Formulasi dan Evaluasi Tablet Dispersi Padat Kalsium Atorvastatin

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 6000 DAN PVP

DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 4000

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

Karakterisasi dan studi disolusi dispersi padat furosemida menggunakan polietilen glikol (PEG), talk dan PEG talk sebagai pembawa dispersi

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

STUDI SISTEM DISPERSI PADAT GLIKLAZID MENGGUNAKAN UREA DAN TWEEN-80 WILLI PRATAMA

STUDI SISTEM DISPERSI PADAT KARBAMAZEPIN MENGGUNAKAN CAMPURAN POLIMER PEG 6000 DAN HPMC DENGAN METODA PELARUTAN

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

FORMULASI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN MENGGUNAKAN PROPILEN GLIKOL SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE DAN PVP K-30 SEBAGAI POLIMER

KARAKTERISASI DAN PENINGKATAN DISOLUSI KALSIUM ATORVASTATIN MELALUI PROSES MIKROKRISTALISASI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Pengaruh konsentrasi PEG 4000 terhadap laju disolusi ketoprofen dalam sistem dispersi padat ketoprofen-peg 4000

PREFORMULASI SEDIAAN FUROSEMIDA MUDAH LARUT

Metodologi Penelitian

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI SISTEM DISPERSI PADAT IBUPROFEN PEG 6000 ABSTRACT ABSTRAK

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

FAHMI AZMI FORMULASI DISPERSI PADAT IBUPROFEN MENGGUNAKAN HPMC 6 cps PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI

Pengaruh Bahan Pelincir terhadap Sifat-Sifat Tablet Parasetamol Sistem Dispersi Padat dengan PEG 6000

TEKNIK DISPERSI SOLIDA UNTUK MENINGKATKAN KELARUTAN IBUPROFEN DALAM BENTUK TABLET DENGAN MENGGUNAKAN AVICEL PH102 SEBAGAI PENGISI

STUDI SISTEM DISPERSI PADAT ASAM MEFENAMAT MENGGUNAKAN POLIVINILPIROLIDON K-30 ABSTACT ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

Revika Rachmaniar, Dradjad Priambodo, Maulana Hakim. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Abstrak

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. vii. DAFTAR ISI.. viii. DAFTAR GAMBAR. xi. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN. xiv. INTISARI.. xv. ABSTRAC.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

PERBANDINGAN MUTU TABLET IBUPROFEN GENERIK DAN MEREK DAGANG

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan kurva baku... 35

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

STUDI SISTEM DISPERSI PADAT IBUPROFEN MANITOL DENGAN METODE PELARUTAN

PENGARUH PENGGUNAAN AEROSIL TERHADAP DISOLUSI TABLET ISONIAZID (INH) CETAK LANGSUNG ABSTRACT ABSTRAK

FORMULASI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN MENGGUNAKAN POLIMER HIDROFILIK HPMC K4M DAN TWEEN 80 SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE MESSI

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

terbatas, modifikasi yang sesuai hendaknya dilakukan pada desain formula untuk meningkatkan kelarutannya (Karmarkar et al., 2009).

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

Pengaruh Lama Waktu Penggilingan pada Proses Co-Grinding terhadap Laju Disolusi Kompleks Inklusi Glimepirid-β- Siklodekstrin

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 2 D. Manfaat Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

KATA PENGANTAR. berjudul PENGGUNAAN BIOPOLIMER POLI(3-HIDROKSIBUTIRAT) SEBAGAI PENYALUT DALAM FORMULASI MIKROKAPSUL

Peningkatan Disolusi Ibuprofen dengan Sistem Dispersi Padat Ibuprofen - PVP K90

BAB I PENDAHULUAN. al., 2005). Hampir 80% obat-obatan diberikan melalui oral diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenofibrat adalah obat dari kelompok fibrat dan digunakan dalam terapi

Peningkatan Kelarutan dan Laju Disolusi Glimepirid Menggunakan Metode Dispersi Padat dengan Matriks Polietilen Glikol 4000 (Peg-4000)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Gambar. Daftar Lampiran. Intisari... BAB I. PENDAHULUAN..1. A. Latar Belakang.1. B. Perumusan Masalah.

