A. Proses Pengambilan Keputusan

dokumen-dokumen yang mirip
Aspek perilaku pada pengambilan keputusan dan para pengambil keputusan OLEH : Nurul aini Raudhatul Jannah Utari Putri Primasari

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 7 DECISION MAKING

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

MAKALAH MANAJEMEN PENGANTAR MEMAHAMI KONTEKS MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu

DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

UJIAN TENGAH SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

DASAR-DASAR PERILAKU KELOMPOK

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

A. PENGERTIAN PERILAKU INDIVIDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Pengambilan Keputusan

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

MANAGEMENT. (Chapter 2)

BAB X ANALISIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) SEMI TERSTRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : )

tempat. Teori Atribusi

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan memiliki karakteristik pola

Organisasi pada masa kini dituntut untuk menjadi organisasi pembelajar. Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku,

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerjanya. Kantor akuntan publik telah lama dikenal dengan tingginya

Materi 6 PENGANGGARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

SKRIPSI. Oleh : ARIFAH NUR SABRINA B

II. LANDASAN TEORI. kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, menetapkan. efektif, maka produk atau jasa tersebut mudah dijual.

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB II LANDASAN TEORI

BEBERAPA KRITIK ATAS LABA AKUNTANSI DALAM BENTUK TRADISIONAL:

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Liduina Asih Primandari, S.Si.,M.Si.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB III FUNGSI ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TEBING TINGGI

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat Permasalahan muncul ketika banyak

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 6 Perencanaan: Manajemen sebagai Pembuat Keputusan Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Sofia Retnowati Fakultas Psikologi UGM 2005

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Konsep Pengambilan Keputusan untuk Sistem Informasi

MAKALAH SISTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. jaman, yang cukup terlihat pesat pada bidang ekonomi.

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

UKURAN KINERJA. Apa yang penting, diukur STRATEGI. Apa yang diselesaikan, diberi imbalan

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

ATRIBUSI. Diana Septi Purnama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat setiap orang berlomba-lomba

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

PENGARUH USIA, KEINGINAN SOSIAL DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJER PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

ASSALAMUALAIKUM WR. WB DAN SELAMAT PAGI

MANAJEMEN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

BAGAIMANA STRATEGI BERKEMBANG DI DALAM ORGANISASI? Oleh: Tri Widodo W. Utomo Pengantar Pembahasan mengenai hal ini berkisar sekitar dasar-dasar

Menurut Anderson: sebagai sebuah proses yang diawali dengan pengamatan perbedaan diantara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan keluarga ialah salah satu dari kekuatan kewirausahaan yang

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

BAB II KERANGKA TEORI

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN MANAJEMEN. Oleh : M. Faqihudin

BAB II KAJIAN TEORETIK. lambang pengganti suatu aktifitas yang tampak secara fisik. Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, dan daya beli mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-4

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

Persepsi dan Pengambilan Keputusan. Arum Darmawati

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

Transkripsi:

A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Dari pengertian keputusan tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama didalam organisasi. Langkah-langkah pengambilan keputusan : 1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang. Langkah ini merupakan respon terhadap suatu masalah, ancaman yang dirasakan, atau kesempatan dibayangkan. Untuk mengenali dan mendefinisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi. 2. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya. Ketika definisi dari masalah atau peluang selesai, pencarian untuk program alternatif tindakan dan kuantifikasi konsekuensi mereka dimulai. Pada langkah ini, sebagai alternatif praktis sebanyak mungkin diidentifikasi dan dievaluasi. Pencarian sering dimulai dengan melihat masalah serupa yang terjadi di masa lalu dan tindakan yang dipilih pada saat itu. Jika saja dipilih tindakan bekerja dengan baik, mungkin akan diulangi. Jika tidak, pencarian alternatif tambahan akan diperpanjang.dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternatif yang praktis didiefinisikan dan dievaluasi. 3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan.

