Usaha Produktif Abon Kalsium Berbahan Dasar Duri Ikan

dokumen-dokumen yang mirip
PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

HeHeader

TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan

KARYA ILMIAH USAHA AYAM KREMES NIM :

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

Serba Pepes dan Botok

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

BBP4BKP. Pengolahan Pindang Ikan Air Tawar. Unit Eselon I Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

BAB VI DINAMIKA PROSES MERENCANAKAN TINDAKAN DAN AKSI PERUBAHAN

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

Kumpulan Resep Sup ( Baru )

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

Resep masakan ikan kembung

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS LEMPER ISI AYAM

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Usaha Bersama Jagung Goreng Gurih di Kelurahan

IbM Bagi Kelompok PKK Di Desa Karangsoka

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

TUMIS DAGING sayuran. Kembang Tahu CAH SAYURAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USAHA PRODUK MAKANAN ALIMPASHU (ABON LIMBAH AMPAS TAHU) DI DESA LEBAKSIU KIDUL BIDANG KEGIATAN:

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS DENDENG SAPI DI UD. RIDWAN S. KEFAMENANU

Gambaran Umum Perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning.

GULAI REBUNG TUNJANG. HeHeader

TUGAS CHARACTER BUILDING RESEP MAKANAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

dikutip dari resep yang diberikan oleh Ibu Muthmainnah Abu Ammar Gresik November 2005

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KULINER LONTONG KARI (usaha rumahan)

Teknologi Pengolahan Hasil Ubi Jalar dan Ubi Kayu

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

PELUANG BISNIS USAHA MIE AYAM. Oleh : NAMA : YATIMAN KELAS : S1 SI 2C NIM :

Pembuatan Sosis Ikan

4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba

BERBISNIS NUGGET SAYUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

maka terbentuklah komunitas pendidikan baca Al-qur an sebagai media

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG

Ary Gunawan, Rizki Putri Sekarini, Ominia Pratama Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2014 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR

Modul. Modul 10 BAB I PENDAHULUAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MASKER TIMNAS (MASAKAN KERING TIM NANAS) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN.

PROPOSAL PROGRAM KRETIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGEMBANGAN ABON JAGUNG SEBAGAI PELUANG USAHA PENSEJAHTERA PETANI DESA MRAYUN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN IKAN ABON

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

MODUL 7 STICK IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu stick ikan yang dihasilkan berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang renyah.

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

PROPOSAL INOVASI PRODUK PERIKANAN OIL-OLAHAN IKAN NILA

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

Aneka Resep Masakan Sayur

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami

8. Daun jeruk purut 9. Laos 10. Gula. PEMBUATAN SAMBAL LlNGKUNG. 3. Bawang merah 4. Bawang putih. 5. Terasi 6. Kemiri. 7. Serai

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keripik daun bayam adalah keripik yang terbuat dari sayur daun bayam, tepung

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

IbM KELOMPOK IBU RUMAH TANGGA DI KAMPUNG KOKOSAN DALAM PRODUKSI ABON IKAN BANDENG

KARANGANYAR OLEH : NYOMAN FITRIA H

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

LAPORAN AKHIR IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM)

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat

LOMBA CIPTA MENU NON BERAS NON TERIGU

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

SOTO BANJAR. Elly Lasmanawati

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

SOSIALISASI DAN PEMBUATAN NUGGET DARI AMPAS TAHU UNTUK MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT GAMPONG LENGKONG, KECAMATAN LANGSA BARO, KOTA LANGSA

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

Transkripsi:

