CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

dokumen-dokumen yang mirip
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN IV TAHUN 2016

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

UMUM ASPEK AIR IRIGASI. Perluasanlahan sawah dan lahan kering, optimasi lahan, System of Rice Intensification (SRI) dan perbaikan kesuburan lahan

DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

LAPORAN KINERJA TA DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Kementerian Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Laporan Tahunan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Tahun Anggaran Kementerian Pertanian Republik Indonesia

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

Laporan Kinerja. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN III TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Direktur Alat dan Mesin Pertanian. Ir. Suprapti NIP

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN II TAHUN 2016

Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TAHUN 2016

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TA. 2018

LAPORAN KINERJA TA. 2014

I. EVALUASI UPSUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

LAPORAN KINERJA (LKJ)

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

PT.PSP.A PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN OPTIMASI LAHAN TA. 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

inside front cover FA_PENAS book.indd 2 5/1/17 11:09 PM

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP) TA. 2013

BAB IV TUGAS PEMBANTUAN

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN

RANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KEMENTERIAN PERTANIAN

TUJUAN & SASARAN 4/26/17 PENDEKATAN PEMBANGUNAN. Misi 2 :

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14.1/Permentan/RC.220/4/2015 TANGGAL : 1 April 2015

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

DUKUNGAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2017 TERHADAP INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PENDAMPINGAN VERIFIKASI DAN VALIDASI PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2018

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

Pedoman Teknis. PENDAMpINGAN PENYULUHAN. PADA PROGRAM PERCEpATAN OpTIMALISASI LAHAN

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

Selanjutnya tugas pembantuan tersebut meliputi : 1. Dasar Hukum 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

Transkripsi:

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN II TAHUN 2017 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

KATA PENGANTAR Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberi Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan Laporan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian pada Triwulan II Tahun 2017 dapat diselesaikan dengan baik. Capaian Indikator Kinerja Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Triwulan II menggambarkan capaian kinerja selama bulan Januari hingga Maret 2017 seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017 antara Dirjen PSP dengan Menteri Pertanian. Dengan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi pada Triwulan II ini, maka dapat ditentukan upaya tindaklanjut.untuk pencapaian sasaran target pada triwulan berikutnya. Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Jakarta, Juli 2017 Sesditjen PSP Ir. Abdul Madjid NIP. 195810181986033 i

DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Maksud dan Tujuan... 2 1.3. Ruang Lingkup Laporan... 2 II. LAPORAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PSP TRIWULAN II TAHUN 2017... 3 2.1. Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian... 6 2.2. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian... 7 2.3. Fasilitasi Pupuk dan Pestisida... 8 2.4. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat dan Mesin Pertanian... 9 2.5. Fasilitasi Pembiayaan Pertanian... 10 III. PENUTUP... 12 LAMPIRAN... 14 ii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Triwulan II... 5 Tabel 2. Capaian Kegiatan Pendukung Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Triwulan II... 11 iii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai sasaran reformasi birokrasi yaitu: 1) pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi; 2) pemerintahan yang efektif dan efisien, dan 3) pelayanan publik yang baik dan berkualitas, yang dituangkan dalam Peraturan Menteri PAN&RB No 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan reviu laporan kinerja instansi pemerintah, maka Penetapan Kinerja dan reviu pelaporan kinerja menjadi keharusan bagi Kementerian/lembaga Negara. Penetapan Kinerja (PK) menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. PK Kementerian Pertanian 2017 antara lain: Swasembada padi, jagung, dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula yang diukur melalui produksi padi, jagung, kedelai, gula tebu, daging sapi dan kerbau; Peningkatan diversifikasi pangan diukur melalui skor Pola Pangan Harapan; Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor diukur melalui pertumbungan volume ekspor produk pertanian utama dan pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor; dan Peningkatan pendapatan keluarga petani diukur melalui PDB Pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian. Untuk mendukung pencapaian indikator kinerja Kementerian Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melaksanakan kegiatan dalam penyediaan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian. Kegiatan meliputi aspek pengelolaan air, perluasan dan pengelolaan lahan, fasilitasi pupuk dan pestisida, fasilitasi pembiayaan pertanian dan bantuan alat dan mesin pertanian. Untuk 1

mengetahui capaian pelaksanaan kegiatan PSP dalam mendukung capaian indikator kinerja Kementerian Pertanian Tahun 2017, maka disusun laporan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja kegiatan PSP secara periodik. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk: a. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan capaian indikator kinerja kegiatan Ditjen PSP dalam mendukung capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan II Tahun 2017. b. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan kegiatan Ditjen PSP Triwulan II Tahun 2017. c. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan Pembangunan Ditjen PSP ke depan. 1.3. Ruang Lingkup Laporan Ruang lingkup penulisan laporan ini meliputi: Perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian indikator kinerja Kegiatan Ditjen PSP dalam mendukung Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan II Tahun 2017, permasalahan dan upaya tindak lanjutnya 2

II. LAPORAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PSP TRIWULAN II TAHUN 2017 Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Dirjen PSP dengan Menteri Pertanian yang ditandatangani pada Bulan Januari Tahun 2017, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian memiliki sasaran strategis yaitu penambahan luas pertanaman dengan indikator kinerja yaitu penambahan luas baku lahan padi seluas 80.000 Ha dan penambahan luas tanam padi seluas 37.650 Ha. Capaian penambahan luas baku lahan diperoleh melalui kontribusi kegiatan perluasan areal sawah dan capaian penambahan jumlah luas tanam padi dikontribusikan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian selain kegiatan perluasan areal sawah, antara lain kegiatan pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pengembangan irigasi perpompaan/perpipaan (irigasi air permukaan), pengembangan embung/dam parit/long storage, pengembangan irigasi rawa, pengembangan lahan rawa gambut, pra/pasca sertifikasi lahan, penanaman padi pasca cetak sawah, penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan alat mesin pertanian dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Adapun salah satu kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, yakni kegiatan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) mendukung kinerja Kementerian Pertanian dalam peningkatan produksi daging. Pada Triwulan II ini, jumlah penambahan baku lahan padi terealisasi sejumlah 1.790,39 Ha dari target Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 80.000 Ha melalui kegiatan perluasan areal sawah dari semula pada periode Bulan JanuariMaret belum terealisasi kegiatan fisiknya karena adanya waktu penundaan pelaksanaan kegiatan sesuai kebijakan Raker tanggal 19 Januari 2017 yang baru mendapat persetujuan pelaksanaan kegiatan sesuai kebijakan Raker tanggal 24 April 2017 yang antara lain memutuskan untuk melanjutkan pelaksanaan program cetak sawah dan perluasan 3

sawah pertanian secara bertahap dan berkualitas. Sedangkan jumlah penambahan luas tanam padi belum ada penambahan karena capaian luasannya kurang dibandingkan capaian pada triwulan yang sama di Tahun 2016, yakni sebesar 708.125,4 Ha. Capaian luas tanam pada periode Bulan Januari hingga bulan Juni Tahun 2016 bersumber pada Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah direkapitulasi oleh Pusat Data Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian sebesar 709.915,8 Ha dikurangi dengan jumlah luasan kegiatan cetak sawah yang terealisasi hingga akhir Bulan Juni sebesar 1.790,39 Ha. Angka penambahan luas tanam padi diperoleh dari jumlah luas tanam padi periode Bulan JanuariJuni Tahun 2017 sebesar 7.703.710,4 Ha dikurangi luas tanam padi dengan periode yang sama di Tahun 2016 sebesar 8.413.626,2 Ha sehingga jumlah akhir luas tanamnya sebesar 708.125,4 Ha. Dari hasil perhitungan tersebut menghasilkan bilangan negatif dikarenakan realisasi luas tanam padi tahun ini lebih rendah dibandungkan Tahun 2016. Berkurangnya jumlah output kegiatankegiatan Ditjen PSP Tahun 2017 sebagai kontribusi indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi antara lain kegiatan pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pengembangan irigasi perpompaan/perpipaan (irigasi air permukaan), pengembangan embung/dam parit/long storage, pengembangan irigasi rawa, pengembangan lahan rawa gambut, pra/pasca sertifikasi lahan, penanaman padi pasca cetak sawah, penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan alat mesin pertanian dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) memberikan dampak kontribusinya tidak sebesar tahun lalu. Pada Tahun 2016 lalu, terdapat fenomena cuaca yang cukup ekstrim. Kombinasi fenomena cuaca La Nina, Dipole Mode dan Anomali suhu muka air laut yang hangat sangat memberikan dampak yang cukup tinggi terhadap meningkatnya curah hujan di Indonesia. Berdasarkan data dari BMKG, musim kemarau basah terjadi di sebagian wilayah Indonesia mengalami kenaikan curah hujan hingga 200%. Oleh karena itu, pengolahan lahan berlangsung sangat baik hingga dapat mencapai 4 (empat) kali musim tanam dalam setahun. Hal ini berbanding terbalik dengan Tahun 2017 4

dimana pada terjadi kemarau kering sejak memasuki awal tahun sehingga proses pengolahan lahan untuk tanam mengalami serangkaian kendala. Secara keseluruhan kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagaimana yang tercantum dalam tabel 1 berikut: Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Triwulan II Sasaran Strategis Kementan Indikator Target Realisasi % Swasembada Padi 1 Produksi Padi (Juta ton GKG) 76,20 Program Ditjen PSP Penambahan Luas Pertanaman Jumlah Penambahan Luas Baku Lahan Sawah (Ha) 80.000 1.790,39 2,24 Permasalahan Tindak Lanjut a Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian Perluasan Areal Sawah (Ha) 80.000 1.790,39 2,24 Adanya penundaan pelaksanaan kegiatan cetak sawah pada trwulan awal Tahun 2017 sehubungan dengan adanya tindak lanjut Raker DPR RI tanggal 19 Januari 2017 sehingga kegiatan cetak sawah terealisasi fisik secara Mempercepat pelaksanaan Survei Inventigasi Desain (SID) Perluasan Sawah perlahan dan bertahap. Jumlah Penambahan Luas Tanam Padi (Ha) a Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian 37.650 708,125,4 Berkurangnya jumlah output kegiatankegiatan Ditjen PSP Tahun 2017. Pada Tahun 2016 lalu, terdapat fenomena cuaca yang cukup ekstrim. Kombinasi fenomena cuaca La Nina, Dipole Mode dan Anomali suhu muka air laut yang hangat sangat memberikan dampak yang cukup tinggi terhadap meningkatnya curah hujan di Indonesia. Berdasarkan data dari BMKG, musim kemarau basah terjadi di sebagian wilayah Indonesia mengalami kenaikan curah hujan hingga 200%. Oleh karena itu, pengolahan lahan berlangsung sangat baik hingga dapat mencapai 4 (empat) kali musim tanam dalam setahun. Hal ini berbanding terbalik dengan Tahun 2017 dimana pada terjadi kemarau kering sejak memasuki awal tahun sehingga proses pengolahan lahan untuk tanam mengalami serangkaian kendala. Pengembangan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (Ha).000 6.690 6,69 Pelaksanaan kegiatan fisik dan pengeluaran belanja kelompok tani belum termonitor dengan baik Melakukan bimbingan teknis dan memberikan contoh administrasi pertanggungjawaban keuangan dan mengembalikan sisa anggaran yang tidak digunakan kepada kas negara Pengembangan Irigasi Perpipaan/Perpompaan (Unit) 500 0,00 Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage (Unit) 500 58 11,60 Pengembangan Irigasi Rawa (Ha) 10.000 b Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian Pengembangan Rawa Gambut Terpadu (Ha) 5.000 Pra/Pasca Sertifikasi Lahan (Persil) 80.000 Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah (Ha) 150.296 1.193 0,79 c Fasilitasi Pupuk dan Pestisida Pupuk Bersubsidi (Ton) 8.550.000 4.354.770 50,93 d Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian Traktor Roda Dua (Unit) 25.000 20.935 83,74 Traktor Roda Empat (Unit) 3.000 1.772 59,07 Pompa Air (Unit) 21.000 17.654 84,07 Rice Transplanter (Unit) 3.000 2.364 78,80 e Fasilitasi Pembiayaan Pertanian Asuransi Usaha Tani Padi (Ha) 1.000.000 249.591,550 24,96 Peningkatan Produksi Daging 1 Produksi Daging Sapi dan Kerbau (Juta Ton Karkas) 0,589 a Fasilitasi Pembiayaan Pertanian Asuransi Usaha Ternak Sapi (Ekor) 120.000 15.000 12,50 5

