BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kontrol ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil belajar siswa Kelas N

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kali diisi dengan melakukan pretest, dua kali pertemuan diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol (kelas X MIPA 2)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN. pembahasannya tentang Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Team

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pada bagian ini akan dibahas atau diuraikan hasil-hasil penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Hasil Belajar Siswa Menggunakan Integrasi Nilai-nilai Keislaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan penelitian sebanyak enam kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. kontrol ditampilkan pada tabel 4.1 di bawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Daftar Isi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab ini akan diuraikan hasil penelitian pembelajaran menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Masing-masing kelas empat kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. tentang penerapan model pembelajaran inquiry training pada materi gerak lurus,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

DAFTAR ISI Odi Zubriadi, 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Risna Cahyani

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang diberikan model pembelajaran PBL dan model CPS pada materi usaha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian meliputi data nilai pretest, posttest, dan n-gain untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

Pengaruh Model Experiential Learning Berbasis Eksperimen Inquiry Terhadap Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Palu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Materi pokok biologi Ciri-Ciri Makhluk Hidup. model Discovery ini dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 2 kali

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan Model pembelajaran berpikir Induktif dan Model Pembelajaran

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCINENCE) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN SIKAP SISWA SMP.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian...

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. TA 2011/2012, 2012/2013, dan 2013/2014. Data hasil akhir yang diperoleh

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

DAFTAR ISI Imas Teti Rohaeti, 2013

Key words: CIRC models, pictures media, learning achievement, human excretory system

Pengaruh Penggunaan WhatsApp Messenger Sebagai Mobile Learning Terintegrasi Metode Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

BAB V ANALISIS. lokasi waktu 3 x 40 dan 2 x 40 menit. Jumlah siswa pada kelas model STAD ada. 28 siswa sedangkan di kelas model TGT ada 21 siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas Direct Instruction dan Cooperative Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Quasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODE PENELITIAN. membaca, menulis, dan berhitung pada warga belajar keaksaraan dasar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square merupakan model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

Transkripsi:

53 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Belajar Deskripsi hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil belajar siswa Kelas N Rata-rata Pretest Postest Gain N-gain Eksperimen 26 18,8 81,94 63,87,78 Kontrol 24 18,1 7,42 52,41,64 Pada kelas penelitian (XI-IA 1 ) yang diikuti sebanyak 26 siswa sebelum diberikan pengajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, terlebih dahulu diberi pretest yang dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Hasil pretest diperoleh skor rata-rata keseluruhan sebesar 18,1 untuk kelas kontrol, sedangkan untuk kelas eksperimen diperoleh 18,8. Data pretest tersebut kemudian dianalisis menggunakan uji t independent samples T test untuk mengetahui perbedaan kemampuan awal siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol, akan tetapi sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Tabel 4.2 dan 4.3 menunjukan hasil uji tersebut. Tabel 4.2Uji normalitas Sumber data Kolmogrov-Smirnov N Statistik Sig.* keterangan Pretest kontrol 24,149,179 Normal Pretest eksperimen 26,95,2 Normal *level sigifikansi,5 53

54 Tabel 4.3Uji homogenitas Sumber data Sig.* Keterangan Pretest,225 Homogen *level signifikansi,5 Tabel 4.2 dan 4.3 menunjukan berdistribusi normal dan homogen, sehingga dapat dilakukan uji t untuk mengetahui kemampuan kedua kelas tersebut. Perhitungan dengan menggunakan uji t independent samples T test menunjukan bahwa nilai sig.(2-tailed) lebih besar dari nilai alpha yaitu,97 >,5. Hal tersebut menyatakan bahwa kedua kelas tidak ada perbedaan yang signifikan. Dari tabel 4.1 diatas terlihat nilai gain pada kelas eksperimen (63,87) sedangkan pada kelas kontrol (52,41), nilai N-gain pada kelas eksperimen (,78) jauh berbeda dengan nilai N-gain kelas kontrol (,64). Nilai posttest hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki rata-rata 81,94, sementara siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional memiliki rata-rata 7,42. 2. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor data dari penguasaan konsep siswa. Uji normalitas menggunakan independent samples T test dengan taraf signifikansi,5.

