STUDI FASIES ENDAPAN TURBIDIT FORMASI CITARUM, DAERAH CIPATAT, KAB. BANDUNG BARAT, JAWA BARAT TUGAS AKHIR B disusun sebagai syarat menyelesaikan gelar Sarjana Strata Satu pada Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung Diajukan oleh : INDRA IRAWAN 12005020 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2009
LEMBAR PENGESAHAN STUDI FASIES ENDAPAN TURBIDIT FORMASI CITARUM, DAERAH SUNGAI CIBOGO, CIPATAT, KAB. BANDUNG BARAT, JAWA BARAT Tugas Akhir B disusun sebagai syarat menyelesaikan gelar Sarjana Strata Satu pada Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung Indra Irawan NIM 12005020 Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Djuhaeni NIP. 131422690
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat, karunia, dan ridho dari Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Sarjana Strata Satu (S-1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung. Tugas akhir ini mempunyai judul STUDI FASIES ENDAPAN TURBIDIT FORMASI CITARUM DAERAH CIPATAT, KABUPATEN BANDUNG BARAT, JAWA BARAT. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini mempunyai banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Penyusunan tugas akhir ini mendapat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat, hidayah dan ridho Nya kepada penulis. 2. Bapak dan Mamah tercinta, atas cinta dan kasih sayangnya yang tak terbatas, dorongan, bimbingan, dan doanya yang tiada henti diberikan kepada penulis. Semua ini penulis persembahkan untuk Bapak dan Mamah tercinta. Kakakku (A Kurni, Teh Lia, Teh Reni, dan A Yopan) yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doanya, Adikku (de Uci) yang dengan kehadirannya membuat penulis menjadi seorang yang lebih dewasa. 3. Dr. Ir. Djuhaeni selaku pembimbing, terima kasih atas bimbingan, diskusi, kesabaran dan waktunya yang diberikan kepada penulis selama proses penelitian berlangsung hingga selesainya tugas akhir ini. Pimpinan, seluruh dosen, dan seluruh staf di lingkungan Program Studi Teknik Geologi, Fakultas iii
Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, terimakasih atas semua dukungannya. 4. Kekasihku tercinta (Sarah Hajar Mivtahul Nurjanah), yang selalu sabar memberikan semangat dan dukungannya, serta selalu setia menemani penulis di saat susah ataupun senang. 5. Teman-teman se-kostan (Amir, Sinto, Afif, Aryo, Bembi, Yana) atas semua kebahagiaan dan persahabatan kita selama ini. 6. Partner lapanganku ( Juan, Adya, Iantony, Sinto, dan Cut) terimakasih atas diskusi nya di lapangan. 7. Teman-teman seperjuangan GEA 2005, terima kasih atas persahabatan, kebersamaan, perjuangan, dan kekeluargaannya, semoga kita tetap bersaudara. 8. Seluruh teman-teman GEA, terima kasih atas semua pengalaman dan pembelajarannya selama ini, semoga GEA tetap jaya. 9. Bima (mahasiswa Teknik Geologi UGM), terima kasih atas bantuan untuk mendapatkan buku referensi. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi kita semua pada umumnya dan penulis pada khususnya. Bandung, Januari 2010 Penulis iv
SARI Batuan yang tersingkap di daerah penelitian dapat dibagi kedalam dua satuan batuan, dari tua ke muda yaitu Satuan Batulempung Formasi Citarum dan Satuan Batupasir-Batulempung Formasi Citarum. Satuan Batupasir Batulempung Formasi Citarum terdiri dari batupasir konglomeratan, batupasir masif, dan perselingan batupasir halus sedang dengan batulempung. Satuan Batulempung Formasi Citarum ditemukan campuran antara fosil foramunifera penciri laut dangkal dan laut dalam. Batupasir pada satuan batupasir-batulempung merupakan batupasir wacke dengan struktur yang berkembang adalah Sekuen Bouma (Ta-Tc) sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah penelitian diendapkan oleh mekanisme aliran gravitasi. Kandungan material vulkanik yang terlihat pada sayatan petrografi menunjukkan bahwa aktifitas vulkanisme mempengaruhi proses pengendapan batuan didaerah penelitian. Pada satuan batupasir-batulempung di daerah penelitian dilakukan analisis fasies turbidit dimana ditemukan Fasies A, B, dan C. Berdasarkan dominasi fasies, penulis membagi menjadi empat asosiasi fasies yaitu asosiasi fasies I, asosiasi fasies II, asosiasi fasies III, dan asosiasi fasies IV. Berdasarkan analisis mikropaleontologi, terdapat perubahan jumlah kandungan fosil. Pada interval bagian bawah, jumlah kandungan fosil melimpah. Akan tetapi, pada interval tengah jumlah kandungan fosil berkurang bahkan tidak ditemukan fosil pada interval atasnya dan pada interval paling atas fosil ditemukan kembali walaupun dalam jumlah yang sedikit. Hal ini menunjukkan perubahan kecepatan sedimentasi yang semakin cepat, dan kecepatan sedimentasi berkurang pada interval paling atas dengan ditandai oleh adanya fosil walaupun dalam jumlah yang sedikit. Kata kunci : Citarum i
