BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. hubungan kausal antara variabel independen sikap skeptisisme profesional

BAB III METODE PENELITIAN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. perpajakan, kepatuhan wajib pajak dan kinerja penerimaan pajak. Sumber data

BAB III METODE PENELITIAN. pada Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2015 yang berada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai salah satu penelitian empiris yang menguji

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Variabel dependen, yaitu loyalitas konsumen

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan membagikan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meneliti hubungan dua variabel atau lebih. Bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu menghubungi bagian HRD melalui telepon untuk menanyakan

BAB III METODE PENELITIAN. Inspektorat Kabupaten/Kota Magelang dan Pegawai SKPD di lingkungan. berkaitan dengan efektivitas audit internal.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian penjelasan (explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN

tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas dengan audit judgment. B. Definisi Operasional dan Pegukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III MODEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono (2011:35)

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif asosiatif. Metode penelitian kuantitatif asosiatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mencari penjelasan-penjelasan antar gejala. Aplikasi analisis

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Responden yang dipilih untuk penelitian adalah auditor yang bekerja di KAP yang terletak di Jakarta yang jabatannya adalah senior auditor, supervisor, manager, dan partner, serta pendidikan minimal S1. Alasan pemilihan responden tersebut adalah karena auditor yang jabatannya senior auditor atau di atasnya adalah orang yang langsung terlibat dengan pembuatan prosedur audit dan melakukan prosedur tersebut. 3.2 Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian hubungan sebab akibat (causal study), yang menguji apakah satu variabel menyebabkan variabel lainnya untuk berubah (Sekaran dan Bougie, 2013). Penelitian ini menganalisis antara variabel yang mempengaruhi (variabel independen) yaitu professional commitment, external locus of control, risiko deteksi, materialitas, dan time budget pressure dengan variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) yaitu penghentian prematur atas prosedur audit. 57

3.3 Variabel Penelitian Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terbagi menjadi variabel dependen dan variabel independen, yang semuanya diukur dengan skala interval, yang memungkinkan kita mengukur jarak antara dua titik pada skala (Sekaran dan Bougie, 2013). Skala interval ini membedakan kategori dengan selang atau jarak tertentu dengan jarak antar kategorinya sama. Skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak. 3.3.1 Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel utama yang akan diteliti. Tujuan dari proyek penelitian ini adalah untuk memahami, memprediksi atau menjelaskan variabilitas variabel ini (Sekaran dan Bougie, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penghentian prematur atas prosedur audit (Y), yaitu suatu praktik ketika auditor mengabaikan atau bahkan penghentian terhadap prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan dalam program audit (audit program), auditor tidak melakukan prosedur tersebut secara tuntas, tetapi auditor memberikan suatu opini audit sebelum auditor melakukan pekerjaannya secara tuntas (Wahyudi dkk, 2011). Indikator penghentian prematur atas prosedur audit adalah: 1. Auditor tidak melakukan perencanaan audit dengan lengkap; 2. Auditor tidak melakukan pengujian pengendalian dengan lengkap; 3. Auditor tidak melakukan pengujian substantif dengan lengkap; 4. Auditor tidak melakukan pengujian kepatuhan dengan lengkap; dan 5. Auditor tidak melakukan sampling dengan tepat. 58

Dalam penelitian ini, menggunakan kuesioner dalam penelitian Wahyudi, Lucyanda, dan Suhud (2011) yang terdiri dari 10 butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert yang diberi skor 1-5 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai sangat setuju. 3.3.2 Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen dengan cara positif atau negatif (Sekaran dan Bougie, 2013). Variabel independen penelitian ini ada lima, yaitu professional commitment (X1), external locus of control (X2), risiko deteksi (X3), materialitas (X4), dan time budget pressure (X5). 3.3.2.1 Professional Commitment Professional commitment adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Trisaningsih, 2003 dalam Wahyudi dkk, 2011). Indikator professional commitment adalah: 1. Auditor tidak akan beralih profesi; 2. Auditor senang dengan pekerjaannya sebagai Akuntan Publik; 3. Auditor ingin mengembangan diri dan mencapai prestasi dalam pekerjaannya sebagai Akuntan Publik; dan 4. Auditor setuju terhadap kebijakan profesi, seperti Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Standar Pengendalian Mutu (SPM), dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). 59

Dalam penelitian ini, professional commitment diukur dengan menggunakan kuesioner dalam penelitian Wahyudi, Lucyanda, dan Suhud (2011) yang terdiri dari 8 butir pertanyaan dengan menggunakan skala likert yang diberi skor 1-5 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Dalam kuesioner tersebut terdapat dua pertanyaan negatif, yaitu butir 6 dan butir 8. 3.3.2.2 External Locus of Control External locus of control adalah sifat kepercayaan seseorang bahwa nasib atau peruntungan yang menentukan peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka, termasuk kesuksesan atau kegagalan (Achadiyah dan Laily, 2013). Indikator external locus of control adalah: 1. Auditor sangat meyakini bahwa kekuasaan orang lain, takdir, dan kesempatan merupakan faktor utama yang mempengaruhi apa yang dialami; 2. Memiliki kendali yang kurang baik terhadap perilakunya sendiri; 3. Cenderung dipengaruhi orang lain; 4. Seringkali tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil; dan 5. Kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi. Dalam penelitian ini, external locus of control diukur dengan kuesioner dalam penelitian Septirini (2014) yang terdiri dari 16 butir pertanyaan yang menggunakan skala likert yang diberi skor 1-5 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai sangat setuju. 60