55 Hasil uji normalitas pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.4 Uji normalitas data pada kelas ekperimen dan kelas kontrol Sumber data Kelas Kolmogrov-smirnov Statistik N Sig.* Keterangan Pretest Kontrol,149 24,179 Normal Eksperimen,95 26,2 Normal Postest Kontrol,121 24,2 Normal eksperimen,155 26,11 Normal Gain Kontrol,121 24,2 Normal eksperimen,21 26,5 Tidak normal N-gain Kontrol,136 24,2 Normal eksperimen,165 26,67 Normal *level signifikansi,5 Data diatas menunjukan bahwa sumber data berdistribusi normal normal kecuali sumber data gain pada kelas eksperimen tidak normal karena nilai sig <,5. b. Uji Homogenitas Uji persyaratan lain untuk melakukan analisis statistik parametrik adalah pengujian homogenitas data. Untuk pengujian homogenitas, varians masing-masing skor pretest kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol akan dibandingkan. Uji homogenitas menggunakan uji one way anova dengan taraf signifikansi,5. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.5 Uji homogenitas data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol No Perhitungan hasil belajar Sig.* Keterangan 1 Pretest,225 Homogen 2 Postest,952 Homogen 3 Gain,489 Homogen 4 N-gain,734 Homogen

56 *level signifikansi,5 3. Uji Hipotesis Penelitian Uji beda rerata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t independent samples T test atau uji Mann Wheatney test. Uji t independent samples T test menggunakan asumsi bahwa data berdistribusi normal dan varians data adalah homogen, sedangkan uji Mann Wheatney test menggunakan asumsi bahwa data tidak homogen. Uji beda rerata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Uji beda rerata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan sumber data No Sumber data Sig* Keterangan 1 Pretest,97 Tidak ada perbedaan signifikan 2 Postest,2 Ada perbedaan signifikan 3 Gain,1 Ada perbedaan signifikan 4 N-gain,2 Ada perbedaan signifikan * Level Signifikan,5 Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji beda kesamaan rerata skor hasil uji postest menunjukan bahwa pada level signifikan,5, diperoleh sig. (2- tailed) <,5 yaitu,2 <,5. hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor postest kelas eksperimen dan rerata skor kelas kontrol setelah pembelajaran. Hasil uji Mann Wheatney test kesamaan rerata skor gain kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa pada level signifikan,5, diperoleh sig. (2-tailed) <,5 yaitu,1 <,5. Hal ini berarti bahwa

57 ada perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji t kesamaan rerata skor N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa pada level signifikan,5, diperoleh sig. (2- tailed) <,5 yaitu,2 <,5. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4. Pengelolaan Hasil Belajar Fisika a. Pengelolaan pembelajaran fisika pada kelas eksperimen Pengelolaan pembelajaran fisika pada kelas eksperimen oleh peneliti dinilai menggunakan instrumen yaitu lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Pengamatan dilakukan oleh 2 orang pengamat yaitu MD dan TA. Penilaian terhadap pengelolaan ini meliputi Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Skor pengelolaan pembelajaran secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Rekapitulasi pengelolaan pembelajaran RPP kelas eksperimen pada setiap pertemuan No Aspek yang diamati RPP1 (%) Skor pengelolaan RPP2( %) RPP3( %) Skor rata- rata (%) 1 Kegiatan Awal 91,8 91,8 95, 92,8 2 Kegiatan Inti 87,5 86,3 85, 86,3

58 3 Kegiatan Penutup 75, 81,3 75, 77, % rata-rata 84,8 86,5 85, 85,5 keterangan Baik Baik Baik Baik Sumber : hasil penelitian 213 Berdasarkan tabel diatas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menunjukan pada kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup guru memperoleh skor rata rata sebesar 85,5% dengan kategori baik. b. Pengelolaan pembelajaran fisika pada kelas kontrol Pengelolaan pembelajaran fisika pada kelas kontrol oleh peneliti dinilai dengan menggunakan instrumen yaitu lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran fisika dengan pembelajaran konvensional. Pengamatan dilakukan oleh 2 pengamat yaitu AR dan TA. Penilaian terhadap pengelolaan ini meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan intidan kegiatan penutup. Skor pengelolaan pembelajaran secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.8 Rekapitulasi pengelolaan pembelajaran RPP kelas kontrol pada setiap kali pertemuan No Aspek yang diobservasi RPP1 (%) Skor pengelolaan Pembelajaran RPP2 (%) RPP3 (%) Skor rata-rata (%) 1 Kegiatan awal 8, 82,5 91,8 84,8 2 Kegiatan Inti 85, 87,5 85, 85,8 3 Kegiatan Penutup 81,3 87,5 87,5 85,5

59 % rata-rata 82, 85,8 88, 85,3 keterangan Baik Baik Baik Baik Sumber : hasil penelitian 213 Berdasarkan tabel diatas, penilaian pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan pembelajaran konvensional menunjukkan pada tahap pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup memperoleh skor penilaian rata-rata sebesar 85,3% dengan kategori baik. 5. Respon Siswa a. Respon siswa pada kelas eksperimen Respon siswa kelas eksperimen meliputi tanggapan mengenai perasaan rasa sangat,, cukup, kurang dan tidak terhadap pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, tanggapan mengenai rasa sangat,, cukup, kurang dan tidak terhadap materi pelajaran, LKPD, tugas dan pertanyaan, suasana belajar dikelas dan cara guru mengajar dikelas. Tanggapan siswa terhadap baru atau tidak baru terhadap materi pelajaran, LKPD dan suasana belajar dikelas. Kemudian tanggapan siswa tentang rasa sangat mudah, mudah, cukup mudah, kurang mudah dan tidak mudah terhadap soal-soal tes elastisitas bahan. Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.

Persentase (%) 6 1 8 6 4 2 19,2 sangat 57,7 23,1 cukup kurang tidak Gambar 4.1 Respon siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok Berdasarkan gambar 4.1 menunjukan bahwa tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menunjukan bahwa siswa yang merasa sangat (19,2%), (57,7%) dan cukup (23,1%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap materi pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.

Persentase (%) Persentase (%) 61 1 8 6 5,8 4 2 3,8 sangat 15,4 cukup kurang tidak Gambar 4.2 Respon siswa terhadap materi pelajaran Berdasarkan gambar 4.2 tanggapan siswa terhadap materi pelajaran menunjukan bahwa siswa merasa sangat (3,8%), (15,4%) dan cukup (8,8%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap lembar kerja peserta didik pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 46,2 53,8 2 sangat cukup kurang tidak Gambar 4.3 Respon siswa terhadap lembar kerja peserta didik

Persentase (%) 62 Berdasarkan gambar 4.3 tanggapan siswa terhadap lembar kerja peserta didik menunjukkan bahwa siswa merasa (46,2 %) dan cukup (53,8%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap tugas dan pertanyaan yang diberikan siswa oleh guru pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 53,8 42,3 2 3,8 sangat cukup kurang tidak Gambar 4.4 Respon siswa terhadap tugas dan pertanyaan Berdasarkan gambar 4.4 tanggapan siswa terhadap tugas dan pertanyaan menunjukkan bahwa siswa merasa sangat (3,8%), (53,8%) dan cukup (42,3%) Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap suasana belajar di kelas pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.

Persentase (%) Persentase (%) 63 1 8 73,1 6 4 2 sangat 11,5 15,4 cukup kurang tidak Gambar 4.5 Respon siswa terhadap suasana belajar di kelas Berdasarkan gambar 4.5 tanggapan siswa terhadap suasana belajar dikelas menunjukkan bahwa siswa merasa sangat (73,1%), (11,5%) dan cukup (15,4%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap cara mengajar guru di kelas pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 57,7 42,3 2 sangat cukup kurang tidak Gambar 4.6 Respon siswa terhadap cara guru mengajar di kelas

Persentase (%) 64 Berdasarkan gambar 4.6 tanggapan siswa terhadap cara guru mengajar di kelas menunjukkan bahwa siswa merasa (57,7%) dan cukup (42,3%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya materi pembelajaran pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 1 8 6 4 2 baru tidak baru Berdasarkan gambar 4.7 tanggapan siswa terhadap baru tidak baru materi pelajaran menunjukkan bahwa siswa merasa baru sebesar 1%. Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya lembar kerja peserta didik pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. Gambar 4.7 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya materi pelajaran

Persentase (%) 65 1 8 6 65,4 4 34,6 2 baru tidak baru Berdasarkan gambar 4.8 tanggapan siswa terhadap baru/tidak baru lembar kerja peserta didik menunjukkan bahwa siswa merasa baru (65,4%) dan tidak baru (34,6%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya suasana belajar di kelas pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. Gambar 4.8 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya lembar kerja peserta didik

