AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SUSU KEDELAI( SOYGHURT) DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

KUALITAS FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH NANAS (Ananas comosus) DENGAN PENAMBAHAN Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

PENGARUH PEMBUNGKUS YANG BERBEDA TERHADAP KADAR ETANOL DAN ORGANOLEPTIK TAPE UWI (Dioscorea alata L) NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurfahmia Azizah, 2015

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PEMANFAATAN BIJI TANAMAN KESUMBA (BIXA ORELLANA) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN C) UNTUK PEMBUATAN KUE BOLU

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi

Nita Triana 1, Darmawati 2, Imam Mahadi 3 Phone Number:

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KADAR VITAMIN C DAN SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN STROBERI (Fragaria sp) DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. satunya adalah buah kersen atau biasa disebut talok. Menurut Verdayanti (2009),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

PAPER BIOKIMIA PANGAN

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menghasilkan bau, sebagai zat harus bersifat menguap. Dua zat atau. atau saling menutupi (Setyaningsih, dkk., 2010).

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH PISANG KEPOK. PEMBUATAN CUKA ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN Acetobacter aceti DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB III METODE PENELITIAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

5.1 Total Bakteri Probiotik

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENGARUH PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuz polyrhizus) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIK YOGHURT SUSU SAPI

PEMANFAATAN BIJI KLUWIH (Arthocarpus altilis) DALAM PEMBUATAN SUSU ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EMY PRIYANA A 420 100 079 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG Emy Priyana, A 420 100 079, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014, 48 halaman Email: setiyakaemy@yahoo.com, no. Hp: 087717977558 ABSTRAK Fruitghurt merupakan produk fermentasi sari buah. Penelitian ini menggunakan sari kulit buah pisang sebagai bahan utama pembuatan fruitghurt. Fermentasi pada pembuatan fruitghurt kulit buah pisang menggunakan starter Lactobaccillus bulgaricus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kualitas pada fruitghurt kulit buah pisang yang ditambahkan sari tebu dan kayu secang yangbervariasi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Masing-masing ulangan menggunakan sari tebu 55% dan 60% sedangkan kayu secang 10 ml dan 20 ml. Analisis data secara deskriptif kuantitatif pada uji aktivitas antioksidan dan deskriptif kualitatif pada uji kualitas organoleptik dengan penilaian 15 koresponden. Hasil penelitian menunjukkan pada penambahan sari tebu 55% dan kayu secang 10 ml yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi yaitu 15,310%. Hasil uji organoleptik berupa data angket. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi sari tebu dan kayu secang tidak berpengaruh (tidak signifikan). Kata kunci: kulit buah pisang, fruitghurt, aktivitas antioksidan, organoleptik

PENDAHULUAN Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan berbagai mineral yang penting untuk tubuh. Bukan hanya buah pisang yang memiliki kandungan gizi yang tinggi, namun bagian lain dari pohon pisang, yaitu kulit pisang juga mengandung gizi tinggi. Selama ini kulit pisang hanya sebagailimbah pertanian yang cukup banyak, sehingga dalam hal ini kulit pisang dapat dimanfaatkan menjadi suatu bahan/produk makanan.kandungan glukosa yang masih cukup tinggi dalam kulit pisang ini merupakan salah satu komponen utama dalam fermentasi asam laktat. Fermentasi asam laktat biasanya menggunakan susu hewani maupun susu nabati, yang sering dikenal dengan nama yoghurt. Yoghurt yang dibuat dari buah-buahan dikenal dengan sebutan fruitghurt (Sumantri, 2004). Prinsip pembuatan fruitghurt adalah fermentasi buah dengan menggunakan bakteri.lactobacillus bulgaricus telah diketahui memegang peranan penting dalam menghasilkan asam laktat yang tinggi dalam pembuatan fruitghurt. Dalam proses pembuatan fruitghurt sebagian masyarakat biasanya menggunakan gula pasir yang banyak mengandung bahan kimia. Cara lain untuk memperoleh pemanis alami untuk menggantikan gula pasir adalah sari tebu dengan varietas tebu hijau (Saccharum officinarum L). Menurut Wheals et al (1999), tebu hijau (Saccharum officinarum L) berisi 12-17% total gula, yang 90% adalah sukrosa dan 10% adalah glukosa dan fruktosa. Pewarna merupakan komposisi yang penting pada jenis makanan tertentu karena biasanya jenis makanan yang tidak berwarna dapat merusak penampakannya. Oleh karena itu, penambahan pewarna makanan sangat diperlukan pada jenis makanan (Purba, 2003). Walaupun pewarna sintetik mudah didapat dengan harga relatif murah tetapi dapat berdampak negatif terhadap kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan pewarna alami agar tidak membahayakan tubuh dan aman untuk dikonsumsi. Salah satunya adalah kayu secang.

Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) mengandung lima senyawa aktif yangterkait dengan flavonoid baik sebagai antioksidanprimer maupun antioksidan sekunder (Safitri, 2002).Berdasarkan kandungan glukosa yang cukup tinggi dalam kulit pisang, memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan fruitghurt dengan difermentasikan oleh Lactobacillus bulgaricus. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalahnya adalah Bagaimana aktivitas antioksidan dan uji organoleptik friutghurt kulit pisang dengan penambahan sari tebu sebagai pemanis alami dan kayu secang sebagai pewarna alami? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan uji organoleptik fruitghurt kulit pisang dengan penambahan sari tebu sebagai pemanis alami dan kayu secang sebagai pewarna alami. METODE PENELITIAN Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015.Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Uji Antioksidan dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas Pertanian UNS.Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Tabel 3.1. Rancangan percobaan Sari Tebu T1 (55%) T2 (60%) Kayu Ulangan Ulangan Secang 1 2 3 1 2 3 S1 (10 ml) S2 (20 ml) Keterangan: T1S1: Sari tebu 55%, kayu secang 10 ml T1S2: Sari tebu 55%, kayu secang 20 ml T2S1: Sari tebu 60%, kayu secang 10 ml T2S2: Sari tebu 60%, kayu secang 20 ml

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Metode Eksperimen Metode eksperimen digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan percobaan langsung yaitu pembuatan fruithgurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebudan kayu secang. b. Metode Kepustakaan Metode studi pustaka merupakan bantuan dalam mencari sumber-sumber yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini untuk melengkapi landasan teori pembahasan yang digunakan dalam penyusunan skripsi. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan bantuan dalam mengambil gambar penelitian yang digunakan dalam mendokumentasikan alat bahan dan hasil penelitian dan alat yang digunakan adalah menggunakan kamera. d. Uji Aktivitas Antioksidan Uji Aktivitas Antioksidan dengan metode DPPH. Sample dari fruithgurt diekstrasi dengan 5 ml larutan metanol dan DPPH, mendiamkan dalam ruang gelap selama 20 menit, kemudian mengukur absorban pada panjang gelombang 517 nm. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Hasil uji aktivitas antioksidan fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu dan kayu secang adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 kadar aktivitas antioksidan pada 100 gram fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu dan kayu secang Perlakuan Ulangan 1 2 3 Rata-rata Keterangan T1S1 19,439 13,203 13,288 15,310**) Sari tebu 55%, kayu secang 10ml T1S2 8,838 12,834 12,306 11,326*) Sari tebu 55%, kayu secang 20ml T2S1 10,280 11,163 12,985 11,476 Sari tebu 60%, kayu secang 10ml T2S2 12,801 13,468 12,011 12,760 Sari tebu 60%, kayu secang 20ml Keterangan: **) : Kadar antioksidan tertinggi *) : Kadar antioksidan terendah

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa perbedaan penambahan konsentrasi sari tebu dan kayu secang menghasilkan perbedaan kadar antioksidann fruitghurtt kulit buah pisang pada masing-masing perlakuan. Kadar antioksidan tertinggi adalah perlakuan T1S1 (1000 ml fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahann sari tebu 55% dan kayu secang 10 ml) yang memiliki kadar antioksidan 15,310%, sedangkann kadar antioksidan terendah adalah perlakuan T1S2 (100 ml fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu 55% dan kayu secang 20 ml) yang memiliki kadar antioksidan 11,326%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Aktivitas Antioksidan Rata rata aktivitas antioksidan 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 T1S1 T1S2 T2S1 T2S2 Aktivitas Antioksidan Perlakuan Gambar 4.1. Histogram rata-rata hasil uji aktivitas antioksidan fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu dan kayu secang Hasil uji organoleptik fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu dan kayu secang, setelah dilakukan penelitian uji aktivitas antioksidan, kemudian dilakukan pengujiann organoleptik fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu dan kayu secang. Penelitian inii menghasilkan kualitas fruitghurt kulit buah pisang yang berbeda-beda. Hasil penelitian uji organoleptik menggunakan deskriftif kualitatif pada fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu dan kayu secang:

Tabel 4.2 data rata-rata hasil uji organoleptik fruitghurt kulit buah pisang Perlakuan Warna Aroma Rasa Tekstur Daya terima T1S1 Coklat Tidak khas fruitghurt Tidak manis Agak kental Agak suka T1S2 Hijau Agak khas fruitghurt Agak manis Agak kental Agak suka T2S1 Hijau Agak khas fruitghurt Manis Tidak kental Suka T2S2 Hijau Agak khas fruitghurt Manis Tidak kental Suka Untuklebihjelasnyadapatdilihatpadagambarberikut: Uji Organoleptik rata rata uji organoleptik 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 T1S1 T1S2 T2S1 T2S2 warna aroma rasa tekstur daya terima perlakuan Gambar 4.2. Histogram hasil uji organoleptik fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu dan kayu secang 1. Organoleptik pada fruitghurt kulit buah pisang dengan uji warna pada perlakuan T1S2, T2S1 dan T2S2 yang memiliki warna paling tinggi yaitu hijau. 2. Organoleptik pada fruitghurt kulit buah pisang dengan uji aroma pada perlakuan T1S2, T2S1, dan T2S2 yang memiliki aroma agak khas fruitghurt. 3. Organoleptik pada fruitghurt kulit buah pisang dengan uji rasa yang memiliki rasa manis pada perlakuan T2S2 dan T2S2. 4. Organoleptik pada fruitghurt kulit buah pisang yang memiliki tekstur agak kental yaitu pada perlakuan T1S1 dan T1S2. 5. Organoleptik pada fruitghurt kulit buah pisang yang memiliki daya terima suka yaitu pada perlakuan T2S1 dan T2S2.

Pembahasan 1. Aktivitas Antioksidan Hasil pengujian terhadap aktivitas antioksidan fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu dan kayu secang menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi adalah perlakuan T1S1 (100 ml fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu 55% dan kayu secang 10 ml) yang memiliki aktivitas antioksidan 15,310%, sedangkan aktivitas antioksidan terendah adalah perlakuan T1S2 (100 ml fruitghurt kulit buah pisang dengan penambahan sari tebu 55% dan kayu secang 20 ml) yang memiliki aktivitas antioksidan 11,326%. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi sari tebu dan kayu secang yang berbeda akan mempengaruhi aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan tertinggi pada perlakuan T1S1 tersebut dipengaruhi adanya konsentrasi sari tebu dan kayu secang yang sedikit yaitu sari tebu 55% dan kayu secang 10 ml. Sari tebu dan kayu secang, keduanya memiliki senyawa flavonoid. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang merupakan pigmen tumbuhan. Fungsi flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan. Antioksidan melindungi jaringan terhadap kerusakan oksidatif akibat radikal bebas yang berasal dari prosesproses dalam tubuh atau dari luar. Sedangkan aktivitas antioksidan terendah terdapat pada perlakuan T1S2. Dengan pemberian konsentrasi 55% sari tebu dan kayu secang 20 ml. Aktivitas antioksidan pada perlakuan tersebut rendah dimungkinkan adanya konsentrasi kayu secang yang banyak yaitu 20 ml dengan sari tebu 55 %. Menurut Suhartatik (2013), komponen antioksidan yang berada bersamaan dalam satu system, dapat bersifat sinergik, antagonik atau bisa saling meniadakan (berpengaruh). Jadi kemungkinan adanya senyawa flavonoid dalam sari tebu dan juga kayu secang yang konsentrasinya banyak malah akan meniadakan aktivitas antioksidan tersebut sehingga kadarnya rendah.