3.3.2.3 Risiko Deteksi Risiko deteksi adalah risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor untuk menurunkan risiko audit ke tingkat rendah dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin material, baik secara individual maupun secara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya (IAPI, 2013). Indikator risiko deteksi adalah: 1. Tidak memeroleh bukti audit yang cukup adalah berisiko; dan 2. Tidak melakukan tahapan sampling adalah berisiko. Dalam penelitian ini, materialitas diukur dengan kuesioner dalam penelitian Herningsih (2001) yang terdiri dari 3 butir pertanyaan yang menggunakan skala likert yang diberi skor 1-5 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai sangat setuju. 3.3.2.4 Materialitas Performance materiality menurut Agoes (2012) adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut. Indikator materialitas adalah: 1. Pemerolehan bukti audit yang cukup adalah material; dan 2. Melakukan tahapan sampling adalah material. 61

Dalam penelitian ini, materialitas diukur dengan kuesioner dalam penelitian Herningsih (2001) yang terdiri dari 3 butir pertanyaan yang menggunakan skala likert yang diberi skor 1-5 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Dalam kuesioner tersebut, terdapat tiga pertanyaan negatif, yaitu butir 1 sampai butir 3. 3.3.2.5 Time Budget Pressure Time budget pressure adalah salah satu dimensi dari time pressure, yaitu keadaan di mana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat untuk menyelesaikan tugas auditnya. Indikator time budget pressure adalah: 1. Auditor tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan pekerjaannya; dan 2. Auditor dituntut untuk menyelesaikan tugas auditnya tepat waktu. Dalam penelitian ini, time budget pressure diukur dengan kuesioner dalam penelitian Wahyudi, Lucyanda, dan Suhud (2011) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan yang menggunakan skala likert yang diberi skor 1-5 untuk jawaban sangat tidak setuju sampai sangat setuju. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer, yaitu informasi yang diperoleh langsung oleh peneliti melalui instrumen seperti survey. Pengumpulan data ini dilakukan melalui instrumen yang disebut kuesioner 62

yang diantarkan dan dititipkan kepada para auditor di KAP yang terletak di Jakarta. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi langsung perusahaan yang diinginkan dengan sebelumnya menelepon terlebih dahulu untuk persetujuan mengisi kuesioner. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah sekelompok orang, peristiwa, atau hal menarik yang ingin diteliti peneliti (Sekaran dan Bougie, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah auditorauditor yang bekerja di KAP di Jakarta. Periode pengamatan yang dipilih adalah tahun 2016. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti (Sekaran dan Bougie, 2013). Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di Jakarta yang jabatannya minimal adalah senior auditor, dan berpendidikan minimal S1. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan non-probability sampling, yaitu elemen dalam populasi tidak memiliki probabilitas yang melekat pada mereka yang dipilih sebagai subyek sampel (Sekaran dan Bougie, 2013), dan dengan teknik pengambilan sampel convenience sampling, yaitu sampel ditentukan menurut kemudahan peneliti (Sekaran dan Bougie, 2013). 3.6 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, alat bantu yang digunakan dalam menganalisis data adalah program IBM SPSS versi 21. 63

3.6.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberi gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan range (Ghozali, 2016). 3.6.2 Uji Kualitas Data 3.6.2.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betulbetul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2016). Pengujian validitas yang digunakan adalah Korelasi Pearson. Signifikansi Korelasi Pearson yang dipakai dalam penelitian ini adalah 0,05. Apabila nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka butir pertanyaan tersebut valid dan apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2016). 3.6.2.2 Uji Reliabilitas Ghozali (2016) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas yang digunakan 64

dalam penelitian ini adalah One Shot atau pengukuran sekali saja, dimana pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Reliabilitas diukur dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali, 2016). 3.6.2.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2016). Pengujian normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Apabila data hasil perhitungan one-sample Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai diatas 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, apabila data hasil perhitungan one-sample Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai dibawah 0,05, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2016). 3.6.3 Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh dapat dianalisis lebih lanjut. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas. 65

3.6.3.1 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini, multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 (Ghozali, 2016). 3.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini, cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) dengan residualnya. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu 66

pada grafik scatterplot antara keduanya dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis (Ghozali, 2013): 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3.6.4 Uji Hipotesis Metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Metode penelitian ini digunakan karena lebih dari satu variabel independen. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menunjukkan arah hubungan antara variabel independen (professional commitment, external locus of control, materialitas, time budget pressure, dan risiko deteksi) terhadap variabel dependen (penghentian prematur atas prosedur audit). Persamaan regresi dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + e Keterangan: Y a = Penghentian Prematur atas Prosedur Audit = Konstanta b1, 2, 3, 4, 5 = Koefisien Regresi X1 = Professional Commitment 67

X2 X3 X4 X5 e = External Locus of Control = Risiko Deteksi = Materialitas = Time Budget Pressure = Error Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan uji koefisien determinasi, uji signifikansi simultan, dan uji signifikansi parameter individual. 3.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi Menurut Ghozali (2016), uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Klasifikasi koefisien korelasi tanpa memperhatikan arah adalah sebagai berikut: 1. 0 : Tidak ada Korelasi 2. 0 s.d. 0,49 : Korelasi lemah 3. 0,50 : Korelasi moderat 4. 0,51 s.d.0,99 : Korelasi kuat 5. 1,00 : Korelasi sempurna 68

Kelemahan dari koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap ada penambahan variabel independen maka R 2 pasti akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakanlah model adjusted R 2. Model adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila ada suatu variabel independen yang ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2016). 3.6.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F mengukur goodness of fit, yaitu ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Jika nilai signifikansi F < 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Uji statistik F juga menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F mempunyai signifikansi 0,05 (Ghozali, 2016). Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik F adalah jika nilai signifikansi F < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016). 3.6.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel 69

dependen. Uji t mempunyai nilai signifikansi α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik t adalah jika nilai signifikansi t (p-value) < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual dan signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016). 70