RISK ASSESSMENT DAN UPAYA PENGEMBANGAN JASA KONSULTASI DI BIDANG MANAJEMEN RISIKO. oleh : Slamet Susanto, AK)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN INTERN 1

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi Asia, tahun 1997 yang ditandai dengan jatuhnya nilai mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. industri menengah maupun industri besar. Dalam perkembangannya saat ini nampak jelas

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM AUDIT INTERNAL

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

PARADIGMA BARU : MANAJEMEN RESIKO KONSEP PEMBAHARUAN FUNGSI AUDITOR INTERNAL

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

INTERNAL AUDIT. Materi 1. Oleh Wisnu Haryo Pramudya, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

DAFTAR ISI CHARTER SATUAN PENGAWASAN INTERN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga intermediasi yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. maraknya dengan skandal-skandal di lingkup internasional. Meskipun tidak

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter)

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

MODUL-3 INTERNAL AUDITING

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Profil Responden Kuesioner Sistem Internal Controls pada Direktorat Pembinaan SMK dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti:

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dalam era globalisasi saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MENJADI RISK & CONTROL EXPERT : MEMELIHARA PROFESIONALISME DAN KOMPETENSI PENGAWAS INTERN. Oleh : Slamet Susanto, Ak., CRMP.

Bab I PENDAHULUAN UKDW. Piagam Audit atau Audit Charter, dimana Piagam Audit tersebut wajib dimiliki

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

DEWI KURNIASIH Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu semakin banyak organisasi baik swasta maupun pemerintahan dan lembaga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

Materiality and Audit Risk. Konteks Audit Kepabeanan dan Cukai

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Ringkasan Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank CIMB Niaga Tbk

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Dalam melaksanakan proses

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Overview Risk Based Audit (Audit Berbasis Risiko)

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. global dunia usaha yang semakin berat. Misi BUMN sebagai sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

perusahaan PT. Toba Pulp Lestari? perusahaan PT. Toba Pulp Lestari?

Bentuk Soal dan Alokasi Waktu Ujian

dapat menciptakan kepercayaan pemegang saham kepada perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan penelitian yang berbentuk tesis

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN). Seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing auditor berbeda. Auditor pemerintah dibedakan menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (MEA) yang akan dimulai akhir tahun Dampak berlakunya MEA adalah

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

Transkripsi:

RISK ASSESSMENT DAN UPAYA PENGEMBANGAN JASA KONSULTASI DI BIDANG MANAJEMEN RISIKO oleh : Slamet Susanto, AK) Latar Belakang Dalam upaya mengembangkan metodologi Risk Management Based Audit (RMBA) di BPKP melalui BPKP Capacity Building Project, gugus tugas yang tergabung dalam Financial Audit dan EDP Audit telah melakukan pilot study di beberapa Badan Usaha Milik Negara dan Instansi Pemerintah. Langkah awal yang telah dilakukan untuk mengembangkan metodologi tersebut adalah dengan melakukan kegiatan risk assessment. Dalam kaitannya dengan metodologi RMBA, Risk assessment merupakan bagian dari tahapan pertama metodologi RMBA yang harus dilakukan dalam melaksanakan audit keuangan dengan berbasis pada manajemen risiko. Tahapan tersebut adalah memahami operasi auditee yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan risiko kegagalan, risiko kekeliruan, dan risiko kecurangan yang dapat mempengaruhi audit laporan keuangan. Risk assessment merupakan langkah awal yang penting dalam upaya pengembangan jasa konsultasi di bidang manajemen risiko, karena risk assessment sendiri merupakan bagian dari proses manajemen risiko dan manajemen risiko. Definisi Risiko didefinisikan sebagai peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak terhadap tujuan dari suatu organisasi, diukur dengan memadukan antara dampak pengaruh yang akan ditimbulkan dan kemungkinan terjadinya. Risk Assessment merupakan bagian dari kegiatan proses manajemen risiko, yaitu mencakup keseluruhan proses dari kegiatan menganalisa risiko dan mengevaluasi risiko. Kegiatan menganalisa risiko berupa kegiatan menggunakan informasi yang tersedia secara sistematis untuk menentukan bagaimana seringnya suatu kejadian mungkin akan terjadi dan dampak atau pengaruh yang akan timbul. Sedangkan mengevaluasi risiko merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan prioritas yang diberikan oleh manajemen risiko dengan cara membandingkan tingkatan suatu risiko dengan standar, target ataupun kriteria lainnya yang ditentukan sebelumnya oleh manajemen. Manajemen risiko diakui sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktik manajemen yang baik. Manajemen risiko merupakan proses yang berkesinambungan yang terdiri dari langkah-langkah yang jelas secara berurutan, memberikan sumbangan wawasan yang besar terhadap risiko dan dampak yang akan ditimbulkannya, serta memberikan dukungan informasi 1

