VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl PADA JAMU PELANGSING YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

STABILITAS DAN KADAR LAMIVUDIN DALAM SEDIAAN RACIKAN PUYER PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDASI METODE ANALISIS FORMALIN DALAM DAGING PAHA AYAM DI KOTA MANADO

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

VALIDATION OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY METHOD FOR DETERMINATION OF MEFENAMIC ACID LEVEL IN SUSPENSION DOSAGE FORMS

PENETAPAN KADAR PIRANTEL PAMOAT DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET SKRIPSI OLEH : NIKI AGUSTINA NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VALIDATION METHOD OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY DETERMINATIONN OF CONTENTT IN AMBROXOL HCl TABLET

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Keyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

PERBANDINGAN METODE PENETAPAN KADAR SIMETIDIN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV DAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

UJI PENETAPAN KADAR TABLET ATORVASTATIN YANG BEREDAR DI PASARAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER ULTRAVIOLET TUGAS AKHIR

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

ANALISIS NATRIUM SIKLAMAT PADA PRODUK OLAHAN KELAPA DI SWALAYAN KOTA MANADO MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENETAPAN KADAR RIFAMPISIN DAN ISONIAZID DALAM SEDIAAN TABLET SECARA MULTIKOMPONEN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET SKRIPSI

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

VALIDASI METODE ANALISIS DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: Analytical Method, Ranitidine Hydrochloride, Area Under Curve, Ultraviolet Spectrophotometry

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN TETES MATA SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

UJI PRESISI DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LOSARTAN INOVATOR DAN COPY PRODUCT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBLE

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

Transkripsi:

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Noviny Ramayany Uno 1), Sri Sudewi 1), Widya Astuty Lolo 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT The level of active substance is a requirement that must be met to ensure the quality of drugs, to make the determination of drug levels is needed a method that has been validated. This study aims to determine the validity and the levels of mefenamic acid in tablet dosage using UV spectrophotometry and determine the suitability of levels tablet mefenamic acid with trade name and generic with the requirement levels according to the Indonesian Pharmacopoeia fourth edition (1995). Its validity were tested based on the parameters of accuracy used standard addition method and precision parameters. Based on the results the linearity value was obtain r = 0.9979 with limits of detection (LOD) is 0.1246 ppm and limits of quantitation (LOQ) is 0.4154 ppm. The results showed levels of mefenamic acid in tablet dosage trade name (1) is 11.3580 ± 0.6344 ppm, trade names (2) is 11.3044 ± 0.4147 ppm, generic (1) is 11.3044 ± 0, 5664 ppm, generic (2) was 11.604 ± 0.4180 ppm. It showed mefenamic acid levels in tablet dosage generic and trade names fulfill level requirements contained in the Indonesian Pharmacopoeia fourth edition (1995). Keywords: Mefenamic acid, Method validation, UV spectrophotometry ABSTRAK Pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat, untuk melakukan penetapan kadar obat dibutuhkan suatu metode yang telah divalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan validitas dan menentukan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet menggunakan metode spektrofotometri UV serta mengetahui kesesuaian kadar tablet asam mefenamat nama dagang dan generik dengan persyaratan kadar menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995). Validitasnya diuji berdasarkan parameter akurasi dengan metode penambahan baku dan parameter ketelitian. Berdasarkan hasil diperoleh nilai linearitas sebesar r = 0,9979 dengan batas deteksi (LOD) 0,1246 ppm dan (LOQ) 0,4154 ppm. Hasil penelitian menunjukkan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet nama dagang (1) adalah 11,3580 ± 0,6344 ppm, nama dagang (2) adalah 11,3044 ± 0,4147 ppm, generik (1) adalah 11,3044 ± 0,5664 ppm, generik (2) adalah 11,604 ± 0,4180 ppm. Ini menunjukkan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet generik maupun nama dagang memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam Farmakope Indonesia Edisi IV (1995). Kata kunci : Asam mefenamat, Validasi metode, Spektrofotometri UV 156