Jurnal Pengabdian LPPM Untag Surabaya E-ISSN : 2407-7100 September 2017, Vol. 02, No. 03, hal 33 38 P-ISSN : 2579-3853 Usaha Produktif Abon Kalsium Berbahan Dasar Duri Ikan Ir. Arlin Besari Djauhari, MP 1, Ir. Fadjar Kurnia, MP 2 1Fakultas Pertanian, Universitas Dr. Soetomo Surabaya email : arlin.djau@gmail.com 2 Fakultas Pertanian, Universitas Dr. Soetomo Surabaya email : RINGKASAN Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah yang di sekitarnya terdapat tambak ikan bandeng yang cukup luas, produksi yang utama adalah ikan bandeng ( Chanoschanos). Sebagian dari ibu-ibu penjual ikan menjual jasa yaitu dengan mencabut duri ikan bandeng yang kemudian ikan dijual dengan sebutan Batari atau Bandeng Tanpa Duri. Sedangkan limbah dari Batari ini adalah berupa duri-duri ikan yang selama ini dibuang begitu saja atau untuk pakan ternak, artinya belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu perlu dicarikan solusi tentang pemanfaatan duri ikan sehingga akan memberi nilai tambah pada limbah duri ikan. Usaha jasa pencabut duri bandeng yaitu ibu Jamillah sebagai Mitra 1, usaha ini diberi nama Bandeng Barokah. Sedangkan ibu Mahsunah Aini sebagaimitra 2 adalah pengolah Abon Kalsium, usaha pembuat Abon diberi nama Bandeng Jaya. Secara umum permasalahan Mitra 1 dan Mitra 2 adalah dari aspek manajemen, aspek teknologi dan aspek produktifitas. Tujuan pelaksanaan program IbM ini adalah peningkatan ketrampilan dibidang 1) manajemen meliputi aspek permodalan, pembukuan keuangan sederhana dan perluasan pemasaran, 2) teknologi meliputi ketrampilan mencabut duri, penggunaan peralatan yang lebih baik dan bidang produksi. Sedangkan target yaitu, pinset (alat pencabut duri), alat sealer dan alat spinner (pemeras minyak). 3) produksi meliputi: peningkatan efisiensi usaha, kualitas produksi, kecepatan produksi. Target khusus nya adalah peningkatan dari sisi akademis yaitu dukungan dalam proses belajar mengajar dan penyediaan materi untuk publikasi nasional. Metode yang akan digunakan adalah 1) penyampaian informasi dan pelatihan, 2) penyiapan peralatan yang dimaksud dan pelatihan operasional peralatan, 3) pendampingan agar didapatkan hasil produksi yang terbaik dan 4) publikasi nasional. Dalam menyelesaikan seluruh persoalan Mitra 1 dan Mitra 2 akan dipenuhi dua orang yaitu Ir. Arlin Besari Djauhari, MPahli di bidang Teknologi Pengolahan Pangan dan Ir. Fajar Kurnia hartati, MP ahli di bidang Teknologi Pengolahan Pangan dan Gizi.Dan dibantu 2 orang mahasiswa Program studi Teknologi Pertanian. Pelaksanaan kegiatan IbM ini selama 7 bulan dengan pengajuan pendanaan dari Dirjen Dikti sebesar yaitu Rp. 40.000.000,- (Empat puluh Juta Rupiah). Dengan rincian 1) Honorarium 25 %, 2) Peralatan penunjang Rp 20 %, 3) Bahan habis pakai 20 %, 4) Perjalanan 20 %) dan 5) Pelaporan, Lain-Lain 15 %. Kata kunci : cabut duri bandeng, abon kalsium, spinner. 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi. Kabupaten Sidoarjo dikenal dengan kota Udang dan Bandeng, berdasarkan laporan bahwa produksi Bandeng di Kabupaten Sidoarjo adalah selalu mengalami peningkatan rata-rata 3 ton pertahun. Pada tahun 2009 produksi bandeng 16 ton; tahun 2010 meningkat menjadi 19,8 ton; tahun 33