mengenai risiko bagi para pengambil keputusan. Manfaat yang Dapat Diperoleh Dengan adanya penerapan praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara, Menteri BUMN mengeluarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-117/M.BU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada BUMN pasal 14 (8) : Komite Asuransi dan Risiko Usaha bertugas melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko usaha dan jenis serta jumlah asuransi yang ditutup oleh BUMN dalam hubungannya dengan risiko usaha. Risk assessment bermanfaat bagi BUMN yang diharuskan melaksanakan penerapan praktik Good Corporate Governance khususnya membantu Komite Asuransi dan Risiko Usaha menyediakan informasi mengenai identifikasi risiko usaha sebagai dasar dalam mengelola/memperlakukan risiko usaha yang ada pada organisasinya. Risk assessment merupakan bagian dari penerapan struktur pengendalian internal yang baik yang harus ada pada badan usaha sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik ataupun COSO disamping unsur-unsur lainnya, seperti : control environment, control activities, information and communication, dan monitoring. Oleh karena itu dengan diterapkannya risk assessment maka akan mendukung terbentuknya struktur pengendalian internal organisasi yang kuat. Risk assessment akan bermanfaat jika hasil risiko yang telah teridentifikasi dan diprioritaskan tersebut ditindaklanjuti dengan cara mengelola (mengendalikan / memperlakukan) risiko tersebut dengan baik. Manajemen mengelola risiko tersebut dengan cara mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi dampak/pengaruh yang ditimbulkannya, mentransfer seluruhnya atau sebagian risiko, atau menghindari risiko. Tujuan akhirnya adalah risiko yang ada dapat berkurang pada tingkat yang dapat ditoleransi oleh manajemen. Dengan demikian secara keseluruhan risk assessment akan mendukung pelaksanaan manajemen risiko yang baik pada suatu organisasi. Kerangka Kerja yang Digunakan Sesuai dengan metodologi RMBA, kerangka kerja yang digunakan dalam melaksanakan risk assessment adalah antara lain kerangka analisis operasi, penelaahan kinerja, kerangka proses informasi, model risiko entitas, dan formulir penaksiran risiko kecurangan dengan penjelasan sebagai berikut : Kerangka Analisis Operasi ; merupakan suatu kerangka untuk mengorganisasikan pemahaman atas faktor-faktor keberhasilan atau kegagalan auditee, dan hubungan satu sama lain yang dinamis di antara faktor-faktor tersebut (lingkungan, informasi, pemilik, pelanggan, pesaing, pemasok, manajemen, proses operasi, nilai) bertujuan membantu mengidentifikasi risiko kegagalan potensial dengan mempertimbangkan perubahan atau masalah yang terdapat dalam kondisi 2

operasi yang berdampak terhadap laporan keuangan. Penelaahan Kinerja ; merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk menelaah ukuran dan pelaksanaan kinerja operasi auditee dengan menggunakan jenis analisis kinerja utama (profitabilitas, likuiditas, pengelolaan harta, dan rasio kemampuan membayar kewajiban) bertujuan membantu mengidentifikasi indikator risiko yang potensial dapat terjadi. Kerangka Proses Informasi ; merupakan kerangka kerja yang digunakan untuk memperoleh pemahaman mengenai arus transaksi dari kegiatan operasi, peristiwa, dan fakta sejak terjadinya sampai dengan pengikhtisarannya di dalam laporan keuangan dan pengungkapan. Tujuannya untuk memberi fokus yang menyeluruh untuk mengidentifikasi dan menentukan lokasi risiko kekeliruan yang berasal dari: prinsip akuntansi, estimasi, proses pengolahan informasi yang kritikal, proses pelaporan keuangan, dan pengungkapan. Model Risiko Entitas ; merupakan daftar komprehensif berbagai jenis risiko entitas yang dapat mengancam organisasi secara keseluruhan atau suatu proses tertentu dalam organisasi bertujuan mendefinisikan risiko kegagalan dan peluang untuk meningkatkan kegiatan operasi auditee dan mengkomunikasikan risiko kegagalan dan peluang untuk meningkatkan kegiatan operasi auditee kepada manajemen. FRAUD Penaksiran Risiko RISK ASSESSMENT Kecurangan. Risiko kecurangan merupakan risiko salah saji laporan keuangan yang disengaja dengan jumlah melebihi tingkat kekeliruan yang dapat ditolerir yang meliputi salah saji maupun penghilangan jumlah-jumlah atau pengungkapan-pengungkapan. Formulir penaksiran risiko kecurangan digunakan untuk mendokumentasikan hasil penelaahan faktor-faktor risiko kecurangan. Pengalaman yang Diperoleh Di Lapangan Selama Pilot Study Ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman merupakan guru terbaik yang mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang lebih memuaskan dari sebelumnya. Selama pilot study dijumpai beberapa kesulitan dan kelemahan yang dimiliki oleh tim dalam melakukan risk assessment. Hal ini sebaiknya tidak dapat dipungkiri lagi agar dapat dipakai sebagai dasar penyempurnaan pelaksanaan risk assessment selanjutnya. Kesulitan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kesulitan yang timbul karena adanya perbedaan persepsi mengenai suatu kejadian merupakan risiko atau bukan lagi merupakan risiko. 2. Kesulitan yang timbul karena adanya pertimbangan subyektivitas dalam menentukan besaran dampak dan 3

