RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN I. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KINERJA TAHUNAN

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

1 PENDAHULUAN RENCANA KERJA TAHUNAN TA A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

2.1 Rencana Strategis

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Sekretaris Badan Karantina Pertanian. drh. Mulyanto, MM. NIP

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

RENCANA KINERJA TAHUNAN

MEMUTUSKAN: BAB II SUSUNAN ORGANISASI Pasal 2

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR LAMPIRAN..

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BAB. I PENDAHULUAN Kondisi Umum

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Kepala Badan Pengawasan, Dr. H.M. SYARIFUDDIN, SH., MH.

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 106 TAHUN 2017

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

GUBERNUR BALI, Mengingat

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Independensi Integritas Profesionalisme

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Sekretaris Badan Karantina Pertanian. drh. Mulyanto, MM. NIP

MEMUTUSKAN: : PERATURAN WALIKOTA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BIRO PERENCANAAN, KEUANGAN DAN TATA USAHA TAHUN

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian


Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Transkripsi:

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN 2015-2019 I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Rencana Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian (Renstra Barantan) yang disusun dalam rangka mendukung upaya implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran Badan Karantina Pertanian yang berbasis kinerja dalam perspektif jangka menengah sesuai dengan amanat UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Sekretariat Barantan merupakan salah satu wujud panduan operasional dari Visi, Misi dan Strategi Badan Karantina Pertanian. Oleh karena itu Renstra Sekretariat Badan Karantina Pertanian merupakan satu kesatuan dari Renstra Badan Karantina Pertanian dalam rangka mewujudkan amanat pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015 2019). Melalui Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan pemerintah Indonesia telah menetapkan bahwa salah satu strategi untuk menjaga/melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan dan tumbuhan adalah melalui penyelenggaraan perkarantinaan. Barantan ditetapkan sebagai instansi yang melaksanakan tugas perkarantinaan pertanian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 1

Renstra Sekretariat Barantan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) disusun untuk mendukung Tupoksi Barantan dalam rangka menjaga dan melindungi kelestarian Sumber Daya Alam Hayati Indonesia. Dengan demikian tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan dapat tercapai sesuai dengan harapan pemberi kewenangan, kebtuhan masyarakat dan pemenuhan penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik di bidang perkarantinaan. Dalam penyusunan Rencana Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian 2015 2019 mengacu pada Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian 2015-2019. 2

B. KONDISI UMUM SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN a. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/ 10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian menyatakan bahwa tugas pokok Sekretariat Badan Karantina Pertanian adalah memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Karantina Pertanian. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Sekretariat Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan fungsi : 1. Koordinasi, beserta penyusunan rencana dan program di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; 2. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 3. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan urusan kepegawaian; 4. Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha Badan Karantina Pertanian. b. Susunan Organisasi Untuk melaksanakan fungsi dimaksud maka organisasi Sekretariat Barantan terdiri dari: 1. Bagian Perencanaan 2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 3. Bagian Umum 3

4. Bagian Hukum dan Humas, dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1 : Struktur Organisasi Badan Karantina Pertanian Gambar 2 : Struktur organisasi Sekretariat Badan 4

Gambar 1 : Struktur Organisasi Badan Karantina Pertanian KEPALA BADAN SEKTARIAT BADAN BAGIAN UMUM BAGIAN PERENCANAAN BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN BAGIAN HUKUM & HUMAS SUBAG. KEPEGAWAIAN SUBAG. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA SUBAG. TU DAN RUMAH TANGGA SUBAG. EVALUAISI DAN PELAPORAN SUBBAG. PROGRAM SUBAG. ANGGARAN SUBAG PERBENDAHARA AN SUBAG. AKUNTANSI & VERIFIKASI SUBAG. PERLENGKAPAN SUBAG. HUMAS SUBAG.PERATURAN PERKARANTINAAN HEWANI SUBAG.PERATURAN PERKARANTINAAN TUMBUHAN PUSAT KARANTINA HEWAN & KEAMANAN HAYATI HEWANI PUSAT KARANTINA TUMBUHAN & KEAMANAN HAYATI NABATI PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KH KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KT BIDANG HEWAN HIDUP BIDANG PRODUK HEWAN BIDANG KEAMANAN HAYATI HEWANI BIDANG KARANTINA TUMBUHAN BENIH BIDANG KARANTINA TUMBUHAN NON BENIH BIDANG KEAMANAN HAYATI NABATI BIDANG INFORMASI PERKARANTINAAN BIDANG KERJASAMA PERKARANTINAAN BIDANG KEPATUHAN SUBID HEWAN HIDUP IMPOR SUBID HEWAN HIDUP EKSPOR DAN ANTAR AREA SUBID. PRODUK HEWAN IMPOR SUBID PRODUK HEWAN EKSPOR ANTAR AREA SUBID KEAMANAN HAYATI HEWANI IMPOR SUBBID KEAMANAN HAYATI HEWANI EKSPOR ANTAR AREA SUBID. BENIH IMPOR SUBID BENIH EKSPOR ANTAR AREA SUBID. NON BENIH IMPOR SUBID. NON BENIH EKSPOR ANTAR AREA SUBID KEAMANAN HAYATI NABATI IMPOR SUBID KEAMANAN HAYATI NABATI EKSPOR & ANTAR AREA SUBID. SISTIM INFORMASI SUBID. PELAYANAN INFORMASI SUBID. KERJASAMA SUBID SANITARI & FITOSANITARI SUBID KEPATUHAN PERKARANTINA AN HEWAN SUBID KEPATUHAN PERKARANTINA AN TUMBUHAN 5

SEKRETARIAT BADAN BAGIAN PERENCANAAN BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN BAGIAN UMUM BAGIAN HUKUM DAN HUMAS SUBBAGIAN PROGRAM SUBBAGIAN PERBENDAHARAAN SUBBAGIAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA SUBBAGIAN PERATURAN PERKARANTINAAN HEWAN SUBBAGIAN ANGGARAN SUBBAGIAN AKUNTANSI DAN VERIFIKASI SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN SUBBAGIAN PERATURAN PERKARANTINAAN TUMBUHAN SUBBAGIAN EVALUASI DAN PELAPORAN SUBBAGIAN PERLENGKAPAN SUBBAGIAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA SUBBAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 6