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

FORMULASI GLIBENKLAMID DENGAN METODE SELF EMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM (SEDDS) DAN UJI IN- VITRO DISOLUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI TABLET LIKUISOLID PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLIETILEN GLIKOL 400 SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE LIEM AGNES KRISTANTY

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Peningkatan Kelarutan Furosemide Menggunakan PEG 6000 secara Mikroenkapsulasi

Gambar 4. Pengaruh kondisi ph medium terhadap ionisasi polimer dan pembentukan kompleks poliion (3).

FORMULASI TABLET LIKUISOLID PIROKSIKAM MENGGUNAKAN GLISERIN SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab III Metodologi Penelitian

PENGGUNAAN KARBONDIOKSIDA SUPERKRITIS UNTUK PEMBUATAN KOMPOSIT OBAT KETOPROFEN POLIETILEN GLIKOL 6000

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

STUDI SISTEM DISPERSI PADAT MELOKSIKAM MENGGUNAKAN HIROKSIPROPIL METILSELULOSA (HPMC) 6 CENTIPOISE (CPS) ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi Kompleks Inklusi Ibuprofen Beta Siklodekstrin dengan Menggunakan Teknik Penggilingan Bersama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

OPTIMASI FORMULA TABLET LIKUISOLID KLORFENIRAMIN MALEAT MENGGUNAKAN XANTHAN GUM SEBAGAI POLIMER DAN PEG 400 SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian bersifat eksperimental yaitu dilakukan pengujian pengaruh

PENGEMBANGAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT SISTEM MATRIKS BERBASIS ETILSELULOSA HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DENGAN TEKNIK DISPERSI SOLIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Tablet likuisolid ibuprofen

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI BAHAN POLIMER PEMBENTUK MATRIKS TABLET SUSTAINED RELEASE Na. DIKLOFENAK. Audia Triani Olii, Aztriana

Transkripsi:

, Vol 2, No. 2, Oktober 2015, hal: 63-70 ISSN-Print. 2355 5386 ISSN-Online. 2460-9560 http://jps.ppjpu.unlam.ac.id/ Research Article 63 Formulasi dan Evaluasi Tablet Dispersi Padat Kalsium Atorvastatin Dolih Gozali, Yoga Windhu Wardhana, Shofa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran email : dolihgozali@gmail.com ABSTRAK Kalsium Atorvastatin merupakan obat antihiperlipidemia golongan statin. Berdasarkan Biopharmaceutical Classification System (BCS), Kalsium Atorvastatin termasuk dalam golongan obat yang memiliki kelarutan rendah. Kelarutan atorvastatin yang rendah dalam air menyebabkan laju disolusi rendah. Salah satu cara untuk meningkatkan disoluisi adalah dengan dispersi padat. Dispersi padat yaitu suatu keadaan dimana satu atau lebih bahan aktif terdispersi dalam polimer pembawa pada keadaan padat. Pada penelitian sebelumnya (Lakshmi, 2010), dispersi padat atorvastatain kalsium dengan PEG 6000 (1:3) menunjukkan hasil laju disolusi yang tertinggi. Pada penelitian ini dispersi padat kalsium atorvastatain (ATC) dengan PEG 6000 sebagai pembawa hidrofilik dalam perbandingan 1:3, 1:6, 1:9 Kemudian hasilnya dibuat tablet dengan metode kempa langsung. Uji disolusi dilakukan dengan Spektrofotometri UV-Vis. Hasil disolusi yang dilakukan, menunjukkan bahwa bahwa adanya peningkatan laju disolusi dilihat dari persen terdisolusi yang dihasilkan setelah 30 menit yaitu sebesar formula 1 (ATC tanpa PEG 6000) 25,63%, formula 2 (1:3) 27,90 %), formula 3 (1:6) 31,83 % dan formula 4 (1:9) 13,61 %. Kata Kunci : Kalsium Atorvastatin, Dispersi Padat, Disolusi, PEG 6000 ABSTRACT Atorvastatin calcium is anti-hyperlipidemia drugs known as statins. Based on Biopharmaceutical Classification System (BCS), Calcium Atorvastatin belongs to a class of drugs which have low solubility. The low solubility of atorvastatin in water causes low dissolution rate. One way to improve disolution is by solid dispersion. Solid dispersion is a condition which one or more active ingredients dispersed in a polymer carrier in the solid state. In the previous study (Lakshmi, 2010), solid dispersion of calcium atorvastatain with PEG 6000 (1: 3) showed the results of highest dissolution rate. In this study, solid dispersions of calcium atorvastatain (ATC) with a hydrophilic PEG 6000 as a carrier in a ratio of 1: 3, 1: 6, 1: 9 Then the results are made into tablet by direct compress method. Dissolution rates are tested by UV-Vis spectrophotometry. The dissolution result shows that there is an increase of the dissolution rate, viewed by percent dissolved after 30 minutes in