Tahap yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih salah satu dari beberapa alternatif. Meskipun langkah ini mungkin memunculkan pilihan rasional, pilihan terakhir sering didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis daripada fakta ekonomi. 4. Penerapan dan tindak lanjut. Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada efisiensi penerapannya. Pelaksanaan hanya akan berhasil jika individu-individu yang memiliki kontrol atas sumber daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan (misalnya, uang, orang, dan informasi) benar-benar berkomitmen untuk membuatnya bekerja. b) Motif Kesadaran Motif kesadaran ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu yang masih berada dalam tingkat kesadaran seseorang. Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu : 1. Keinginan akan kestabilan atau kepastian. Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya kemampuan untuk memprediksikan Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita untuk membuat bagian- bagian dari konsep yang cocok satu sama lain secara konsisten. Motif ini mengaktifkan baik pikiran sadar dan bawah sadar untuk membuat masuk akal suatu ketidakseimbangan, ambigu, atau ketidakpastian informasi. 2. Keinginanan akan kompleksitas dan keragaman. c) Motif Komplesitas Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari ingatan atau lingkungan, kemudian menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan motif. Selain itu, faktor yang berhubungan erat dengan prediksi adalah perbedaan dalam teori keputusan secara matematis antara kepastian, risiko, dan ketidakpastian. Kepastian didapat ketika semua akibat dari suatu alternatif keputusan tidak diketahui. Risiko dapat terjadi ketika seseorang menentukan suatu pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Ketidakpastian timbul ketika seseorang tidak dapat menentukan kemungkinan konseuensi yang timbul dari tindakan yang dilakukannya.

Dengan menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan kemampuan untuk membuat prediksi, para ahli psikologi telah mengembangkan empat jenis model keputusan : 1. Model keputusan yang diprogram secara sederhana. Model ini ditandai dengan aturan-aturan prediksi yang tidak kompleks, yang ditetapkan oleh orang lain yang bukan si pengambil keputusan. Alternatif yang memuaskan, ketika pertama kali ditemukan, biasanya langsung dipilih. Alternatif-alternatif tersebut dinilai berdasarkan kriteriakriteria yang sederhana dengan risiko yang minimum, yang penerapannya dilakukan secara individu. 2. Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana. Pada model ini, apa pun akan terlihat baik pada saat itu bagi si pengambil keputusan yang langsung memilih alternatif tersebut. Informasi bersumber dari prasangka melalui keyakinankeyakinan umum. Dalam organisasi, informasi juga dapat berasal dari sistem informasi manajemen dengan akuntansi yang menjadi komponen utama. Alternatif pertama yang dipilih harus mampu menyesuaikan diri dengan tujuan laba jangka pendek yang diinginkan dengan mengabaikan risiko yang ada. 3. Model keputusan yang diprogram secara kompleks. Pada model ini melibatkan perencanaan yang begitu rinci. Masalah dan peluang diantisipasi dengan skala prioritas yang begitu hati-hati. Alternatif-alternatif yang ada dievaluasi berdasarkan pertimbangan memaksimalkan manfaat jangka panjang. 4. Model keputusan yang tidak diprogram diprogram secara kompleks Model ini memiliki ciri khas yaitu partisipasi yang terus-menerus dari semua orang yang terlibat untuk memaksimalkan perolehan informasi dan koordinasi. d) Jenis-jenis dari Model Proses Tiga model utama dalam pengambilan keputusan dari seoran pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, model-model tersebut adalah: 1. Model Ekonomi

Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan manusia dan keputusan secara sempurna rasional dan bahwa dalam sebuah organisasi, ada konsistensi antara berbagai motif dan tujuan. Diasumsikan bahwa semua alternatif adalah dikenal dan bahwa probabilitas yang terkait dengan alternatif dapat dihitung dengan pasti. Keputusan tidak tergantung pada preferensi pribadi, tetapi lebih merupakan didikte oleh tujuan yang konsisten dari organisasi. 2. Model Sosial Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi. Model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional dan bahwa keputusan dihitung berdasarkan interaksi sosial. Model ini merasakan bahwa tekanan dan ekspektasi adalah kekuatan motivasiutama. 3. Model Kepuasan Simon Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini didasarkan pada konsep Simon pada orang administrasi, di mana manusia dipandang sebagai rasional karena mereka memiliki kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat pilihan, dan belajar. B. Pengambil Keputusan dalam Organisasi Pertama, kita akan melihat perusahaan sebagai unit pengambilan keputusan dan kemudian pada individu dan kelompok yang bertindak sebagai pengambil keputusan dan pemecah masalah. a) Perusahaan Sebagai Unit Pengambilan Keputusan Perusahaan dapat dianggap unit pengambilan keputusan yang mirip dalam banyak cara untuk individu. masalah keputusan yang dihadapi perusahaan sangat banyak dan gejala masalah dana alternatif yang paling jelas. Hanya jika pencarian gagal akan membuktikan asli organisasi memperluas penelitian mereka dan bahkan memperpanjang ke daerah-daerah rentan organisatoris. b) Organisasi pembelajaran Ketika pendekatan pencarian tertentu menemukan solusi yang layak untuk suatu masalah, organisasi kemungkinan besar akan mengulang pendekatan yang sama dalam memecahkan masalahserupa di masa mendatang. Ketika sebuah pendekatan khusus gagal, maka akan menghindari dalam pencarian masa depan. yang sama berlaku untuk urutan alternatif yang