2. Hasil Uji Organoleptik Uji organoleptik meliputi uji warna, aroma, rasa, tekstur dan daya terima pada produk minuman berupa fruitghurt kulit buah pisang. Pengujian organoleptik ini dilakukan dengan pengisian angket kepada 15 koresponden yang terdiri dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Uji yang dilakukan adalah uji warna, aroma, rasa, tekstur dan daya terima. a. Warna Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa hasil uji organoleptik warna fruitghurt menunjukkan adanya perbedaan namun tidak terdapat perlakuan yang memiliki kualitas warna orange dan merah. PadaperlakuanT1S1berwarnacoklat, perlakuant1s1, T2S1 dan T2S2berwarnahijau. Perbedaan warna pada masing-masing perlakuan karena pada olahan fruitghurt kulit buah pisang ini terdapat perbedaan penambahan konsentrasi sari tebu dan kayu secang sehingga menyebabkan perubahan warna fisik yang berbeda pada fruitghurt kulit buah pisang. Adanya perubahan warna pada fruitghurt kulit buah pisang kemungkinan oleh adanya perubahan secara biokimia dari oksidasi senyawa tanin yang terkandung di dalam kayu secang dan sari tebu yang ditambahkan pada saat pembuatan fruitghurt. Menurut Winarno (2004), kandungan senyawa tanin pada kayu secang akan menghasilkan senyawa berwarna kuning kecoklatan yang tidak mampu mengendapkan protein. b. Aroma Adanya perbedaan aroma pada tiap sampel fruitghurt kulit pisang mungkin karena proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteri yang sedang bekerja untuk memecah dan mengubah senyawa laktosa menjadi asam laktat. Adanya pemecahan senyawa laktosa oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus menghasilkan gas yang menguap. Gas yang menguap ini disebut aroma. Semakin enak aroma yang dihasilkan menandakan bahwa starter bakteri Lactobacillus bulgaricus bekerja secara optimal, jika aroma yang dihasilkan kurang enak menandakan bakteri Lactobacillus bulgaricus bekerja kurang optimal, sedangkan aroma yang tidak enak menandakan

bakterilactobacillus bulgaricusbekerja tidak optimal dalammemfermentasikan bahan. Menurut Winarno (2004), menyatakan bahwa bau makanan banyak menentukan kelezatan suatu bahan makanan. Pada umumnya bau yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan berbagai macam ramuan atau campuran bau utama yaitu asam, harum, tengik dan hangus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada perlakuan T1S1 uji aroma adalah tidak khas fruitghurt, sedangkan pada perlakuan T1S2, T2S1 dan T2S2 beraroma agak khas fruitghurt. Aroma khas fruitghurt (asam) yang dihasilkan pada olahan fruitghurt kulit buah pisang karena adanya fermentasi oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus yang menghasilkan asam laktat sehingga fruitghurtmemiliki aroma khas asam. Tidak ada pengaruh penambahan konsentrasi sari tebu dan kayu secang terhadap aroma yang dihasilkan. c. Rasa Indera pengecapan merupakan instrumen yang paling penting dalam mengetahui rasa suatu bahan pangan. Rasa merupakan komponen yang paling penting dalam pengawasan mutu makanan. Rasa juga sangat relatif, meskipun rasa dapat dijadikan standar dalam penelitian mutu makanan. Umumnya bahan makanan tidak hanya terdiri dari salah satu rasa, tetapi gabungan berbagai rasa secara terpadu sehingga menimbulkan cita rasa yang utuh. Persyaratan pertama agar senyawa menghasilkan rasa ialah bahwa senyawa itu harus larut dalam air. Hubungan antara struktur kimia suatu senyawa dengan rasanya lebih mudah ditentukan daripada hubungan antara struktur dan baunya. Perubahan kecil pada struktur kimia dapat mengubah rasa dari manis menjadi pahit atau tidak berasa (Deman, 1997). Rasa dikelompokkan menjadi 4 yaitu, tidak manis, agak manis, manis, dan sangat manis. Organoleptik pada fruitghurt kulit buah pisang dengan uji rasa yang memiliki rasa manis pada perlakuan T2S1 (sari tebu 60% dan kayu secang 10 ml) dan T2S2 (sari tebu 60% dan kayu secang 20 ml). Pada

