Jekis, metode ii jarag dipakai tetapi baik utuk jagka pedek, jagka meegah da jagka pajag. Ada 6 (eam) faktor utama yag didetifikasika sebagai tekik da metode peramala, yaitu: a) Horiso Waktu Ada 2 (dua) aspek dari horiso waktu yag berhubuga dega masigmasig metode peramala. Pertama adalah cakupa waktu di masa yag aka datag, kedua adalah jumlah periode utuk peramala yag diigika. b) Pola Data Dasar utama dari metode peramala adalah aggapa bahwa macammacam dari pola yag didapati dalam data yag diramalka aka berkelajuta. c) Jeis dari Model Model-model perlu diperhatika karea masig-masig model mempuyai kemampua yag berbeda dalam aalisa keadaa utuk pegambila keputusa. 19

d) Biaya yag Dibutuhka Umumya ada 4 (empat) usur biaya yag tercakup di dalam pegguaa suatu prosedur peramala, yaitu biaya-biaya pegembaga da peyimpaa data. e) Ketepata Metode Peramala Tigkat ketepata yag dibutuhka sagat erat kaitaya dega tigkat pericia yag dibutuhka dalam suatu peramala f) Kemudaha dalam Peerapa Metode-metode yag dapat dimegerti da mudah diaplikasika merupaka suatu prisip umum bagi pegambila keputusa. 2.5 Metode Pemulusa (Smoothig) Metode pemulusa adalah suatu peramala dega megadaka peghalusa terhadap masa lalu, yaitu dega megambil rata-rata dari ilai beberapa tahu utuk meakar ilai pada beberapa tahu ke depa. Metode pemulusa (smoothig) dibagi mejadi 2 bagia, yaitu: 1. Metode Perataa (Average) Metode perataa bertujua utukmemafaatka data masa lalu utuk megembagka suatu sistem peramala pada periode medatag. Metode ii dibagi mejadi 4 (empat) bagia, yaitu: a. Nilai Tegah (Mea) b. Rata-rata Bergerak Tuggal (Sigle Movig Average) c. Rata-rata Bergerak Gada (Double Movig Average) d. Kombiasi Rata-rata bergerak laiya 20

2. Metode Pemulusa Ekspoesial (Smoothig Expoetial) Betuk umum dari Metode Pemulusa Ekspoesial (Smoothig Expoetial) ii ialah: ( ) Keteraga: : Ramala utuk periode waktu t + 1 : Data pada periode waktu t : Ramala utuk periode waktu t Bila betuk 2.1 diperluas maka aka didapat ( ) + a ( ) 2...+ ( ) N ( ) Metode pemulusa terdiri atas: a. Pemulusa Ekspoesial Tuggal (Sigle Smoothig Ekspoetial) Satu Parameter Pedekata Aditif b. Pemulusa Ekspoeesial Gada (Double Smoothig Ekspoetial) Metode Liier Satu Paramater dari Brow Metode Dua Parameter dari Holt c. Pemulusa Ekspoesial Tiga (Triple Smoothig Ekspoetial) Metode Kuadratik Satu Parameter dari Brow Metode Kecedruga da Musima Tiga Parameter dari Writer d. Metode Pemulusa Laiya Metode kotrol Adaptif dari Chow 21

Metode Adaptif Satu Parameter dari Brow Pemulusa Tiga Parameter Box Jekis Metode Pemulusa Harmois dari Harriso Sistem Pemataua dari Trigg (Tracig Sigal) 2.6 Metode Pemulusa (Smoothig) yag Diguaka Metode peramala yag diguaka utuk meramalka demografi da laju pertumbuha kota Sibolga pada pemecaha permasalaha yaitu dega cara Pemulusa Ekspoesial Satu-Parameter dari Brow. 2.6.1 Pemulusa Ekspoesial Satu-Parameter dari Brow Pemulusa Ekspoesial Satu-Parameter dari Brow adalah serupa dega Ratarata Liier, baik ilai pelici (smoothig value) tuggal maupu gada terhadap pada waktu sebelum data sebearya, bila pada data itu ada tred. Perbedaa ilai pemulusa tuggal da gada dapat ditambahka kepada ilai pemulusa tuggal da disesuaika utuk tred. Persamaa yag dipakai pada metode ii adalah: ( ) Keteraga: : Pemulusa pertama periode t : Nilai ril periode : Pemulusa pertama periode t : Parameter pemulusa (0<a<1) 22