Permasalahan dan tindak lanjut atas permasalahan setiap kegiatan Ditjen PSP pada tabel 1 diatas dapat dilihat pada lampiran Laporan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Triwulan II Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Kegiatan teknis Ditjen PSP terangkum kedalam 5 (lima) aspek, yaitu perluasan dan perlindungan lahan pertanian; pengelolaan air irigasi untuk pertanian; fasilitasi pupuk dan pestisida; pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian; fasilitasi pembiayaan pertanian. 2.1 Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian Kegiatan yang mendukung pencapaian target penambahan luas baku lahan padi sebesar 80.000 Ha adalah perluasan sawah yang dilaksanakan di 28 Propinsi dan 161 Kabupaten. Sampai saat Triwulan II ini, kegiatan perluasan sawah sudah terealisasi perluasan sawah secara fisik sejumlah 1.790,39 Ha. Bila dibandingkan dengan realisasi pada triwulan I dimana belum ada realisasi fisiknya, hal tersebut menunjukkan tren positif di triwulan II ini. Hal ini tidak terlepas pula dari tenggang waktu penundaan pelaksanaan kegiatannya sudah melewati batas waktu yang ditetapkan oleh panitia kerja cetak sawah dan perkebunan untuk evaluasi kegiatan perluasan sawah TA. 2016. Kegiatan perluasan areal dan pengelolaan lahan lainnya yang mendukung pencapaian luas tambah tanam padi adalah: (1) Pengembangan Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu seluas 5.000 Ha; (2) Pra/pasca sertifikasi lahan sebanyak 80.000 persil; (3) Penanaman padi pasca cetak sawah sebesar 150.926 Ha. Dari ketiga kegiatan tersebut diatas, hanya kegiatan penanaman padi pasca cetak sawah yang memiliki realisasi fisik, yakni sejumlah 1.193 Ha dari targetnya 150.926 Ha (0,79%). Sedangkan dua kegiatan lainnya baru terealisasi secara keuangan, namun untuk fisiknya belum ada. Permasalahan yang dihadapi pada Triwulan II ini yang menyebabkan belum dapat terealisasi secara fisik adalah sebagai berikut : 1). Terjadinya tumpang tindih calon lokasi dengan lahan sawah eksisting dan kawasan hutan sehingga memerlukan waktu lebih guna verifikasi 6

ulang; 2). Keterlambatan pembentukan tim tingkat provinsi sehingga pembuatan RUKK mengalami kendala karena diperlukan adanya rekomendasi; 3). Survey Investigasi Daerah (SID) belum seluruhnya selesai; 4). Terbatasnya petugas baik di Dinas Provinsi dan kabupaten/kota yang menangani pelaksanaan kegiatan. Untuk itu telah dilakukan upaya: 1). Mempercepat pelaksanaan Survey Investigasi Desain (SID) kegiatan perluasan sawah; 2). Mempercepat pelaksanaan kontrak swakelola kegiatan perluasan sawah dengan pihak terkait; 3). Meningkatkan peran Tim Teknis/Korlap dalam pengawalan pelaksanaan SID; 4). Mempercepat pembentukan TIM provinsi dan segera melakukan karakterisasi lahan dilapangan sesuai dengan Pedoman yang telah ditentukan. 2.2 Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian Pengembangan rehabilitasi jaringan irigasi tersier adalah kegiatan dalam aspek pengelolaan air irigasi dimana ditargetkan sebesar.000 Ha, sampai Triwulan II realisasi fisiknya mencapai 6.690 Ha (6,69%). Realisasi fisik kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi terbilang kecil dikarenakan CPCL pada POK tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan sehingga diperlukan tambahan waktu untuk melakukan verifikasi ulang di tingkat desa/kecamatan. Adanya perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) dan pergantian petugas, baik pada tingkat Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota sehingga memerlukan adaptasi dan penyesuaian pemahaman tentang kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi. Direktorat Irigasi Pertanian telah melakukan serangkaian penyelesaian guna mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan dengan berkoordinasi dengan daerah untuk mempercepat proses administrasi dana Bantuan Pemerintah (Banpem) untuk kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi, serta meningkatkan peran Tim Teknis dalam pengawalan kegiatan sehingga target pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan sebelumnya pada tiaptiap lokasi kegiatan. Kegiatan lain mendukung luas tambah tanam melalui 7