Persentase (%) Persentase (%) 66 1 8 8,8 6 4 2 19,2 baru tidak baru Gambar 4.9 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya suasana belajar di kelas Berdasarkan gambar 4.9 tanggapan siswa terhadap baru/tidak baru cara guru mengajar di kelas menunjukkan bahwa siswa merasa baru (8,8%) dan tidak baru (19,2%). Pada pertanyaan, Bagaimana pendapat siswa terhadap soal-soal pada pembelajaran koooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 73,1 4 23,1 2 sangat mudah mudah cukup mudah kurang mudah 3,8 tidak mudah Gambar 5. Respon siswa terhadap soal-soal

Persentase (%) 67 Berdasarkan gambar 5. tanggapan siswa terhadap soal-soal menunjukkan bahwa siswa merasa mudah (73,1%), cukup mudah (23,1%) dan tidak mudah (3,8%). Pada pertanyaan, Bagaimana pendapat siswa apabila setiap pembelajaran selanjutnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 7,7 sangat 61,5 26,9 cukup 3,8 kurang tidak Gambar 5.1 Respon siswa terhadap pembelajaran apabila selanjutnya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok Berdasarkan gambar 5.1 tanggapan siswa terhadap apabila pembelajaran selanjutnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menunjukkan bahwa siswa merasa sangat (7,7%), (61,5%), cukup (26,9%) dan kurang (3,8%). Pada pertanyaan, apakah pembelajaran dengan percobaanpercobaan dapat membantu anda dalam memudahkan dan memahami konsep fisika? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.

Persentase (%) Persentase (%) 68 Berdasarkan gambar 5.2 tanggapan siswa terhadap kemudahan siswa dalam memahami konsep fisika apabila dilakukan dengan percobaan menunjukkan bahwa siswa setuju (92,3%) dan tidak setuju (7,7%). 1 8 6 4 2 Pada pertanyaan, apakah pembelajaran dengan cara berkelompok dapat membuat anda aktif dalam pembelajaran? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 92,3 ya 7,7 tidak Gambar 5.2 Respon siswa terhadap pertanyaan apakah dengan percobaan dapat memudahkan anda memahami konsep fisika 1 8 6 4 2 92,3 ya tidak Gambar 5.3 Respon siswa terhadap pertanyaan apakah dengan cara berkelompok dapat membuat anda aktif dalam pembelajaran 7,7

Persentase (%) 69 Berdasarkan gambar 5.3 tanggapan siswa terhadap aktif dalam pembelajaran apabila dilakukan dengan cara berkelompok menunjukkan bahwa siswa setuju (92,3%) dan tidak setuju (7,7%). Pada pertanyaan, berapa lama anda belajar fisika dalam sehari? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 Berdasarkan gambar 5.4 tanggapan siswa terhadap lama belajar fisika dalam sehari menunjukkan bahwa lama belajar siswa dalam waktu 1-15 menit (23,%), 15-3 menit (46,2%) dan 1 jam (3,8%). b. Respon siswa kelas kontrol 23,1 46,2 3,8 1-15 15-3 1 Jam menit menit Gambar 5.4 Respon siswa terhadap lama belajar fisika dalam sehari Respon siswa kelas kontrol meliputi tanggapan mengenai perasaan rasa sangat,, cukup, kurang dan tidak terhadap pembelajaran konvensional, tanggapan mengenai rasa sangat,, cukup, kurang, dan tidak terahadap materi pelajaran, LKPD, tugas dan pertanyaan, suasana belajar dikelas dan cara guru mengajar dikelas. Tanggapan siswa terhadap baru atau tidak baru terhadap materi pelajaran, LKPD, dan

Persentase (%) 7 suasana belajar dikelas. Kemudian tanggapan siswa tentang rasa sangat mudah, mudah, cukup mudah, kurang mudah dan tidak mudah terhadap soal-soal tes elastisitas bahan. Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran konvensional? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 2,8 sangat 29,2 5 cukup kurang tidak Gambar 5.6 Respon siswa terhadap selama mengikuti pembelajaran konvensional Berdasarkan gambar 5.6 tanggapan siswa selama mengikuti pembelajaran konvensional menunjukkan bahwa siswa merasa sangat (2,8%), (29,2%) dan cukup (5%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap materi pelajaran pada pembelajaran konvensional? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.