64 the amount of formula 1 (ATC without PEG 6000) 25.63%, formula 2 (1: 3) 27.90%), formula 3 (1: 6) 31.83% and the formula 4 (1: 9) 13.61%. Keyword : Atorvastatin calcium, Solid Dispersion, Dissolution, PEG 6000 I. LATAR BELAKANG Kelarutan obat yang rendah dalam air merupakan faktor penting yang mempengaruhi bioavailabilitas obat. Kelarutan dari obat merupakan salah satu faktor yang menentukan kecepatan absorbsi obat tersebut (Varshosaz J., et al, 2008). Atorvastatin termasuk kelompok obat statin yang digunakan untuk menangani dhilipidemia dan mencegah penyakit jantung koroner. Atorvastatin memiliki bioavailabilitas sebesar 12% (British Pharmacopeia, 2007). Bioavailabilitas yang kecil dapat dijadikan indikasi bahwa obat tersebut mempunyai laju disolusi yang rendah. Suatu obat yang memiliki laju disolusi rendah dapat mengakibatkan penurunan daya absorbsi (Shargel. L, & Yu. 2005). Peningkatan bioavailabilitas dari obat yang memiliki kelarutan rendah, merupakan salah satu tantangan dalam aspek pengembangan formulasi obat. Salah satu cara untuk meningkatkan laju disolusi adalah dengan mengurangi ukuran partikel, yang akan meningkatkan total luas permukaan, sehingga obat akan mudah melarut (Varshosaz J., et al, 2008). Beberapa metode dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan obat. Salah satunya yaitu dengan teknik dispersi padat. Dispersi padat yaitu suatu keadaan dimana bahan aktif terdispersi dalam polimer pembawa pada keadaan padat. Proses pembuatan nya dengan metode peleburan (fusi), pelarutan dan metode campuran peleburan pelarut. Obat yang sukar larut apabila didispersikan dalam polimer yang mudah larut akan membentuk ukuran partikel yang lebih kecil, sehingga akan meningkatkan kelarutannya (Chiou, WL, Riegelman S. 1971). Dalam penelitian ini, teknik dispersi padat dilakukan menggunakan salah satu polimer yang umum digunakan pada pembuatan dispersi padat adalah polietilen glikol (PEG). PEG 6000 telah banyak digunakan sebagai pembawa dalam dispersi padat. Bahan ini merupakan salah satu jenis polimer yang dapat membentuk komplek polimer apabila ditambahkan dalam formulasi untuk meningkatkan kecepatan pelarutan (Wahyuni, 2014). Setelah itu dilakukan pembuatan tablet dengan metode kempa langsung. Untuk melihat kemampuan polimer dalam meningkatkan kelarutan obat tersebut, sebagai zat pembawa, maka dilakukan dua

