II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit di klasifikasikan sebagai berikut :

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III.TATA CARA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Atrika), Jacq berasal dari nama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang

PENDAHULUAN Tanaman kelapa kopyor (Cocos nucifera L var. Kopyor) merupakan tanaman kelapa yang secara genetik menghasilkan buah kelapa dengan ciri

3. METODE DAN PELAKSANAAN

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

III. BAHAN DAN METODE

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. MATERI DAN METODE

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN BANTAENG TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura : Kompetensi Kejuruan

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

Tata Cara penelitian

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula (bakal akar). Selanjutnya akar ini akan mati dan kemudian disusul dengan tumbuhnya sejumlah akar yang berasal dari pangkal batang. Akar ini disebut akar serabut atau radic adventica (Wahyuni, 2007). Pengelompokan akar berdasarkan diameternya disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Pengelompokan Akar Berdasarkan Diameter. Nama Akar Diameter (mm) Primer 5-10 Sekunder 2-4 Tertier 1-2 Kuarter 0,1-0,3 Sumber : Wahyuni, 2007. Akar primer tumbuh ke bawah sampai kedalaman 1,5 m, pertumbuhan ke samping akar ini sampai ± 6 m dari pangkal pohon. Jumlah terbanyak pada jarak 2-2,5 m dari pohon dan pada kedalaman 20-25 cm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuarter yang berada pada kedalaman 0-6 0 cm dan jarak 2-2,5 m dari pangkal pohon (Wahyuni, 2007). 1

2. Batang Tanaman kelapa sawit memiliki batang yang lurus dan tidak bercabang. Batang kelapa sawit tidak memiliki kambium. Batak pokok tunggal, tidak berdahan dan mempunyai pelepah di ujungnya. Pelepah ini tersusun secara lingkaran dan tiap pelepah yang tua mempunyai helai daun dan duri. Setiap tahun dua puluh atau tiga puluh pelepah daun akan ditunas, tergantung umur pohon tersebut. Pada tanaman dewasa diameter batang kelapa sawit 45 60 cm. Pelepah/daun menempel membalut batang. Kecepatan tumbuh 35 75 cm/tahun. Sampai tanaman berumur 3 tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah yang belum ditunas. Pada umur 25 tahun tinggi batang mencapai 13 18 meter (LPP, 2004). Perkembangan tinggi batang kelapa sawit normal disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Tinggi Batang Kelapa Sawit Normal. Umur (tahun) Tinggi (m) Umur (tahun) Tinggi (m) Umur (tahun) Tinggi (m) 3 1,6 11,0 7,5 19,0 11,5 4 2,2 12,0 8,4 20,0 11,9 5 2,6 13,0 8,9 21,0 12,2 6 3,8 14,0 9,8 22,0 12,4 7 4,5 15,0 10,0 23,0 13,0 8 5,4 16,0 10,5 24,0 12,3 9 5,7 17,0 11,0 25,0 14,0 10 6,7 18,0 11,3 Sumber: LPP, 2004. 2

3. Daun Daun kelapa sawit berupa daun tunggal dengan susunan tulang tulang daun menyirip. Pada tanaman muda kelapa sawit mengeluarkan 30 daun (pelepah) per tahun dan pada tanaman tua antara 18 24 pelepah. Jumlah daun yang dipertahankan di tajuk pada tanaman dewasa adalah 40 46 buah, selebihnya dibuang pada saat panen atau penunasan. Tahap perkembangan daun kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Tahap Perkembangan Daun. Tahap Perkembangan Lanceolate Daun awal yang keluar pada masa pembibitan berupa helaian yang utuh. Bifurcate Pinnate Bentuk daun dengan helai daun sudah pecah bagian ujung yang belum terbuka. Bentuk daun dengan helaian yang sudah membuka sempurna dengan anak daun ke atas dan ke bawah. 4. Bunga Kelapa sawit merupakan tumbuhan berumah satu (monoceous) yaitu pada satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dan betina berada pada rangkaian yang terpisah. Terkadang dijumpai bunga hemaprodit yaitu terdapat bunga jantan dan betina pada satu rangkaian. Bunga tumbuh di setiap ketiak pelapah, potensinya dapat tumbuh jadi bunga betina atau jantan sangat tergantung dari faktor genetis, lingkungan, kesuburan tanah dan umur tanaman (Hakim, 2007). Dari setiap ketiak pelepah akan keluar bunga jantan atau bunga betina. Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur ± 14 sampai 18 bulan. Dalam satu tahun jumlah bunga jantan dan betina adalah 15 sampai 25 pada tanaman muda dan 8 sampai 15 pada tanaman dewasa. 3