Pada periode ii proses peetua peramala dimulai dega meetuka besarya a. Sedagka tahap-tahap dalam meetuka ramala adalah sebagai berikut: ( ) ( ) ( ) = ( ). m Keteraga: = Pemulusa tahap pertama utuk periode t = Pemulusa tahap kedua utuk periode t = Pemulusa tahap pertama utuk periode t-1 = Pemulusa tahap kedua utuk periode t-1 = Besar kostata = Besar kemiriga = Ramala utuk periode t+m m = Periode waktu yag diramalka : 1,2,3,... 2.6.2 Beberapa Kesalaha da Ukura Statistik Stadar Utuk mmegevaluasi harga parameter peramala, diguaka ukura kesalaha peramala. Harga parameter peramala yag terbaik adalah harga yag memberika ilai kesalaha peramala yag terkecil. Terdapat berbagai macam ukura kesalaha yag dapat diklasifikasika mejadi ukura stadar 23

dalam statistik da ukura relatif. Ukura kesalaha yag termasuk ukura stadar statistik adalah ilai rata-rata kesalaha (mea error), ilai rata-rata kesalaha absolut (mea absolute error), da ilai rata-rata kesalaha kuadrat (mea squared error). Ukura kesalaha yag termasuk ukura relatif adalah ilai rata-rata kesalaha persetase (mea percetage error) da ilai rata-rata kesalaha persetase absolut (mea absolute percetage error) (Makridakis, 1998). Persamaa yag dapat diguaka utuk meghitug masig-masig ukura kesalaha tersebut. a. Nilai rata-rata kesalaha (Mea Error) ME i 1 e i Keteraga: ME : Nilai rata-rata kesalaha N : Jumlah periode waktu data : Kesalaha pada perode waktu i : Data pada perode waktu i b. Nilai rata-rata kesalaha absolut (Mea Absolut Error) MEA i 1 e i 24

Keteraga: MEA : Nilai rata-rata kesalaha absolute : Jumlah periode waktu data : Kesalaha pada periode waktu i c. Nilai rata-rata kesalaha kuadrat (Mea Square Error) Keteraga: MSE : Nilai rata-rata kesalaha kuadrat : Jumlah periode waktu data : Kesalaha pada periode waktu i d. Nilai rata-rata kesalha persetase (Mea Percetage Error) MPE i 1 PE i Keteraga: : Kesalaha persetase pada periode i MPE Xi : Nilai rata-rata kesalaha persetase : Data pada periode waktu t : Jumlah periode waktu data 25

e. Nilai rata-rata kesalaha persetase absolut (Mea Absolute Percetage Error) MAPE PE 1 i 1 Keteraga: MAPE : Nilai rata-rata kesalaha persetase absolut : Jumlah periode waktu data 2.7 Metode Aalisis Data Metode yag diguaka dalam tugas akhir ii dega megguaka metode proyeksi secara Geometric Rate of Growth (pertumbuha peduduk) da Smoothig Expoetial (Pemulusa). Metode peramala dilakuka dega megulag perhituga terus meerus dega megguaka data terbaru, setiap data diberi bobot, data yag lebih baru diberi bobot yag lebih besar. 2.8 Pegertia Produk Domestik Regioal Bruto (PDRB) Produk Domestik Regioal Bruto (PDRB) didefiisika sebagai jumlah ilai tambah yag dihasilka oleh seluruh uit usaha dalam suatu wilayah, atau merupaka jumlah seluruh ilai barag da jasa akhir yag dihasilka oleh seluruh uit usaha. Keguaa PDRB atara lai sebagai berikut: a. Tigkat pertumbuha ekoomi Laju pertumbuha ekoomi regioal baik total maupu sektoral umumya dihitug berdasarka agka ideks beratai baik total PDRB 26

