BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada


BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

ABSTRACT. Keywords: Food Handler s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini merupakan indikator kualitas air karena keberadaannya menunjukan bahwa

Sandi Fauzi Abdilah 1) Anto Purwanto M. Kes 2) Nur Lina S.KM., M.Kes 3)

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan makanan yang sehat dan aman merupakan salah satu

SUMBER-SUMBER KONTAMINASI BAKTERI PADA DANGKE DI KABUPATEN ENREKANG, SULAWESI SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al., 2014). Sayuran

DAFTAR ISI. ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

Ririh Citra Kumalasari 1. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip *)Penulis korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)


BAB I PENDAHULUAN. WHO memperkirakan jumlah kasus demam thypoid di seluruh dunia

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB I PENDAHULUAN. makanan (foodborne illnesses) pada orang yang mengonsumsinya. Lebih dari 250

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

Tingkat Pengetahuan Dan Praktik Penjamah Makanan Tentang Hygiene Dan Sanitasi Makanan Pada Warung Makan Di Tembalang Kota Semarang Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

1. PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau

Transkripsi:

bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak terjadi penyakit melalui makanan yang disebut Food Borne Disease atau penyakit bawaan makanan seperti diare atau keracunan makanan. Penyebab penyakit bawaan makanan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya bakteri patogen seperti Escherichia coli (E.coli). 1 Penyakit yang dapat ditularkan melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi misalnya diare. 2 Bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang berupa gangguan pada saluran pencernaan dengan gejala mual, perut mulas, muntah dan diare. Bakteri ini banyak digunakan sebagai indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam air dan pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut telah tercemar oleh kotoran manusia. 3 Bakteri Escherichia coli relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air dimana air merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri. Bakteri Escherichia coli merupakan 90% penyebab terjadinya diare. Keadaan ini disebabkan oleh penyediaan makanan yang tidak hygiene salah satunya adalah diare. Penyebab terjadi penyakit karena makanan (food borne diseases) berdasarkan data nasional pada tahun 2012 yaitu 66 % oleh mikroba pathogen dan 24,7 % oleh senyawa kimia. Tahun 2013 yaitu 76,0 % oleh mikroba pathogen dan 23,2 % oleh senyawa kimia. Tahun 2014 yaitu 74,9 % oleh mikroba pathogen dan 24,7% oleh senyawa kimia. 5 Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2013, Insiden penyakit diare pada balita adalah 10,2%, Case Fatality Rate (CFR ) Kejadian Luar Biasa (KLB) diare di Indonesia pada tahun 2011 adalah 0,29% meningkat menjadi 2,06% di tahun 2012 lalu mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 1,08%. 6 1

Tahun 2012 prevalensi penyakit diare di Sulawesi Tenggara sebesar 41.835 per 1.000.000 penduduk, pada tahun 2013 prevalensi penyakit diare sebesar 21.399 per 1.000.000 penduduk dan pada tahun 2014 prevalensi diare sebesar 17.530 per 1.000.000 penduduk. 6 Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi dengan penemuan kasus diare pada masyarakat cukup tinggi. Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 4.528 jiwa, pada tahun 2013 meningkat sebanyak 10.767 jiwa, sedangkan untuk tahun 2014 dihitung dari bulan Januari-Desember tercatat sebanyak 12.956 jiwa. 7 Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan bahwa Angka Kejadian Diare di Kelurahan Kedungmundu sebanyak 2700 jiwa pada tahun 2016. 8 Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa higiene perorangan pedagang makanan jajanan di Pelembang dari 23 responden terdapat 52,2% yang hygiene perorangan sudah baik dan terdapat 47,8% responden yang hygiene perorangan tidak baik. Tetapi sebagian besar (86,9%) responden tidak mencuci tangannya saat hendak menjamah makanan. Kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum melayani pembeli merupakan sumber kontaminan yang cukup berpengaruh terhadap kebersihan makanan. Kebersihan tangan sangat penting bagi setiap orang terutama penjamah makanan. Kebiasaan mencuci tangan sangat membantu dalam mencegah penularan bakteri dari tangan ke makanan. 9 Beberapa faktor yang menjadi salah satu penyebab keberadaan bakteri Escherichia coli adalah perilaku hygiene, sanitasi makanan, sanitasi lingkungan, suhu, dan kelembaban. Faktor-faktor utama yang mengakibatkan kontaminasi makanan sehingga mengakibatkan food borne disease adalah penyakit bawaan makanan seperti diare atau keracunanan makanan, disertai dengan terjadinya kontaminasi silang akibat personal hygiene yang buruk dalam mengolah makanan dan penyimpanannya dalam suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri patogen serta pemasakan atau pemanasan yang kurang memadai untuk mengurangi pathogen. 10 Hasil penelitian sebelumnya juga menyatakan bahwa mengenai kualitas mikrobiologis pada nasi jinggo diketahui bahwa 47,8% sampel makanan yang di 2