65 perlakuan yaitu dengan penambahan PEG 6000 dan tanpa penambahan PEG 6000. Selanjutnya dilakukan uji disolusi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 242 nm dan dilihat absorbansi maksimum dari masingmasing perlakuan. II. BAHAN DAN METODE A. Alat dan Bahan Peralatan gelas standar laboratorium, timbangan digital analitik (Ohaus Carat series), Difraktometer sinar X Philips X pert Powder), Spektrofotometer UV-VIS ( Shimazu), Spektrofotometer IR Tcientific), Desikator, ayakan dan alat-alat yang menunjang penelitian. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Atorvastatin (DSM Anti-Infectivef India Limited, Batch 3141200676 kedaluarsa 05/2015), Avicel 101 (Bratachem), PEG 6000 (Bratachem), laktosa (ex Grande), talk (ex Haicen, China), aquadest (Lab. Kimia Organik). B. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Atorvastatin Dilarutkan 10 mg atorvastatin di dalam 10 ml metanol, kemudian dibuat larutan stok atorvastatin dengan kadar 100 µg/ml dalam setiap medium dapar yang digunakan. Sebanyak 5 ml dari masingmasing medium dapar diencerkan dengan masing-masing larutan dapar tersebut hingga 50 ml. Kemudian diukur masingmasing serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm. Hasil pengukuran berturut-turut menunjukkan panjang serapan maksimum pada medium dapar asam hidroklorida (ph 1,2) adalah 241,6 nm; pada medium dapar sitrat (ph 4,5) adalah 241,8 nm; dan pada dapar fosfat (ph 6,8) adalah 240,6 nm. C. Pembuatan Dispersi Padat PEG 6000 yang telah ditentukan banyaknya (mg) dipanaskan di atas waterbath hingga melebur, kemudian dimasukkan Ca-Atorvastatin sebanyak 10 mg, diaduk hingga Ca-Atorvastatin terdispersi, kemudian didinginkan dengan cepat pada penangas es, kemudian digerus, serbuk hasil dispersi diayak dengan ayakan mesh 70. D. Evaluasi serbuk dispersi padat dan campuran fisik Kalsium atorvastatin-peg 6000 Uji Kelarutan. Pengujian dilakukan dengan cara menimbang dispersi padat setara dengan 10,0 mg kalsium atorvastatin kemudian dilarutkan dengan air suling sebanyak 10,0 ml ke dalam vial.. Kemudian diaduk menggunakan magnetic stirerr selama 48 jam pada suhu ruangan. Supernatan diambil, kemudian diukur serapannya pada panjang

66 gelombang pengukuran pada air suling 242 nm Difraksi Sinar-X. Pola-pola XRD serbuk ditelusuri menggunakan difraksi sinar-x untuk sampel-sampel, menggunakan radiasi Ni-disaring Cu-K, voltase 40kV, arus 30mA radiasi disebar dalam wilayah serbuk sampel, yang diukur dengan goniometer vertikal. Pola-pola diperoleh dengan menggunakan lebar tahapan 0,04 o dengan resolusi detektor pada 2 θ ( sudut difraksi) antara 10 0 dan 80 0 pada suhu ruangan ( Chiou & Riegelman, 1971). Analisis spektroskopi FT-IR. Pengujian dilakukan terhadap sampel yang terlah disiapkan dengan metode cakram KBr, dan dianalisis pada bilangan gelombang antara 3500 400 cm -1 dengan spektrofotometer FTIR ( Kibria, et al., 2011). Sampel digerus sampai menjadi serbuk dengan KBr, lalu dipindahkan ke cetakan die kemudian dikempa ke dalam suatu cakram pada kondisi hampa udara ( Liandong, 2014). Analisis Scanning Electron Microscope (SEM). Analisis SEM dilakukan terhadap senyawa kalsium atorvastatin murni, PEG 6000 dan dispersi padat Kalsium atorvastatin-peg 6000. Sampel dilapisi dengan lapisan tipis palladium-emas sebelum dianalisis. SEM bekerja menggunakan kecepatan sinar 5kV (Sharma, 2013). E. Pembuatan Tablet Untuk formula pembuatan tablet : Tabel 1. Formulasi Pembuatan Tablet F. Evaluasi Tablet Pertama, dilakukan pengujian keseragaman bobot, diambil secara acak 20 tablet lalu ditimbang masing-masing, dihitung bobotnya serta penyimpangan bobotnya, penyimpangan bobot ± 5 %. Kedua, dilakukan pengujian keseragaman ukuran, diambil secara acak 20 tablet lalu diukur diameter dan tebal tablet menggunakan jangka sorong. Ketiga, dilakukan pengujian kerapuhan tablet menggunakan alat Friabilator, diambil secara acak 20 tablet, ditimbang dan dicatat berat awalnya (Wo) lalu dimasukan kedalam alat friabilator selama 4 menit, ditimbang berat setelah diuji (Wt) lalu dihitung menggunakan rumus f = Wo Wt Wt x 100 % Friabilitas yang baik yaitu kurang dari 1 %. Keempat, dilakukan pengujian kekerasan tablet, dilakukan menggunakan