PENDAHULUAN Sediaan tablet Asam mefenamat dijumpai dengan nama dagang dan nama generik. Harga obat generik lebih murah dari obat merek dengan jenis dan kegunaan yang sama. Harganya yang terbilang murah membuat masyarakat tidak percaya bahwa obat generik sama kualitasnya dengan obat bermerek, dengan anggapan bahwa obat yang lebih mahal harganya, mutunya lebih baik dari pada obat yang murah (Wibowo, 2009). Oleh karena itu untuk membandingkan mutu obat generik dan obat merek perlu dilakukan penetapan kadar sehingga setelah mengetahui kadarnya masyarakat dapat memilih obat mana yang akan digunakan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Persyaratan kadar asam mefenamat menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995), yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110%. Untuk melakukan penetapan kadar obat dalam suatu sediaan dibutuhkan suatu metode yang teliti dan akurat. Menurut Mulja dan Suharman (1995), penetapan kadar dapat dilakukan secara analisis instrumental menggunakan metode Spektrofometri UV-Vis. Alasan menggunakan metode spektrofotometri UV karena berdasarkan penelitian Dieki (2012), asam mefenamat dalam sediaan tablet dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri ultraviolet pada serapan maksimum 285 nm. Selain itu, menurut Hahne (2002), mengggunakan metode spektrofotometri UV terdapat banyak keuntungan, yaitu lebih mudah, cepat dan spesifik untuk analisis zat uji. Suatu metode analisis baru dapat dipakai atau digunakan bila telah dilakukan validasi dan kondisinya disesuaikan dengan laboratorium dan peralatan yang tersedia, meskipun metode yang akan dipakai tersebut telah di publikasikan pada jurnal, buku teks atau buku resmi seperti farmakope (Indrayanto, 1994). Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dan keterbatasan alat, bahan kimia, atau kondisi lain yang menyebabkan metode tersebut tidak dapat diterapkan secara keseluruhan. Sehingga sering dilakukan modifikasi, penyederhanaan maupun perbaikan metode (Nasution, 2006). Maka dilakukan modifikasi penentuan kadar Asam mefenamat secara spektrofotometri Ultraviolet yang disesuaikan dengan parameter validasi. 157

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah metode spektrofotometri UV yang digunakan dapat memenuhi kriteria validasi metode analisis dan apakah zat aktif asam mefenamat dalam sediaan tablet dapat ditentukan kadarnya secara spektrofotometri ultraviolet serta apakah zat aktif asam mefenamat dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope Indonesia edisi IV (1995). Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bertujuan untuk Menentukan validitas dari metode spektrofotometri yang digunakan, menentukan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet serta mengetahui kesesuaian kadar tablet asam mefenamat dengan nama dagang dan generik dengan persyaratan kadar menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995). METODOLOGI PENELITIAN Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah spektrofotometer UV Merk Shimadzu 00787, Neraca analitik KERN ACJ 220-4M, alat alat gelas, mortir dan stamper. Bahan yang digunakan adalah zat aktif asam mefenamat, 2 sampel tablet asam mefenamat dagang, 2 sampel tablet asam mefenamat generik, metanol p.a, Aquabidestilata (Otsuka). Pengambilan Sampel Sampel diperoleh dari apotekapotek di kota Manado. Sampel yang digunakan yaitu asam mefenamat merk dagang dan generik dalam bentuk sediaan tablet. Pembuatan larutan baku Asam mefenamat konsentrasi 250 ppm Ditimbang 12,5 mg zat aktif asam mefenamat dimasukkan kedalam labu ukur dan tambahkan 50 ml metanol, dikocok hingga homogen sehingga diperoleh konsentrasi 250 ppm yang akan digunakan untuk pembuatan seri konsentrasi. Penetapan panjang gelombang maksimum Dari larutan baku asam mefenamat 250 ppm diambil 0,36 ml lalu diencerkan dengan metanol sampai volume 10 ml hingga diperoleh konsentrasi 9 ppm. Larutan dengan konsentrasi 9 ppm tersebut dikocok hingga homogen dan dimasukkan kedalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 200 400 nm. 158