kegiatan pengelolaan air irigasi pertanian lainnya antara lain : (1) Pengembangan irigasi perpompaan/irigasi perpipaan dengan target sebesar 500 unit dan belum terealisasi fisiknya; (2) Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage memiliki target sebanyak 500 unit dan telah memiliki realisasi fisik sebanyak 13 unit (2,6%); (3) Pengembangan irigasi rawa telah terealisasi fisiknya pada Triwulan II ini belum terealisasi secara fisik di lapangan dari target kegiatan sejumlah 10.000 Ha. Belum tercapainya realisasi fisik kegiatan pengembangan irigasi rawa dikarenakan beberapa hal, antara lain : 1). Kemampuan kelompok calon penerima manfaat dalam menyusun RUKK dan desain masih terbatas; 2). Perubahan SOTK dan pergantian petugas baik di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam menangin kegiatan pengelolaan air irigsi untuk pertanian; 3). Intensitas hujan masih tinggi sehingga menghambat pekerjaan irigasi rawa di lapangan. Sebagai bentuk tindak lanjut atas permasalahan yang dihadapi, Direktorat teknis terkait melakukan serangkaian upaya, yakni : 1). Meningkatkan peran Tim Teknis/Korlap dalam pelaksanaan kegiatan serta penyusunan RUKK; 2). Menambah petugas pelaksana kegiatan di lapangan guna mempercepat pelaksanaan fisik kegiatan. 2.3 Fasilitasi Pupuk dan Pestisida Fasilitasi pupuk dan pestisida dalam kontribusinya pada pencapaian luas tambah tanam padi dilakukan melalui bantuan pupuk bersubsidi. Realisasi kegiatan pada Triwulan II ini sebagai berikut: 1). Bantuan pupuk bersubsidi yaitu pupuk urea, pupuk SP36, pupuk ZA, pupuk NPK, dan pupuk organik. Pada Tahun Anggaran 2017, kegiatan penyaluran bantuan pupuk bersubsidi memiliki target sebesar 8.550.000 ton. Secara terperinci realisasi penyaluran bantuan berdasarkan jenis pupuknya sebagai berikut : a). Urea sebanyak 3.670.680 ton telah terealisasi sebanyak 1.905.726 ton (51,92%); (b) SP36 target 800.000 ton telah terealisasi sebanyak 432.689 ton (54,09%); (c) ZA target 1.000.000 8

ton telah terealisasi 472.547 ton (47,25%); (d) NPK dengan target 2.184.032 ton telah terealisasi sebanyak 1.247.500 ton (57,12%); (e) Organik dengan target 895.288 ton telah terealisasi sebanyak 296.309 ton (33,09%). Oleh karenanya, progress realisasi penyaluran bantuan pupuk bersubsidi Triwulan II berjumlah 4.354.771 ton dari total alokasi sejumlah 8.550.000 ton (50,93%). 2.4 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian Bantuan alat dan mesin pertanian mendukung penambahan jumlah luas tanam padi, dilakukan dalam rangka bantuan proses pengolahan tanah maupun peningkatan penyediaan air untuk pertanaman. Pada Tahun Anggaran 2017 bantuan alat dan mesin pertanian terdiri dari beberapa alokasi alsintan prapenen antara lain: 1) pengadaan traktor roda dua (TR2) alokasi 25.000 unit telah terealisasi sebesar 8.248 unit; 2) pengadaan traktor roda 4 (TR4) alokasi 3.000 unit telah terealisasi 1.230 unit; 3) pengadaan pompa air alokasi 21.000 unit telah terealisasi 5.342 unit; 4) pengadaan rice transplanter alokasi 3.000 unit telah terealisasi 930 unit. Seluruh realisasi kegiatan bantuan alat dan mesin pertanian hingga akhir Triwulan II Tahun 2017. Alat dan mesin pertanian lainnya sedang dalam proses pengiriman menuju lokasi CPCL yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan alokasi di masingmasing kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan bantuan alsintan pada Triwulan II ini dijumpai kendala ialah bantuan alsintan dibeberapa daerah masih ada yang tidak sesuai kebutuhan spesifik lokasi. Untuk mengatasi terjadinya kendala tersebut di kemudian hari, maka Direktorat Alsintan mengalokasikan anggaran bantuan alsintan melalui dana TP Provinsi Tahun 2017 agar pengadaan bantuan alsintan dapat memenuhi kebutuhan spesifik daerah 9

2.5 Fasilitasi Pembiayaan Pertanian Fasilitasi pembiayaan pertanian pada TA 2017 lebih diarahkan pada perlindungan petani dalam berusahatani dari resiko bencana alam (kebanjiran dan kekeringan) maupun serangan HPT yang dilaksanakan melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Pada Tahun Anggaran 2017 alokasi kegiatan AUTP seluas 1.000.000 Ha. Pada Triwulan II telah terealisasi 199.789,67 Ha (19,98%) dari target kegiatan AUTP Tahun 2017. Hal ini disebabkan Direktorat Pembiayaan Pertanian sedang sinkronisasi data tagihan tahap II dengan SK Definitif peserta asuransi yang ditetapkan oleh Dinas Kabupaten/Kota agar diperoleh data peserta kegiatan AUTP yang tepat dan akurat. Rendahnya realisasi dikarenakan banyaknya petani yang memerlukan pembinaan dan soisalisasi terkait AUTP dan manfaatnya. Upaya yang dilakukan oleh direktorat terkait hal tersebut antara lain : 1). Segala tiapan tahapan dalam tagihan Jasindo dilengkapi dengan SK Definitif peserta asuransi yang ditetapkan oleh Dinas Kabupaten; 2). Melakukan percepatan serta sosialisasi AUTP secara optimal baik oleh petugas pusat maupun daerah. Ditjen PSP mendukung pula bidang produksi daging sapi dan kerbau melalui kegiatan Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dengan alokasi sejumlah 120.000 ekor telah terealisasi sebesar 15.000 (12,5%) pada Triwulan II ini. Sosialisasi yang belum menyeluruh di sentrasentra peternakan sehingga perlu dilaksanakan sosialisasi lebih intens pada lokasilokasi potensial. Secara terperinci, capaian kegiatan yang dilaksanakan Ditjen PSP dalam upaya mendukung pencapaian sasaran swasembada padi, jagung dan kedelai dan peningkatan produksi daging dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut. 10