uji mengandung bakteri Escherichia coli. Tingginya kontaminasi Escherichia coli ini dapat disebabkan karena sanitasi rumah makan atau lingkungan yang masih sangat rendah, kontak langsung bahan makanan dengan tangan penjamah makanan sehingga memberi kesempatan bakteri Escherichia coli yang ada pada tangan penjamah yang tidak dicuci bersih untuk mencemari makanan. 11 Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada makanan pecel yang diambil dari 5 pedagang pecel di Kelurahan Kedungmundu pada tanggal 17 April 2017 di Laboratorium Mikrobiologi Unimus, dengan perincian 5 sampel sayur dan 5 sampel sambal kacang diketahui bahwa, dari 5 sampel sayur terdapat 60% (3 sampel) yang menunjukkan hasil positif, dan dari 5 sampel sambal kacang terdapat 60% (3 sampel) menunjukkan hasil positif. Pada lima sampel makanan pecel diketahui bahwa diantara pedagang pecel tersebut terdapat beberapa faktor yang kurang memenuhi syarat yaitu sanitasi tempat dagang yang berpotensi mengakibatkan kontaminasi bakteri patogen seperti Escherichia coli dimana di tempat dagang tersebut tidak mempunyai tempat sampah yang tertutup, terdapat vektor (lalat), dan rendahnya perilaku hiegine, karena saat mengambil makanan (sayuran) tidak menggunakan sendok tetapi lebih sering menggunakan tangan, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian guna mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima (PKL) Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang. B. Perumusan Masalah 1. Perumusan Masalah Umum Penjual pecel di PKL (Pedagang Kaki Lima) Kelurahan Kedungmundu lebih banyak menggunakan tangan secara langsung dalam membuat dan menyajikan makanan dagangannya.pecel yang diolah dengan menggunakan tangan lebih berpeluang untuk terkontaminasi oleh mikroba pathogen yang bisa menyebabkan berbagai kesehatan mulai dari diare dan penyakit yang menyerang saluran pencernaan lainnya. 3

Berdasarkan hal di atas perlu dilakukan penelitian, Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan keberadaan Bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang? 2. Perumusan Masalah Khusus a. Apakah ada hubungan antara perilaku hiegine pada penjamah makanan dengan keberadaan bakteri Escherichiacoli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang? b. Apakah ada hubungan antara sanitasi makanan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang? c. Apakah ada hubungan antara sanitasi lingkungan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang? d. Apakah ada hubungan antara suhu dengan jumlah bakteri Escherichia coli di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang? e. Apakah ada hubungan antara kelembaban dengan jumlah bakteri Escherichia coli di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Kedungmundu Tembalang, Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan antara perilaku hiegine pada penjamah makanan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di 4

Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang. b. Mengetahui hubungan antara sanitasi makanan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang. c. Mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang. d. Mengetahui hubungan antara suhu dengan jumlah bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang. e. Mengetahui hubungan antara kelembaban dengan jumlah bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di PKL ( Pedagang Kaki Lima) di kelurahan Kedungmundu sehingga dapat meningkatkan kualitas keamanan pangan terhadap makanan pecel khususnya di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang. 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis a. Penelitian ini memberikan pengalaman langsung tentang kondisi dilapangan khususnya yang berkaitan dengan keberadaan bakteri Eschrichia coli pada makanan pecel di Pedagang Kaki Lima di Kelurahan Kedungmundu, Tembalang, Semarang. b. Sebagai sumbangan kajian ilmu kesehatan lingkungan tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada makanan pecel di pedagang kaki lima sehingga dapat digunakan sebagai 5

