KEDELAIVARIETASBARU Kedelai adalah salah satu komoditas pangan utama setelah padi dan jagung. Kedelai mernpakan bahan pangan sumber protein nabati utarna bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Kedelai dapat dikonsumsi langsung dan dapat juga digunakan sebagai bahan baku aroindustri seperti tahu, tempe, tauco, kecap, susu kedelai dan untuk keperluan industri pakan temak. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, maka kebutuhan kedelai nasional Indonesia akan semakin meningkat. Pada tahun 1998 konsumsi perkapita baru 9 kg/tahun, kini naik menjadi 10 kg/tahun. Sehingga secara nasional dibutuhkan produksi kedelai sebanyak 2 juta ton Iebih setiap tahun. Sedangkan produksi kedelai terns menerns hingga tahun 2007 hanya 0,6 juta ton pertahun. Produksi kedelai tertinggi pemah mencapai 1,86 juta ton pada tahun 1992.
Produksi rerata kedelai nasional meneapai 1,3 ton per hektar, sedangkan produksi rerata dunia saat ini sudah meneapai 1,9 ton per hektar. Ini merupakan peluang sekaligus sebagai tantangan bagi para petani Indonesia untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Bila pengelolaan penanaman kedelai di Indonesia dilakukan secara baik dan benar, temyata produksinya masih dapat ditingkatkan. Sebagai contoh di Jawa Timur saat dilakukan Lomba Insus Kedelai dapat dieapai produktivitas rerata 2,8 ton per hektar, bahkan ada yang meneapai 4,3 ton per hektar. Menurunnya gairah petani untuk menanam kedelai karena dianggap kurang menguntungkan. Produktivitas kedelai masih rendah, karena anjuran teknologi belum diterapkan secara tepat dan benih kedelai unggul masih terbatas. Demi kepentingan nasional yang multifaset, sudah lama disadari bahwa produksi kedelai dalaill negeri hams dipacu dan dijaga, sehingga tidak tergantung pada impor. Kuneinya adalah penguasaan dan pengembangan teknologi mu1ai dari varietas unggul yang sesuai secara agroklimatik, budidaya, pasea panen, prosesing, dan aspek-aspek pendukung lainnya, seperti pemasaran, prasarana, dan sebagainya. Upaya yang dapat dilakukan adalah terus membina petani yaitu dengan penggunaan bibit unggul yang memiliki umur pendek/genjah serta tahan terhadap hama dan penyakit. Selain itu, hams didukung oleh irigasi yang baik, penggunaan pupuk yang tepat, serta penanganan pasea panen dengan baik. Dalam satu dua dekade terakhir, upaya pengembangan dan penguasaan teknologi beriangsung eukup pesat, khususnya menyangkut varietas unggul dan teknologi budidaya. Pemuliaan Mutasi Kedelai. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebagai lembaga penelitian sejak tahun 1972 telah melakukan penelitian dalam bidang pertanian dengan teknologi mutasi radiasi untuk mendapatkan varietas baru yang unggul. Pelaksanaan penelitian di BATAN awalnya dimulai dengan mengiradiasi benih padi untuk mendapatkan varietas baru yang unggul dan genjah. Pemuliaan mutasi dengan teknologi radiasi tersebut hingga tahun 2012 telah menghasilkan padi unggul sebanyak 20 varietas. Disamping itu, teknik mutasi radiar;i juga diterapkan pada tanaman palawija khususnya untuk mendapatkan varietas unggul kedelai. Jumlah ketersediaan varietas unggul kedelai di Indonesia hingga sekarang masih terbatas. Oleh karena itu, BATAN dalam peran sertanya memperbanyak varietas unggul terus melaksanakan kegiatan penelitian untukmemecahkan masalah nasional tersebut. Pemuliaan mutasi radiasi kedelai dimulai tahun 1977. Sampai tahun 2010, dengan