perlakuan T1S2 dengan uji rasa yang dilakukan oleh koresponden memiliki rasa agak manis sedangkan pada perlakuan T1S1 dengan uji rasa yang dilakukan koresponden memiliki rasa tidak manis. Rasa manis, agak manis dan tidak manis yang dihasilkan pada fruitghurtkulit buah pisang disebabkan penambahan konsentrasi sari tebu pada masing-masing perlakuan yang berbeda yaitu dengan penambahan sari tebu dengan konsentrasi 55% dan konsentrasi sari tebu 60%. d. Tekstur Tekstur makanan dapat didefinisikan sebagai cara bagaimana berbagai unsur atau komponen dan unsur struktur ditata dan digabungkan menjadi mikro dan makro struktur. Tekstur makanan dapat dievaluasi dengan uji mekanika (metode instrumen) atau dengan analisis secara pengindraan. Dalam hal yang terakhir, kita menggunakan alat indra manusia sebagai alat analisis (Deman, 1997). Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa hasil uji organoleptik fruitghurt kulit pisangmenunjukkan adanya perbedaan tekstur, tekstur agak kental yaitu pada perlakuan T1S1 dan T1S2, sedangkan pada perlakuan T2S1 dan T2S2 bertekstur tidak kental (encer). Perbedaan tekstur ini dipengaruhi oleh konsentrasi sari tebu dan kayu secang pada setiap perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan T1S1 (sari tebu 55% dan kayu secang 10 ml) dan T1S2 (sari tebu 55% dan kayu secang 20 ml) memiliki tekstur agak kental kemungkinan karena proses pasteurasi dalam pembuatan fruitghurt kulit buah pisang, sedangkan pada perlakuan T2S1 (sari tebu 60% dan kayu secang 10 ml) dan T2S2 (sari tebu 60% dan kayu secang 20 ml)memiliki tekstur tidak kental karena adanya penambahan konsentrasi sari tebu yang lebih banyak dari perlakuan sebelumnya yaitu 60%. Sari tebu yang dihasilkan dari tebu hijau bersifat cair sehingga mempengaruhi kekentalan fruitghurt kulit buah pisang. e. Daya terima Daya terima adalah penilaian panelis tentang suka atau tidak suka terhadap fruitghurt kulit pisang yang meliputi warna, aroma, rasa dan

tekstur. Daya terima dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu tidak suka, agak suka, suka, dan sangat suka. Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa hasil uji organoleptik fruitghurt kulit pisang menunjukkan adanya perbedaan. Daya terima dari fruitghurt kulit pisang yang disukai oleh panelis terdapat pada perlakuan T2S1 (60% sari tebu dan 10 ml kayu secang) dan T2S2 (60% sari tebu dan 20 ml kayu secang). Penambahan konsentrasi sari tebu yang meningkat mempengaruhi rasa manis, sehingga daya terima dari perlakuan ini banyak disukai oleh koresponden. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Aktivitas antioksidan pada fruitghurt kulit buah pisang yang paling tinggi pada perlakuan T1S1 yaitu 15,310% dan kulit buah pisang ternyata belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai bahan dasar pembuatan fruitghurt. Saran Adapun saran yang dapat peneliti berikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang kandungan gizi yang terkandung dalam fruitghurt kulit buah pisang. 2) Diharapkan untuk penelitian berikutnya dapat menggunakan pemanis dan pewarna alami lainnya sehingga dapat dihasilkan fruitghurtyang lebih berkualitas. 3) Mengharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan home industri menengah.

DAFTAR PUSTAKA Deman, John.M. 1997. Kimia Makanan. Bandung: ITB Bandung. Purba, A. A. Simpati. 2003. Pembuatan Bubuk Pewarna Makanan Alami Kayu Secang (Caesalpinia sappan linn) dengan Metode Spray Drying. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Safitri, R. 2002. Karakterisasi Sifat Antioksidan InVitro Beberapa Senyawa Yang TerkandungDalam Tumbuhan Secang (Caesalpinia sappan L.).Disertasi. Program Pasca Sarjana UniversitasPadjadjaran. Bandung. Suhartatik, Nanik, Muhammad Nur Cahyanto. 2013. Aktifitas Antioksidan Antosianin Beras Ketan Hitam Selama Fermentasi. Jurnal. Vol. XXIV nomor 1. ISSN Sumantri, Indro. 2004. PemanfaatanManggaLewatMasakMenjadiFruitghurtDenganMikroorga nisme Lactobacillus Bulgaricus (online)http://docs.google.com/viewer?a=v&q=chace:1sjbwvn5kywj:1 25.163.204.22/download/ebooks_kimia/makalah/pemanfaatan%2520Ma ngga%2520fruitghurt.pdf+indro+sumantri,+pemanfaatan+mangga+lewa t+masak&hl=id%gl=id&sig=ahietbrztixqhuulsjjcicwfe_4- ev5bda, (Diaksespada tanggal 3 Januari 2015). Wheals, A.E., Basso, L.C., Alves, D.M.G., Amorin, H.V. 1999. Fuel ethanol after 25 years. USA: Trends in Biotechnology 17, 482-487. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Teknologi Dan Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama