BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara saluran nafas, dimana hambatan aliran udara saluran nafas bersifat progresif dan tidak sepenuhnya reversibel. 1,2,3,4 Penelitian penelitian terhadap PPOK sebagai penyakit inflamasi lokal paru yang mempunyai beban inflamasi sistemik telah banyak diteliti, dan dampak yang ditimbulkan dapat menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang semakin meningkat. 1 Peningkatan sitokin-sitokin pro inflamasi dan protein fase akut banyak didapatkan dari penelitian-penelitian, dimana peningkatan ini dinilai mempunyai banyak pengaruh terhadap organ-organ lain disamping paru-paru yang secara klinis dapat diamati. Hubungan antara proses inflamasi lokal pada paru-paru dan inflamasi sistemik yang terjadi belum secara jelas dapat dijelaskan, adapun pengaruh inflamasi sistemik ini dapat mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan, efek terhadap muskuloskeletal serta kardiovaskular dan lainnya. 5,6 Dengan semakin tingginya angka harapan hidup manusia maka PPOK menjadi salah satu penyebab gangguan pernafasan yang semakin sering dijumpai di masa mendatang baik di negara maju maupun dinegara berkembang. Jumlah penderita PPOK di AS meningkat dengan tajam pada dekade terakhir. Diperkirakan kira-kira 14 juta orang di AS menderita PPOK.
Badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa menjelang tahun 2020 prevalensi PPOK akan meningkat sehingga sebagai penyebab penyakit tersering peringkatnya meningkat dari ke-12 menjadi ke-5 dan sebagai penyebab kematian tersering peringkatnya juga meningkat dari ke-6 menjadi ke-3. Di Indonesia angka kematian dari PPOK bersama asma bronkial menduduki peringkat ke-6 berdasarkan survei kesehatan rumah tangga Departemen Kesehatan RI tahun 1992. 2,7 Salah satu petanda inflamasi yang sering diamati pada pasien PPOK adalah Tumor Necrosis Factor Alpha (TNFα). TNFα merupakan sitokin pleotropik inflamasi. TNFα sebagian besar diproduksi oleh macrophage, tetapi juga diproduksi oleh banyak variasi dari bentuk sel yang lainnya meliputi sel limpoid, sel mast, sel endotel, myosit kardiak, jaringan lemak, fibroblas, dan jaringan neuron. 8,9,10 TNFα memiliki peranan yang sangat penting penyebab inflamasi pada penyakit paru, salah satunya adalah pada PPOK. TNFα yang meningkat secara patologi akan menginduksi perubahan ke arah emfisema dan fibrosis pulmonal, sebagai contoh penelitian yang dilakukan pada Tikus akan menyebabkan terjadinya airspace enlargement, hilangnya small airspace, peningkatan kolagen, menipisnya septa pleura, dan peningkatan volume rongga dada. 11,12 Pada penelitian yang dilakukan oleh Di Francia et al 1994; Keatings dkk, 1996 secara in vivo memperlihatkan adanya peningkatan TNFα pada
darah perifer, dahak dan cairan dari bilasan broncho-alveolar (BAL) pada pasien-pasien PPOK. 9 Maria Gabriella Matera, dkk, 2009, menyatakan bahwa TNFα memperlihatkan adanya hubungan terhadap indek massa tubuh (IMT) dan pejanan asap rokok, selain itu TNFα juga memiliki implikasi terhadap terjadinya tingkat keparahan dan risiko pada PPOK. 13 Penelitian lainya yang dilakukan oleh Mukadder Calikoglu, dkk, 2004 menilai Leptin dan TNFα pada penderita PPOK dan hubungannya terhadap parameter nutrisi, didapatkan hasil bahwa peningkatan nilai Leptin dan TNFα dapat merubah parameter nutrisi dan indek massa tubuh. 14 TNFα pada sputum juga dapat meningkat secara signifikan pada keadaan PPOK eksaserbasi, dimana TNFα bersama-sama dengan IL-1ß dapat menginisiasi kaskade inflamasi selama eksaserbasi. 13 Vera M Keatings, dkk, 2000, mendapatkan suatu kesimpulan bahwa TNFα merupakan predisposisi terhadap beratnya obstruksi jalan nafas dan secara signifikan merupakan penyebab terbesar pada semua kasus kematian yang diamati selama 21 23 bulan dan TNFα juga dapat memberikan nilai prognosis ke arah perburukan pada pasien-pasien PPOK. 15 Pemikiran-pemikiran dan hasil-hasil penelitian diatas memberikan wacana untuk meneliti hubungan antara kadar TNFα serum dengan derajat keparahan PPOK stabil, dimana penelitian ini sendiri belum pernah dilakukan di Medan.
1.2 Perumusan masalah. Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1) Apakah terdapat peninggian kadar TNFα serum pada penderita PPOK stabil? 2) Apakah terdapat hubungan antara kadar TNFα serum dengan derajat keparahan PPOK stabil? 1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesa dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Terdapat peninggian kadar TNFα serum pada PPOK stabil. 2) Terdapat hubungan antara kadar TNFα serum dengan derajat keparahan pada PPOK stabil. 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk melihat kadar TNFα serum pada penderita PPOK stabil yang datang ke poliklinik Pulmonologi dan Alergi Imunologi RSUP H Adam Malik dan RSUD Dr Pirngadi Medan.
1.4.2 Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui apakah terdapat peninggian kadar TNFα serum pada penderita PPOK stabil. 2) Untuk mengetahui hubungan kadar TNFα serum dengan Derajat keparahan pada PPOK stabil. 1.5 Manfaat Penelitian 1) Untuk mengetahui besarnya nilai TNFα serum pada penderita PPOK stabil yang akan memberikan tanda untuk tindakan terapi yang lebih tepat sehingga dapat menurunkan kadar TNFα serum dan beban inflamasi yang ada. 2) Menurunkan biaya perawatan kesehatan dengan mencegah kearah perburukan dari fungsi paru-paru berdasarkan derajat keparahan PPOK.
1.6 KERANGKA KONSEPSIONAL PPOK Stabil TNF Alpha Spirometri Derajat Keparahan Kadar TNF Alpha Serum Kuantitatif