c. Peran Sekretariat Barantan 1) Koordinasi dan Penyusunan Rencana dan Program Dalam rangka mendukung pelaksanaan tindakan karantina hewan, tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati, sekretariat badan melakukan koordinasi dalam rangka penyusunan program kegiatan dan anggaran yang hendak dilaksanakan. Perencanaan Barantan yang dilakukan organisasi Badan Karantina Pertanian disusun secara sistematik dalam upaya pencapaian tujuan pelaksanaan perkarantinaan sebagaimana tercantum dalam UU No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Dibawah ini beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka koordinasi dan penyusunan rencana dan program diantaranya adalah : a. Penyiapan penyusunan rencana kerja dan program di bidang perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati; b. Penyiapan rencana penyusunan anggaran c. Penyiapan penyusunan pedoman umum dan analisis, pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. 2) Pengelolaan Urusan Keuangan Pengelolaan tugas dan fungsi urusan keuangan adalah sebagai berikut : a. Pelaksanaan urusan perbendaharaan, Penerimaan Negara bukan Pajak (PNBP), Penyiapan pengujian dan penerbitan surat perintah membayar (SPM) 7

b. Pelaksanaan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran c. Pelaksanaan urusan perlengkapan Pelaksanaan butir a yang meliputi urusan perbendaharaan, Penerimaan Negara bukan pajak (PNBP), Penyiapan pengujian dan penerbitan surat perintah membayar (SPM), dilaksanakan secara lebih lanjut dalam bentuk: a) Pengadministrasian terhadap seluruh Pelaksanaan pemungutan dan penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) beserta dengan tata kelolanya sehingga secara keseluruhan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b) Pelaksanaan pengujian dan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) yang telah melalui proses yang dapat menjamin terlaksananya pembayaran seluruh kegiatan secara tepat waktu dan aman. c) Pelaksanaan administrasi dan verifikasi terhadap setiap proses pertanggungjawaban kegiatan yang dilaksanakan. d) Pelaksanaan urusan perlengkapan yang memenuhi standar ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan menggunakan system aplikasi dan standar pengadaan, pengelolaan, dan pemeliharaan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. 3) Evaluasi dan Penyempurnaan Organisasi dan Tata Laksana, serta Pengelolaan Urusan Kepegawaian. Selain masalah perencanaan dan keuangan, dukungan sekretariat Barantan juga dalam bentuk penyempurnaan organisasi dan tata laksana dan urusan kepegawaian. Untuk urusan organisasi dan tata laksana, secara terus menerus 8

dilakukan pengkajian dalam rangka penyempurnaan organisasi Badan Karantina Pertanian secara keseluruhannya. Sejak ditetapkan menjadi Unit Eselon I, Badan Karantina Pertanian secara dinamis merubah susunan organisasinya demi mencapai target dan tujuan pelaksanaan tindakan karantina pertanian. Seiring dengan berjalannya waktu Badan Karantina Pertanian diharapkan akan lebih meningkatkan akselerasi pelayanan dan pelaksanaan operasional tindakan karantina pertanian di tingkat lapangan. Untuk mendukung kinerja UPT Operasional juga dibentuk UPT Pendukung lain yaitu Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian yang mempunyai Tusi adalah melakukan pengkajian, penelitian, pengujian teknik dan metode pelaksanaan tindakan karantina yang paling efektif dan efisien serta mencoba menerapkannya secara ilmiah (empiris) sebelum ditetapkan sebagai teknik dan metode yang diaplikasikan oleh UPT operasional. Beberapa hal yang masih perlu menjadi perhatian dalam rangka peningkatan pelayanan tindakan karantina yang terkait dengan organisasi dan tata laksana adalah : 1. Blueprint organisasi dan tata laksana Barantan yang betulbetul menunjukkan arah pembangunan Barantan 5 10 tahun ke depan; 2. Konsistensi pembangunan organisasi Barantan; 3. Penataan tata laksana yang bersifat modern melalui penggunan system jaringan informasi; Untuk urusan kepegawaian, Sekretariat Badan melakukan upaya pengembangan SDM secara tersistematis baik melalui pelaksanaan Diklat teknis maupun melalui pelaksanaan Diklat 9

Non teknis yang sifatnya penjenjangan kepangkatan / jabatan (Diklatpim). Pendidikan dan Latihan Teknis meliputi pelatihan dasar teknis calon POPT ahli, pelatihan dasar teknis calon POPT terampil, pelatihan dasar teknis calon Medik Veteriner dan pelatihan dasar teknis Paramedik Veteriner. Pendidikan dan Latihan Non Teknis terdiri dari, pelatihan PPNS, penyelenggaraan latihan intelijen, pelatihan polisi khusus, pelatihan bendahara pengeluaran, pelatihan bendahara penerima, pelatihan pengadaan barang dan jasa, pelatihan fungsional arsiparis, dan pelatihan fungsional perencana. Pelaksanaan seluruh kegiatan yang berkaiatan peningkatan kemampuan SDM (Manpower empowering) merupakan salah satu sub komponen yang dapat menentukan keberhasilan pelaksanaan tindakan karantina pertanian dilapangan. Beberapa hal yang saat ini masih perlu perhatian dalam rangka pengembangan SDM adalah: 1. Penetapan pola karir yang definitif 2. Perlunya pemberian reward dan punishment bagi pegawai terkait dengan prestasi kerjanya 3. Perlunya penyiapan pelatihan pra purna bhakti enterpreneurship course (suatu latihan kemampuan wirausaha bagi para pegawai yang hendak memasuki usia pensiun). 10

4) Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan, Hubungan masyarakat dan Informasi Publik. Mendukung pelaksanaan tindakan karantina yang berdasarkan kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memiliki legitimasi hukum, maka proses penyusunan peraturan perundang-undangan sebagai pelaksanaan dari UU No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan harus dapat dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur dengan baik. Bekerjasama dengan pusat pusat teknis dalam melakukan penyusunan peraturan sebagai pelaksanaan dari UU No 16 Tahun 1992 harus dapat menjamin pelaksanaa tindakan karantina (8P) secara sama antara satu UPT dengan UPT yang lainnya. Sehingga seluruh pengguna jasa karantina baik yang melalui UPT yang ada di jawa, Kalimantan, Sulawesi ataupun papua akan menjalani prosedur dan tindakan yang sama untuk setiap komoditi yang sama. Sehingga tercipta sebuah kepastian hukum atas pelaksanaan tindakan karantina yang berjalan di seluruh UPT operasional. Sampai saat ini ada beberapa materi yang diamanahkan untuk ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian atau Keputusan Menteri Pertanian sebagai peraturan pelaksanaannya masih menunggu proses finishing yaitu penetapannya oleh Menteri. Karena untuk dapat berjalan secara efektif sebuah ketentuan perkarantinaan harus mendapatkan penetapan dari Menteri pertanian. Beberapa hal yang masih perlu menjadi perhatian dalam rangka peningkatan pelayanan tindakan karantina terkait dengan penyusunan peraturan perundang-undangan adalah perlunya 11

mengkaji ketentuan dalam UU No 16 Tahun 1992, apakah masih relevan dengan kondisi kemajuan jaman dan teknologi yang ada sehingga nantinya akan ditetapkan tindakan yang perlu dilakukan, apakah perlu dilaksanakan amandemen atau sekedar perubahan pada beberapa pasal saja. Kajian tsb dilihat dari perspektif relevansi ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal dengan dinamisasi kehidupan dan perkembangan IPTEK. 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Badan Karantina Pertanian Salah satu fungsi dari Sekretariat Badan adalah pelaksanaan urusan tata usaha Badan Karantina Pertanian. Tata usaha memegang peranan penting pada setiap instansi pemerintah. Tata usaha merupakan pusat dari seluruh kegiatan-kegiatan yang harus di arahkan pada pencapaian tujuan organisasi, dengan demikian seluruh informasi dan instruksi-instruksi dapat di jadikan pedoman unit-unit lainnya. Inti dari kegiatan-kegiatan tata usaha adalah sebagai berikut: 1) Menghimpun yaitu kegiatan-kegiatan mencari data, mengusahakan tersedianya segala keterangan yang tadinay belum ada, sehingga siap untuk dipergunakan bilamana diperlukan. 2). Mencatat yaitu kegiatan membubuhkan dengan berbagai peralatan tulis keterangan yang diperlukan sehingga terwujud tulisan yang dapat dibaca, dikirim dan didokumentasikan/diarsipakan. Dalam perkembangan tehnologi modern, maka dapat termasuk alat-alat perekam suara. 3). Mengolah yaitu bermacam kegiatan mengerjakan keteranganketerangan dengan maksud menyajikan dalam bentuk yang lebih berguna. 4). Menggandakan yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat. 5). Mengirim yaitu menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari satu pihak ke 12

pihak lain. 6). Menyimpan yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat di tempat tertentu yang aman. Secara garis besar Tata usaha ialah segenap kegiatan tata kelola persuratan yang dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi. Beberapa kendala yang dihadapi dalam urusan ketata usahaan adalah penyampaian informasi yang lambat, serta alat komunikasi yang terkendala masalah teknis. Hal ini dikarenakan UPT teknis Barantan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai hambatan teknis baik secara alam maupun sarana prasarana. Dengan perkembangan tehnologi terkini seperti surat menyurat secara on line dan penggunaan sarana komunikasi secara komputer diharapkan kendala penyampaian informasi dapat ditangani dan distribusi informasi dapat dilakukan secara cepat, tepat dan ekonomis. d. Tujuan dan Sasaran Penyusunan Renstra Sekretariat Barantan Dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Karantina Pertanian 2015-2019 dinyatakan Visi Badan Karantina Pertanian adalah Menjadi Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan. Sedangkan misi dari Badan Karantina Pertanian: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 13

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam kaitan dengan Visi dan Misi tersebut dan sesuai dengan Tupoksi Barantan yaitu melaksanakan perkarantinaan hewan dan tumbuhan maka tujuan dari Barantan 2015-2019 adalah: 1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK 2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan 3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK 4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan 5. Mewujudkan pelayanan prima Sasaran strategis Badan Karantina Pertanian dirumuskan dalam rangka mencapai tujuan Barantan tersebut yang dibagi dalam dua kelompok utama yaitu sasaran prioritas misi dan sasaran prioritas pengembangan sumberdaya. Sasaran strategis yang berkaitan erat dengan Sekretariat Badan adalah sasaran prioritas pengembangan sumber daya yaitu: 1. Penyediaan SDM yang berkualitas, kompeten dalam jumlah memadai; 2. Menyiapkan kelembagaan dan perundang-undangan yang mendukung strategi 14

3. Penyediaan sarana operasional yang optimal serta tehnologi dan sistem informasi yang handal dan terintegrasi 4. Meningkatkan daya guna tehnologi dan informasi dalam manajemen administrasi dan operasional pelayanan 5. Meningkatkan efektifitas pengendalian internal. Atas dasar tersebut diatas, maka tujuan penyusunan Renstra Sekretariat Badan Karantina Pertanian adalah: 1. Menyusun Visi dan Misi Sekretariat Badan Karantina Pertanian sebagai bagian dari Visi dan Misi Badan Karantina Pertanian 2015-2019 yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menyamakan persepsi dan pandangan ke depan bagi seluruh jajaran Sekretariat Badan Karantina Pertanian 2. Menetapkan tujuan, sasaran dan kegiatan-kegiatan sebagai penjabaran dari kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Badan Karantina Pertanian. Sasaran dari Penyusunan Rencana Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian adalah tersusunnya Rencana Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019, yang dapat dijadikan pedoman dalam TUSI Sekretariat menuju visi sekretariat yaitu Kesekretariatan Badan Karantina Pertanian yang Profesional dan Amanah. e. Metodelogi Penyusunan Renstra Barantan Penyusunan Renstra Sekretariat Badan Karantina Pertanian dilaksanakan dengan metodologi Participatory dengan melibatkan para kepala bagian, kepala subbagian, jabatan fungsional dan staf lingkup Sekretariat Badan Karantina Pertanian. Metode penyusunan Renstra dilaksanakan dengan mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan, sehingga dapat diketahui segala aspek yang menyangkut kinerja yang 15

terkait dalam struktur organisasi lingkup Sekretariat Badan Karantina Pertanian. Dilanjutkan dengan pembahasan dan diskusi untuk pemahaman yang menyangkut situasi dan informasi yang ada, permasalahan yang terjadi, dan mencari berbagai alternatif pemecahan masalah. Kemudian diteruskan dengan pembahasan bagaimana menyusun strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang (Strategi S-O). dan strategi memanfaatkan peluang dan kekuatan untuk menghindari ancaman (Strategi S-T), dilanjutkan dengan menyusun strategi mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang (Strategi W-O). Dan mengurangi kelemahan dengan menghindari ancaman (Strategi W- T). Gambaran proses analisis pelaksanaan penyusunan renstra secara garis besar dapat disajikan pada Bagan-1 berikut : 16

Bagan-1: Proses Analisis Pelaksanaan Kegiatan Sekretariat Badan Karantina Pertanian ANALISIS SITUASI Situasi/Kondisi Pelaks Pekerjaan ANALISIS VISI DAN MISI Mengetahui Kebijakan, Tujuan dan Strategi Program Badan Karantina Pertanian Evaluasi Situasi dan Kondisi Sekretariat Badan Karantina Menentukan dan Mengevaluasi Lingkungan PELUANG Dan ANCAMAN Menentukan dan Mengevaluasi Lingkungan KEKUATAN Dan KELEMAHAN Analisis Masalah Yang perlu mendapatkan perhatian Pemecahan Masalah Menentukan alternatif Rencana dan Pilihan Strategi Setelah melalui berbagai analisa masalah yang menyangkut berbagai lingkungan baik lingkungan yang bersifat internal (kekuatan dan kelemahan) juga yang bersifat eksternal (peluang dan ancaman/hambatan) maka dapat diketahui berbagai kemungkinan alternatif strategi sebagai berikut: Strategi SO: Bagaimana rencana strategi harus dibuat, dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk dapat sebesar-besarnya menangkap peluang, sekaligus mengurangi kelemahan yang ada. Strategi ST: Walaupun untuk pelaksanaan dan pengembangan pelayanan yang dilaksanakan, mempunyai ancaman-ancaman yang 17

bersifat ekstern, namun juga memiliki kekuatan intern, sehingga bagaimana mencari rencana strategi untuk mengatasi ancaman dengan menggunakan kekuatan sekaligus peluang yang ada. Strategi WO: Kegiatan pelayanan prima yang diharapkan dimasa mendatang memiliki peluang cukup besar untuk memberikan support untuk pembangunan perkarantinaan, tetapi di lain pihak didalam pelaksanaannya terdapat kelemahan. Sehingga perlu dibuat rencana strategi untuk mengurangi kelemahan yang ada, untuk dapat memanfaatkan peluang semaksimum mungkin. Strategi WT: Situasi yang kurang menguntungkan untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Badan Karantina Pertanian, khususnya dalam meningkatkan pelayanan prima dimasa datang, karena dihadapkan dengan berbagai ancaman, dan disisi lain ada beberapa kelemahan internal yang harus dihadapi. Dari berbagai alternatif strategi tersebut, akan disesuaikan dengan yang paling relevan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta tugas pokok dan fungsi Sekretariat Badan Karantina Pertanian. 18

II. POTENSI DAN PERMASALAHAN A. POTENSI 1. Lingkungan Strategis Internal a. Kebijakan Pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat Badan Karantina Pertanian dilengkapi dengan unit kerja yang terdiri dari empat bagian yaitu Bagian Perencanaan, Bagian Keuangan dan Perlengkapan, Bagian Umum, Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat serta kelompok jabatan fungsional. Setiap bagian dilengkapi dengan 3 (tiga) sub bagian, sehingga keseluruhannya 12 subbagian dan satu kelompok fungsional. Masing-masing telah dilengkapi rincian tugas sesuai dengan Permentan Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010. Tugas dari Sekretariat Barantan adalah memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Karantina Pertanian yang terdiri dari 53 Satker dengan lokasi di seluruh Indonesia, sehingga tercapai sasaran prioritas pengembangan sumber daya yaitu penyediaan SDM yang berkualitas, kompeten dalam jumlah memadai baik pada tingkat pusat maupun UPT, menyiapkan kelembagaan dan perundangundangan yang mendukung strategi, menyediakan sarana operasional yang optimal serta tehnologi dan sistem informasi yang handal dan terintegrasi, meningkatkan daya guna tehnologi dan informasi dalam manajemen administrasi dan operasional pelayanan serta meningkatkan efektifitas pengendalian internal. b. Sistem Untuk melaksanakan tugas dari setiap bagian dan subbagian, serta didalam melakukan koordinasi baik secara intern di dalam lingkup 19

Sekretariat Barantan maupun dengan eksternal diluar Sekretariat Barantan. Sistem Kesekretariatan di Badan Karantina Pertanian mulai dari tahap perencanaan, tahap operasional maupun tahap pelaporan di bangun secara terintegrasi yaitu dengan laporan secara berkala kepada Pusat baik laporan secara manual maupun secara on line. Sekretariat Badan sebagai Koordinator sekaligus fasilitator dalam fungsi kesekretariatan, baik pada kegiatan teknis maupun administrasi. c. Lingkungan Lingkungan tempat kerja yang tertata dengan fasilitas yang memadai merupakan hal yang harus dipenuhi dalam rangka peningkatan kinerja setiap pegawai. Sarana prasarana operasional dalam kesekretariatan yang cukup dalam pelaksanaan tupoksi sekretariat secara rutin. d. Sumber Daya Manusia Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pokok Kesekretariat Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Sekretariat Badan sebanyak 225 pegawai. 2. Lingkungan Strategis Eksternal a. Kebijakan Dengan berkembangnya era demokrasi di Indonesia dimana tuntutan masyarakat (stake holder) akan pelayanan yang lebih baik, transparan, cepat, tepat dan bersih terus meningkat, maka pemerintah dengan wacana Reformasi Birokrasi yang dicanangkan agar menjadi pemerintahan yang bersih dan berwibawa terus mengembangkan kebijakan tersebut. Badan Karantina Pertanian 20

sebagai salah satu instansi pemerintah yang terus membangun kebijakan yang sesuai dengan arah kebijakan yang akuntabilitas kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. b. Sistem Pengembangan sistem dengan eksternal Sekretariat Barantan baik antar instansi maupun antar satker cukup memadai dalam menunjang fungsi sekretariat badan. Sistem yang dikembangkan terus ditingkatkan dengan adanya tehnologi terkini yang dapat menunjang pelayanan terhadap stake holder yang cepat dan tepat sesuai dengan prinsip perkarantinaan. c. Lingkungan Lingkungan kerja dengan eksternal Barantan yang didukung dengan sarana prasarana yang memadai mempermudah jalannya koordinasi. Kesatuan lokasi antar unit esln satu di Kementerian pertanian juga memperpendek rentang kendali dan memudahkan koordinasi kerja. d. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia di Badan Karantina Pertanian khususnya di kantor Pusat secara kuantitas cukup memadai, namun SDM yang diperlukan di UPT lingkup Baranta di seluruh Indonesia masih belum memadai baik dalam segi kuantitas maupun kualitas. Selain itu perlu dilakukan penataan yang lebih baik sesuai kompetensi personal. Disamping itu perlu dilakukan pengembangan dan pemberdayaan personal secara maksimal. B. PERMASALAHAN 1. Perencanaan mempunyai fungsi untuk sinkronasi perencanaan baik di pusat dan daerah khususnya bidang perkarantinaan dirasakan kewenangannya sangat terbatas mengingat posisinya hanya di 21

Eselon III, sementara tugas Sekretaris sangat dibebani tugas pekerjaan administrasi, sehingga bidang Sekretariat lebih terfokus pada pekerjaan-pekerjaan administrasi dibanding dengan tugas fungsi sebagai perencana pembangunan peternakan yang harus banyak melakukan koordinasi baik pusat dan daerah. 2. Jumlah pegawai secara kuantitas cukup memadai, namun sebagian besar belum melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal, yang berakibat kinerja belum sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. 3. Sistem dan tata laksana yang sudah ada, belum dan tidak semua dilaksanakan sesuai dengan yang seharusnya, bahakn masih ada standar operasional prosedur (SOP) yang belum dibuat. Sebagai contoh (a) dalam menempatkan personil tidak didasarkan pada analisa jabatan, (b) dalam memutuskan sesuatu yang terkait antar bagian tidak dilakukan koordinasi, (c) penyempurnaan organisasi belum dimulai dengan analisa beban kerja, (d) surat-surat sering terlambat prosesnya karena belum dibuatkan SOP nya, dan lain-lain. 4. Masih banyaknya pegawai yang belum mematuhi disiplin pegawai, sehingga pemberian sanksi belum tegas, sedangkan pegawai yang tertib dan disiplin melaksanakan tugas kurang mendapat penghargaan, atau reward and punishment tidak dilaksanakan dengan baik. 5. Fungsi sekretariat yang seharusnya dapat memperlancar kegiatan teknis dimasing-masing pusat teknis belum dapat dilaksanakan sepenuhnya karena belum optimalnya koordinasi dilingkungan Sekretariat Badan Karantina. 6. Pengalokasian anggaran belum sepenuhnya disesuaikan dengan prioritas kegiatan. 22

III. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. VISI Visi dari Sekretariat Badan Karantina Pertanian adalah Kesekretariatan Badan Karantina Pertanian yang profesional dan amanah. B. MISI 1. Mewujudkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sangat Baik (A) 2. Mewujudkan laporan keuangan yang memenuhi opini WTP 3. Melaksanakan tertib administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, ketata-usahaan, dan kerumah tanggaan berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, serta meningkatkan SDM yang kompeten dan professional dalam mendukung kepemerintahan yang baik. 4. Mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati, terbentuknya sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum serta informasi publik yang cepat, tepat, lengkap dan akurat. 5. Mewujudkan kepedulian masyarakat terhadap penyelenggaraan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. C. TUJUAN Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Sekretariat yaitu memberikan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya kepada seluruh unit organisasi di lingkup Badan Karantina Pertanian, maka tujuan Sekretariat Barantan Sebagai berikut: 23

1. Mewujudkan fasilitasi penyelenggaraan koordinasi, penyusunan rencana, program, evaluasi dan pelaporan di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; 2. Mewujudkan pengelolaan keuangan dan perlengkapan yang akuntabel; 3. Meningkatkan evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan urusan kepegawaian; 4. Mewujudkan rancangan peraturan perundangan-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik yang transparan dan akuntabel; 5. Mewujudkan pengelolaan urusan tata usaha Badan Karantina Pertanian yang efektif. D. SASARAN Sasaran Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian adalah Meningkatnya kualitas kinerja manajemen dalam mendukung penyelenggaraan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati dengan rincian sebagai berikut: 1. Tersusunnya konsep kebijakan administratif Badan Karantina Pertanian; 2. Terwujudnya peningkatan kualitas, kompetensi dan distribusi SDM serta pengelolaan kepegawaian secara proporsional; 3. Terfasilitasinya penyelenggaraan koordinasi, penyusunan rencana, program, evaluasi dan pelaporan di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; 4. Terwujudnya pengelolaan keuangan dan perlengkapan yang akuntabel; 24

5. Tersusunnya rancangan peraturan perundangan-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik yang transparan dan akuntabel; 6. Terwujudnya pengelolaan urusan tata usaha Badan Karantina Pertanian yang efektif; 7. Terwujudnya sistem pengendalian intern yang efektif. 25

IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. KEBIJAKAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN Kelembagaan adalah seperangkat aturan formal (hukum, sistem, organisasi, dan lain-lain) dan informasi yang mengatur hubungan antara individu dan kelompok masyarakat. Institusi juga dimaksudkan sebagai alat untuk memberikan kepastian dan berinteraksi yang kemudian akan mempengaruhi pola tingkah laku hubungan individu. Sebagai dampak adanya kepastian inilah maka akan meningkatkan efisiensi kinerja ekonomi dan pada gilirannya pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dan menjadi kebutuhan terjadinya perubahan revitalisasi sub sektor Badan Karantina Pertanian adalah meningkatnya kompetisi global para pelaku, perubahan economics of scales dan lingkup produksi serta pola distribusi, strategi pemasaran penjual dan pembeli, dan kemampuan membaca strategi bisnis. Untuk menghadapi tantangan tersebut memerlukan koordinasi yang baik. Apabila masih menggunakan paradigma lama (koordinasi dilakukan tanpa aturan) justru akan menimbulkan kegagalan. Oleh karena itu diperlukan Institusional arrangement yang baik dan pola-pola koordinasi yang efektif yang pada giliranya dapat menekan biaya. Salah satu kunci sukses keberhasilan program revitalisasi pembangunan Badan Karantina Pertanian adalah kemampuan melakukan penguatan kelembagaan. Sudah saatnya hambatan-hambatan koordinasi antara Sekretariat Badan Karantina Pertanian dengan unit-unit kerja lainnya tidak ada lagi, sehingga tidak terjadi pemikiran yang terkotak-kotak seperti yang terjadi sekarang ini. Penguatan kelembagaan yang efektif dan efisien dalam implementasinya membutuhkan koordinasi, sinkronisasi dan konsistensi antara 26

perencanaan dan pelaksanaan program baik yang bersifat intra-sektoral dan inter-sektoral, dan juga adanya kebijakan-kebijakan yang saling melengkapi antar Badan. B. STRATEGI Didalam pembuatan RENSTRA Sekretariat Badan Karantina Pertanian harus melihat dan menelusuri saling keterkaitan (benang merah) antara Visi dan Misi dari Badan Karantina Pertanian, Tugas Pokok dan Fungsi yang melekat didalam Sekretariat Badan Karantina Pertanian, serta tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dengan memanfaatkan peluang yang ada serta menghadapi hambatan atau ancaman yang mungkin terjadi dimasa depan, maka Badan Karantina Pertanian perlu menyusun strategi dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki saat ini. Atas dasar itu RENSTRA yang akan dirumuskan untuk masa yang akan datang hendaklah mengacu dan terkait dengan arah penguatan kelembagaan tersebut serta VISI, MISI, TUJUAN dan SASARAN yang ingin dicapai. Tugas pokok Sekretariat Badan Karantina Pertanian adalah memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Karantina Pertanian. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, Sekretariat Badan Karantina Pertanian menyelenggarakan fungsi : 1. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; 2. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; 3. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta 27