67 Hardness tester terhadap 20 tablet yang diambil secara acak. Kelima, dilakukan pengujian waktu hancur tablet, dimasukan 6 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, alat dijalankan. Digunakan air bersuhu 37 ± 2 sebagai media, diamati selama 30menit, kemudian dicatat waktu yang diperlukan sampai semua tablet terdisintegrasi secara sempurna. baku yang dibuat (Gambar 1) dengan linearitas 0,9966 dan persamaan garis y = 0,111x - 0,01. G. Uji Disolusi Dimasukkan sebanyak 6 tablet Caatorvastatin pada 6 keranjang yang berisi larutan aquadest, dimasukkan ke dalam 900 ml larutan aquadest sebagai media disolusi dan dilakukan pengujian disolusi menggunakan alat disolusi tipe II dengan kecepatan 50 rpm dan suhu ± 37 C. Pengambilan sampel dilakukan pada 0, 5, 10, 15, 30, dan 45 menit sebanyak 5 ml. Setiap kali pengambilan sampel, dilakukan penambahan 5 ml larutan medium untuk menjaga volume disolusi tetap. Absorbansi sampel diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis (SPECORD 200, UK) pada panjang gelombang 242 nm. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Kurva Baku Setelah dilakukan pengujian disolusi, didapatkan absorbansi dari masing-masing konsentrasi kemudian dibuat kurva baku. Berikut adalah kurva Gambar 1. Kurva Baku Kalsium Atorvastatin B. Pembuatan Dispersi Padat Pembuatan dispersi padat ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan atorvastatin yang berdasarkan BCS (Biopharmaceutical Classification System) memiliki kelarutan yang rendah. Hasil dari pembuatan dispersi padat adalah Ca- Atorvastatin terdispersi sempurna kedalam PEG 6000 membentuk suatu padatan kemudian digerus hingga menjadi serbuk, kemudian dicampur dengan eksipien lainnya dan diayak menggunakan mesh 60 agar atorvastatin yang terdipersi kedalam PEG 6000 tercampur rata dengan eksipien lainnya.

68 C. Hasil Kelarutan Gambar 5. SEM Dispersi padat ATC- PEG 6000 Gambar 2. Kelarutan Dispersi padat ATC D. Pembuatan Tablet Untuk pembuatan tablet dari masingmasing formula dengan metode kempa langsung, Kalsium Atorvastatin yang telah tersipersi kedalam PEG 6000 dicampurkan dengan semua eksipien yang telah ditimbang sesuai dengan komposisi dari masing-masing eksipien. Sebelum dilakukan pengempaan, diayak terlebih dahulu agar semua bahan tercampur merata kemudian dicetak secara kempa langsung. Setelah dicetak, kemudian tablet di evaluasi. Gambar 3. Difraktogram Dispersi Padat ATC-PEG 6000 E. Evaluasi Tablet Uji Keseragaman Ukuran dan Bobot Tabel 2. Uji Keseragaman Ukuran dan Bobot Gambar 4. Spektrum FTIR Dispersi Padat ATC-PEG dan campuran Fisik ATC-PEG Uji Waktu Hancur Tabel 3. Uji Waktu Hancur

% Terdisolusi 69 Profil Disolusi Hasil Uji Disolusi Tablet Dispersi Padat ATC-PEG 80 60 40 20 0 F4 = ATC = Atorvastatin calcium F1 = ATC PEG 6000 = 1 :3 F2 = ATC PEG 6000 = 1 :6 F3 = ATC PEG 6000 = 1 :9 Innnovator ( Ex. Pfizer) Gambar 6 : Kurva Profil Disolusi Meninjau hasil secara umum, F2, memiliki laju disolusi yang lebih baik, hal ini dapat dilihat dari persen terdisolusi pada setiap pengujian pada menit terakhir. Hasil kelarutan ATC-PEG 6000 (1:6) dispersi padat lebih tinggi daripada dispersi padat ATC-PEG (1:3) dan terjadi penurunan pada dispersi padat ATC-PEG 6000 (1:9). Hal ini disebabkan kemampuan PEG 6000 untuk menghambat pertumbuhan kristal masih terjadi pada ATC-PEG 1:3, dan 1:6 serta tidak terjadi pada 1:9. 5 10 15 20 30 45 60 Innovator F2 F4 Waktu ( Menit) F1 F3 IV. KESIMPULAN Hasil kelarutan dari dispersi padat ATC-PEG 6000 (1:6) peningkatan menunjukkan tertinggi daripada dispersi padat ATC-PEG (1:3) dan menurun pada dispersi padat ATC-PEG 6000 (1:9). Tablet F2 (1:6) memberikan peningkatan laju disolusi yang lebih besar setelah 30 menit (31,83 %) dibandingkan F1 (25,63 %), F3 (27,90, dan F4 (13,61 %). DAFTAR PUSTAKA British Comission Secretariat. 2007. British Pharmacopeia. London: British Comission Secretariat. Chiou, WL, Riegelman S. 1971. Pharmaceutical applications of solid dispersions systems. J Pharm Sci 60: 1281-1320 Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta.ion of S Liandong Hu, et al., 2014, Investigation of Solid Dispersion of Atorvastatin alcium in Polyethylene Glycol 6000 and Polyvinilpyrrolidone,Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 13 (6) : 835-842. Sharma, Monika, Rajeev Garg, G.G. Gupta, 2013, Formulation and evaluation of Solid Dispersion of Atorvastatin Calcium, Journal of Pharmaceutical and Scientific Innovation, 2(4), 73-81. Narasaiah, Lakshmi V., et al., 2010, Improved dissolution rate of Atorvastatin calcium using solid dispersions with PEG-4000, J. Chem. Pharm. Res. 2(3) : 304-311.

70 Narasaiah, Lakshmi V., et al., 2010, Enhanced Dissolution Rate of Atorvastatin Calcium using Solid Dispersion with PEG 6000 by Dropping Method, IJ. Pharm. Sci & Res.Vol.2 (8), 484-491. Shargel. L, & Andrew B.C.YU. 2005. Biofarmasetika dan Farmakoterapi Terapan. Surabaya: Airlangga Press. The United States Pharmacopeia, USP 36, 2013, Volume 1, The United states pharmacopeial Convention 12601, Twinbrook, Prkway, Rockville, MD 20852, 2553-2555. Varshosaz J., et al., 2008. Dissolution enhancement of gliclazide using in situ micronization by solvent change method. Powder Tech. 187: 222-300. Wahyuni, Rina, Auzal Halim, dan Siska F., 2014, Studi Sistem Dispersi Padat Karbamazepin Menggunakan Campuran Polimer PEG 6000 dan HPMC dengan Metoda Pelarutan, Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains dan klinik IV. 233-240. Zameeruddin, Mohammad, et al., 2014, Fromulation and Evaluation of Immediate Release Tablet Containing Atorvastatin Solid Dispersion, World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Vol.3, Issue 8, 1925-1941.