Bab 4 Termodinamika Kimia

dokumen-dokumen yang mirip
Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan

-Ibnu Fariz A -Akhmad Rivaldi C -Ghanang Samanata Y -Fadlan Izra -Raihan Aldo -Dimas Nur. Kelompok 6 Termokimia, Arah dan Proses

PHYSICAL CHEMISTRY I

HUKUM TERMODINAMIKA I

I. Hukum Kedua Termodinamika

Termodinamika Usaha Luar Energi Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (I) Dr. Ifa Puspasari

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

Heat and the Second Law of Thermodynamics

Sulistyani, M.Si.

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain

HUKUM TERMODINAMIKA II Thermodynamics: An Engineering Approach, 5th edition by Yunus A. Çengel and Michael A. Boles

Hukum Termodinamika II

Bab I Thermodinamika untuk Teknik Lingkungan

Hukum Termodinamika 1. Adhi Harmoko S,M.Kom

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

TERMOKIMIA PENGERTIAN HAL-HAL YANG DIPELAJARI

Diktat Kimia Fisika SIFAT-SIFAT GAS

W = p V= p(v2 V1) Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai

BAB III PERUMUSAN MODEL MATEMATIS SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON

BAB 10 SPONTANITAS DAN KESETIMBANGAN Kondisi Umum untuk Kesetimbangan dan untuk Spontanitas

SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER 1-PROPANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**)

SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER ETANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**)

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

KESETIMBANGAN FASE DALAM SISTEM SEDERHANA (ATURAN FASE)

NAMA : FAHMI YAHYA NIM : DBD TEKNIK PERTAMBANGAN TERMODINAMIKA DALAM KIMIA TERMODINAMIKA 1 FISIKA TERMODINAMIKA 2 FISIKA

Termodinamika Material

SIFAT TERMODINAMIK SISTEM BINER METANOL-AIR*) Oleh: Isana SYL**)

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

KESETIMBANGAN FASA. Sistem Satu Komponen. Aturan Fasa Gibbs

4. Hukum-hukum Termodinamika dan Proses

I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep

DEPARTEMEN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)

11/25/2013. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Teori Kinetika Gas. Tekanan. Tekanan. KINETIKA KIMIA Teori Kinetika Gas

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi

TERMODINAMIKA & FISIKA STATISTIK

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

KESETIMBANGAN FASA. Komponen sistem

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting

Diagram Latimer (Diagram Potensial Reduksi)

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN

Pengertian Dasar Termodinamika Termodinamika secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas dinamika panas suatu sistem Termo

Teori Kinetik Gas. C = o C K K = K 273 o C. Keterangan : P2 = tekanan gas akhir (N/m 2 atau Pa) V1 = volume gas awal (m3)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA

larutan yang lebih pekat, hukum konservasi massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume dan teori

TERMODINAMIKA HUKUM KE-0 HUKUM KE-1 HUKUM KE-2 NK /9

Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kesetimbangan fase. Pak imam

1. Sistem dan Lingkungan. 2. Macam-Macam Sistem. 3. Perubahan Terhadap Sistem. Energetika Kimia

WUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:

FISIKA DASAR HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

SISTEM DAN LINGKUNGAN

SAP-GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

Bab VIII Teori Kinetik Gas

Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila temperaturnya sama.

HUKUM I TERMODINAMIKA

Fisika Dasar I (FI-321)

V. Potensial Termodinamika

SEL ELEKTROLISIS. Tujuan: Mengetahui Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG, dan ΔS. Widya Kusumanngrum ( ) Program Studi Pendidikan Kimia

Fisika Panas 2 SKS. Adhi Harmoko S

WEEK 8,9 & 10 (Energi & Perubahan Energi) TERMOKIMIA

Sulistyani M.Si

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Kalor dan Hukum Termodinamika

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

3. Termodinamika Statistik

Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan B dalam kesetimbangan termal satu sama lain

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

MAKALAH HUKUM 1 TERMODINAMIKA

Daftar Isi. x II

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

BAB V SIFAT-SIFAT ZAT MURNI

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

Nama Mata Kuliah/kode Termodinamika/ FIS 509. Jumlah Kredit 3 SKS. Status Mata Kuliah MKBS; Wajib

Soal Teori Kinetik Gas

Bahasan: Mempelajari kecepatan/laju reaksi suatu proses/perubahan kimia. reaksi berlangsung mekanisme reaksi

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

BAB IV PEMODELAN DAN SIMULASI SEL BAHAN BAKAR MEMBRAN PERTUKARAN PROTON DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB/SIMULINK

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

Transkripsi:

Bab 4 Termodinamika Kimia Kimia Dasar II, Dept. Kimia, FMIPA-UI, 2009

Keseimbangan Pada keseimbangan Tidak stabil Stabil secara lokal Lebih stabil 2 2

Hukum Termodinamika Pertama Energi tidak dapat diciptakan maupun ditiadakan Total energi alam semesta (universe) adalah tetap Energi dapat diubah dari satu bentuk energi kebentuk energi lain atau dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya 3 3

Proses Spontan Adalah proses yang berlangsung tanpa pengaruh dari luar Contoh : Gas dalam tabung B akan secara spontan berefusi ke dalam tabung A (karena tabung A vakum), tetapi setelah kedua tabung berisi gas, gas tidak dapat kembali secara spontan ke dalam tabung B 4 4

Proses Spontan Proses yang berjalan spontan tidak harus berlangsung dengan laju reaksi yang dapat diamati, seperti paku besi yang berkarat Proses yang berjalan spontan ke suatuarahadalahtidakspontanke arah sebaliknya 5 5

Proses Spontan Proses yang berlangsung spontan pada suatu temperatur, mungkin berlangsung tiak spontan pada temperatur lain Contoh: Es mencair pada temperatur T > 0 O C, tetapi air menjadi es terjadi secara spontan pada T < 0 O c 6 6

Proses Reversibel Proses perubahan yang reversibel adalah bila sistem berubah dengan cara sedemikian hingga sistem dan lingkungannya dapat kembali ke keadaan awal dengan membalikkan proses perubahan dengan cara yang tepat sama Perubahan perubahan terjadi secara kecil tak terhingga 7 7

Proses irreversible Pada proses yang irreversibel sistem dan lingkungan sistem tidak dapat dikembalikan ke keadaan awal tanpa kerja Semua proses spontan/riil/alami adalah irreversibel Perubahan yang reversibel menghasilkan sejumlah kerja maksimum : w rev = w maks 8 8

Entropi Entropi, S adalah sebuah term baru yang diungkap-kan oleh Rudolph Clausius dalam abad ke 19, yang meyakinkan pentingnya rasio kalor yang dipindahkan dan temperatur pada mana kalor dipindahkan, yaitu q/t Entropi dapat dipikirkan merupakan suatu ukuran ketidakaturan suatu sistem Entropi berkaitan dengan berbagai moda gerakan dalam molekul Entropi adalah fungsi keadaan, sehingga : ΔS = S akhir S awal 9

Entropi Untuk proses yang terjadi pada temperatur tetap (proses isotermal) : q ΔS = rev T dimana q rev adalah kalor yang dipindahkan bila perubahan proses dilakukan secara reversibel pada temperatur tetap T adalah temperatur Kelvin 10 10

Hukum Termodinamika Kedua Menyatakan bahwa entropi alam semesta tidak berubah untuk proses reversibel dan bertambah untuk proses spontan/irreversibel Reversibel (ideal) : DS univ = DS sistem + DS lingkungan = 0 Irreversibel (riil, spontan) DS univ = DS sistem + DS lingkungan > 0 Entropi sistem individu dapat berkurang, meskipun entropi alam semesta bertambah untuk proses riil/spontan 11 11

Entropi pada Skala Molekular Ludwig Boltzmann menggambarkan konsep entropi pada tingkatan molekular dengan pemikiran : Temperatur adalah suatu ukuran dari energi kinetik rata-rata molekul Molekul melakukan beberapa tipe gerakan, yaitu translasi : gerakan dari keseluruhan molekul dari satu tempat ke tempat lain vibrasi : gerakan atom-atom dalam molekul secara periodik rotasi : gerakan berputar molekul terhadap sumbu rotasi atau rotasi terhadap ikatan ikatan σ 12 12

Entropi pada Skala Molekular Ludwig Boltzmann membayangkan molekul molekul dalam gerakannya pada suatu saat waktu tertentu dan menyatakannya sebagai keadaan mikro (microstates) sistem termodinamika Tiap keadaan termodinamika memiliki sejumlah spesifik keadaan mikro yang berkaitan, W dan entropi adalah : S = k ln W dimana k adalah tetapan Boltzmann, 1,38 x 10 23 J/K 13 13

Entropi pada Skala Molekular Akibatnya adalah : * lebih banyak partikel keadaan mikro lebih banyak entropi lebih besar * temperatur lebih tinggi keadaan energi lebih banyak entropi lebih besar * struktur yang kurang rapat (gas terhadap padatan) keadaan mikro lebih banyak entropi lebih besar 14 14

Entropi pada Skala Molekular Berdasarkan jumlah keadaan mikro, maka entropi cenderung meningkat dengan meningkatnya : * temperatur * volum (gas) * kebebasan gerak molekul 15 15

Entropi dan Keadaan Fisik Materi Entropi meningkat dengan bertambahnya kebebasan gerak molekul, sehingga S(g) > S(l) > S(s) 16 16