kemungkinan terjadinya risiko serta memprioritaskan seluruh risiko. 3. Kesulitan dalam menentukan tingkatan risiko apakah risiko tersebut merupakan risiko yang dapat diterima sehingga tidak perlu dikelola lagi lebih lanjut. 4. Kesulitan dalam menentukan apakah strategi yang dipilih oleh managemen telah sesuai untuk mengurangi tingkatan risiko sehingga akan menghasilkan risiko residual. 5. Kesulitan untuk memahami risk management process, karena managemen belum memiliki risk management process yang disusun secara formal dan sistematis. 6. Kelemahan atas kekurangtersediaan data base mengenai best practise risk management process suatu jenis usaha/industri 7. Kelemahan atas kurangnya penerapan analisa risiko secara kuantitatif. 8. Kelemahan atas ketidaktersediaan alat bantu pendukung pengambilan keputusan secara kelompok dalam menentukan tingkatan suatu risiko 9. Kelemahan atas dominannya pertimbangan subyektivitas tim risk assessment dalam menentukan tingkatan suatu risiko dan kurangnya partisipasi managemen/stakeholder dalam menentukan tingkatan risiko 10. Kelemahan tim risk assessment dalam merubah sikap dari seorang auditor menjadi seorang konsultan 11. Kelemahan dari manajemen yang bersikap kurang terbuka memberikan informasi risiko kepada tim risk assessment. Langkah Perbaikan yang Diperlukan Langkah perbaikan diperlukan untuk mengatasi kesulitan ataupun memperbaiki kelemahan yang dijumpai selama melakukan risk assessment di lapangan. Akibat negatif yang mungkin timbul bilamana kesulitan atau kelemahan tersebut tidak diperbaiki adalah : 1. Risiko yang diidentifikasi bersifat sangat subyektif 2. Risiko dalam organisasi tidak dipetakan secara lengkap dan akurat. 3. Risiko telah berkurang pada tingkat yang dapat diterima sulit untuk ditentukan. 4. Rekomendasi berupa langkah perbaikan pengelolaan risiko sampai pada tingkat yang dapat diterima menjadi tidak akurat 5. Tujuan untuk mengurangi kerugian masa depan berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang tidak diinginkan, sulit tercapai. Langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk mengurangi akibat tersebut antara lain : 1. Perlunya penambahan pelatihan / pengetahuan mengenai manajemen risiko bagi tim risk assessment. 2. Perlunya mencari tambahan data mengenai best practise risk management process suatu jenis usaha/industri. 3. Perlunya memiliki alat bantu pendukung pengambilan keputusan secara kelompok seperti : voting provinder sehingga seluruh manajemen secara langsung dan bersama-sama terlibat dalam menentukan peringkat suatu risiko yang teridentifikasi. 4. Perlunya menambah cara menganalisa suatu risiko dengan menggunakan pendekatan kuantitatif 5. Perlunya secara berangsur-angsur merubah sikap pandang tim risk 4

assessment dari seorang auditor menjadi seorang konsultan. Simpulan Manajemen risiko sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktik manajemen yang baik sepatutnya mulai diaplikasikan pada Badan Usaha Milik Negara dan Instansi Pemerintah. Sebagai langkah awal untuk memulai terlaksananya manajemen risiko dapat dilakukan dengan cara melaksanakan risk assessment. Berdasarkan pengalaman atas penerapan risk assessment di lapangan ternyata masih banyak ditemui kesulitan dan kelemahan yang ada pada tim risk assessment antara lain berupa kurangnya pengetahuan, pengalaman, sikap, dan alat bantu pendukung dalam melakukan risk assessment. Kesulitan dan kelemahan tersebut sebaiknya segera dapat diperbaiki agar rekomendasi perbaikan manajemen risiko bagi managemen dapat diberikan lebih akurat dan lengkap. Daftar Pustaka 1. Manual Risk Management Based Audit, BPKP, 2002 2. Standar Manajemen Risiko, Manajemen Risiko, AS/NZS 4360 : 1995 3. Triple Bottom Line Risk Management, Adrian R.Bowden, Malcolm R.Lane, dan Julia H. Martin, 2001 *Penulis adalah anggota dari Fraud Audit Task Force (FATF) BPKP Capacity Building Project. 5

6