5. Buah Buah kelapa sawit tersusun dalam satu tandan. Diperlukan waktu 5,5 sampai 6,0 bulan dari saat penyerbukan sampai matang panen. Dalam satu rangkaian terdapat ±1800 buah yang terdiri dari buah luar, buah tengah, dan buah dalam yang ukurannya kecil karena posisi yang terjepit mengakibatkan tidak berkembang dengan baik. Berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman, kesuburan tanah dan pemeliharaan. Berat satu buah bervariasi 15-30 gr, panjang 3 5 cm. Buah matang yang lepas dari tandan disebut brondolan (Wahyuni, 2007). B. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit 1. Iklim Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 12 0 LU - 12 0 LS. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5 7 jam per hari. Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat juga untuk memacu pembentukan bunga dan buah (Silitonga, 2011). Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Secara umum, suhu optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24 0 C 38 0 C dengan suhu terendah 18 0 C dan tertinggi 32 0 C. Ketinggian tempat optimum untuk kelapa sawit adalah 0 400 mdpl. Pada ketinggian tempat lebih dari 500 mdpl, pertumbuhan kelapa sawit akan terhambat dan produksinya pun akan rendah (Setyamidjaja, 2006). 4

2. Media Tanam/ Tanah Jenis tanah untuk budidaya kelapa sawit harus memenuhi standart atau persyaratan yang dapat menunjang pertumbuhan dan produksi yang optimal. Tanah yang digunakan untuk media pada pembibitan kelapa sawit adalah adalah lapisan atas (top soil) dan tidak bercampur dengan batu - batu/kerikil. Beberapa hal yang menentukan sifat fisik lapisan tanah adalah tekstur, konsistensi, kemiringan tanah, permeabilitasi, ketebalan lapisan tanah dan kedalaman permukaan tanah. Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, drainase baik, permeabilitasi sedang dan memiliki solum yang tebal ( sekitar 80 cm), tanpa lapisan padas, tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20 60%, debu 10 40%, dan liat 20 50%. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai, berpasir dan tanah gembur tebal. C. Pembibitan Kelapa Sawit Pembibitan merupakan serangkaian kegiatan untuk mempersiapkan bahan tanaman, meliputi persiapan media, pemeliharaan, seleksi bibit hingga siap untuk ditanam di lapangan. Menurut Risza, 1994, pembibitan kelapa sawit merupakan titik awal yang paling menentukan masa depan pertumbuhan kelapa sawit di lapangan. Bibit yang unggul merupakan modal dasar untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Pertumbuhan bibit yang sehat merupakan faktor yang sangat penting untuk memperoleh tanaman yang baik di lapangan kelak. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh jenis persilangan, media tanam, hama penyakit, pemupukan dan sebagainya. Sasaran pembibitan adalah menyediakan bibit kelapa sawit yang unggul dan siap ditanam di areal perkebunan dengan berbagai macam kondisi lingkungan. Kualitas bibit dipengaruhi oleh 5

beberapa faktor yaitu, jenis bibit atau potensi genetik, kultur teknis dalam penanaman dan pemeliharaan bibit dan seleksi bibit. Bibit harus ditanam di lapangan umur 10-12 bulan. Ada dua jenis pembibitan, yaitu pembibitan dua-tahap dan satu-tahap. Di proyek - proyek baru yang membutuhkan bibit dalam jumlah besar dan harus dikembangkan dalam jangka waktu yang singkat, sebaiknya digunakan pembibitan dua-tahap. Hal tersebut diperlukan karena untuk persiapan lahan pada awalnya hanya dibutuhkan areal yang lebih sempit. Di samping itu akan lebih mudah untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan serta tersedia waktu yang cukup untuk persiapan lainnya. D. Pemeliharaan pembibitan 1. Penyiraman a. Pre-Nursery Umumnya penyiraman dilakukan 2x sehari yaitu pagi dan sore hari. Namun jika terjadi hujan yang cukup maka tidak perlu dilakukan penyiraman. Sebelum menyiram perlu melakukan pemeriksaan tingkat kebasahan tanah. Jika tanah masih basah maka tidak perlu dilakukan penyiraman, sementara jika air menggenang maka gunakan kayu untuk menusuk tanah agar air keluar polibag. Jangan biarkan air menggenang karena akan menghambat pertumbuhan bibit (Darmosarkoro, dkk, 2008). b. Main-Nursery Penyiraman yang cukup dan efisien sangat penting untuk mendapatkan tanaman yang jagur, sehat dan homogen. Air yang digunakan haruslah cukup bersih dan sesuai standar untuk bibit kelapa sawit, sedangkan kebutuhan air di Main Nursery sangat ditentukan oleh umur bibit, dimana semakin besar bibit memerlukan air semakin banyak. 6

Frekuensi penyiraman yang dapat memenuhi kebutuhan akan air adalah satu atau dua kali sehari. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa air harus didistribusikan secara merata agar bibit mendapat air dalam jumlah sesuai dengan kebutuhannya (Darmosarkoro, dkk, 2008). Kebutuhan air berdasarkan umur bibit di Main Nursery disajikan pada tabel 4. Tabel. 4 Kebutuhan Air Berdasarkan Umur Bibit di Main Nursery. No Umur Bibit (bulan) Jumlah air Liter/bibit/hari 1. 0-2 0,6 2. 3. 4. 2-4 0,7 4-6 1,0 > 6 1,5 Sumber : Darmosarkoro, dkk. 2008. 2. Mulching Penggunaan mulsa pada pembibitan Main Nursery bertujuan untuk menghindari memadatnya permukaan tanah, mencegah penguapan air, menambah unsur hara dalam tanah dan mengatur kelembaban tanah pada musim kemarau. Mulsa yang digunakan biasa berupa cangkang biji sawit (limbah pabrik) sebanyak 1 kg/polybag atau cacahan daun alang-alang dan sejenisnya. 3. Penyiangan Penyiangan dilakukan setiap 15 hari sekali pada 3 bulan pertama, selanjutnya 1 bulan sekali secara manual. Hindarkan penggunaan herbisida pada bibitan, walau di antara polibag (Hakim, 2007). 7

4. Pengendalian Hama dan Penyakit Secara umum, ada tiga jenis gangguan yang dapat menghambat pertumbuhan bibit, yaitu serangan hama, penyakit yang disebabkan oleh patogen, dan penyakit fisiologis. Hama umumnya merupakan jasad makro yang kasat mata, sedangkan penyakit biasanya disebabkan oleh jasad renik, seperti cendawan,bakteri dan lain-lain. Serangan hama yang sering terjadi di Pre Nursery adalah serangan Apogonia sp. Serangan hama ini dapat dikendalikan dengan cara penyemprotan pestisida. Penyakit yang yang sering dijumpai adalah penyakit bercak daun, Helminthosporium dan Antraknosa, dikendalikan dengan fungisida ataupun pengguntingan bagian daun tanaman yang terserang. Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang di pembibitan utama (Main Nursery) yaitu penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Curvularia sp. dan Helminthosporium sp, antraknosa yang disebabkan oleh Botrydiplodia sp, penyakit akar yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp dan Phythium sp. Hama yang umumnya terdapat pada pembibitan utama (Main Nursery) adalah Apogonia sp, belalang, kutu daun, jangkrik, ulat api, siput, ulat kantong, tikus. E. Pemupukan di pembibitan a. Pre-Nursery Pelaksanaan pemupukan dikelompokkan menjadi dua jadwal, yaitu minggu genap dan minggu ganjil. Minggu genap (minggu ke 4, 6,8,10,12) dengan pupuk majemuk (contohnya Rustika) 15.15.6.4 konsentrasi 0,2% (2gr/L air). Minggu ganjil (minggu ke 5,7,9,11) dengan urea 0,2%. Semua pupuk harus di larutkan. Pemupukan dilakukan pagi hari setelah selesai penyiraman (LPP, 2004). 8

Tidak dianjurkan menggunakan pupuk granular pada pembibitan awal karena dapat mengakibatkan daun gosong (scorch) (Sianipar, 2010). b. Main-Nursery Pemupukan organik menggunakan kotoran sapi atau ayam tidak dlrekomendasikan, karena kotoran yang tidak tercampur merata dengan tanah akan menyebabkan pertumbuhan bibit yang tidak seragam sehingga akan menyulitkan pada saat seleksi bibit. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara menaburkan secara melingkar dengan radius 3 cm dari leher bibit. Kontak langsung pupuk dengan leher dan daun bibit dapat menyebabkan bibit terbakar. pada tabel 5. Standar dosis pemupukan pada pembibitan utama (Main Nursery) kelapa sawit disajikan Tabel 5. Standar Dosis Pemupukan pada Pembibitan Utama (Main Nursery) Kelapa Sawit. Umur Jenis dan dosis pupuk (Minggu) NPKMg NPKMg 15.15.6.4 12.12.17.2 Dolomit 14-15 2,5 - - 16-17 5 - - 18-20 7,5 - - 22-24 10 - - 26-10 - 28-10 5 30-10 - 32-10 5 34-15 - 36-15 7,5 38-15 - 40-15 7,5 42-20 - 44-20 10 46-20 - 48-20 10 50-25 - 52-25 10 Sumber: PPKS, 2012. 9

Pemberian pupuk pada bibit kelapa sawit sangat jelas memberikan menekan pertumbuhan. Bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan membutuhkan cukup banyak pupuk. Pedoman ukuran pertumbuhan bibit yang normal disajikan pada tabel 6. Tabel 6. Pedoman Ukuran Pertumbuhan Bibit yang Normal. Umur (bulan) Jumlah Daun Tinggi (Cm) Diameter Batang (Cm) 1 4,0 20 1,3 2 4,5 25 1,5 3 5,5 32 1,7 4 8,5 40 1,8 5 10,5 52 2,5 6 11,0 59 2,7 7 11,5 64 3,0 8 12,0 73 3,6 9 14,0 88 4,5 10 16,0 110 5,5 11 17,0 120 5,8 12 18,0 130 6,0 Sumber: LPP, 2004. 10