Persentase (%) Persentase (%) 71 1 8 6 4 2 12,5 sangat 58,3 29,2 cukup kurang tidak Gambar 5.7 respon siswa terhadap materi pelajaran Berdasarkan gambar 5.7 tanggapan siswa terhadap materi pelajaran menunjukkan bahwa siswa merasa sangat (12,5%), (58,3%) dan cukup (29,2%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap tugas dan pertanyaan pada pembelajaran konvensional? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 8,3 sangat 33,3 37,5 cukup 2,9 kurang tidak Gambar 5.8 Respon siswa terhadap tugas dan pertanyaan

Persentase (%) 72 Berdasarkan gambar 5.8 tanggapan siswa terhadap tugas dan pertanyaan menunjukkan bahwa siswa merasa sangat (8,3%), (33,3%), cukup (37,5%) dan kurang (2,9%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap suasana belajar di kelas pada pembelajaran konvensional? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 2,8 sangat 5 29,2 cukup kurang tidak Gambar 5.9 Respon siswa terhadap suasana belajar di kelas Berdasarkan gambar 5.9 tanggapan siswa terhadap suasana belajar dikelas menunjukkan bahwa siswa merasa sangat (2,8%), (5%) dan cukup (29,2%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap cara guru mengajar di kelas pada pembelajaran konvensional? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini.

Persentase (%) Persentase (%) 73 1 8 6 5 45,8 4 2 4,2 sangat cukup kurang tidak Gambar 6. Respon siswa terhadap cara guru mengajar di kelas Berdasarkan gambar 6. tanggapan siswa terhadap cara guru mengajar di kelas menunjukkan bahwa siswa merasa sangat (4,2%), (5%) dan cukup (45,8%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya materi pelajaran pada pembelajaran konvensional? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 1 baru tidak baru Gambar 6.1 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya materi pelajaran

Persentase (%) 74 Berdasarkan gambar 6.1 tanggapan siswa terhadap materi pelajaran menunjukkan bahwa siswa merasa baru sebesar 1%. Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap baru/tidak barunya suasana belajar di kelas pada pembelajaran konvensional? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. Berdasarkan gambar 6.2 tanggapan siswa terhadap suasana belajar di kelas menunjukkan bahwa siswa merasa baru (79,2%) dan tidak baru (2,8%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap soal-soal pada pembelajaran konvensional? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 79,2 2,8 baru tidak baru Gambar 6.2 Respon siswa terhadap baru/tidak barunya suasana belajar di kelas

Persentase (%) Persentase (%) 75 1 8 6 4 2 sangat mudah 2,8 mudah 33,3 cukup mudah 4,2 kurang mudah 41,7 tidak mudah Gambar 6.3 Respon siswa terhadap soal-soal Berdasarkan gambar 6.3 tanggapan siswa terhadap soal-soal menunjukkan bahwa siswa merasa mudah (2,8%), cukup mudah (33,3%), kurang mudah (4,2%) dan tidak mudah (41,7%). Pada pertanyaan, Bagaimana perasaan siswa terhadap kesulitan siswa dalam memahami fisika? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 58,3 41,7 ya tidak Gambar 6.4 Respon siswa terhadap kesulitan dalam memahami pelajaran fisika jika hanya di ajar oleh guru

Persentase (%) 76 Gambar 6.4 tanggapan siswa terhadap kesulitan memahami materi fisika apabila diajar oleh guru menunjukkan bahwa siswa menyatakan ya (58,3%) dan menyatakan tidak (41,7%). Pada pertanyaan, Bagaimana lama anda belajar fisika dalam sehari? dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut ini. 1 8 6 4 2 33,3 54,2 12,5 1-15 menit 15-3 menit 1 Jam Gambar 6.5 Respon siswa terhadap lama belajar fisika dalam sehari Berdasarkan gambar 6.5 tanggapan siswa terhadap lama belajar dalam sehari menunjukkan bahwa lama belajar dalam waktu 1-15 menit (33,3%), 15-3 menit (54,2%) dan 1 Jam (12,5%). B. Pembahasan Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen (Kelas XI- IA 3 ) adalah menggunakan Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan pertama 12 Menit, pertemuan kedua 1 menit dan pertemuan ketiga 12 menit. Pada pembelajaran ini yang bertindak sebagai guru adalah peneliti sendiri.