Entropi dan Keadaan Fisik Materi Zat padat yang melarut menjadi ion-ionnya memiliki entropi yang lebih besar, karena terdapat lebih banyak keadaan mikro. Walaupun beberapa molekul air entropinya berkurang karena bergabung di sekeliling ion, umumnya secara keseluruhan terjadi peningkatan entropi. 17 17

Perubahan perubahan Entropi Pada umumnya entropi bertambah bila : Terbentuk gas dari cairan dan padatan Cairan atau larutan terbentuk dari padatan Jumlah molekul gas bertambah Jumlah molekul bertambah 18 18

Hukum Termodinamika Ketiga Entropi zat kristal murni pada temperatur T = 0 K adalah nol 19 19

Hukum Termodinamika Ketiga Berdasarkan entropi zat kristal murni pada temperatur T = 0 K adalah nol, maka ilustrasi entropi zat padat, cairan dan gas adalah : 20 20

Besaran Entropi Standar Tabel 19.2 adalah nilai entropi molar zat dalam keadaan standar, S o (ditentukan pada P = 1 bar dan T dipilih 298 K) Nilai entropi standar cenderung bertambah dengan meningkatnya massa molar 21 21

Besaran Entropi Standar Molekul molekul besar dan lebih kompleks memiliki nilai entropi standar yang besar : Perubahan entropi untuk reaksi kimia dapat dihitung dengan cara yang sama seperti untuk DH : ΔS reaksi = ΣS reaktan ΣS produk 22 22

Sistem dan Lingkungan Sistem Kalor yang mengalir ke dalam atau keluar dari sistem menyebabkan perubahan entropi lingkungan dan untuk proses isotermal : ΔS lingkungan q T Pada tekanan tetap, q sistem adalah ΔH o untuk sistem, sehingga : ΔS lingkungan Pada perubahan fase (proses isotermal) : ΔS lingkungan = = q T = sistem q T sistem = sistem = ΔH T ΔH T sistem sistem 23 23

Sistem dan Lingkungan Sistem Alam semesta (universe) terdiri dari sistem dan lingkungan, sehingga : S ΔS ΔS universe lingkungan lingkungan = ΔS = ΔH T = ΔS sistem sistem sistem + + ΔS ΔH T lingkungan sistem S universe = ΔS sistem + - ΔH sistem = Gibbs Free Energy 24 24

Sistem dan Lingkungan Sistem Untuk perubahan pada sistem : TΔS universe = T ΔSsistem + -ΔH sistem = Gibbs Free Energy TΔS universe = T ΔSsistem + -ΔH sistem ΔG = ΔH sistem TΔSsistem 25 25

Sistem dan Lingkungan Sistem Energi bebas Gibbs, ΔG didefinisikan sebagai ΔG = TΔ S universe Untuk proses spontan : karena itu : ΔG < 0 ΔS universe > 0 ΔG lebih mudah ditentukan dari pada ΔS universe, sehingga digunakan ΔG untuk menyimpulkan proses proses yang spontan/riil 26 26

BilaΔnegatif, reaksi ke kanan adalah spontan Bila ΔG = 0, sistem berada pada keseimbangan Bila ΔG positif, reaksi yang spontan adalah reaksi sebaliknya Energi Bebas Gibbs 27 27

Perubahan Energi Bebas Standar Energi bebas pembentukan standar, ΔG fo adalah analog dengan entalpi pembentukan standar, ΔH f o ΔG f = ΣΔG reaktan ΣΔG produk ΔG o dapat dilihat pada Tabel atau dihitung dari S o dan ΔH o, ΔG = ΔH sistem T sistem yang diasumsikan tidak tergantung Δ S pada T ΔG = ΔH sistem TΔS sistem Persamaan ini menunjukkan bagaimana ΔG o berubah dengan temperatur 28 28

Energi Bebas dan Temperatur Persamaan energi bebas terdiri dari term entalpi, ΔH o dan term entropi TDS dan ketergantungan energi bebas pada temperatur ditimbulkan dari term entropi Dengan mengetahui tanda (+ atau ) dari ΔS atau ΔH, diperoleh tanda untuk ΔG dan menentukan apakah reaksi berlangsung secara spontan. 29 29

Energi Bebas dan Kesetimbangan Bila ΔG = 0, sistem berada pada keseimbangan, sehingga ΔG berkaitan dengan tetapan keseimbangan, K sebagai dimana ΔG o adalah energi bebas standar (pada P = 1 bar atau 1 atm) Pada kondisi tidak standar : Q adalah hasil bagi reaksi (hasil kali konsentrasi produk/hasil kali konsentrasi reaktan) 30 30

Daftar Pustaka Brown, Lemay, Bursten, Murphy, Chemistry The Central Science, 11th eds, Pearson Educational International, 2009, hal. 800 840. 31