pengelolaan urusan kepegawaian; 4. Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik; dan Dari tugas pokok dan fungsi tersebut secara khusus Sekretariat Badan Karantina Pertanian diberi tanggung jawab untuk meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan administrasi publik yang bertujuan meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat dengan sasaran meningkatnya kualitas pelayanan kepada masyarakat. Kebijakan yang ditempuh adalah penggabungan sistem kepemerintahan yang baik (good governance) melalui sistem perencanaan dan penganggaran yang profesional dan akuntabel melalui Peningkatan Kualitas Manajemen Penyelenggaraan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. C. RENCANA STRATEGI Untuk mendapatkan dan mencari berbagai strategi alternatif dilakukan analisa SWOT, untuk menganalisa kondisi lingkungan yang bersifat intern yang berupa kekuatan dan kelemahan, serta kondisi lingkungan ekstern yaitu adanya peluang dan hambatan atau ancaman. Berdasarkan serangkaian proses yang dimulai dari pengisian kuesioner, diskusi yang melibatkan seluruh jajaran Sekretariat Badan Karantina Pertanian, serta pembahasan-pembahasan yang difasilitasi oleh konsultan ahli, maka dirumuskan beberapa hal berikut: a. Strategi Bagian Perencanaan 1) Penyusunan Program dan Kegiatan untuk satker lingkup Barantan sesuai dengan arah kebijakan Barantan. 2) Membuat sistem dan tata cara pengalokasian anggaran berdasarkan hasil rapat koordinasi setiap unit kerja lingkup 28

Badan Karantina Pertanian, serta mengacu kepada hasil evaluasi dan analisa pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumnya. 3) Melakukan analisis, pemantauan, evaluasi program dan kegiatan perkarantinaan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati. 4) Menyusun Laporan Kinerja Badan Karantina Pertanian (LAKIP). 5) Menyiapkan bahan Rapat Pimpinan/ Sidang Kabinet/ Rapat Kerja/ Dengar Pendapat, serta mendokumentasikan hasil rapat-rapat tersebut. b. Strategi Bagian Keuangan dan Perlengkapan 1) Menyusun Pedoman dan standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan keuangan, PNBP, aset BMN serta penyusunan laporan keuangan dan BMN di tingkat Satker dan Eselon I; 2) Melakukan penyusunan target penerimaan dan pagu penggunaan PNBP 3) Melaksanakan pengelolaan keuangan dan BMN sesuai aturan yang berlaku 4) Melakukan monitoring dan verifikasi laporan keuangan, PNBP, dan BMN satker setiap bulan 5) Melakukan monitoring dan verifikasi laporan keuangan, PNBP dan BMN satker setiap bulan 6) Melakukan opname fisik (Lofbi) barang dan persediaan di setiap satker 29

7) Rekonsiliasi data (Workshop) keuangan, BMN dan PNBP di tingkat Eselon I setiap semester I dan II setiap tahunnya. c. Strategi Bagian Umum 1) Melakukan evaluasi dan penyempurnaan organisasi tata laksana yang sesuai dan konsisten dengan arah pembangunan Barantan di masa depan dalam rangka mencapai target dan tujuan pelaksanaan tindakan karantina. 2) Standarisasi pelaksanaan ketatausahaan yang modern melalui penggunaan sistem jaringan informasi. 3) Melakukan fasilitasi pengembangan ketatalaksanaan yang sesuai standar internasional. 4) Melakukan evaluasi dan kajian terhadap seluruh Tugas Pokok dan Fungsi sampai dengan penjabarannya kedalam tugastugas pekerjaan, sehingga seluruh kegiatan tertampung didalam struktur yang tersedia, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 5) Menyusun analisis beban kerja untuk menetapkan kualifikasi personil yang akan ditempatkan, sekaligus melaksanakan analisis jabatan untuk menetapkan persyaratan personil yang akan menempati unit kerja. 6) Menyusun formasi dan kebutuhan pegawai sehingga dapat diketahui kebutuhan pegawai sesuai dengan persyaratan kompetensi pada setiap unit kerja. 7) Menyusun kebutuhan pendidikan dan pelatihan teknis dan non teknis untuk meningkatkan kompetensi SDM. 30

d. Strategi Bagian Hukum 1) Memberikan dukungan kepada pusat-pusat teknis dalam rangka penyusunan rancangan peraturan perundangan perkarantinaan pertanian dan keamanan hayati. 2) Melaksanakan evaluasi, dan kajian terhadap peraturan perundangan di bidang perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. 3) Memberikan bantuan dan pertimbangan hukum serta perjanjian di bidang Perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati. 4) Mengimplementasikan sistem informasi dan jaringan dokumentasi hukum serta pelayanan informasi publik. 5) Meningkatkan profesionalisme dan semangat kerja SDM di bidang hukum/ peraturan perundang-undangan. 6) Menyelenggarakan Sosialisasi secara teratur dan berkesinambungan untuk memberikan informasi perkarantinaan baik kepada masyarakat umum juga terhadap instansi terkait untuk meningkatkan Publik Awarness terhadap Perkarantinaan dan mewujudkan masyarakat peduli Karantina. 31

V. PROGRAM DAN KEGIATAN A. PERUMUSAN PROGRAM DAN KEGIATAN Strategi untuk mewujudkan Visi dan Misi Sekretariat telah dirumuskan secara dari strategi masing-masing bagian yaitu strategi bagian perencanaan, bagian keuangan dan perlngkapan, bagian umum serta strategi bagian hukum dan humas. Namun demikian dalam melaksanakan strategi perlu disesuaikan dengan permasalahan dan tugas pekerjaan Bagian dan Sub bagian dari Sekretariat Badan Karantina Pertanian sebagaimana disajikan pada Lampiran-2. Dalam perumusan program dan kegiatan Sekretariat tahun 2015-2019 tidak secara otomatis dapat disusun dari RENSTRA Sekretariat Badan Karantina Pertanian karena Sekretariat adalah salah satu unsur didalam Badan Karantina Pertanian yang sifatnya dependent artinya tergantung dari RENSTRA Badan Karantina Pertanian dan pedoman penyusunan anggaran yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dalam tata cara mengajukan DIPA tahun berjalan. Program dan kegiatan Sekretariat Badan Karantina Pertanian tahun 2010-1014 merupakan program lanjutan tahun 2004-2009, yang terdiri dari 1 program yaitu Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan kegiatan Dukungan Manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Badan Karantina Pertanian. B. PROGRAM DAN KEGIATAN 2015-2019 Program dan Kegiatan Sekretariat Badan Karantina Pertanian tahun 2015-2019 disusun berdasarkan hasil kajian RENSTRA. Penyusunan program dan kegiatan Sekretarian Badan Karantina Pertanian yang sesuai arah pembangunan Perkarantinaan. 32