Penetapan Operating time Dari larutan baku 250 ppm diencerkan menjadi konsentrasi 11 ppm dengan cara diambil 0,44 ml larutan 250 ppm, tambahkan metanol sampai volume 10 ml kocok hingga homogen lalu dibaca absorbansinya sampai hasil absorbansi yang diperoleh relatif konstan dengan rentang waktu 1 menit. Pembuatan Kurva Baku Dari larutan baku 250 ppm dibuat seri konsentrasi 5, 7, 9, 11 dan 13 ppm dengan cara diambil 0,2 ml larutan baku kemudian encerkan dengan metanol sampai 10 ml untuk konsentrasi 5 ppm selanjutnya untuk konsentrasi 7, 9, 11 dan 13 ppm dilakukan cara yang sama lalu dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Dari data hasil absorbansi dapat dihitung persamaan kurva bakunya sehingga diperoleh persamaan garis y = bx+a. Ketelitian (precision) Dari larutan baku asam mefenamat 250 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 11 ppm dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku asam mefenamat dengan konsentrasi 11 ppm tersebut dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Uji ketelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan. Ketepatan (Accuracy) Ditimbang 12,5 mg zat aktif asam mefenamat secara duplo dan masing masing dimasukkan kedalam labu takar, pada salah satu labu takar ditambahkan 5 ml larutan baku asam mefenamat konsentrasi 250 ppm. Kedua sampel tersebut ditambahkan metanol hingga volume 50 ml. Dikocok hingga homogen kemudian dari masing masing larutan tersebut diambil 0,2 ml dan diencerkan dengan metanol hingga volumenya tepat 10 ml lalu dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Uji ketepatan metode dilakukan dengan penambahan larutan baku 250 ppmdengan 5 kali pengulangan. Hasil absorbansi digunakan untuk menghitung persen perolehan kembali. Penentuan Batas Deteksi / Limit Of Detection (LOD) dan Batas Kuantitasi / Limit Of Quantitation ( LOQ) LOD dan LOQ dihitung melalui persamaan garis linier dari kurva kalibrasi, dengan rumus : Q = Keterangan : Q = LOD atau LOQ 159

k = 3 untuk batas deteksi atau 10 untuk batas kuantitasi Sb = Simpangan baku respon analitik dari blangko S1 = Arah garis linier (kepekaan arah) dari kurva antara respon terhadap konsentrasi = slope (b pada persamaan garis y = bx + a) Penetapan Kadar Sampel Timbang 12,5 mg zat aktif asam mefenamat lalu dilarutkan dengan metanol hingga volumenya 50 ml dari larutan tersebut diencerkan dengan metanol seperti pada pembuatan seri konsentrasi hingga 11 ppm. Selanjutnya 20 tablet yang telah memenuhi keseragaman bobot digerus hingga halus dan homogen lalu sampel serbuk ditimbang dan dilarutkan hingga konsentrasi 250 ppm lalu encerkan hingga konsentrasi 11 ppm, kemudian dibaca absorbansinya. Penetapan kadar dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali dan dilakukan terhadap 2 sampel tablet asam mefenamat generik dan 2 sampel asam mefenamat dagang. HASIL PENELITIAN Pengambilan sampel Sampel diperoleh dari apotek apotek dikota Manado, dimana sampel terbagi atas sampel tablet asam mefenamat generik (1), tablet asam mefenamat generic (2), tablet asam mefenamat dagang (1), tablet asam mefenamat dagang (2). Selanjutnya sampel dianalisis di Laboratorium Analisis program studi farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi Manado. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum Asam mefenamat Pada penelitian ini untuk menentukan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri UV sehingga diperoleh panjang gelombang 284,50 nm pada konsentrasi 9 ppm yang merupakan konsentrasi optimum karena peak pada konsentrasi ini menunjukkan hasil yang baik dan hampir sesuai dengan literatur yang ada (Dieki, 2012). Hasil panjang gelombang yang diperoleh sedikit mengalami pergeseran panjang gelombang dengan literatur. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada gambar 1 dan tabel 1. 160

Panjang gelombang Gambar 2. Kurva absorbansi zat aktif asam mefenamat dalam konsentrasi 9 ppm dengan pelarut metanol Tabel 1. Data absorbansi pada panjang gelombang maksimum Tujuan penentuan panjang gelombang maksimum agar mengetahui daerah serapan yang dapat dihasilkan berupa nilai absorbansi dari larutan baku asam mefenamat yang dilarutkan dengan metanol kemudian diukur serapannya menggunakan alat spektrofotometer UV pada rentang panjang gelombang 200-400 nm. Setelah dilakukan pengukuran panjanggelombang maksimum berada pada 284,50 nm dengan ini diketahui hasil yang diperoleh terjadi pergeseran panjang gelombang dari literatur (Dieki, 2012) yakni 285 nm, namun masih dalam kisaran daerah serapan optimum asam mefenamat karena nilai pergeseran tidak lebih dari 3% panjang gelombang maksimum dalam literatur sehingga dapat dikatakan hasil pengukuran yang dilakukan memenuhi syarat penggunaannya untuk analisis. Penetuan Operating Time Setelah menentukan panjang gelombang maksimum perlu dilakukan Operating Time untuk mengetahui waktu kestabilan optimal. Penentuan Operating Time ditentukan dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang maksimum yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu 284,5 nm dengan konsentrasi yang dipilih yaitu 11 ppm dengan rentang waktu 0 10 menit menunjukkan absorbansi yang stabil sejak 0 menit hingga menit ke 6 dengan hasil absorbansi yaitu 0,650. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan 161

kestabilannya waktu optimal untuk pembacaan absorbansi adalah pada 6 menit awal. Data Operating Time dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Data operating time dalam 10 menit Time (menit) Absorbansi 0 0.650 1 0.650 2 0.650 3 0.650 4 0.650 5 0.650 6 0.650 7 0.660 8 0.660 9 0.660 10 0.660 Stabil Pembuatan kurva kalibrasi Asam mefenamat dan uji linieritas Metode analisis biasanya didasarkan pada literatur yang sudah ada menggunakan instrumen yang sama atau hampir sama (Rohman, 2007). Oleh karena itu perlu dilakukan validasi metode diawali dengan pembuatan kurva kalibrasi dan linieritas. Dalam penelitian ini kurva kalibrasi diperoleh deengan cara memebuat seri konsentrasi 5 ppm, 7 ppm, 9 ppm, 11 ppm, dan 13 ppm dari larutan baku asam mefenamat 250 ppm sehingga diperoleh hasil absorbansi pada panjang gelombang maksimum. Persamaan kurva kalibrasi merupakan hubungan antara sumbu x dan sumbu y dimana sumbu x dinyatakan dengan konsentrasi yang diperoleh sedangkan sumbu y merupakan absorbansi atau serapan yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga persamaan regresi linier dari kurva kalibrasi yang diperoleh adalah dengan koefisien korelasi r = 0,9979. Harga koefisien korelasi (r) yang mendekati 1 menyatakan hubungan yang linier antara konsentrasi dengan serapan yang dihasilkan, dengan kata lain peningkatan nilai absorbansi analit berbanding lurus dengan peningkatan konsentrasinya yang sesuai dengan kriteria penerimaan koefisien korelasi (r) yang baik menurut Sharger, 1985, adalah r 0,9970. Hasil penentuan linieritas dari konsentrasi yang telah dibuat dapat dilihat pada tabel 162

