BAB 1 PENDAHULUAN. Pekanbaru merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN HARI BEBAS KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Inspektorat Kabupaten Bantul. PELAYANAN UMUM. PRASARANA. Hari. Kawasan. Bebas Kendaraan Bermotor.

GREEN TRANSPORTATION

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Rekreasi Area Car Free Day Solo (Penekanan pada Aktivitas Kuliner)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

I. PENDAHULUAN. tidak akan terlepas dari manusia yang mendiami kota itu sendiri. Kota dengan

Penyediaan fasilitas parkir untuk sepeda

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG

8 BAB I 9 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbagai isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan, terutama jalan

BAB V PENUTUP. Pencemaran Udara di Kota Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

BAB I. pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara.

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat menggunakan kendaraan pribadi. Efek domino dari fenomena

TENTANG PENYELENGGARAAN HARI BEBAS KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

BAB I PENDAHULUAN 1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Dosen pengasuh: Ir. Martono Anggusti.,S.H.,M.M,.M.Hum

BAB I PENDAHULUAN. Bermain merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari anak-anak, hampir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI A. INDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERHUBUNGAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat menimbulkan dampak lain, yaitu dengan semakin tinggi kepemilikan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengabaikan masalah lingkungan (Djamal, 1997).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit St. Antonius merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta yang

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan

BAB I PENDAHULUAN. Dishubkominfo DIY dalam hal ini UPTD Jogja Trans dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Isu lingkungan merupakan pembicaraan hangat yang saat ini sering

SAMBUTAN PADA ACARA PELUNCURAN UANG ELEKTRONIK/E-PAYMENT BOSEH DAN PELEPASAN OPERASIONAL BUS BANDROS APBD KOTA BANDUNG

1 Januari :55 wib Solo Sukses Gelar Car Free Night Pertama se Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber: febriyanisyiko.blogspot.com. Yayat Supriatna Teknik Planologi Trisakti

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

# kedua belah pihak tersebut harus ada two-way-communications yang berarti komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik. Hal ini memerlukan kerjas

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN HARI BEBAS KENDARAAN BERMOTOR (CAR FREE DAY)

PENGARUH KEGIATAN CAR FREE DAY (CFD) DI KOTA PEKANBARU UNTUK PENGURANGAN EMISI KARBON DARI KEGIATAN TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MOJOKERTO TAHUN

KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

Transportasi Sepeda Menjadi Wisata Sepeda (Sekaligus Upaya Untuk Mencegah Global Warming)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dibanding daerah sekitarnya (Bintarto, 1977). perekonomian, atau sebagai pusat pemerintahan (Darmendra, 2011).

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kebersihan lingkungan perkotaan. Indonesia sebagai negara berkembang yang

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

Bab I PENDAHULUAN. sarana dan prasarana mencakup pada sarana transportasi. Transportasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

KERUGIAN SOSIAL DAN EKONOMI PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT ADANYA KEMACETAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekanbaru merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak. Disetiap tahunnya jumlah penduduk di Kota Pekanbaru mengalami kenaikan yang cukup drastis. Banyaknya jumlah penduduk di Kota Pekanbaru apabila memiliki kualitas yang baik akan menjadi suatu potensi sumber daya manusia yang luar biasa. Dimana jumlah penduduk yang banyak dan kualitas penduduk yang rendah berpengaruh terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan. Salah satu contoh yang dirasakan yaitu terjadinya pemanasan global (global warming), pencemaran udara serta perusakan lingkungan. Kenaikan jumlah penduduk di Kota Pekanbaru dari tahun ke tahun dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.1. Banyaknya Penduduk Kota Pekanbaru Tahun 2000-2009 NO TAHUN JUMLAH 1 2000 296.970 2 2001 302.720 3 2002 315.859 4 2003 333.116 5 2004 350.623 6 2005 363.687 7 2006 380.993 8 2007 389.972 9 2008 400.505 10 2009 403.900 Sumber: BPS Kota Pekanbaru 2013

