I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembangunan ekonomi mengingat peran sektor pertanian yang cukup penting yaitu sebagai sektor penyedia kebutuhan pangan nasional, dan penyedia kebutuhan bahan baku bagi sektor industri. Sampai era reformasi sekarang, tampaknya sektor pertanian masih dan akan merupakan sektor penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian besar penduduk di Indonesia (> 60%) tinggal di pedesaan dan lebih dari separo penduduk tersebut menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sementara itu, kontribusi utama sektor pertanian terhadap pembangunan nasional selama Pembangunan Jangka Panjang I telah berhasil secara nyata menyediakan bahan pangan khususnya beras, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menunjang sektor nonpertanian melalui penyediaan bahan baku untuk industri pengolahan (Daniel, 2002). Kegiatan pertanian khususnya bidang hortikultura (tanaman bunga, buah dan sayur) banyak menarik perhatian berbagai kalangan. Disamping dapat untuk menyalurkan hobi, kegiatan ini juga dapat dijadikan mata pencaharian yang menghasilkan keuntungan. Komoditas hortikultura terutama sayur seperti kol, kentang, tomat, wortel, dan cabai telah lama dibudidayakan oleh petani karena produk ini dibutuhkan hampir setiap masyarakat (Nawangsih dkk. 2000). Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan potensi hortikultura yang besar sebab memiliki lahan pantai Selatan yang tersebar dari Kabupaten Kulon Progo sampai dengan Kabupaten Gunung Kidul. Lahan pasir di sepanjang pantai Selatan telah banyak diusahakan untuk usahatani, terutama tanaman yang bernilai ekonomi tinggi yaitu bawang merah dan cabai (BPTP, 2013).Cabai merah (Capsicum 1
2 Annuum L) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting bagi pembangunan sektor pertanian di Indonesia karena hampir setiap masyarakat membutuhkannya untuk kebutuhan rumahtangga. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten penghasil cabai merah di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan hasil produksi mencapai 10.920,80 ton pada tahun 2012, secara lengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Produksi Sayuran di Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011-2013 No Komoditas Produksi (ton) 2011 2012 2013 1 Cabi Merah 11.096,00 11.581,60 10.920,80 2 Petsai/Sawi 4.338,00 4.793,80 3.265,80 3 Bawang Merah 2.598,00 2.472,20 2.150,50 4 Terung 376,00 267,30 1.107,80 5 Jamur - - 938,70 6 Kara benguk - 501,00 587,20 7 Bawang Daun 493,00 331,50 475,20 8 Cabe Rawit 503,00 562,70 447,80 9 Kacang Panjang 214,00 270,30 260,30 10 Kangkung 307,00 285,20 125,60 11 Kacang Tunggak - 133,30 109,60 12 Tomat 84,00 65,40 97,80 13 Kentang Hitam - - 95,30 14 Bayam 147,00 142,50 87,50 15 Kembang kol - 69,50 32,30 16 Ketimun 51,00 63,60 7,40 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa cabai merah merupakan sayuran dengan produksi tertinggi di Kabupaten Kulon Progo dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yaitu sebesar 11.096,00 ; 11.581,60 dan 10.920,80 ton. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani komoditas cabai merah (Capsicum Annuum L) memberikan kontribusi yang cukup besar dalam bidang pertanian. Lahan kering pesisir pantai Selatan di Kabupaten Kulon Progo Kecamatan Panjatan dimanfaatkan untuk budidaya tanaman holtikultura yaitu cabai merah, semangka, melon dan sayuran lainnya (BPS, 2014). Produksi sayuran di Kecamatan Panjatan dapat dilihat pada Tabel 2 :