absorbansi PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302-2493 3, sedangkan kurva baku dapat dilihat pada gambar 2. 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 y = 0.0311x + 0.3091 r² = 0.9959 0 5 10 15 konsentrasi (ppm) Gambar 3. Kurva kalibrasi asam mefenamat dalam pelarut metanol Uji Ketelitian Salah satu persyaratan yang mendasar dalam suatu analisis adalah ketepatan dan ketelitian. Dalam penelitian ini untuk mendukung validasi metode digunakan parameter penelitian. Selanjutnya untuk mengukur parameter presisi yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji yang diukur melalui penyebaran hasil dari rata-rata secara terulang. Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi) berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap replikasi sampel yang diambil dari campuran yang homogen (Harmita, menghasilkannilai rata-rata yang sangat dekat dengan nilai sebenarnya dimana simpangan baku (SD) dan koefisien variasi (KV) sebagai parameter ukur. Adapun hasil perhitungan simpangan baku (SD) dari data yang diperoleh dan 5 kali replikasi pada konsentrasi 11 ppm sebesar 0,08336 dengan nilai koefisien variasi (KV) sebesar 0,749%, menurut Harmita, 2004, nilai koefisien variasi < 2% menunjukkan bahwa metode tersebut memberikan presisi yang baik, sehingga ketelitian alat yang diperoleh yaitu 99,251%. Data hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 4 dengan data perhitungan lampiran 4. 2004). Dengan kata lain metode dapat Tabel 3. Data hasil uji ketelitian Data / pengulangan Absorbansi Konsentrasi (ppm) 163

Uji Ketepatan 1 0,652 11,0257 2 0,653 11,0579 3 0,656 11,1543 4 0,657 11,1865 5 0,658 11,2186 Rata rata 0,6552 11,1286 Pada parameter validasi selanjutnya yaitu akurasi yang dinyatakan sebagai persen perolehan kembali atau (% recovery) analit yang ditambahkan. Akurasi dapat ditentukan dengan 2 cara yaitu, metode simulasi (spiked placebo recovery) atau dengan metode penambahan baku (standart addition method) seperti yang digunakan pada penelitian ini. Dalam metode penambahan baku, dilakukan dengan membuat larutan konsentrasi 5 ppm Tabel 4. Data hasil uji ketepatan Data Absorbansi Awal SD 0,08336 Absorbansi setelah + baku 5ml dengan 5 kali pengulangan kemudian dibaca absorbansinya sebelum dan setelah penambahan konsentrasi larutan baku 250 ppm. Setelah perhitungan, maka nilai rata rata % recovery yang diperoleh sebesar 92,75%, dimana persen perolehan kembali ini dapat diterima karena memenuhi syarat akurasi yaitu pada rentang rata rata persen perolehan kembali 80 110 % (Harmita, 2004). Dengan menunjukkan bahwa metode ini memberikan akurasi yang baik. Konsentrasi Awal (ppm) Konsentrasi setelah + baku 5 ml (ppm) % recovery 1 0,451 0,593 4,5627 9,1286 91,318% 2 0,452 0,594 4,5948 9,1608 91,320% 3 0,453 0,597 4,6270 9,2572 94,604% 4 0,453 0,598 4,6270 9,2894 93,248% 5 0,454 0,599 4,6592 9,3215 93,246% Rata-rata SD 92,75% 1,417 ppm Pengujian Batas Uji dan Batas Deteksi Setelah mendapatkan kurva kalibrasi yang memenuhi persyaratan analisis,selanjutnya data yang diperoleh dari konsentrasi tiap analit yang memberikan absorbansi berbeda untuk 164

diolah untuk menentukan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitas (LOQ). Batas deteksi merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi (Harmita, 2004) dan batas Penentuan kadar Asam mefenamat dalam sediaan tablet Tabel dibawah ini merupakan hasil penetapan kadar Asam mefenamat pada sediaan tablet. deteksi yang diperoleh adalah 0,1246 sedangkan batas kuantitas yang diperoleh 0,4154. Tabel 5. Data hasil kadar Asam mefenamat dalam sediaan tablet Sampel Abs. Konsentrasi (ppm) Kadar (%) Kadar rata-rata (%) Kadar ratarata (ppm) Ket. Asam Mefenamat generik (1) 0,649 10,9293 99,357 0,653 11,0579 100,526 0,685 12,0868 109,88 103,254 11,3580 ± 0,6344 Terdeteksi Asam Mefenamat Generik (2) 0,650 10,9614 99,649 0,657 11,1865 101,695 0,675 11,7653 106,957 102,767 11,3044 ± 0,4147 Terdeteksi Asam Mefenamat Dagang (1) 0,650 10,9614 99,649 0,651 10,9936 99,942 0,681 11,9582 108,711 102,767 11,3044 ± 0,5664 Terdeteksi 0,655 11,1222 101,111 Asam 11,604 ± Mefenemat 0,677 11,8295 107,541 105,495 Terdeteksi 0,4180 Dagang (2) 0,678 11,8617 107,834 Berdasarkan data diatas, kadar (2) 11,3044 ppm dengan simpangan asam mefenamat dalam sediaan tablet generik (1) diperoleh kadar rata-rata 11,3580 ppm dengan simpangan baku 0,6344, tablet asam mefenamat generik baku 0,4147, tablet asam mefenamat dagang (1) diperoleh kadar rata-rata 11,3044ppm dengan simpangan baku 0,5664, dan untuk asam mefenamat 165