77 Pembelajaran dengan model kooperatif tipe investigasi kelompok ini menuntut siswa untuk melatih diri untuk mandiri dan tampil kreatif dalam membuat rencana pembelajaran yang dipandu oleh guru hingga sampai mereka menyampaikan hasilnya di depan kelas. Pembelajaran ini sebelumnya siswa mendengarkan penjelasan guru tentang gambaran umum materi pelajaran, guru mencotohkan kepada siswa cara membuat tujuan, langkah kerja, melakukan langkah kerja dan cara membuat laporan untuk dipresentasikan di depan kelas. Di akhir pembelajaran guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan kemudian guru memberikan pekerjaan rumah. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol (kelas XI_IA 1 ) adalah pembelajaran konvensional, dimana guru sering mendominasi dalam penjelasannya. Sama dengan pada kelas eksperimen, pada pembelajaran ini yang bertindak adalah peneliti sendiri. Pembelajaran ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk pertemuan pertama 12 menit, pertemuan kedua 9 menit dan pertemuan ketiga 12 menit. Pada pembelajaran ini, penjelasan materi pelajaran langsung disampaikan oleh guru. Guru menjelaskan materi pelajaran kemudian memberikan contoh soal dan kemudian latihan. Dalam pembelajaran kelas kontrol ini, guru mendominasi pembelajaran.diakhir pembelajaran, guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran dan kemudian guru memberikan pekerjaan rumah (PR).

78 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 59 Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai. 6 Dengan demikian hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa berupa pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa dari proses pengalaman belajarnya. Berdasarkan hasil analisis data pretest pada pokok bahasan elastisitas bahan, diketahui bahwa rata-rata kelas kontrol tidak jauh berbeda dengan rata-rata hasil pretest kelas eksperimen sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelompok mempunyai kemampuan yang sama sebelum diadakan perlakuan. Setelah itu, kedua kelas dilakukan perlakuan yang berbedayaitu kelas XI-IA-3 sebagai kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan model kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelas XI-IA 1 sebagai kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe investigasi kelompok dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional baik h. 22 59 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 21, 6 Muhammad Thobrani & Arif Mustofa. Belajar dan Pembelajaran, h. 95-96

79 dilihat dari postest, gain,dan N-gain untuk materi elastisitas bahan di kelas XI_IA SMAN 2 Palangka Raya.Hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda signifikan dapat disebabkan adanya hubungan karakteristik siswa dengan pembelajaran yang telah diterapkan. Hal ini dapat dilihat pada pembelajaran koopereratif tipe investigasi kelompok yang menjadi pusat pembelajarannya adalah siswa. Pembelajaran ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam melibatkan siswa untuk aktif dari sejak perencanaan hingga akhir dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dalam membuat tujuan, langkah kerja, melakukan penyelidikan dan menyampaikan hasilnya di depan kelas untuk menjawab tujuan yang telah disepakati bersama.pada siswa kelas XI-IA 3 memiliki karakteristik suka berdiskusi, berkelompok, bertanya dan selalu ingin melakukan percobaan pada saat materi dijelaskan. Dengan demikian peneliti merasa karakteristik pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada kelas XI-IA 3 yang menyebabkan siswa mudah memahami materi pelajaran. Hasil belajar dapat diartikan juga sebagai hasil proses belajar. Jadi, hasil itu adalah besarnya skor tes yang dicapai siswa setelah mendapat perlakuan selama proses belajar mengajar berlangsung.belajar menghasilkan suatu perubahan pada siswa, perubahan yang terjadi akibat proses belajar yang berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. 61 61 Winkel, W.S, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Gramedia, 1996, h.5

8 Analisis data menunjukan skor yang dicapai siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol baik dari segi posttest, gain dan N-gain. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memperoleh skor lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Hal tersebut disebabkan karena bahan ajar yang mereka pakai dalam proses pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok bervariasi, sedangkan pembelajaran konvensional bahan ajar yang digunakan tidak bervariasi. Selain itu pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, Siswa dilatih untuk mamahami konsep, lambang dan simbol-simbol, kemudian memberi kesimpulan. Pada akhirnya siswa kelas eksperimen lebih terbiasa untuk menjawab soal yang berhubungan dengan konsep, lambang maupun simbol-simbol sehingga kelas eksperimen memperoleh skor lebih tinggi daripada kelas kontrol. Soal instrumen yang digunakan untuk tes hasil belajar siswa berbentuk uraian. Uraian tersebut dapat berupa simbol/lambang kemudian ditafsirkan kedalam kalimat dan bisa juga berbentuk angka-angka. 2. Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada materi elastisitas bahan dikelas XI-IA3 SMAN2 Palangka Raya dilaksanakan 3 kali pertemuan. Berdasarkan data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran, hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran pada pertemuan I mengalami