memanfaatkan teknik mutasi radiasi telah menghasilkan 6 varietas unggul kedelai yaitu varietas MOOa yang dirilis tahun 1987, varietas Tengger dirilis tahun 1991, dan Meratus yang dirilis tahun 1998. Hasil dari kegiatan litbangyasa di bidang kekaeangan ini agak lambat karena penelitian lebih difokuskan pada varietas padi yang merupakan bahan pangan utama dan lebih memerlukan perhatian untuk meneukupi kebutuhan pangan nasional. Pada tahun 2004, BATAN merilis varietas unggul baru kedelai setelah beberapa tahun tidak merilis varietas sejak tahun 1998. Varietas baru ini diberi nama Rajabasa yang merupakan hasil persilangan dari galur mutan No. 214 dengan galur mutan 23-D (dihasilkan dari iradiasi sinar gamma terhadap varietas Guntur). Dibandingkan dengan varietas sebelumnya, varietas Rajabasa memiliki
beberapa keooggulan tertentu, yaitu tingkat produktivitasnya mencapai 2,90-3,90 ton per hektar, sedangkan varietas lainnya hanya berkisar antara 1,4-1,8 ton per bektar. Biji kedelai varietas Rajabasa berwarna kuning mengkilat dan ukuran butir lebih besar serta berat per 1000 butirnya mencapai 150 gr. Namoo sisi kelemahannya adalah umur tanamnya lebih panjang sekitar 6-8 bari dari varietas lain. @ SUMBER RADIASI GAMMA, : RADIASI : I! I! I I! I I II t +,, + ~..~::'. ~ lradiator Gamma Cell-220 untuk mengiradiasi bibit di PATIR - BATAN Proses penyinaran pada pemuliaan tanaman Kemudian taboo 2008 melalui SK Menteri Pertanian No. 1031KpstfSR. 120/7/2008, BATAN kembali merilis varietas ooggul bam kedelai dengan nama Mitani. Varietas ini merupakan basil persilangan dari galur mutan No. 13-D >< 9 dosis 200 Gy yang berasal dari mutan varietas Gootur diiradiasi dosis 150 Gy. Walaupoo produksinya lebih rendah dibanding varietas Rajabasa, yakni hanya mencapai 2,0-3,2 ton per bektar, namoo kandoogan protein varietas Mitani bisa mencapai 42,56%, sedangkan varietas Rajabasahanyamencapai 39,62%. Dari semua varietas kedelai yang dihasilkan BATAN, temyata masih belum dapat memenuhi keinginan petani, karena ukuran bijinya masih terlalu kecil, sehingga tidak dapat bersaing dengan kedelai imporyang berbiji besar. Akhimya taboo 2010 BATAN kembali merilis varietas ooggul bam kedelai dengan SK Menteri Pertanian No.2602IKpts/SR.120/7 /2010 yang diberi nama Mutiara-l. Varietas bam ini merupakan basil iradiasi sinar r 150 Gy pada varietas Muria, dengan ukuran butir super besar dan bobot 100 butirnya mencapai 23,2 gr. Produksi varietas Mutiara-l mencapai 2,4-4, 1 ton per hektar.
Dengan tersedianya berbagai varietas unggul kedelai diharapkan para petani kembali bergairah untuk: menanam palawij a, khususnya kedelai untuk: memenuhi kebutuhan nasional yang saat ini masih jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan produksinya. Dengan memanfaatkan teknik mutasi radiasi, BATAN terus berupaya menciptakan varietas bam untuk: memperkaya keragaman genetik yang memudahkan petani dalam memilih varietas yang disukai. Hasil varietas unggul BATAN ini terus dimasyarakatkan ke berbagai daerah agar hasillitbang ini didayagunakan oleh masyarakat luas. Melalui program kerja sarna yang dijalin BATAN dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, dan perguruan tinggi setempat, hasillitbang tersebut sudah dikenalkan di daerah yang meliputi 23 provinsi di seluruh Indonesia. Uji Coba penallaman varietas kedelai di beberapa daerah Penallaman kedelai varietas Mutiara-l Nusa Tenggara Barat di Narmada. Lombok.
