PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK ASPAL (RING AND BALL TEST) (PA ) (AASHTO-T53-74) (ASTM-D36-69)

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

PENGARUH PROSES PEMANASAN PADA ASPAL. M.T. Gunawan Mahasiswa Doktor Teknik Sipil Undip Semarang. Abstrak 2.

JOB SHEET PRATIKUM KONSTRUKSI JALAN

METODE PENGUJIAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN ASPAL

Cara uji penetrasi aspal

BAB 3 METOTOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

Cara uji daktilitas aspal

Foto Alat. Pengujian Marshall

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan. Pengujian Bahan

optimum pada KAO, tahap III dibuat model campuran beton aspal dengan limbah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

dahulu dilakukan pengujian/pemeriksaan terhadap sifat bahan. Hal ini dilakukan agar

Penelitian ini menggunakan tiga macam variasi jumlah tumbukan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rencana kerja ditunjukkan oleh Gambar 3.1, yang merupakan bagan alir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. pasir pantai (Pantai Teluk Penyu Cilacap Jawa Tengah), di Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam

BAB III METODE PENELITIAN. perihal pengaruh panjang serabut kelapa sebagai bahan modifier pada campuran

METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari persiapan,

Gambar 4.1. Bagan Alir Penelitian

METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

I Persiapan Penyediaan Sampel Agregat dan Aspal (Bitumen)

Cara uji berat jenis aspal keras

BAB IV Metode Penelitian METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

Cara uji penyulingan aspal cair

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pemeriksaan mutu bahan yang berupa serat ijuk, agregat dan aspal, perencanaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut adalah diagram alir dari penelitian ini : MULAI. Studi Pustaka. Persiapan Alat dan Bahan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

Cara uji elastisitas aspal dengan alat daktilitas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan selama penelitian di laboratorium adalah sebagai berikut:

METODOLOGI PENELITIAN. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada penulisan ini merupakan serangkaian penelitian

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas, diatas tanah dasar secara aman

Lampiran 1. Hasil Uji Agregat Kasar Dengan Mesin Impact Test

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Bagan Alir FCR Dengan Cara PRD. gambar grafik Marshall

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

METODE PENGUJIAN KADAR AIR ASPAL EMULSI

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

PENGARUH UKURAN BUTIRAN MAKSIMUM 12,5 MM DAN 19 MM TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-WC

Gambar 4.1 Bagan alir penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

Dengan kata lain, penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alur seperti pada gambar 5.1.

Cara uji kelarutan aspal modifikasi dalam toluen dengan alat sentrifus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipresentasikan pada gambar bagan alir, sedangkan kegiatan dari masing - masing

SIFAT SIFAT FISIK ASPAL

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

STUDY PERSYARATAN FISIK ASPAL MODIFIKASI DENGAN PEMANFAATAN KARET ALAM SIKLIK (CYCLIC NATURAL RUBBER) Oleh: ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian adalah sebagai berikut : PERSIAPAN. AGREGAT BNA ASPAL pen 60/70 JERAMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : meningkat dan menurun terlihat jelas.

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INDIKATOR -INDIKATOR UNJUK KERJA UNTUK PENYUSUNAN KURIKULUM PELATIHAN

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Penggunaan Limbah Las Karbit Sebagai Substitusi Sebagian Aspal Shell Pen 60

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

BAB IV METODE PENELITIAN A.

BAB IV PENGUJIAN JOB MIX FORMULA

METODE PENGUJIAN KADAR RESIDU ASPAL EMULSI DENGAN PENYULINGAN

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(Data Hasil Pengujian Agregat Dan Aspal)

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

Cara uji titik nyala dan titik bakar aspal dengan alat cleveland open cup

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

Transkripsi:

(PA-0302-76) (AASHTO-T53-74) (ASTM-D36-69) 1. TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan ini untuk menentukan angka titik lembek aspal yang berkisar dari 30⁰C sampai dengan 157⁰C dengan cara ring and ball. Titik lembek merupakan temperatur pada saat bola baja dengan berat tertentu, mendesak turun lapisan aspal yang tertahan dalam cincin, berukuran tertentu, sehingga aspal menyentuh pelat dasar yang terletak dibawah cincin pada jarak 25.4 mm, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu. 2. PERALATAN a. Cincin; dua cincin yang terbuat dari bahan kuningan b. Pelat persiapan benda uji; dengan permukaan halus terbuat dari bahan kuningan ukuran ±(50 mm x 75 mm) c. Bola baja; dua bola baja dengan diameter 9,5 mm, setiap bola mempunyai berat (3,5 ± 0,05) gram d. Pengarah bola; dua pengarah bola terbuat dari bahan kuningan, untuk meletakkan bola di tengah cincin, untuk setiap bola satu bentuk dan dimensi. e. Bejana perendam; gelas kimia tahan panas, mempunyai ukuran diameter dalam tidak kurang dari 85 mm dan tinggi tidak kurang dari 120 mm dari dasar bejana yang mendapat pemanasan. f. Dudukan benda uji yang terdiri dari; pemegang cincin dan peralatannya, terbuat dari bahan kuningan digunakan untuk meletakkan 2 cincin berisi lapisan aspal yang diletakkan pada posisi horizontal. g. Thermometer

3. BENDA UJI a. Panaskan contoh, aduk dengan teratur untuk menghindari pemanasan berlebih pada suatu tempat dan menghindari terjadinya gelembung pada saat benda uji dituang, setelah cair aspal siap untuk dituang. b. Panaskan aspal tidak lebih dari 2 jam sampai temperatur penuangan dapat lebih 110 ⁰C atau dari atas titik lembek aspal yang diperkirakan. c. Bila pengujian harus diulangi, maka gunakan contoh uji yang baru pada wadah yang bersih. d. Tuangkan aspal yang telah dipanaskan kedua cetakan cinicn sampai berlebih. Diamkan benda uji selama 30 menit pada temperatur ruang. e. Bila benda uji telah dingin, potong bagian aspal yang berlebih diatas cincin dengan pisau atau spatula panas, sehingga lapisan aspal pada cincin penuh dan rata dengan bagian atas cincin. 4. PROSEDUR PERCOBAAN a. Siapkan peralatan, benda uji, pengarah bola dan termometer. b. Isi bejana gelas dengan air suling (suhu ± 5⁰C) sampai dengan 105±3 mm, masukkan peralatan pada tempatnya dalam bejana gelas. c. Letakkan termometer diantara kedua benda uji, periksa dan aturlah supaya jarak antara dasar benda uji dengan pelat dasar menjadi 25,4mm. d. Letakkan bola baja yang bersuhu ±5⁰C diatas dan ditengah masing-masing benda uji menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola. e. Panaskan bejana yang berisi air suling sehingga kenaikkan suhu menjadi 5⁰C per menit, kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil kecepatan pemanasan rata-rata dari awal dan akhir pengujian, untuk 3 menit pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh 0,5⁰C; f. Kemudian dilakukan pembacaan waktu untuk setiap kenaikkan suhu 5⁰C hingga benda uji menyentuh pelat dasar (pengujian dihentikan) dan diperoleh titik lembek dari benda uji tersebut.

5. PERHITUNGAN Amati terus kenaikkan suhunya sampai bola baja jatuh dan menyentuh pelat akibat aspal melunak. Catatlah waktu yang diperlukan (dalam detik) untuk setiap kenaikkan suhu kelipatan 5⁰C. PEMERIKSAAN I PEMERIKSAAN II No. Waktu (menit) Suhu ( o C) No. Waktu (menit) Suhu ( o C) 1 0 5 1 0 5 2 2,31 10 2 2,31 10 3 4,42 15 3 4,42 15 4 6,45 20 4 6,45 20 5 9,10 25 5 9,10 25 6 11,28 30 6 11,28 30 7 14.00 35 7 14.00 35 8 16,41 40 8 16,41 40 9 19,04 43,5 9 19,36 44 Temperatur pada saat bola menyentuh pelat dasar: I. 43,5 II. 44 o C o C Temperatur titik lembek (Ring & Ball) rata-rata : 43,75 o C

7. KESIMPULAN 1. Dari hasil percobaan diperoleh derajat titik lembek (supaya aspal menjadi lembek) adalah pemanasan sampai pada suhu 49⁰C dalam rata-rata. 2. Menurut ketentuan Bina Marga AC 60/70 mempunyai derajat titik lembek antara 48⁰C - 58⁰C. 3. Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa yang diuji memenuhi persyaratan untuk titik lembek aspal menurut Bina Marga. 8. REFERENSI 1. Buku Pedoman Praktikum Jalan Raya Departemen Teknik Sipil USU 2. Silvia, Sukirman, Perkerasan Lentur Jalan Raya 3. Laporan Praktikum Jalan Raya.

6. GAMBAR ALAT Thermometer