Tabel 2. Capaian Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Triwulan II No Kegiatan Target Realisasi 1 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (Ha).000 6.690 2 Pengembangan Irigasi Perpompaan/Perpipaan (Unit) 500 3 Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage (Unit) 500 13 4 Pengembangan Irigasi Rawa (Ha) 10.000 5 Perluasan Areal Sawah (Ha) 80.000 1.790,39 Pemanfaatan Rawa Gambut Terpadu 6 (Ha) 5.000 7 Pra/Pasca Sertifikasi Lahan (Persil) 80.000 8 Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah 150.926 1.193 9 Pupuk Bersubsidi (Ton) 8.550.000 4.354.771 10 Bantuan Alsintan (Unit) Pra panen a. Traktor Roda 2 25.000 8.248 b. Traktor Roda 4 Tanaman Pangan 3.000 1.230 c. Pompa Air 21.000 5.342 d. Rice Transplanter 3.000 930 11 Asuransi Usaha Tani Padi (Ha) 1.000.000 199.789,67 12 Asuransi Usaha Ternak Sapi (Ekor) 120.000 15.000 11

III. PENUTUP Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Jenderal Prasarana dan Saran Pertanian yaitu penambahan jumlah luas tanam padi dan penambahan luas baku lahan sawah. Untuk penambahan jumlah luas tanam padi dari target PK seluas 37.650 Ha. Jumlah penambahan luas tanam padi belum ada penambahan karena capaian luasannya kurang dibandingkan capaian pada triwulan yang sama di Tahun 2016, yakni sebesar 708.125,4 Ha. Dari hasil perhitungan tersebut menghasilkan bilangan negatif dikarenakan berkurangnya jumlah output kegiatankegiatan Ditjen PSP Tahun 2017 sebagai kontribusi indikator kinerja jumlah penambahan luas tanam padi antara lain kegiatan pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pengembangan irigasi perpompaan/perpipaan (irigasi air permukaan), pengembangan embung/dam parit/long storage, pengembangan irigasi rawa, pengembangan lahan rawa gambut, pra/pasca sertifikasi lahan, penanaman padi pasca cetak sawah, penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan alat mesin pertanian dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) memberikan dampak kontribusinya tidak sebesar tahun lalu. Sinergi atas kegiatankegiatan dalam lingkup Kementerian Pertanian dimana setiap kegiatannya memberikan kontribusi yang optimal dalam pencapaian penambahan luas tanam padi pada Tahun 2017 sehingga diperlukan waktu lebih lama agar penambahan luas tanam padi dapat terlihat secara nyata. Realisasi jumlah luas tanam tercapai melalui sinergi kegiatankegiatan lingkup Kementerian Pertanian ysng setiap kegiatannya memberikan kontribusi pencapaian penambahan luas tanam padi pada Tahun 2017. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian memberikan kontribusinya melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pengembangan irigasi perpompaan/perpiaan, pengembangan embung/dam parit/long storage, pengembangan irigasi rawa, pengembangan lahan rawa gambut, pra/pasca sertifikasi lahan, penyaluran pupuk bersubsidi, bantuan alat mesin pertanian dan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang mendukung 12

capaian indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada padi, jagung, dan kedelai. Capaian penambahan luas baku lahan sawah pada Triwulan II yang dilaksanakan melalui kegiatan perluasan sawah belum memiliki realisasi pada triwulan awal dari target sesuai Perjanjian Kinerja (PK) sebesar 80.000 Ha telah terealisasi 1.790,39 Ha karena kegiatan perluasan areal sawah dari semula pada periode Bulan JanuariMaret belum terealisasi kegiatan fisiknya karena adanya waktu penundaan pelaksanaan kegiatan sesuai kebijakan Raker tanggal 19 Januari 2017 yang baru mendapat persetujuan pelaksanaan kegiatan sesuai kebijakan Raker tanggal 24 April 2017 yang antara lain memutuskan untuk melanjutkan pelaksanaan program cetak sawah dan perluasan sawah pertanian secara bertahap dan berkualitas.. Capaian penambahan jumlah luas tanam padi ini secara langsung mendukung capaian indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada padi. Namun diluar kegiatan utama tersebut, juga dilaksanakan kegiatan Ditjen PSP lain yang mendukung pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai yaitu aspek pengelolaan air, perluasan dan pengelolaan lahan, fasilitasi pupuk dan pestisida, bantuan alat dan mesin pertanian serta fasilitasi pembiayaan pertanian Pada Triwulan II ini, realisasi seluruh kegiatan pendukung berkisar antara 2,6% 50,93%. Permasalahan terjadi baik secara administratif maupun teknis, dan telah dilakukan upaya penanganan dan kegiatan yang sudah terlaksana namun realisasinya terbilang kecil akan dilakukan percepatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Secara keseluruhan, kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2017 telah terealisasi baik dari segi fisik kegiatan maupun segi anggaran. 13

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA (PK) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2017 14

NO SASARAN STRATEGIS 1. Swasembada padi, jagung, dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula 2. Terjaminnya distribusi pangan 3. Meningkatnya Akses dan Pemanfaatan Pangan dan Gizi 4. Meningkatnya Konsumsi Pangan Lokal 5 Stabilnya Produksi Cabai dan Bawang Merah INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Produksi Padi 78,10 Juta Ton GKG 2. Produksi Jagung 22,40 Juta Ton Pipilan Kering 3. Produksi Kedelai 1,88 Juta Ton 4. Produksi Gula Tebu 2,95 Juta Ton Hablur 5. Produksi Daging Sapi dan 640 Ribu Ton Karkas Kerbau 1. Rasio Produksi Padi per 372 Kg/Tahun Kapita di Luar Jawa 1. Skor Pola Pangan Harapan 88,4 Indeks 1. Rasio Konsumsi Pangan 5,87% Lokal Non Beras terhadap Beras 1. Variasi Produksi Bulanan 11 Cabai Besar 2. Variasi Produksi Bulanan 16 Cabai Rawit 3. Variasi Produksi Bulanan 17 Bawang Merah 15

NO SASARAN STRATEGIS 6. Berkembangnya Komoditas Bernilai Tambah dan Berdaya Saing 7. Penyediaan Bahan Baku Bioindustri dan Bioenergi INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Produksi Mangga 2.333 Ribu Ton 2. Produksi Nanas 1.964 Ribu Ton 3. Produksi Manggis 150 Ribu Ton 4. Produksi Salak 1.102 Ribu Ton 5. Produksi Kentang 1.375 Ribu Ton 6. Produksi Karet 3.559 Ribu Ton Karet Kering 7. Produksi Kopi 741 Ribu Ton Kopi Berasan 8. Produksi Kako 872 Ribu Ton Biji Kering 9. Produksi Kelapa 3.401 Ribu Ton 10. Produksi The 161 Ribu Ton 11. Produksi Daging Sapi dan 120 Ribu Ton Kambing 1. Produksi Kelapa Sawit 32.657 Ribu Ton CPO 8. Meningkatnya Kualitas Sumberdaya Insani Petani 1. Persentase Kelembagaan Petani yang Meningkatkan Kapasitasnya 23% 16

NO SASARAN STRATEGIS 9. Meningkatnya Pendapatan Keluarga Petani 10. Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Kementerian Pertanian 11. Akuntabilitas Kinerja Aparatur Pemerintah yang Baik INDIKATOR KINERJA 1. PDB Pertanian Sempit/Jumlah TK Pertanian 1. Nilai IKM Kementerian Pertanian 1. Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian TARGET 27 Juta Rupiah 82 74 17

LAMPIRAN 2 PENETAPAN KINERJA (PK) DITJEN PSP TAHUN 2017 REVISI 18

Laporan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Triwulan II Tahun 2017 19

Laporan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Triwulan II Tahun 2017 20

LAMPIRAN 3 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) DITJEN PSP TAHUN 2017 1

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier No Sasaran Strategis Outcome Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan 2 (B06) Volume B06 Realisasi % Jadwal Pelaksanaan April Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1 Jumlah penambahan luas tanam padi a Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier.000 Ha.000 Ha 1. Teridentifikasinya CPCL sebanyak 75,000 Ha 1. Teridentifikasinya CPCL sebanyak 75,000 Ha 2. Terlaksananya 2. Terlaksananya transfer uang bantuan transfer uang pemerintah kepada bantuan pemerintah kelompok kepada kelompok tani/perkumpulan tani/perkumpulan Petani pemakai Air Petani pemakai Air (P3A) seluas 25.000 (P3A) seluas 25.000 Ha. Ha. 3. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 3. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; Adanya perubahan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kelola) dan pergantian petugas Dinas Provinsi dan kabupaten/kota yang menangani kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Intensitas hujan masih tinggi menghambat pekerjaan lapangan Meningkatkan peran Tim Teknis/Korlap dalam pengawalan kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Mempercepat pelaksanaan kegiatan 4. Pengendalian dan evaluasi triwulan II 4. Pengendalian dan evaluasi triwulan II 2

Pengembungan Irigasi Perpompaan/Perpipaan No Sasaran Strategis Outcome Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan 2 (B06) Volume B06 Realisasi % April Jadwal Pelaksanaan Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 37.650 Ha a. Irigasi Perpipaan/Perpompaan 500 unit 1. Terlaksananya transfer dana Irigasi Perpipaan/Perpompaan sebanyak 400 unit 2. Terlaksananya kegiatan Irigasi perpompaan/perpipaan sebanyak 400 unit 3. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 4. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 1. Terlaksananya transfer dana Irigasi Perpipaan/Perpompaan sebanyak 444 unit 2. Terlaksananya kegiatan Irigasi perpompaan/perpipaan sebanyak 444 unit 3. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 4. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 111 111 Keterbatasan petugas pelaksana kegiatan di Kabupaten dan propinsi Kemampuan kelompok dalam menyusun RUKK dan design terbatas Dinas Pertanian Propinsi maupun kabupaten perlu menambah petugas pelaksana Irigasi Perpipaan/Perpompaan Mempercepat pelaksanaan fisik kegiatan irigasi Perpipaan/Perpompaan Meningkatkan peran Tim Teknis/Korlap dalam pengawalan penyusunan RUKK 3

Pengembangan Embung/Dam Parit/Long Storage No Sasaran Strategis Outcome Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan 2 (B06) Volume B06 Realisasi % April Jadwal Pelaksanaan Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 12.500 Ha Ha Ha 296,46 a. Pengembangan Embung Pertanian 500 Unit 1. Teridentifikasinya CPCL sebanyak 375 Unit 2. Terlaksananya transfer dana pengembangan embung pertanian sebanyak 125 unit; 1. Teridentifikasinya CPCL sebanyak 414 Unit 2. Terlaksananya transfer dana pengembangan embung pertanian sebanyak 424 unit; 110,40 341,94 Adanya penggantian petugas Sebagian daerah masih mengalami keterlambatan dalam pemberkasan dana banpem dan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan Terbatasnya petugas baik di Dinas Provinsi dan kabupaten/kota yang menangani pelaksanaan kegiatan Pengembangan Embung Pertanian. Percepatan penyusunan Pedum Juklak dan Juknis sesuai kondisi lapangan 3. Terlaksananya Pengembangan Embung Pertanian sebanyak 125 unit; 3. Terlaksananya Pengembangan Embung Pertanian sebanyak 181 unit 144,8 4. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 4. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 5. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 5. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 4