Tanggapan masyarakat terhadap varietas barn hasil mutasi radiasi cukup baik. Melalui pembinaan yang intensif terhadap cara bertani dan penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan penggunaan teknik radiasi dalarn menciptakan varietas unggul, para petani dapat mengerti. Keraguan yang dirasakan masyarakat terhadap darnpak radiasi yang masih ada di dalarn biji kedelai menjadi berkurang. Dengan melihat produktivitasnya yang tinggi para petani mulai menyukai untuk menanam varietas barn tersebut. Melihat animo masyarakat yang meningkat terhadap varietas tersebut, maka BATAN di masa mendatang akan memperiuas keija sarna kemitraan dengan daerah-daerah lain.
_If - VARIETAS rmuri~l, Varietas Kedelai yang di Hasilkan BATAN dengan Teknik Mutasi Radiasi KEDELAI ~_. TENGGER...JLr,"1ERATUS-=:JLRAJABAS~..:JLMITANI-=:JLMUTIAR 1. AsaI kedelai Orba(PsJ/69) Orba (PsJ/71) Orba (PsJ/157) GalurmutanNo.214>< galur F1 persilangangalurmutan lradlaslslnargamma 150Gy mulan 23-D (dariiradiasi No.13-D>< 9 dosls200 Gy padavarielas Muria slnargamma varlelasguntur (darimulanvarielasguntur dosis 150Gy) dllradlasldosis 150Gy) I 2. Doslsradiasl Sinargamma0,4 kgy Sinargamma0,2 kgy Sinargamma0,2 kgy 4. 3. Wamablji Umurtanam Kuningbulallonjong 83-88 hari Kunlngbulat 73 79 hari lonjong Kunlngmengkilat 73-77 hari KuningmengkilatJ 82-85 hari 182 Kuning 90 hari I Kunlngbulat + 82 harl lonjong kuningcerah 5. l"nggl18naman 40 50 em 50-55 em 40 45 em 54em 1:52,6 em 1:46,8em 6. Bobot1000bljl 125gram 111,5gram 90-100gram 150gram 128gram ±232 gram 7. I Kandunganprotein 35-36% 38,52% 39,5% 39,62% 42,56% ± 37,7% 8. Hasil 1,8tonlha 1,0-1,7tonlha ± 1,4tontha 2,05 3,90 tonlha 2,0 3,2 tontha 2,4 4,1 tontha 9. I Katahananhamal Tahanpenyakltkaratdaun Tahanhamalalat putlhdan Tahanpenyakltkaratdaun Tahanpenyakitkaratdaun Tahanpenyakitkarat daun Tahanpenyakltkaratdaun penyakit karatdaun (Phakospora pachirhyzi Syd) dan hamakutu hijau(veldar (Phakospora pachirhyzi Syd) pembawa virus) unggulsk MenteriPertanian unggulsk MenteriPertanian unggulsk MenteriPertanian unggulsk MenteriPertanian unggulsk MenterlPertanian unggulsk MenteriPertanian 10. I Ketarangan No.181KptsfTP.240/1/1987 Dllepassebagalvarletas No.106/KptsfTP.240/311991 Dllepassebagaivarlelas No.899/KptsITP.240/11/1998No.171/KptsILB24013/2004 Dllepassebagaivarielas Dilepassebagalvarietas No.1013/KptslSR.1201712008No.2602/KptslSR.120/7/2010 Dilepassebagaivarietas I Dllepassebagaivarletas ~.t.,. ~.. >II <...2: o. W ~. ~. Pusat Diseminasi Iptek Nuklir Gedung Perasten : JI. Lebak Bulus Raya No. 49, Pasar Jumat, Jakarta 12440 Kolak Pos: 4390, Jakarta 1204~, Indonesia, Telp.: (021) 7659401, 7659402 Fax.: (021) 75913833, Email: pdin@balan.gojd, infonuk@jkt.bozz.com www.balan.go.ld, www.lnfonukllr.com 0..1,. byagw3 RIal