Kota yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Kota Pekanbaru merupakan masalah yang sangat serius. Hal ini mengakibatkan kemacetan serta menimbulkan polusi udara. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru tahun 2012 diketahui bahwa pertumbuhan kendaraan bermotor di kota Pekanbaru dari tahun 2007 hingga tahun 2012 mengalami kenaikan secara terus menerus. Kenaikan tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1.2. Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Kota Pekanbaru dari tahun 2007-2011 NO TAHUN JUMLAH KENDARAAN BERMOTOR 1 2007 867. 603 2 2008 1.047.796 3 2009 1.215.230 4 2010 1.500.000 5 2011 1.725.000 6 2012 1.845.000 Sumber :Dispenda Kota Pekanbaru 2012

Sejalan dengan perkembangan kota, khususnya Pekanbaru yang menuju kota metropolitan yang madani, menjadi sebuah daya tarik yang kuat yang dapat menjanjikan berbagai harapan dan berbagai tujuan. Pemerintah mengadakan suatu program untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara yang dikenal dengan sebutan Car Free Day atau Hari Tanpa Kendaraan Bermotor. Walaupun Car Free Day yang biasa disingkat CFD ini dilakukan hanya pada Hari Minggu dan pada jalur- jalur tertentu, ternyata Car Free Day mendapat tanggapan yang positif. Hal itu terlihat dari antusias masyarakat dalam memanfaatkan kegiatan ini. Acara Car Free Day Internasional mulai diselenggarakan di beberapa kota di Eropa pada tahun 1999 sebagai proyek percontohan Uni Eropa In Town Without My Car. Car Free Day telah dilaksanakan di lebih dari 1500 kota di 40 Negara melalui penutupan sebuah penggal jalan dengan berbagai kegiatan seperti festival jalanan, bazaar, parade sepeda, dan kegiatan lainnya. Penutupan jalan akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk kembali berjalan kaki di jalan-jalan yang biasa dijejali kendaraan pribadi. Setiap tanggal 22 September diperingati sebagai World Car Free Day atau hari tanpa kendaraan sedunia. (UNPAR,2013) Kota Pekanbaru telah melaksanakan kegiatan Car Free Day ini lebih kurang selama tiga tahun. Hal ini dilakukan karena terjadinya penurunan kualitas lingkungan bersih di kota Pekanbaru yang disebabkan oleh pencemaran udara. Diperkuat dengan sedikitnya presentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) dibandingkan dengan luas lahan

kota dimana menurut analisis pakar lingkungan, RTH di Pekanbaru saat ini hanya mencapai 6.300 hektare atau baru sekitar sepuluh persen dari luas lahan Kota Pekanbaru yang mencapai 63 ribu hektare. Seharusnya RTH untuk suatu wilayah termasuk Pekanbaru diwajibkan mencapai 20 persen dari luas lahan yang ada hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007, bahwa ruang terbuka hijau harus mencapai 20 persen dari lahan yang ada di suatu wilayah tertentu ( BLH Pekanbaru, 2013). Program Car Free Day diadakan di tengah-tengah kota sepanjang areal Jalan Gajah Mada dan Jalan Diponegoro. Pada saat program Car Free Day dilaksanakan, seluruh kendaraan bermotor mulai pukul 06.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB tidak diperkenankan melewati jalan tersebut. Tujuan dilaksanakan kegiatan car free day ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon atau polusi udara akibat gas pembuangan kendaraan bermotor serta memberikan alternatif ruang terbuka khusus bagi masyarakat yang dapat digunakan untuk berolahraga dan bermain. Kendaraan yang diperbolehkan untuk melewati kawasan Car Free Day adalah kendaraan yang nonpolusi seperti sepeda dan motor listrik. Dan untuk mewujudkan itu semua, perhatian mengenai adanya sikap peduli lingkungan berusaha untuk terus digalakkan Pemerintah Kota Pekanbaru. Berbagai upaya positif dilakukan untuk mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai kota yang aktif dalam membangun kesadaran lingkungan yang baik. Untuk itu pula Pemerintah Kota

Pekanbaru melalui Satlantas Polresta Pekanbaru menyelenggarakan program Car Free Day. Satlantas Polresta Pekanbaru sebagai penanggung jawab berjalannya program ini menjalankan program yang konkret dalam menyediakan ruang yang dapat menekan tingkat emisi dan memperlihatkan sikap positif kepedulian lingkungan. Namun, selain Hari tanpa Kendaraan Bermotor, yang tidak kalah penting dan menjadi tantangan tersendiri bagi Satlantas Polresta Pekanbaru dalam ikut memperbaiki kualitas lingkungan Pekanbaru saat ini adalah bagaimana mendorong masyarakat agar lebih mau menjalankan gaya hidup aktif di mana masyarakat kota nantinya akan lebih banyak memilih berjalan kaki, menggunakan sepeda, dan menggunakan transportasi umum. Dalam hal ini, penyediaan fasilitas yang yang memadai bagi para penjalan kaki dan pesepeda serta tersedianya sarana transportasi massal yang aman dan nyaman ataupun bertambahnya ruang hijau terbuka yang menjadi suatu keharusan. Untuk dapat mensukseskan kegiatan ini terlebih dahulu dibutuhkan suatu strategi komunikasi yang baik diantara seluruh pihak di dalam organisasi, dimana harus ada two-way-communication atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, sehingga kerjasama tersebut dapat mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun cita-cita kelompok. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu

proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk orang lain. Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab (Schein 1982) (dalam Muhammad. 2009:23). Pencapaian tujuan organisasi memerlukan kerjasama yang baik antar komponen didalamnya. Kerja sama terbentuk karena adanya kesatuan persepsi tentang apa yang akan dicapai. Untuk itu diperlukan adanya strategi komunikasi yang baik antar anggota didalamnya. Oleh sebab itu penting untuk memastikan bahwa strategi komunikasi tersebut dimengerti oleh bawahan. Hal ini berhubungan erat dengan hubungan yang terjalin antara atasan dan bawahan, artinya jika seorang bawahan tidak memahami dan mengerti apa yang diinginkan atasan lewat pesan tersebut. Maka tingkat keseringan salah persepsi akan semakin meningkat. Akibatnya efisiensi kerja karyawan akan banyak berkurang. Pada sebuah organisasi khususnya organisasi Satuan Lalu Lintas (Satlantas) yang berkerja dengan menggunakan prinsip militer, proses komunikasi adalah proses yang pasti dan selalu terjadi. Komunikasi adalah sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai sub bagian dalam organisasi. Organisasi yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis dan harmonis dari berbagai

komponen. Suatu organisasi dikonstruksi dan dipelihara dengan komunikasi. Artinya ketika proses komunikasi antar komponen dapat diselenggarakan secara harmonis, maka organisasi tersebut semakin kokoh dan kinerja organisasi akan meningkat. Kepala Satlantas (Kasatlantas), Wakil Kepala Satlantas (Wakasatlantas), Unit- Unit yang terdapat didalamnya, para anggota Satlantas, serta para staf sipil yang bekerja di organisasi tersebut, harus memahami konsep komunikasi agar dapat menjalankan aktifitas organisasi sesuai dengan yang diharapkan. Maka dalam organisasi harus berusaha memelihara suatu program komunikasi dua arah (two way communications). Komunikasi timbal balik sebagai sarana memberikan informasi serta pendapat tentang permasalahan organisasi. Hal inilah yang menjadi dasar bagi suatu organisasi untuk menyusun suatu strategi-strategi komunikasi yang digunakan dalam mensukseskan program Car Free Day yang bertujuan untuk mewujudkan lingkungan sehat di Kota Pekanbaru. Apabila telah tercipta suatu bentuk komunikasi dua arah yang baik, maka kesalahan dalam penerimaan pesan dapat diminimalisir sehingga pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan si pengirim dan pada akhirnya terwujud suatu strategi-strategi komunikasi. Strategi-strategi komunikasi anggota Satlantas Kota Pekanbaru dalam mensukseskan program Car Free Day dapat dinyatakan sukses. Hal ini terlihat dari banyaknya pengunjung yang mendatangi arena Car Free Day serta banyaknya

perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan arena ini untuk melaksanakan event perusahaan nya. Berdasarkan hasil wawancara pada observasi awal yang dilakukan peneliti dengan beberapa pengunjung di arena Car Free Day pada hari Minggu tanggal 2 Juni 2013, peneliti memilih 5 orang pengunjung dengan berbagai background yang berbeda. Dari wawancara yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa menurut mereka aparat kepolisian sukses dalam mewujudkan serta mensosialisasikan program ini. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1.3. Pengunjung Car Free Day dan Intensitas Kunjungan No. Nama Pengunjung Umur Bakground Intensitas kunjungan ke arena Car Free Day 1. Ketty 21 Tahun Mahasiswa Sering 2. Sri Ibu Rumah 49 Tahun Tangga Jarang 3. Putri dan Fani 16 Tahun Pelajar Sering 4 Tika 25 Tahun Pegawai Sering 5 Ujenk 27 Tahun Wiraswasta Sering Sumber : Data Sekunder Peneliti 2013 Dari hasil observasi awal, peneliti memilih informan dengan menggunakan Teknik Accidental Sampling didapati lima orang masyarakat Pekanbaru yang sedang menikmati kegiatan Car Free Day. Empat dari lima orang yang peneliti wawancarai mengatakan bahwa mereka sering mengunjungi arena Car Free Day. Dikatakan sering maksudnya mereka hampir setiap minggu mengunjungi area Car Free Day ini.

Dengan seringnya mereka datang ke lokasi Car Free Day berarti aparat kepolisian telah sukses dalam melaksanakan tugasnya sehingga tercapainya tujuan yang diharapkan. Suksesnya kegiatan ini tentunya didukung dengan strategi-strategi yang telah dilaksanakan oleh Satlantas Polresta Pekanbaru serta seluruh individu yang terdapat di dalam organisasi tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Strategi Komunikasi Satlantas Dalam Mensukseskan Program Car Free Day Untuk Mewujudkan Lingkungan Sehat Di Kota Pekanbaru. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah 1. Bagaimana strategi komunikasi satlantas dalam menyukseskan program Car Free Day untuk mewujudan lingkungan sehat di kota Pekanbaru? 2. Apa saja kendala yang dihadapi satlantas dalam menyusun strategi komunikasi untuk mensosialisasikan program Car Free Day untuk mewujudkan lingkungan sehat Di Kota Pekanbaru? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun setiap penelitian memilikit ujuan yang ingin dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan strategi komunikasi organisasi satlantas dalam menyukseskan program Car Free Day untuk mewujudkan lingkungan sehat di kota Pekanbaru 2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi organisasi satlantas dalam menyusun strategi komunikasi untuk mensosialisasikan program Car Free Day untuk mewujudkan lingkungan sehat Di Kota Pekanbaru. 1.4. ManfaatPenelitian 1. Secara Teoritis a. Penelitian ini dapat memberikan masukan secara ilmiah serta dapat memperkuat teori yang berkaitan dengan objek penelitian khususnya mengenai komunikasi organisasi. b. Penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti yang berminat pada kajian yang sama dengan permasalahan yang berbeda. c. Penelitian dapat memberi sumbangan bagi upaya perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi. 2. Secara Praktis a. Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah kota Pekanbaru untuk memperbaiki segala kekurangan yang terjadi ketika pelaksanaan Car Free Day sehingga ke depannya dapat menjalankan program Car Free Day menjadi lebih baik lagi.

b. Penelitian ini dapat menjadi data awal bagi pemerintah daerah terutama pemerintah Kota Padang yang akan/sedang memulai kegiatan Car Free Day sehingga dapat mencapai tujuan.