dasar referensi dalam melakukan penelitian kontaminasi Escherichia coli yang lain. E. Keaslian Penelitian (Originalitas) No Peneliti (th) 1. Nunik Agustin Rahayu (2012) 12 Tabel 1.1. Daftar publikasi yng menjadi rujukan Judul Studi deskriptif karakteristik higiene dan sanitasi pada alat pengolah makanan gado-gado di lingkungan pasar johar kota semarang Desain studi Deskriptif kuantitatif Variabel bebas dan terikat Higiene penjamah makanan, praktek pencucian, persediaan air bersih, kondisi warung gado-gado Keberadaan Escherichia coli pada alat pengolah makanan gado-gado Hasil Ada hubungan antara higiene, dan sanitasi pada alat pengolah makanan gado-gado di lingkungan pasar johar kota semarang 2. Arief Rakhman Hakim (2012) 13 3. Endah Setyorini (2013) 14 4. Supyansyah 1, Rochmawati 1, Selviana 1 (2015) 15 Hubungan kondisi higiene dan sanitasi dengan keberadaan escherechia coli pada nasi kucing yang dijual di wilayah tembalang semarang Hubungan praktek higiene pedagang dengan keberadaan eschericia coli pada rujak yang di jual di sekitar kampus universitas negeri semarang Hubungan antara personal hygiene dan sanitasi tempat dagang dengan angka kuman pada sate ayam di kota Observasi Kondisi sanitasi alat, kondisi sanitasi air, dan kondisi sanitasi tempat penjualan Variabel terikat: Keberadaan eschrichia coli pada nasi kucing Praktek higiene pedagang rujak. Variabel terikat: Kandungan bakteri Escherichia coli pada rujak Personal hygiene dan sanitasi tempat dagang Angka kuman pada sate ayam Tidak ada hubungan antara praktik pengolahan (p-value= 0,929), Sanitasi alat makan (p value= 0,857), Sanitasi air (pvalue= 0,929), dan Sanitasi tempat pengolahan makanan (pvalue=0,5) dengan keberadaan E.coli pada nasi kucing yang dijual di Sekitar Wilayah Tembalang Semarang Ada hubungan antara praktek higiene pedagang dengan keberadaan Escherichia coli pada rujak yang di jual di sekitar kampus Universitas Negeri Semarang dengan diperoleh p value=0,021. Ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan angka kuman pada sate ayam di kota Pontianak 6

No Peneliti (th) 5. Meyla Mohede, Kriswiharsi K. Saptorini (2015) 16 6. Eka Lestari Sitepu (2015) 17 7. Gabriella Girindani Sembiring 1, Surya Dharma 2, Irnawati Marsaulina 3 (2015) 18 Judul pontianak Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada sambal makanan yang dijual oleh warung makan di sekitar universitas diannuswantoro semarang Analisis personal hygiene pada penjual makanan tradisional gado gado di kelurahan pisangan, cempaka putih dan cireundeu ciputat timur Penilaian higiene dan sanitasi penjualan makanan peceldan pemeriksaan bakteri salmonella di kecamatan medan Helvetia Desain studi Study Variabel bebas dan terikat Faktor-faktor yang berhubungan Keberadaan bakteri escherichia coli pada sambal makanan Analisis personal hygiene Penjual makanan tradisional gado gado Observasi Higiene dan sanitasi penjualan makanan pecel Pemeriksaan bakteri salmonella Hasil Tidak ada hubungan antara sanitasi makanan dan sumber air bersih dengan angka kuman pada sate ayam di kota Pontianak. Ada hubungan antara higiene penjual dengan keberadaan bakteri E.coli pada sambal makanan (p= 0,013) Tidak adanya hubungan dengan personal hygiene pada penjamah makanan gado - gado. Ada hubungan dengan hygiene dan sanitasi penjualan makanan pecel. Dari tabel diatas diketahui perbedaan penelitian yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Gabriella Girindani Sembiring 1, Surya Dharma 2, Irnawati Marsaulina 3, meskipun desain penelitian sama namun, variabel, lokasi, populasi dan sampel yang diteliti berbeda. Dalam penelitian ini dilakukan pada pedagang pecel, dengan keberadaan bakteri Escherichia coli studi yang digunakan studi penelitian observasional analitik, sedangkan penelitian Gabriella Girindani Sembiring 1, Surya Dharma 2, Irnawati Marsaulina 3, yaitu pada pemeriksaan bakteri salmonella pada makanan pecelstudi yang digunakan studi penelitian observasi. 7