Penyusunan kegiatan Sekretariat didasarkan atas tugas dan fungsi Sekretariat yang meliputi perencanaan, keuangan dan perlengkapan, organisasi, hukum dan perundang-undangan, humas, kerjasama dan lain-lain berdasarkan keperluan untuk mendukung terwujudnya VISI dan MISI serta pembangunan perkarantinaan dalam 5 tahun mendatang. Atas dasar itu susunan program dan kegiatan Sekretariat Badan Karantinan Pertanian disusun berdasarkan prioritas Bagian dan Sub bagian. 1. Komponen dan Kegiatan Bagian Perencanaan a. Penyusunan / pengumpulan / pengolahan / updating / analisa data dan statistik. b. Penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program. c. Pembinaan dan koordinasi penyusunan kebijakan dan program pembangunan Badan Karantina Pertanian. d. Monitoring dan evaluasi. 2. Kegiatan Bagian Keuangan dan Perlengkapan a. Penyelenggaraan sosialisasi / apresiasi / pemantapan / pelatihan/ workshop b. Penyusunan Neraca SAK dan SIMAK Bulanan c. Penyusunan laporan pengelolaan PNBP bulanan d. Penyusunan THLP e. Penyusunan lap. Pengelolaan inventaris BMN f. Penyelenggaraan Workshop SAK, SIMAK, PNBP tiap Semester I dan II g. Penyusunan CALK dan CrBMN Semester I dan II 33

3. Komponen dan Kegiatan Bagian Umum a. Penyelenggaraan sosialisasi/ apresiasi/ pemantapan/ pelatihan/ workshop b. Pembinaan administrasi pengolaan kepegawaian. c. Analisis/ pengkajian, pengembangan organisasi dan tatalaksana. d. Pembinaan dan pengembangan organisasi dan ketatausahaan. e. Pembinaan dan pengembangan SDM f. Penyelengaraan perpustakaan/ kearsipan/ dokumentasi. g. Perawatan gedung dan sarana kantor. h. Operasional perkantoran dan pimpinan. 4. Komponen dan Kegiatan Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat a. Mendukung Penyusunan Rancangan peraturan perundangundangan b. Pembahasan rancangan peraturan perundang-undangan c. Evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan d. Pengumpulan dan penyusunan saran bantuan hukum e. Evaluasi pelaksanaan penyelesaian kasus f. Publikasi peraturan-peraturan g. Monitoring dan evaluasi informasi publik h. Penyebaran informasi i. Pengembangan sistem public awareness j. Kepustakaan Badan Karantina Pertanian 34

Komponen program dan kegiatan tersebut diatas merupakan pola umum penyusunan anggaran berdasarkan fungsi organisasi Sekretariat. Dalam penyusunan anggaran untuk setiap program yang ditetapkan pemerintah (Menteri Keuangan), maka penyusunan anggarannya disesuaikan dengan RENSTRA Sekretariat Badan Karantina Pertanian yang telah dirumuskan yaitu Strategi menggunakan kekuatan (Strenght) untuk memanfaatkan peluang (Opportunities) sebagai strategi S-O; dan menggunakan kekuatan untuk mencegah ancaman (Threathen) atau strategi S-T. Disamping itu bisa juga digunakan strategi lain yang termasuk dalam Strategi W-O atau strategi W-T. Sistem penganggaran program-komponen-kegiatan Sekretariat Badan Karantina Pertanian yang disarankan di dalam RENSTRA ini merupakan sistem yang fleksibel. 35

VI. PENUTUP Rencana Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian disusun berdasarkan Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2010-2014 dan berpedoman serta memperhatikan hasil kajian potensi dan permasalahan Sekretariat Badan Karantina Pertanian yang kemudian dituangkan kedalam Rencana Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian yang didalamnya memuat VISI, MISI, KEBIJAKAN dan STRATEGI serta Program dan Kegiatan. Selanjutnya diharapkan Rencana Strategis Sekretariat Badan Karantina Pertanian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam penyusunan rencana kerja/program Sekretariat Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019. Jakarta, Oktober 2015. Sekretariat Badan Karantina Pertanian, 36

Lampiran3. MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2015-2019 UNIT ORGANISASI BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI (Rp Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL ALOKASI 2015-2019 (Rp Miliar) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 LOKA SI PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERKARANTINAAN PERTANIAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI SASARAN PROGRAM 1: 747,9 976,9 1442,9 1479,8 1501,7 6430,0 Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK IKU.1 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan IKU.2 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi 94% 95% 96% 97% 98% 86% 87% 88% 89% 90% 37

PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI (Rp Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL ALOKASI 2015-2019 (Rp Miliar) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 karantina antar area di tempat pemasukan yang telah ditetapkan LOKA SI SASARAN PROGRAM 2: Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK dan keamanan hayati IKU.3 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area di tempat pengeluaran yang telah ditetapkan IKU.4 Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan 86% 87% 88% 89% 90% 0,1% 0,1% 0,1% 0,1% 0,1% SASARAN PROGRAM 3: 38

PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI (Rp Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL ALOKASI 2015-2019 (Rp Miliar) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian IKU.5 Penurunan Persentase kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya IKU.6 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 5% 5% 5% 5% 5% 77 78 79 80 81 LOKA SI 1 Peningkatan Kepatuhan, Kerja Sama dan Pengembangan Sistem Informasi Perkarantinaan Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan 005 Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pengawasan dan penindakan perkarantinaan pertanian (DOKUMEN) 10,5 9,8 18,9 20,6 22,8 2 2 2 2 2 1,0 0,8 1,6 1,9 2,1 39

PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET ALOKASI (Rp Miliar) 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL ALOKASI 2015-2019 (Rp Miliar) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah dokumen 4 4 4 4 4 3,4 2,1 4,0 4,3 4,7 008 pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pengawasan dan penindakan (LAPORAN) LOKA SI Meningkatnya kualitas kerjasama nasional / internasional 012 013 Jumlah harmonisasi kerjasama perkarantinaan dengan negara mitra yang terimplementasikan (LAPORAN) Jumlah MOU dengan K/L terkait yang terimplementasikan (DOKUMEN) 1 2 2 2 1 1,2 2,1 4,2 4,5 5,0 1 1 1 1 1 0,6 0,7 1,3 1,5 1,7 Meningkatnya desiminasi SPS dengan stakeholder dan instansi terkait 014 Jumlah desiminasi SPS (DOKUMEN) 1 1 1 1 1 1,7 1,1 2,2 2,2 2,4 40

Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses 015 Jumlah aplikasi berbasis IT terkait internal dan eksternal perkarantinaan pertanian (APLIKASI) 2 2 2 2 2 2,6 3,0 5,6 6,2 6,9 2 Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan 001 003 006 Jumlah peraturan/keputusa n Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya HPHK, dan keamanan hayati hewani (DOKUMEN) Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya HPHK, dan keamanan hayati hewani (DOKUMEN) Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarnya 8,2 8,5 13,8 15,2 16,8 2 2 2 2 2 1,5 1,4 2,2 2,4 2,7 8 8 8 8 8 1,6 1,7 2,7 3,0 3,3 18 18 18 18 18 3,0 3,4 5,7 6,4 7,2 41

HPHK dan keamanan hayati hewani (LAPORAN) Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian 009 Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya 3 3 3 3 3 1,1 1,0 1,5 1,5 1,5 Meningkatnya kemampuan deteksi risiko 010 Jumlah dokumen Analisis Resiko HPHK (DOKUMEN) 10 10 10 10 10 1,0 1,0 1,7 1,9 2,1 3 Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Tersusunnya kebijakan teknis perkarantinaan 002 Jumlah peraturan/keputusa n Menteri tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati (DOKUMEN) 9,9 9,9 13,8 15,2 16,8 2 2 2 2 2 0,7 1,5 1,7 1,9 2,1 42

004 007 Jumlah keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian tentang pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati (DOKUMEN) Jumlah dokumen pembinaan, dokumen bimbingan teknis dan dokumen monitoring pencegahan masuk dan menyebarnya OPTK dan keamanan hayati nabati (LAPORAN) 10 10 10 10 10 1,5 3,0 3,2 3,5 3,9 18 18 18 18 18 5,0 5,0 5,2 5,9 6,6 Meningkatnya kualitas laboratorium UPT karantina pertanian 009 Jumlah UPT yang laboratoriumnya terakreditasi sesuai ruang lingkup tugasnya 3 3 3 3 3 1,1 1,3 1,5 1,5 1,5 Meningkatnya kemampuan deteksi risiko 011 Jumlah dokumen Analisis Resiko OPTK (DOKUMEN) 10 10 10 10 10 1,6 2,0 2,2 2,4 2,7 43

4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya pada Badan Karantina Pertanian Tersedianya SDM aparatur yang kompeten dan professional 026 027 Jumlah kegiatan pelatihan yang diselenggarakan (KEG) Jumlah aparatur yang mengikuti pendidikan / pelatihan (ORG) 118,7 120,0 142,7 157,0 172,6 6 13 13 13 13 7,0 16,0 21,0 23,5 25,8 500 500 500 500 500 3,5 7,0 11,0 11,7 12,9 Terkelolanya anggaran secara optimal 028 Opini BPK terhadap laporan keuangan BARANTAN (Laporan) WTP WTP WTP WTP WTP 5,0 10,1 10,3 11,4 12,5 Terwujudnya good governance & clean government 029 030 031 Jumlah dokumen perencanaan, evaluasi & pelaporan karantina pertanian (Dokumen) Jumlah dokumen rencana kinerja & penyusunan anggaran Jumlah dokumen pengembangan & pengelolaan kepegawaian (Dokumen) 17 17 17 17 17 2,3 4,0 4,4 4,8 5,3 65 65 65 65 65 10,4 10,0 12,5 13,8 15,1 5 5 5 5 5 11,8 9,0 16,9 18,6 20,4 44

032 033 034 035 036 038 Jumlah dokumen pengembangan integritas barantan dan reformasi birokrasi (Dokumen) Jumlah dokumen tata laksana dan inisiatif anti korupsi Jumlah peraturan perkarantinaan yang telah disahkan (Dokumen) Jumlah laporan indeks kepuasan informasi layanan perkarantinaan (Bulan Layanan) Jumlah laporan pengelolaan TU & rumah tangga (Laporan) Tingkat dukungan aparatur pegawai & layanan perkantoran (BULAN LAYANAN) 1 3 3 3 3 2,0 6,0 5,7 6,4 7,3 1 3 3 3 3 2,0 5,0 5,3 5,7 6,0 3 3 3 3 3 5,2 4,0 7,4 8,1 9,0 12 12 12 12 12 4,9 3,5 8,8 9,7 10,6 12 12 12 12 12 0,7 1,5 1,7 1,8 2,1 12 12 12 12 12 57,9 29,7 32,7 36,0 39,6 Tersedianya sarana dan prasarana perkarantinaan yang memadai 039 Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, teknologi informasi yang sesuai kebutuhan dan memadai (UNIT) 88 100 100 100 100 6,0 16,8 5,0 5,5 6,0 5 Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Laboratorium Uji Standar dan Uji Terap Teknik dan 35,3 65,8 55,7 60,5 66,2 45

Metoda Karantina Pertanian Pengembangan teknik dan metoda pengujian laboratorium 019 020 021 022 023 Jumlah teknik dan metoda pengujian laboratorium yang dikembangkan (DOKUMEN) Jumlah validasi metode pengujian (LAPORAN) Jumlah koleksi HPHK dan OPTK (DOKUMEN) Jumlah akreditasi ruang lingkup pengujian HPHK dan OPTK (LAPORAN) Jumlah sampel uji rujukan (LAPORAN) 1 8 8 8 8 0,2 2,8 3,0 3,2 3,4 1 8 8 8 8 0,2 1,4 0,3 0,3 0,4 10 10 10 10 10-0,3 0,3 0,4 0,6 6 6 6 6 6 0,7 1,0 1,1 1,2 1,3 1600 1440 1296 1166 1050 2,7 1,5 1,4 1,4 1,7 024 037 Jumlah ruang lingkup yang tersertifikasi (LAPORAN) Dukungan internal administrasi (BULAN) 1 1 1 1 1 1,6 0,3 2,2 2,4 2,7 12 12 12 12 12-1,9 1,4 1,7 1,7 Pengembangan teknik dan metoda uji terap 016 017 Jumlah teknik dan metode uji terap yang dikembangkan (DOKUMEN) Jumlah uji terap yang dapat dipublikasikan 3 3 3 3 3 0,7 1,0 1,1 1,2 1,3 1 1 1 1 1 0,2 0,3 0,3 0,3 0,4 46