dipertimbangkan; juga, akan berubah jika organisasi mengalami kegagalan dengan preferensi tertentu. c) Manusia-Para Pengambil Keputusan Organisasi Penting untuk diingat bahwa manusia, dan bukanya organisasi, yang mengenali, mendefenisikan masalah atau peluang, yang mencari tindakan alternatif secara optimal dan menerapkanya. Pengaturan organisasi di mana orang yang digunakan tergantungpada jenis masalah keputusan atau oppurtinity ditemui. d) Kekuatan dan Kelemahan Individu sebagai Kengambilan Keputusan Manusia merupakan makhluk yang rasional karena memilih kepastian untuk berpikir, memilih, dan belajar. Tetapi rasionalitas manusia adalah sangat terbatas karena mereka hampir tidak pernah memperoleh informasi yang penuh dan hanya mampu memproses informasi yang tersedia secara berurutan. Perilaku rasional dari individu dalam situasi pengambilan keputusan oleh kerena itu terdiri dari atas pencarian diantara alternatif-alternatif yang terbatas akan suatu solusi yang masuk akal dalam kondisi dimana konsekuensi dari tindakan tidaklah pasti. Pengambilan keputusan yang rasional batas individu bervariasi sesuai dengan: 1. Lingkup pengetahuan yang tersedia sehubungan dengan semua alternatif yang mungkin dan konsekuensinya. 2. Gaya kognitif mereka dengan asumsi bahwa tidak ada satu gaya yang selalu unggul karena dalam situasi masalah spesifik, lebih dari satu pendekatan dapat menyebabkan hasil yang dapat diterima. 3. Struktur nilai mereka yang berubah. 4. Kecenderungan mereka untuk "memuaskan" daripada untuk melakukan optimalisasi. e) Peran Kelompok sebagai Pembuat Keputusan dan Pemecahan Masalah 1. Fenomena Pemikiran Kelompok Pemikiran kelomok (group think) menggambarakan situasi dimana tekanan untuk mematuhi mencegah anggota-anggota kelompok individual untuk mempresantasikan ide atau

pandangan yang tidak populer. Karena mereka ingin menjadi bagian yang positif dari kelompok tersebut dan bukan sebagai kekuatan yang disruptif. Janis mengartikulasikan gejala dari fenomena ini sebagai berikut: 1. Anggota kelompok perlawanan merasionalisasi dengan asumsimereka telah dibuat. 2. Anggota menerapkan tekanan langsung pada mereka yang sebentar mengungkapkan keraguan tentang apapun pandangankelompok itu bersama atau yang mempertanyakan validitas argumen pendukung alternatif disukai oleh mayoritas. 3. Para anggota yang memiliki keraguan atau memegang sudut pandang yang berbeda berusaha untuk menghindarimenyimpang dari apa yang tampaknya menjadi konsensus kelompok dengan menjaga diam tentang sangsi dan bahkan meminimalkan untuk diri mereka sendiri pentingnya keraguan mereka. 4. Tampaknya terdapat suatu ilusi mengenai kebulatan suara. 2. Fenomena Pergeseran yang Berisiko (Dampak Kelompok) Pergeseran yang berisiko atau dampak kelompok, merpakan produk sampingan dari intraksi manusia, ini dicirikan oleh kelompok yang lebih memilih alternatif yang lebih agresifberisiko dibandingkan dengan apa yang mungkin oleh individu-individu jika mereka bertindak sendiri. 3. Kesatuan Kelompok Kesatuan Kelompok didefenisikan sebagai tingkat dimana anggota-anggota kelompok tertarik satu sama lain dan memiliki tujuan kelompok yang sama. Dengan kesatuan yang kuat pada umumnyalebih efektif dalam suatu pengambilan keputusan dibandingkan dengan kelompok ini dimana terdapat banyak konflik internal dan kurangnya semangat kerja sesama anggotanya. Tingkat kesatuan kelompok dipengaruhi oleh jumlah waktu yang dihabiskan bersama oleh para anggota kelompok, ttingkat kesulitan dari penerimaan anggota baru ke dalam kelompok, ancaman eksternal, dan sejarah keberhasilan dan kegagalan masa lalu. Faktor lainnya yang juga mempengaruhi kesatuan kelompok secara menguntungkan adalah riwayat dari kelompok itu. Sejarah pengambilan keputusan yang sukses menyatukan para anggota dan meningkatkan kesatuan, sementara kegagalan memiliki dampak yang buruk.