Erma Yuliaty, Siti Mundari dan Zainal Arief 2011 meningkat lagi menjadi 23,3 ton; tahu 2012 jumlah produksi 26,2 ton; tahun 2013 produksi bandeng 30, 3 ton dan tahun 2014 meningkat menjadi 33,7 ton. Salah satu kecamatan yaitu Sedati, dimana terdapat tambak yang cukup luas, maka produksi bandeng terpusat di Kecamatan Sedati. Beberapa tahun terakhir banyak dijumpai penjual jasa pencabut duri bandeng, yang akan menghasilkan produk Batari atau Bandeng Tanpa Duri. Kelebihan dari Batari ini yaitu tidak mengurangi atau menghilangkan kandungan gizi yang terdapat pada bandeng mentah, karena pengolahannya hanya menghilangkan duri yang ada pada bandeng, bukan memasaknya. Batari ini selanjutnya dapat dimanfaatkan menjadi berbagai variasi makanan sesuai dengan selera. Beberapa produk olahan dari batari ini adalah bandeng pepes, bandeng asap, bandeng nugget, bandeng fillet dan sebagainya. Hasil produksi Batari kemudian dijual kepada konsumen, dimana konsumen ini setengahnya adalah konsumen pengguna (end user) dan sisanya adalah pedagang yang menjual kembali produk ini dalam keadaan mentah (fresh frozen) atau menjualnya setelah diolah menjadi produk makanan olahan. Seseorang yang telah pengalaman membutuhkan waktu 3-4 menit untuk pencabutan tulang dan duri bandeng. Tetapi bila belum mahir maka bisa mengerjakannya dalam waktu 15-20 menit untuk setiap ekor bandeng. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan agar lebih terampil dalam pencabutan duri bandeng. Sedangkan duri yang telah dicabut akan terkumpul dalam jumlah yang cukup besar, dan ini di kecamatan Sedati Sidoarjo dibuang begitu saja atau dibuat pakan ternak, artinya belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu perlu dicarikan solusi untuk meningkatkan nilai tambah pada limbah duri dan sekaligus dapat menambah penghasilan tambahan bagi keluarga atau bagi ibu-ibu penjual jasa pencabut duri. Salah satu upaya adalah duri bandeng dibuat produk abon yang memiliki kelebihan yaitu berkalsium tinggi, sehingga produknya disebut Abon Kalsium. Usaha jasa pencabut duri bandeng yaitu ibu Jamillah sebagai Mitra I, usaha ini diberi nama Bandeng Barokah. Sedangkan ibu Mahsunah Aini sebagai Mitra II adalah pembuat Abon Kalsium, usaha pembuat Abon diberi nama Bandeng Jaya. Sebagai pencabut duri ibu Jamillah memiliki anggota sebanyak 8 orang yang kegiatannya mencabut duri, sedangkan ibu Mahsunah memiliki anggota 8 orang yang kegiatannya selama ini membuat abon ikan bandeng. 1.2 Permasalahan Mitra Permasalahan Mitra I yang ingin di dapatkan solusinya adalah : 1. Peningkatan Manajemen a. Akses dan informasi pengajuan kredit dan pinjaman b. Peningkatan ketrampilan cara membuat pembukuan keuangan sederhana 2. Peningkatan Teknologi a. Teknik atau cara mencabut duri secara tepat, agar hasilnya tidak banyak terjadi kerusakan daging ikan. b. Cara memilih jenis pinset untuk cabut duri c. Teknik mengemas Batari d. Teknik menyimpan dalam refrigerator 3. Peningkatan Produksi a. Peningkatan efisiensi usaha menggunakan peralatan yang memadai b. Peningkatan kecepatan proses produksi Permasalahan Mitra 2 yang ingin didapatkan solusinya adalah : 1. Peningkatan Manajemen a. Peningkatan ketrampilan membuat abon kalsium b. Perluasan pemasaran hasil produksi Abon Kalsium 2. Peningkatan Teknologi a. Pengunaan alat presto, cara melunakkan duri bandeng b. Penggunaan alat spinner, agar sisa minyak dapat tuntas c. Penggunaan alat pengemas (sealer) 3. Peningkatan Produksi a. Penyediaan bahan baku (duri bandeng) guna kepastian produksi 34