81 peningkatan pada pertemuan kedua, hal ini dapat dilihat pada pertemuan 1 skor rata-rata keseluruhan RPP1 adalah 3,39 (84,75%) naik menjadi 3,46 (86,5%) Pada RPP2, namun pada pertemuan ketiga skor rata-rata keseluruhan turun menjadi 3,4 (85,%). Penurunan skor tersebut akibat dari beberapa kendala yang terjadi pada saat proses pembelajaran pada petemuan III. Adapun kendala tersebut adalah. a) Sebagian siswa mengalami kesulitan saat melakukan proses investigasi karena alat yang digunakan sudah tidak normal seperti sebelumnya, sehingga data yang dihasilkan tidak akurat. b) Sebagian siswa mengalami kesulitan untuk membuktikan prinsip-prinsip susunan pegas seri dan paralel karena data yang diperoleh tidak sejalan dengan dasar-dasar teori yang mereka peroleh dari berbagai sumber. Sedangkan pada pengelolaan kegiatan pembelajaran melalui Pembelajaran konvensional pada materi elastisitas bahan dikelas XI-IA3 SMAN 2 Palangka Raya dilaksanakan 3 kali pertemuan. Berdasarkan data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran,hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran pada pertemuan I mengalami peningkatan pada pertemuan kedua, hal ini dapat dilihat pada pertemuan 1 skor rata-rata keseluruhan RPP1 adalah 3,28 (82,%) naik menjadi 3,43 (85,8%) Pada RPP2 dan mengalami kenaikan lagi pada pertemuan ke III dengan skor keseluruhan 3,52 (88,%) pada RPP3. Peningkatan itu disebabkan karena terjadinya interaksi yang baik antara guru yang mengajar dengan siswa yang diajar

82 pada saat proses belajar berlangsung. Pada pembelajaran konvensional siswa aktif dalam pembelajaran dan sering mengajukan pertanyaan. Kegiatan awal dan kegiatan inti pada pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih tinggi daripada kegiatan awal dan kegiatan inti pada pembelajaran konvensional. Sedangkan kegiatan penutup pembelajaran konvensional lebih tingggi daripada kegiatan penutup pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Hal ini disebabkan adanya; a) Kegiatan penutup pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok,guru bersama siswa melakukan kajian dan memilihtujuan yang sama dari masing-masing kelompok untuk ditarik menjadi kesimpulan yang utuh, sedangkan pada pembelajaran konvensional kegiatan penutupnya, siswa dalam mengambil kesimpulan mengikuti apa yang ditulis oleh guru di papan tulis. Sehingga pada kegiatan penutup untuk siswa yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok membutuhkan waktu lebih lama daripada pembelajaran konvensional. b) Tujuan pembelajaran pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dibuat oleh kelompok masing-masing berdasarkan permasalahan yang diberikan kepada mereka sesuai dengan minat dan bakat mereka, sehingga tujuan yang mereka buat pada masing-masing kelompok akan berbeda, mungkin bisa sama dan kemungkinan juga bisa berbeda bahasa tapi maksud dan tujuannya adalah sama. Hal ini akan

83 berpengaruh ketika akan menarik kesimpulan, karena secara tidak langsung guru bersama siswa dalam menarik sebuah kesimpulan harus mengkaji dan memilah-milah dulu mana tujuan yangsama dan mana tujuan yang tidak sama, sehingga hal ini tentunya membutuhkan waktu cukup lama. Analisis data pengelolaan pembelajaran guru menunjukan bahwa kemampuan guru mengajar pada siswa kelas eksperimen tidak jauh beda dengan kemampuan guru dalam mengajar di kelas kontrol, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis uji t menyatakan bahwa sig.(2-tailed) pada pengelolaan pembelajaran kelas eksperimen dan pengelolaan kelas kontrol lebih besar dari,5. Hal ini berarti kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah sama atau tidak ada perbedaan. Tidak adanya perbedan ini dikarenakan guru sebagai peneliti berusaha melakukan pengajaran kepada siswa sesuai dengan kemampuannya untuk menyampaikan materi kepada siswa sesuai dengan aturan-aturan yang ada pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan pembelajaran konvensional. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membandingkan seberapa besar hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelas yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelas yang diajar mengggunakan pembelajaran konvensional, dengan tidak ada yang dikurangi dan tidak ada yang ditambahi sehingga hasil belajar yang dicapai siswa sesuai dengan proses pembelajaran yang diberikan.