C. Pengambilan Keputusan oleh Pendatang Baru vs oleh Pakar Bouwman (1984) mengungkapkan sejumlah perbedaan yang menarik dalam strategi dan pendekatan yang digunakan serta data spesifik yang dipilih oleh pakar dan pendatang baru ketika mengambil keputusan berdasarkan informasi akuntansi atau informasi keuangan lainnya. Pendatang baru mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu untuk melihat apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara diskriminatif guna menindaklanjuti observasi tertentu. Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data dibagi kedalam kedalam tiga komponen: 1. Pengujian Informasi 2. Integrasi pengamatan dan temuan 3. Pertimbangan D. Peran Kepribadian dan Gaya Kognitif dalam Pengambilan Keputusan Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakina individu, sementara gaya kognitif mengacu pada cara atau metode dengan mana seseorang menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan informasi. Memiliki gaya kognitif yang berbeda dan menggunakan metode yang sama sekali berbeda ketika menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dalam situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling berintraksi dan mempengaruhi (menambah atau mengurangi) dampak dari informasi akuntansi. E. Peran Informasi Akuntansi dalam Pengambilan Keputusan Secara defenisi, keputusan manajemen mempengeruhi kejadian atau tindakan masa depan. Sedangkan informasi akuntansi memfokuskan pada peristiwa-peristiwa dimasa lalu tidak dngan sendirinya dapat mengubah kejadian atau dampaknya kecuali jika hal itu dilakukan melalui proses pengambilan keputusan dengan kejadian masa depan beserta konsekuensinya ditentukan. Karena pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya dihubungkan oleh fakta bahwa proses

pengambilan keputusan menggunakan data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain informasi nonkeuangan. a) Data Akuntansi sebagai Stimuli dalam Pengenalan Masalah Akuntansi dapat berfungsi sebagai stimuli dalam pengenalan masalah melalui pelaporan deviasi kinerja aktual dari sasaran standar anggaran atau memlalui informasi kepada manajer bahwa mereka gagal untuk mencapai target output atau laba yang ditentukan sebelumnya. Ketika informasi akuntansi digunakan sebagai alat pengenalan masalah, maka informasi tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk menentukan konsekuensi yang dapat dikuantifikasi atas tindakan alternatif yang perlu dipertimbangkan lebih lanjut. b) Hipotesis Keperilakuan dari Dampak Data Akuntansi Informasi akuntansi adalah salah satu input dalam model pengambilan keputusan. Para pengambil keputusan dapat menyadari bahwa aura otentisitas akuntansi tidak berdasar dan bahwa akuntansi, paling tidak, adalah proses dengan mana dampak dari kejadian ekonomi dilaporkan seakurat mungkin, tetapi tanpa kepura-puraan akan kesempurnaan. Para pengambil keputusan memandang akuntansi sebagai ukuran yang tidak sempurna dengan kemungkinan besar bahwa nilai yang sesungguhnya akan berbeda dengan nilai yang dilaporkan, karena kesalahn dan inakurasi dalam proses pengukuran dan pelaporan tidak dapat dihindari. Informasi akuntansi menjadi tujuan ketika penghargaan atau sanksi dikaitkan dengan hasilnya. Misalnya, jika seorang manajer berharap untuk dipromosikan jika ia dapat mengurangi biaya, maka manajer tersebut akan melihat informasi akuntansi sebagai dasar untuk menentukan apakah ia telah berhasil atau tidak. Tingkat pengaruh informasi akuntansi juga bervariasi berdasarkan jenis pengambil keputusan. Burns (1981) mengelompokkan pengambil keputusan ke dalam tiga kelompok : 1. Para pembuat keputusan dalam perusahaan yang mengambil keputusan mengenai operasi dan sistem akuntansi digunakan untuk menyusun laporan. 2. Para pengambil keputusan dalam perusahaan yang hanya dapat membuat keputusan mengenai operasi saja.