3 Tabel 2. Produksi sayuran di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 No Komoditas Produksi (Kw) 2013 1 Cabai 44.908,00 2 Sawi 20.162,00 3 Bawang Merah 7.487,00 4 Terong 5.142,00 5 Bawang Daun 720,00 6 Kacan Panjang 293,00 Jumlah 78.712,00 Sumber : Kecamatan Panjatan dalam Angka, BPS Kulon Progo Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa tanaman Cabai merupakan tanaman yang memiliki produksi tertinggi di wilayah tersebut pada tahun 2013 yaitu sebesar 44.908,00 kuintal. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman cabai merupakan tanaman unggulan yang menjadi potensi pertanian di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. Tingginya produksi cabai tersebut dikarenakan tanaman cabai di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo dibudidayakan pada lahan sawah dan lahan pasir di kawasan pesisir. Berdasarkan Dinas Pertanian DIY (2009) tanaman cabai dapat ditanam di lahan pasir di kawasan pesisir yang memiliki karakteristik lahan sebagai berikut : tekstur tanahnya sebagian besar pasir, mudah meloloskan diri, kandungan bahan organik rendah, rentan hembusan angin laut, rentan uap garam, rentan suhu terik di siang hari. Namun dengan semakin banyaknya alih fungsi lahan, teknologi budidaya cabai merah lahan pasir di kawasan pesisir terus dikembangkan untuk menambah produksi dari cabai Berdasarkan karakteristik struktur tanahnya terdapat perbedaan antara usahatani cabai merah pada lahan pasir dengan usahatani cabai merah lahan sawah, baik mengenai inputnya maupun perlakuannya. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai perbedaan usahatani cabai merah pada lahan sawah dengan usahatani cabai merah pada lahan pasir di kawasan pesisir dilihat dari produktivitas lahan, pendapatan serta efisiensinya.
4 B. Perumusan Masalah Petani dalam melakukan usahatani selalu melakukan perhitungan finansial dengan memperhitungkan antara penerimaan dari hasil panen dengan biaya mengusahakan dari usahatani tersebut. Suatu usahatani selalu berorientasi untuk menghasilkan pendapatan yang maksimal. Jika petani dihadapkan pada dua pilihan usahatani yaitu usahatani cabai merah pada lahan sawah dengan usahatani cabai merah pada lahan pasir di kawasan pesisir tentu petani akan memilih usahatani yang menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Penelitian ini dilakukan pada dua jenis lahan yaitu pada lahan sawah dan lahan pasir di kawasan pesisir yang digunakan untuk usahatani cabai merah di Kabupaten Kulon Progo. Ketersediaan unsur hara dan karakteristik tanah yang berbeda pada lahan sawah maupun lahan pasir di kawasan pesisir akan mempengaruhi penggunaan input produksi, seperti penggunaan benih, pupuk, obat-obat kimia pengendali hama, penyakit dan gulma, tenaga kerja dan biaya usahatani lainnya. Lahan pasir di kawasan pesisir memerlukan beberapa perlakuan khusus seperti penyiraman yang rutin serta pemberian pupuk kompos yang banyak agar dapat digunakan sebagai media tanam cabai Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan produktivitas lahan usahatani cabai merah lahan sawah dengan lahan pasir di kawasan pesisir Kabupaten Kulon Progo? 2. Apakah terdapat perbedaan pendapatan usahatani cabai merah lahan sawah dengan lahan pasir di kawasan pesisir Kabupaten Kulon Progo? 3. Apakah terdapat perbedaan antara efisisensi usahatani cabai merah lahan sawah dengan lahan pasir di kawasan pesisir Kabupaten Kulon Progo?
5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membandingkan produktivitas lahan usahatani cabai merah lahan sawah dengan lahan pasir di kawasan pesisir di Kabupaten Kulon Progo. 2. Membandingkan pendapatan usahatani cabai merah lahan sawah dengan lahan pasir di kawasan pesisir di Kabupaten Kulon Progo. 3. Membandingkan efisiensi usahatani cabai merah lahan sawah dengan lahan pasir di kawasan pesisir Kabupaten Kulon Progo. D. Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian ini antara lain : 1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksanakan untuk memberikan tambahan wawasan serta memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan di masa yang akan datang khususnya mengenai usahatani cabai 3. Bagi petani cabai merah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan yang berkaitan dengan usahatani cabai merah di lahan pasir. 4. Bagi pembaca, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan, tambahan informasi dan pengetahuan serta serta sumber wacana bagi pembaca yang berminat pada pembahasan mengenai usahatani cabai