IbM Kampung Tempe Tenggilis Kauman Surabaya b. Peningkatan kecepatan proses produksi c. Peningkatan kualitas, warna, aroma dan bentuk produksi menjadi lebih baik. 2. METODE PELAKSANAAN Program IbM ini dilaksanakan selama 8 bulan, dengan 2 buah Mitra. Mitra I yaitu Ibu Jamilah penjual jasa pencabut duri bandeng, produksinya adalah BATARI (Bandeng Tanpa Duri) bernama BANDENG BAROKAH dengan alamat Jalan Langgar Ngemplak Kalanganyar RT 18 RW 04, Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan Mitra II yaitu Ibu Mahsunah Aini, calon pengolah Abon Kalsium bernama BANDENG JAYA dengan alamat Desa Kalanganyar RT 09 RW 02, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Metode pelaksanaan pengabdian berorientasi kepada menemukan solusi dari permasalahan yang disepakati bersama, ada 4 hal yaitu : 1. Peningkatan Manajemen Mitra melalui penyampaian informasi dan pelatihan 2. Peningkatan Teknologi Mitra melalui penyiapan peralatan yang dimaksud dan pelatihan operasional perlatan 3. Peningkatan Produksi Mitra melalui pendampingan dan simulasi agar didapatkan hasil produksi yang terbaik. Solusi yang diberikan merupakan jawaban dari permasalahan Mitra I dan Mitra II, dimana permasalahan yang di prioritaskan dalam diskusi antara tim pengajuan pengabdian dengan Mitra I dan Mitra II. 3. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Kinerja LPPM Universitas Dr. Soetomo Sebagai salah satu Lembaga di lingkungan Universitas Dr. Soetomo, Lembaga Penelitian dan Perngabdian Masyarakat (LPPM) memiliki fungsi dan peran yang strategis untuk mendinamisir aktivitas penelitian, agar menjadi prilaku dan budaya akademik dalam rangka lebih mengukuhkan eksistensi Universitas Dr. Soetomo sebagai Perguruan Tinggi yang Mandiri dan Berkualitas. Dalam tahun 2015 Penelitian Dosen Unitomo yang dibiayai oleh lembaga Unitomo berjumlah 57 judul, dan yang dibiayai oleh DIKTI berjumlah 10 judul. Sedangkan yang aktif mengikuti seminar di forum ilmiah Nasional sebagai pemakalah berjumlah 59 dosen, dan di forum ilmiah internasional sebagai pemakalah 2 dosen. Dan yang melaksanakan pengabdian masyarakat berjumlah 51 dosen. VISI LPPM Universitas Dr. Soetomo adalah Menjadi Lembaga Penelitian yang Mandiri dan Berkualitas Dalam Mewujudkan Universitas Dr.Soetomo Sebagai Institusi yang Unggul di Tingkat Nasional. MISI LPPM Universitas Dr. Soetomo secara sistimatis, terencana dan melembaga adalah : 1. Mengembangkan Lembaga Penelitian sebagai pusat penelitian di bidang ilmu pengetahun, teknologi, pendidikan dan seni yang berkualitas dan Mandiri 2. Meningkatkan peran Lembaga Penelitian sebagai pusat informasi ilmiah yang berkualitas dan bermanfaat 3. Menghasilkan berbagai penelitian yang berdaya guna dan mampu memecahkan isu-isu kemasyarakatan dan sumberdaya alam. 4. Menghasilkan berbagai kegiatan Pengabdian Masyarakat yang berdaya guna dan mampu memecahkan isu-isu kemasyarakatan dan sumberdaya alam. 5. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam kegiatan penelitian dan mendesiminasikan hasil-hasil riset kepada pihak terkait dan stakeholders lainnya. 6. Mendukung upaya pengembangan, penerapan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kemakmuran rakyat, dengan tetap menjunjung tinggi dan mendasarkan diri pada nilai-nilai moral, kaidah-kaidah ilmiah, etika dan estetika. 4. HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PENGABDIAN 35