ABSTRACT Outcrops in study area can be divided into 2 rock units: Claystone of Citarum Formation as the oldest and Sandstone-Claystone of Citarum Formation as the youngest. Sandstone-claystone of Citarum Formation consists of conglomeratic sandstone, coarse sandstone with massive sediment structure, and interbeded between fine-medium sandstone with claystone. Shallow ocean and deep ocean fossils are found in the Claystone of Citarum Formation. Sandstone in Sandstone-Claystone of Citarum Formation is wacke sandstone with Bouma sequence structure developed (Ta-Tc) so conclusion can be made that the study area are deposited by gravity flow mechanism. Rocks in study area consist lots of volcanic materials that is indicate the volcanic activity influence in deposited process at study area. Turbidite facies analysis was held to the sandstone-claystone unit in the study area where facies A, B, and C were found. Based on facies domination, writer grouped it into 4 facies association, which are: facies association I, facies association II, facies association III, and facies association IV. Based on micropaleontology analysis, there is a change in fossils amount consisted in rocks. In the lower part interval, the occurence is abundance. On the contrary, the occurence in the medium part decreased till no fossils found in the upper part. However, in the most upper part, fossils are found even in a very small amount. This shows that there was a change in the deposition rate which became faster, and the rate slowed in the most upper interval, showed by the small amount fossils found. Keyword: Citarum ii
DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SARI... i ABSTRACT ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR FOTO... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BABI PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud Dan Tujuan... 1 1.3 Lokasi Daerah Penelitian... 1 1.4 Batasan Masalah... 2 1.5 Metode dan Tahapan Penelitian... 2 1.5.1 Tahap persiapan... 3 1.5.2 Tahap pengambilan data lapangan... 3 1.5.3 Tahap pengolahan data... 3 1.5.4 Tahap Sintesis... 3 1.5.5 Tahap penyusunan laporan... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB II GEOLOGI REGIONAL... 5 2.1 Fisiografi Regional... 5 2.2 Stratigrafi Regional... 6 2.3 Struktur Regional... 10 BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN... 13 3.1 Perolehan dan Analisis Data... 13 v
3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian... 15 3.2.1 Satuan Batulempung Formasi Citarum... 16 3.2.2 Satuan Batupasir Batulempung Formasi Citarum... 18 BAB IV ANALISIS FASIES ENDAPAN TURBIDIT... 29 4.1 Fasies... 29 4.1.1 Fasies A (Batupasir Konglomeratan)... 30 4.1.2 Fasies B (Batupasir Masif)... 31 4.1.3 Fasies C (Perselingan Batupasir Batulempung)... 31 4.2 Korelasi Penampang Stratigrafi... 34 4.3 Analisis Fasies... 35 4.2.1 Asosiasi Fasies I... 36 4.2.2 Asosiasi Fasies II... 38 4.2.3 Asosiasi Fasies III... 4.2.4 Asosiasi Fasies IV... 4.4 Model Sedimentasi Daerah Penelitian... 44 38 40 BAB V KESIMPULAN 50 DAFTAR PUSTAKA... 52 LAMPIRAN vi
DAFTAR FOTO Foto 3.1 Singkapan Batulempung dengan Sisipan Batupasir... 16 Foto 3.2 Singkapan Satuan Batupasir-Batulempung. 19 Foto 3.3 Singkapan Batupasir Konglomeratan di Sungai Cibogo. 21 Foto 3.4 Singkapan Batupasir Masif di Sungai Cibogo. 22 Foto 3.5 Singkapan Perselingan Batupasir-Batulempung.. 24 Foto 3.6 Singkapan Tuf pada Satuan Batupasir Batulempung 25 Foto 4.1 Singkapan Fasies A (Batupasir Konglomeratan). 30 Foto 4.2 Singkapan Fasies B (Batupasir Masif). 31 Foto 4.3 Singkapan Fasies C (Perselingan Batupasir Batulempung).. 32 Foto 4.4 Struktur Sedimen pada Perselingan Batupasir Batulempung... 33 vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Lokasi Daerah Penelitian.. 2 Gambar 2.1 Fisiografi Jawa Barat... 5 Gambar 2.2 Mandala Sedimentasi Jawa Barat... 6 Gambar 2.3 Penampang Stratigrafi Terpulihkan Utara Selatan di Jawa Barat. 8 Gambar 2.4 Pola struktur Pulau Jawa... 11 Gambar 3.1 Lokasi Daerah Penelitian pada Peta Geologi Lembar Cianjur. 14 Gambar 3.2 Kolom Sederhana Singkapan Satuan Batulempung... 17 Gambar 3.3 Kolom sederhana singkapan Satuan Batupasir - Batulempung... 20 Gambar 3.4 Sayatan Petrografi Batupasir Konglomeratan.. 21 Gambar 3.5 Sayatan Petrografi Batupasir Masif.. 23 Gambar 3.6 Sayatan Petrografi Batupasir pada Perselingan Batupasir- Batulempung. 24 Gambar 3.7 Sayatan Petrografi Tuf Kristal.. 26 Gambar 4.1 Urutan struktur sedimen pada lapisan turbidit ideal menurut Bouma... 34 Gambar 4.2 Profil Asosiasi Fasies I... 37 Gambar 4.3 Profil Asosiasi Fasies II... 39 Gambar 4.4 Profil Asosiasi Fasies III... 42 Gambar 4.5 Profil Asosiasi Fasies IV.. 43 Gambar 4.6 Paleogeografi kala Miosen Awal.. 44 Gambar 4.7 Model Pola Sedimentasi Daerah Penelitian I.. 47 Gambar 4.8 Model Pola Sedimentasi Daerah Penelitian II.. 48 Gambar 4.9 Model Pola Sedimentasi Daerah Penelitian III 49 viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Lampiran B Lampiran C Lampiran D Lampiran E Analisis Petrografi Analisis Mikropaleontologi Kolom Pengukuran Penampang Stratigrafi Peta Geologi (Modifikasi Peta Geologi Lembar Cianjur Sujatmiko,1972) Korelasi Penampang Stratigrafi ix