dagang (2) diperoleh kadar rata-rata 11,604 ppm dengan simpangan baku 0,4180 ppm ini menunjukan seluruh kadar rata-rata diatas batas deteksi LOD yaitu 0,1246 ppm, ini berarti seluruh sampel dapat terdeteksi. Hasil kadar rata-rata dalam persen tablet generik (1) yaitu 103,254%, tablet generik (2) yaitu 102,767%, untuk tablet asam mefenamat nama dagang (1) yaitu 102,767% sedangkan tablet nama dagang (2) kadarnya 105,495%, ini menunjukkan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet generik maupun dagang memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995 yaitu tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110%. Kesimpulan 1. Hasil uji validasi metode ini menunjukkan ketelitian dan ketepatan yang memenuhi persyaratan validitas analisis dimana hasil ketelitian alat 99,251% dan ketepatan rata-rata 92,75% dengan batas deteksi yang diperoleh adalah 0,1246 ppm sedangkan batas kuantitas 0,4154 ppm. 2. Hasil penelitian menunjukkan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet nama dagang (1) adalah 11,3580 ± 0,6344 ppm, nama dagang (2) adalah 11,3044 ± 0,4147 ppm, generik (1) adalah 11,3044 ± 0,5664 ppm, generik (2) adalah 11,604 ± 0,4180 ppm. 3. Dari hasil penelitian menunjukkan Saran bahwa semua sampel tablet yang diuji baik yang generik maupun dagang memenuhi standar persyaratan tablet menurut Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995. Disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menentukan kadar asam mefenamat dalam sediaan tablet dengan membandingkan antara metode spektrofotometri dan KCKT. DAFTAR PUSTAKA Dieki, R. 2012. Pengaruh Suhu Pembentukan Kristal Terhadap Karakteristik Kokristal Asam Mefenamat Dengan Asam Tartrat. UI press : Depok. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI :Jakarta. Hahne, R. M. A. 2002. Fundamentals of Industrial Hygiene. Edisi 5. National Safety council : New York. Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Departemen Farmasi FMIPA-UI :Jakarta. 166

Higuchi, T. 1961. Pharmaceutical Analysis. Intersciens Publ :New York. Holme, D. J., Peck, H. 1983. Analytical Biochemistry. Longman :London. Indrayanto, G. 1994. Metode Validasi Pada Analisis Dengan Kromatografi. Medika J. Kedokteran dan farmasi : Jakarta. Mulja, M., Suharman. 1995. Analisis Instrumenta. Airlangga UniversityPress :Surabaya. Nasution, A. Y. 2006. Validasi Metode Analisis Nifedipin Dalam Plasma In Vitro Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Skripsi Program Sarjana Ekstensi Farmasi UI, Depok. Rohman, A. 2007. Kimia Analisis Farmasi. Cetakan Pertama. Pustaka Pelajar :Yogyakarta Shargel, L. 1985. Biofarmasetika Dan farmakokinetika Terapan. Penerjemah Fasich. Edisi kedua. Surabaya : Penerbit Universitas Erlangga. Wibowo, A. 2009. Cerdas Memilih Obat Dan Mengenali Penyakit. PT. Lingkar Pena Creativa : Jakarta. 167