84 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional adalah sama. 3. Respon Siswa Perbedaan hasil belajar fisika pada kelas yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional dapat dibuktikan dengan angket respon siswa. Angket respon ini digunakan untuk mengukur pendapat siswa terhadap ketertarikan, perasaan dan keterkinian serta kemudahan memahami komponen komponen: materi/isi pelajaran, format materi ajar, gambar gambarnya, kegiatan dalam LKS, suasana belajar dan cara guru mengajar serta pendekatan yang digunakan. 62 Adapun respon siswa yang dapat menunjukan adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan kelas yang mendapatkan pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: a) Respon siswa terhadap soal-soal elastistas. Tanggapan siswa dalam menjawab soal-soal pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak mengatakan mudah (73,1%) daripada tanggapan siswa pada pembelajaran konvensional yang lebih menyatakan tidak mudah (41,7%). Hal ini menunjukan bahwa pada 62 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), Jakarta: Prenada Media Group, 29, h. 242

85 siswa kelas yang mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sudah memahami dan menguasai materi pelajaran dengan baik walaupun tidak sempurna daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional. b) Respon siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Tanggapan siswa selama mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak menyatakan (57,7%) daripada pembelajaran konvensional yang lebih menyatakan cukup (5,%). Halini menunjukan bahwa rasa semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih baik daripada rasa semangat pada pembelajaran konvensional. c) Respon siswa terhadap suasana belajar di kelas Tanggapan siswa terhadap suasana belajar pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak menyatakan sangat (73,1%) daripada tanggapan siswa pada pembelajaran konvensional yang lebih banyak menyatakan (5%). Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran pada kelas dapat mewujudkan perasaan, ceria dan tidak membosankan peserta didik. Dengan terwujudnya perasaan dalam diri siswa tentunya dapat membantu siswa untuk lebih fokus dan konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Masitoh dan Laksmi Dwi yang menyatakan bahwa suasana belajar yang

86 penuh kecerian, menyenangkan dan tidak membosankan peserta didik akan menjadikan mereka fokus dalam kegiatan belajarnya sehingga curah perhatiannya akan lebih tinggi. Tingginya curah perhatian tersebut akan meningkatkan hasil belajar. 63 d) Respon siswa terhadap cara guru mengajar di kelas. Tanggapan siswa terhadap cara guru menyampaikan materi pelajaran pada kelas yang diajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak merasa (57,7%) daripada tanggapan siswa pada pembelajaran konvensional yang lebih banyak menyatkan cukup (45,8%). Hal ini tentunya dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar dalam dirinya dan siswa dapat berinteraksi secara harmonis pada guru. Dalam proses belajar mengajar interaksi antara guru dengan siswa sangat diperlukan demi tercapainya hasil belajar yang baik. Namun pada pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok menganut prinsip proses belajar-mengajar yang berbasis student centered. Guru sebagai fasilitator, pembimbing dan mengarahkan apabila siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran ini siswa dituntut aktif dan semangat untuk belajar demi membangun pengetahuan mereka sendiri. Sedangkan pada pembelajaran konvensional prinsip proses belajar-mengajar berbasis teacher centered. Guru lebih mendominasi 63 Ngalimun,dkk., Strategi dan model pembelajaran berbasis PAKEM, Banjarmasin : PT Pustaka Banua, 213, h. 83

87 melakukan kegiatan untuk mentransfer ilmu pengetahuannya kepada siswa, sehingga menyebabkan siswa merasa jenuh. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. e) Respon siswa terhadap tugas da pertanyaan Tanggapan siswa tehadap tugas dan pertanyaan yang diberikan pada guru pada kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok lebih banyak merasa (53,8%) daripada kelas yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional yang lebih banyak menyatakan cukup (37,5%).Hal ini tentunya akan berpengaruh pada rasa semangat siswa untuk menjawab soal dan tugas-tugas yang diberikan pada guru. Apabila rasa semangat tertanam pada diri siswa tentunya juga akan muncul berpengaruh pada hasil belajar siswa yang bersangkutan.