Erma Yuliaty, Siti Mundari dan Zainal Arief Target luaran secara akademis adalah sebagai bahan pendukung pengajaran dan menyediaan materi untuk publikasi dalam bentuk poster dan akan dimasukkan kedalam Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat. Analisa Usaha Analisa ekonomi pengusaha pencabut duri bandeng dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Table 1. Analisis Ekonomi Usaha pencabutan duri bandeng: No Bahan baku Jumlah Harga satuan (Rp) Total Biaya (Rp) 1. Ikan Bandeng 30 Kg 25.000 750.000 2 Pengemas plastik 90 buah 200 18.000 3 Ongkos cabut duri/hari 90 ekor 1.500 135.000 4 Air bersih 5.000 5 Sewa Pisau, nampan, pinset 5.000 Total biaya 913.000 Total penerimaan 100 ekor 15.000 1.500.000 Keuntungan per-hari 587.000 Keterangan: Jadi keuntungan setiap orang pencabut duri perhari adalah Rp 1.500.000 Rp 913.000 = Rp 587.000,- (Lima Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Rupiah) atau 64 %. Selanjutnya banyak juga ibu-ibu penjual ikan yang ingin menambah penghasilannya dengan cara menjadi buruh cabut duri, dan angkos cabut duri adalah antara Rp 1.500 - Rp 2.000 per-ekor ikan bandeng. Adapun penghasilannya tidak pasti tergantung pada jumlah ikan yang akan diambil durinya, namun demikian umumnya sehari mereka mampu mencabut duri bandeng sampai sekitar 100 ekor. Analisa ekonomi usaha pengolah abon kalsium dapat dilihat pada tabel 2.Berikut. Table 2. Analisis Ekonomi Usaha Pengolah Abon Kalsium. No Bahan-bahan banyaknya Harga satuan Jumlah 1 Duri Ikan Bandeng Segar 16 kg 4.000 64.000 2 Ikan Bandeng segar 2 kg 25.000 50.000 3 Bawang Putih 100 g 40.000 4.000 4 Ketumbar 100 g 20.000 2.000 5 Jahe 200 g 10.000 2.000 6 Lengkuas 200 g 10.000 2.000 7 Kemiri 100 g 20.000 2.000 8 Asam kawak 300 g 10.000 3.000 9 Cabe, Serai 100 g 30.000 3.000 10 Garam, 50 g 5.000 1.000 Kunyit 50 g 5.000 1.000 11 Gula Pasir 150 g 20.000 3.000 12 Daun Jeruk, daun salam 20 lbr 2.000 13 Santan Kental 700 ml 10.000 10.000 14 Minyak goreng 2 kg 10.000 20.000 15 Brambang goreng 100 g 10.000 10.000 16 Tenaga membuat 2 orang 50.000 50.000 17 Total biaya 279.000 18 Produksi abon kalsium 5 kg 100.000 500.000 Keuntungan 271.000 Keterangan: Satu kali produksi = 5 kg abon kalsium, keuntungan 500.000 279.000 = Rp 271.000,- (Dua ratus Tujuh Puluh Satu Ribu Rupiah) atau keuntungannya 97 %.. 36

IbM Kampung Tempe Tenggilis Kauman Surabaya Bagi pengusaha pemula, usaha cabut duri dan usaha pengolah abon kalsium tersebut cukup menjanjikan karena perlu pelatihan mencabut duri secara benar cukup sederhana dan mudah untuk dilaksanakan.modal yang harus disiapkan pun tidak terlalu besar serta peralatan yang digunakan juga sangat sederhana. Usaha mandiri dan bersifat produktif seperti usaha cabut duri dan pengolah abon kalsium ini dapat membantu kehidupan masyarakat luas, diantaranya membuka peluang lapangan kerja mandiri. Dari aspek budaya, social bahkan dari sisi keagamaan, usaha produktif dan mandiri tersebut mempunyai nilai yang positif. Sisi lain yang harus segera di carikan solusinya adalah aspek manajemen, aspek penggunaan teknologi dan aspek produksi agar usaha produktif dan mandiri menjadi semakin besar dan bermanfaat buat masyarakat secara luas. Selanjutnya prosedur pembuatan abon kalsium adalah sebagai berikut: 1. Duri ikan bandeng (limbah), dicuci sampai bersih, lalu ditiriskan 2. Masukkan dalam panci presto/autoklaf dengan suhu 121 o C selama 2 jam. 3. Setelah 2 jam angkat dan haluskan (ditumbuk). 4. Haluskan bawang putih, ketumbar, kemiri, lengkuas, jahe, cabe, gula dan kunyit. 5. Bumbu halus ditumis, masukkan salam, serai, dan daun jeruk, sampai harum. 6. Masukkan santan kental, sambil diaduk terus sampai kesat. 7. Campur duri ikan, daging ikan dengan bumbu halus, aduk terus sampai homogen. (boleh ditambah minyak goreng), goreng terus dengan api sedang. 8. Masak di atas api sedang sampai kuning kecoklatan. Jika berselera agak basah juga bisa (untuk isi lemper misalnya). 9. Angkat dan tiriskan dengan finner (Press) 10. Dinginkan dan taburi dengan brambang goreng, lalu dikemas rapi. Selanjutnya ada beberapa parameter sebelum dan sesudah adanya pembinaan program dapat dilihat pada table 3. Tabel 3. Beberapa Parameter sebelum dan sesudah Program dilaksanakan No Parameter Sebelum PelaksanaanProgram Setelah Pelaksanaan Program Mitra 1. Usaha Cabut Duri (Batari) 1. Manajemen : - Durasi waktu cabut duri 2. Peningkatan Teknologi - Cabut duri butuh waktu lama, dan hasilnya banyak terdapat luka-luka di permukaan ikan - kurang terampil dalam penggunaan pisau, dan pinset - Cabut duri waktu lebih singkat dan hasilnya lebih baik (utuh), sehingga lebih efisien waktunya - lebih terampil dalam penggunaan pisau, dan pinset 3. Peningkatan Produksi - Produksinya belum terjadwalkan dan belum terpikirkan tergantung keadaan pesanan - Produksi menjadi meningkat secara kualitas (Produk Batari menjadi lebih utuh) dan kuantitas dan produk menjadi lebih higienis. Mitra II. Pengusaha Pengolah Abon Kalsium Parameter Sebelum Pelaksanaan Program Setelah Pelaksanaan Program 1. Peningkatan Manajemen : (permodalan, pemasaran, SDM) 2. Peningkatan Teknologi - Belum terfikirkan rencana pengembangan produksi, tentang pengembangan modal Belum punya ketrampilan penggunaan spinner (masih memeras minyak secara manual), sehingga hasilnya kurang bagus 37 - Telah dirintis untuk dikembangkannya usaha pembuatan abon kalsium yang lebih baik. -Telah terampil dalam penggunaan spinner, dan alat presto, sehingga hasilnya sangat lebih baik, lebih awet dan tidak