3. Mereka yang berada di luar perusahaan yang membuat keputusan mengenai perusahaan tersebut yang dapat mempengaruhi lingkungan dan operasinya, tetapi yang tidak memiliki kendali langsung atas operasi perusahaan. Para peneliti lain mempelajari pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana para pengambil keputusan menyesuaikan terhadap perubahan dalam metode dan terminologi akuntansi. Mereka menemukan bahwa ada dua faktor yang menentukan tingkat penyesuaian, yaitu umpan balik dan fiksasi fungsional. c) Umpan balik Untuk memahami perubahan dalam metode akuntansi dan untuk menyesuaikan aturan pengambilan keputusan sesuai dengan itu, maka pengambil keputusan harus menerima informasi menerima informasi mengenai perubahan tersebut atau memiliki umpan balik tidak langsung mengenai perubahan tersebut. Jika seseorang mengabaikan dampak jangka pendek yang mungkin akibat selang waktu antara perubahan dan indikasinya, maka kecil kemungkinannya bahwa tidak terdapat umpan balik sama sekali. d) Fiksasi Fungsional Hal ini merupakan fenomena keperilakuan yang mengimplikasikan ketidakmampuan di pihak pengguna informasi akuntansi untuk memahami apa yang tersirat di balik label yang diberikan kepada suatu angka. Ketika mereka menerima suatu pendekatan pengukuran akuntansi sebagai alat untuk mengelola proses pengambilan keputusan mereka, maka perilaku mereka jarang sekali akan dipengaruhi oleh perubahan dalam metode akuntansi yang digunakan. Sebagai suatu atribut dari pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi tingkatnya dari situasi yang satu ke situasi yang lain, namun tidak pernah tidak ada sama sekali. e) Dampak Data Akuntansi dalam Pilihan Keputusan Bobot yang diberikan kepada informasi akuntansi dalam pilihan akhir sangat bervariasi. Hal itu bergantung pada samapi sejauh mana hal itu dipandang mengurangi ketidakpastian yang mengelilingi proses pengambilan keputusan. Data penjualan dan biaya masa lalu, misalnya, akan digunakan sebagai pendekatan pertama terhadap permintaan masa depan untuk produk yang di jual pada masa lalu.

Dua elemen lainnya yang mempengaruhi keyakinan yang diberikan pada informasi akuntansi adalah permintaan dan persaingan. Perusahaan yang menghadapi sedikit persaingan dan memiliki permintaan yang tidak elastis akan lebih banyak bergantung pada data biaya yang disediakan oleh sistem akuntansinya ketika membuat keputusan mengenai pasar yang kompetitif. Telah ditemukan bahwa semakin penting kebutuhan akan suatu keputusan, maka semakin besar pendekatan yang diberikan pada data akuntansi yang langsung tersedia. Informasi akuntansi memainkan peran yang lebih penting dalam keputusan jangka pendek dibandingkan dalam keputusan yang melibatkan konsekuensi jangka panjang, karena informasi akuntansi hanya mencerminkan biaya dan pendapatan yang berkaitan dengan operasi sekarang. Dan kelihatannya para pengambil keputusan lebih memilih informasi eksternal jika informasi tersebut langsung tersedia dan tidak begitu mahal dibandingkan dengan data akuntansi yang dikembangkan secara internal.

Daftar Pustaka Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak.2005. Akuntansi Keperilakuan.Jakarta:Salemba Empat.