Pengembangan Irigasi Rawa No Sasaran Strategis Outcome Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan 2 (B06) Volume B06 Realisasi % April Jadwal Pelaksanaan Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Penambahan Luas Pertanaman Penambahan Luas Tanam Padi 1. Jumlah penambahan luas tanam padi 37.650 Ha a. Pengembangan Irigasi Rawa 10.000 unit 1, Teridentifikasinya CPCL sebanyak 10.000 Ha 2. Terlaksananya transfer uang tahap I bantuan pemerintah kepada kelompok tani/perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) seluas 7,500 Ha 3. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 1, Teridentifikasinya CPCL sebanyak 10.000 Ha 2. Terlaksananya transfer uang tahap I bantuan pemerintah kepada kelompok tani/perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) seluas 7,500 Ha 3. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; Adanya perubahan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kelola) dan pergantian petugas Dinas Provinsi dan kabupaten/kota yang menangani kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa Insitas hujan masih tinggi menghambat pekerjaan lapangan Meningkatkan peran tim teknis/korlap dalam pengawalan kegiatan Pengembangan Irigasi Rawa Mempercepat pelaksanaan kegiatan 4. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 4. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 5

Perluasan Sawah Outcome No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan 2 (B06) Volume B06 Realisasi % Jadwal Pelaksanaan April Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Penambahan Luas Lahan Pertanian Penambahan Luas Lahan Sawah 1. Jumlah penambahan luas lahan sawah 80.000 Ha Penetapan Lokasi 60.000 ha Kontrak 20.000 ha Penetapan Lokasi 1.200 ha Kontrak 25.280 ha Adanya penundaan pelaksanaan kegiatan cetak sawah 2017 sehubungan dengan adanya tindak lanjut Raker DPR RI tanggal 19 Januari 2017 dan adanya panitia kerja cetak sawah dan perkebunan Komisi IV DPR RI untuk evaluasi Ceytak Sawah TA. 2016 a. Perluasan Sawah 80.000 Ha 1. Teridentifikasinya CPCL seluas 60.000 ha; 1. Teridentifikasinya CPCL seluas 60.000 ha; 2. Terlaksananya Kontrak 2. Terlaksananya Kontrak Pelaksanaan Perluasan Sawah Secara Pelaksanaan Perluasan Sawah Swakelola seluas 20.000 Ha; Secara Swakelola seluas 25.280 Ha; 3. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 4. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 3. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 4. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. Terjadinya tumpang tindih Calon Lokasi dengan lahan sawah Eksisting dan Kawasan Hutan, akibatnya perlu waktu untuk melakukan verifikasi ulang di tingkat lapangan. 'Keterbatasan petugas pelaksana kegiatan di Kabupaten dan propinsi Survey Inventigasi Desain (SID) belum seluruh nya selesai Mempercepat pelaksanaan Survei Inventigasi Desain (SID) Perluasan Sawah Dinas Pertanian Propinsi maupun kabupaten perlu menambah petugas pelaksana Perluasan sawah Mempercepat pelaksanaan Kontrak Swakelola Perluasan sawah Meningkatkan peran Tim Teknis/Korlap dalam pengawalan pelaksanaan Survei Inventigasi Desain (SID) 6

Pemanfaatan Lahan Rawa/Gambut Terpadu Rencana Aksi Triwulan 3 (B09) Target Setahun Outcome No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Volume B09 Realisasi % Jadwal Pelaksanaan April Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Optimasi Lahan Penambahan Luas Optimasi Lahan 1 Jumlah penambahan luas optimasi lahan 5.000 Ha Penetapan Lokasi 5000 ha Penetapan Lokasi 5000 ha a. Optimasi Lahan Rawa 5.000 Ha 1. Teridentifikasinya CPCL seluas 5000 ha dan dituangkan dalam bentuk SK b. Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah Baru 1. Teridentifikasinya CPCL seluas 5000 ha lambatnya pembentukan dan dituangkan dalam bentuk SK TIM Provinsi sehingga 2. Terbentuknya TIM Teknis Provinsi di SK 2. Terbentuknya TIM Teknis Provinsi di SK berdampak pada kan oleh Kepala Dinas Provinsi kan oleh Kepala Dinas Provinsi terlambatnya rekomendasi yang 3. Pembinaan, pengawalan 3. Pembinaan, pengawalan merupakan acuan dalam pembuatan RUKK 150.926 Ha Penetapan Lokasi 150,926 ha Penetapan Lokasi 150,926 ha 1. Teridentifikasinya CPCL seluas150,926 ha dan dituangkan dalam bentuk SK 1. Teridentifikasinya CPCL seluas150,926 ha dan dituangkan dalam bentuk SK 2. koordinasi upaya percepatan 2. koordinasi upaya percepatan pelaksanaan penarikan/realisasi keuangan pelaksanaan penarikan/realisasi keuangan dan fisik dan fisik 3. Pembinaan dan pengawalan lapangan 3. Pembinaan dan pengawalan lapangan keterlambatan penarikan/realisasi keuangan disebabkan lebih dari.000 ha lahan cetak sawah belum melakukan penanaman perdana dengan menggunakan anggaran saprodi pada tahun sebelumnya, sehingga secara otomatis anggaran saprodi yang tertuang dalam kegiatan "Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah Baru belum bisa dimanfaatkan percepatan pembentukan TIM provinsi dan segera melakukan karakterisasi lahan dilapangan sesuai dengan Pedoman yang telah ditentukan disegerakan pemanfaatan dana saprodi pada tahun seblumnya sehingga untuk penanaman berikutnya dana pada kegiatan "Penanaman Padi Pasca Cetak Sawah Baru"bisa segera dimanfaatkan 7