maupu sektor-sektorya. Pertumbuha ekoomi adalah perubaha persetase PDRB atas dasar harga kosta dari suatu kuru waktu. b. Tigkat kemakmura ekoomi Tigkat kemakmura ekoomi biasaya diukur dega pedapat perkapita yag merupaka hasil bagi pedapat regioal dega agka peduduk pertegaha tahu. c. Tigkat iflasi da deflasi Tigkat iflasi da deflasi dapat diketahui bila PDRB atas dasar harga berlaku dibadigka dega PDRB atas dasar harga kosta, hasil bagiya disebut ideks harga implisit. d. Struktur perekoomia Struktur perekoomia biasaya terdiri atas sektor-sektor meurut klasifikasi lapaga usaha. Data PDRB disajika dalam dua betuk yaitu meurut klasifikasi lapaga usaha (sektoral) da meurut pegguaaya. Peyajia PDRB meurut lapaga usaha aka memberika gambara megeai peraa masig-masig sektor. PDRB meurut lapaga usaha dirici meurut 11 sektor yaitu: 1. Sektor pertaia 2. Sektor pertambaga da peggalia 3. Sektor idustri pegolaha 4. Sektor listrik, gas, da air mium 5. Sektor bagua 6. Sektor perdagaga, hotel da restora 27

7. Sektor pegagkuta da komuikasi 8. Sektor keuaga, persewaa, da jasa perusahaa 9. Sektor jasa-jasa Peyajia PDRB meurut pegguaaya meggambarka bagaimaa pegguaa barag da jasa akhir oleh berbagai kegiata ekoomi. Secara rici peyajiaya berbetuk sebgai berikut: 1. Pegeluara komsumsi akhir rumah tagga 2. Pegeluara komsumsi lembaga o-profit 3. Pegeluara komsumsi akhir pemeritah 4. Pembetuka modal tetap bruto 5. Ekspor eto Utuk memperoleh agka-agka PDRB meurut pegguaaya, dilakuka perhituga secara lagsug pada kompoe-kompoe yag tercakup. Karea megalami kesulita dalam kelegkapa data, sehigga data kompoe yag dihitug secara rasioal berdasarka pada perhituga sektoral. 2.9 Teori-Teori Kepeduduka Teori kepeduduka dikembagka oleh dua faktor yag sagat domia yaitu, yag pertama adalah meigkatka pertumbuha peduduk tertama di egara-egara yag sedag berkembag da hal ii meyebabka agar para ahli memahami faktor-faktor yag dapat mempegaruhi peduduk, sedagka yag kedua adalah adaya masalah-masalah yag bersifat uiversal yag meyebabka. Para ahli harus lebih bayak megembagka da meguasai 28

keragka teori utuk megkaji lebih lajut sejauh maa telah terjali suatu hubuga atara peduduk dega perkembaga ekoomi da sosial. Meurut Robert Thomas Malthus (1766-1834) yag terkeal sebagai pelopor ilmu kepeduduka yag lebih popular disebut dega prisip kepeduduka (The Priciple of Populatio) yag meyataka bahwa peduduk apabila tidak ada pembatasa, aka berkembag biak dega cepat da memeuhi dega cepat beberapa bagia dari permukaa bumi ii da ia juga meyataka bahwa mausia hidup juga memerluka baha makaa, sedagka laju pertumbuha baha makaa jauh lebih lambat dibadigka dega laju pertumbuha peduduk da apabila tidak ada pembatasa terhadap peduduk maka, mausia aka megalami kekuraga baha makaa sehigga iilah yag mejadi sumber kemelarata da kemiskia mausia. 29