Erma Yuliaty, Siti Mundari dan Zainal Arief 3. Peningkatan Produksi dan tidak tahan lama (mudah tengik). Tidak terjadwal, artinya berproduksi bila ada pesanan saja, karena produk abon tidak tahan lama. mudah tengik serta dari kenampakan lebih menarik warnanya. 1.Diproduksi setiap hari minggu 2. Efisiensi usaha 3. Kecepatan waktu produksi 4. Peningkatan produk abon secara kualitas berupa rasa, warna, aroma dan teksturserta daya awet menjadi lebih baik. 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Untuk rencana ke depan tidak menutup kemungkinan akandilanjutkan dengan program tentang cara mengemas produk kering seperti abon dengan kemasan yang lebih baik dan menarik agar mutu abon meningkat dan menjadi lebi awetaman dan diminati oleh masyarakat konsumen secara luas. 6. KESIMPULAN DAN SARAN Dari pelaksanaan program IbM ini dapat disimpulkan yaitu: a. Aspek teknik mencabut duri ikan menjadi lebih terampil sehingga menghasilkan produk BATARI (Bandeng tanpa duri) yang lebih bermutu. b. Aspek permodalan sangat membantu utamanya dalam perbaikan sarana prasarana produksi, sisi kualitas produksi menjadi meningkat. c. Proses pembuatan abon menjadi lebih higienis dibandingkan dengan sebelumnya, baik di bidang kebersihan SDM atau kebersihan lokasi pembuatan abon. d. Diharapkan akan diperoleh keuntungan yang lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Saran : - Usaha produksi abon duri ikan agar dikembangkan lagi dengan rasa yang bervariasi, agar lebih diminati oleh konsumen. - Usaha produksi abon dikembangkan lagi sehingga menjadi industry menengah yang melibatkan 10 20 orang karyawan. - Pengemas abon kalsium perlu diperbaiki agar lebih menarik.\ DAFTAR PUSTAKA Anonim, wpi.kpp.go.id Batari Icon Akademi Perikanan Sidoarjo, (Diakses pada 5 Januari 2016) Dedi Rohaendi. 2009. Memproduksi Kerupuk Sangria.Gramedia Pustaka Utama. Indraswari,1992. Teknologi Pengolahan Pangan. Penerbit : Kanisius Yogyakarta Muchtadi,T.R. 1989. Teknologi Proses Pengolahan Pangan.PAU Pangan dan Gizi, IPB Bogor. Poejodiadi, Anna. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia. Setiadi. 2002. Proses Pengolahan Abon. Pusat Dinamika Pembangunan UNPAD, Bandung. 38