Pra/Pasca Sertifikasi Lahan Pertanian No Sasaran Strategis Outcome Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan 2 (B06) Volume B06 Realisasi % Jadwal Pelaksanaan April Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Pengendalian laju alih Peningkatan fungsi lahan pertanian bidang tanah ke non pertanian serta petani yang di mendorong peningkatan Prasertipikasi status kepemilikan lahan petani 1. Jumlah bidang tanah petani yang di Pra Sertipikasi 80.000 Persil 0 a. Prasertipikasi Lahan Pertanian 80.000 Persil 1. Penetapan Pokja 1. 0 2. Sosialisasi dan Koordinasi Prasertipikasi Lahan Pertanian dengan instansi terkait di Pusat dan Daerah 3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan 2. 3. 0 0 8

Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian No Sasaran Strategis Outcome Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan 2 (B06) Volume B06 Realisasi % Jadwal Pelaksanaan April Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Pelaksanaan Bantuan Alsintan Tersalurkannya bantuan alsintan kepada Kelompok Tani/Gapoktan/U PJA penerima bantuan alsintan TA.2017 1. Tersalurkannya Bantuan Alsintan kepada Kelompok Tani/Gapoktan/UPJA Penerima Bantuan sebanyak 35.715 unit terdiri dari : 1. TR2 = 15.405 unit; 2. TR4 = 3.000 unit; 3. PA = 15.253 unit; 4. Rice Transplanter = 2.057 unit 35.715 unit Tersalurnya bantuan alsintan sebanyak 15,500 unit Telah tersalurkannya bantuan alsintan sebanyak 15.750 unit 101,61 Bantuan alsintan dibeberapa daerah masih ada yang tidak sesuai kebutuhan spesifik lokasi Mengalokasikan anggaran bantuan alsintan melalui dana TP Provinsi Tahun 2017 agar pengadaan bantuan alsintan dapat memenuhi kebutuhan spesifik daerah 9

Fasilitasi Pembiayaan Pertanian (Asuransi Usaha Tani Padi) No Sasaran Strategis Outcome Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan II (B06) Volume Target B06 Realisasi % April Jadwal Pelaksanaan Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Meningkatnya Fasilitasi Pembiayaan, Pemberdayaan Kelembagaan, serta Peningkatan Perlindungan terhadap Risiko Gagal Panen melalui Asuransi Pertanian Penambahan luas lahan sawah yang menjadi peserta AUTP 1. Jumlah Luas Lahan Sawah yang tercakup dalam asuransi pertanian (Ha) 1.000.000 Ha 400.000 Ha 249.591,55 Ha 62,39 sedang sinkronisasi data tagihan tahap II dengan SK Definitif peserta asuransi yang ditetapkan oleh Dinas Kabupaten Realisasi masih rendah karena masih banyak petani yang perlu dibina dan disosialisasikan terkait AUTP dan manfaatnya Setiap tahapan dalam tagihan Jasindo dilengkapi dengan SK Definitif peserta asuransi yang ditetapkan oleh Dinas Kabupaten dilakukan percepatan dan sosialisasi AUTP secara optimal baik oleh petugas pusat maupun daerah 1. Sosialisasi AUTP dan Percepatan AUTP; 2. Pendataan/Inventarisasi CPCL Peserta AUTP seluas 400.000 Ha 1. Sosialisasi AUTP dan Percepatan AUTP; 2. Pendataan/Inventarisasi CPCL Peserta AUTP seluas 249.591,55 Ha 62,39 3. Terlaksananya pendaftaran dan pembayaran premi (20%) seluas 400.000 Ha 3. Terlaksananya pendaftaran dan pembayaran premi (20%) seluas 249.591,55 Ha 62,39 4. Pembayaran Premi (80%) ke Jasindo seluas 400.000 Ha 4. Pembayaran Premi (80%) ke Jasindo seluas 249.591,55 Ha 62,39 5. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 5. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 6. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 6. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 10

Fasilitasi Pembiayaan Pertanian (Asuransi Usaha Ternak Sapi) No Sasaran Strategis Outcome Indikator Kinerja Target Setahun Rencana Aksi Triwulan 2 (B06) Volume Target B06 Realisasi % Jadwal Pelaksanaan April Mei Juni Permasalahan Rekomendasi 1. Meningkatnya Fasilitasi Pembiayaan, Pemberdayaan Kelembagaan, serta Peningkatan Perlindungan terhadap Risiko Gagal Panen melalui Asuransi Pertanian Penambahan ternak sapi yang menjadi peserta AUTS 1. Jumlah Asuransi Ternak Sapi (Ha) 120.000 ekor 60.000 Ekor 15.000 Ekor 25,00 Sosialisasi belum menyeluruh di sentra peternakan segera melaksanakan sosialisasi CPCL 1. Sosialisasi dan percepatan AUTS; 1. Sosialisasi dan percepatan AUTS; 2. Pendataan/Inventarisasi CPCL Peserta AUTS sebanyak 60.000 ekor 2. Pendataan/Inventarisasi CPCL Peserta AUTS sebanyak 15.000 Ekor 25,00 3. Terlaksananya pendaftaran dan pembayaran premi (20%) sebanyak 60.000 Ekor 3. Terlaksananya pendaftaran dan pembayaran premi (20%) sebanyak 15.000 Ekor 25,00 4. Pembayaran Premi (80%) ke Jasindo sebanyak 60.000. Ekor 4. Pembayaran Premi (80%) ke Jasindo sebanyak 15.000 Ekor 25,00 5. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 5. Pembinaan dan pengawalan kegiatan; 6. Pengendalian dan evaluasi triwulan I. 6. Pengendalian dan evaluasi triwulan II. 11