Hubungan Antara Dukungan Sosial Terhadap Kecemasan Menghadapi Pertandingan Pada Atlet Jet Kune Do. Gesia Asyara 3Pa12

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Bekerja Yang Menyusui. Rizky Wijayanti

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Autis Penulisan Ilmiah

Kontribusi Dukungan Sosial dengan Motivasi Berprestasi Pada Siswa Akselerasi

Perbedaan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswa Akselerasi dan Non Akselerasi Dwi Deasyana S

Hubungan Financial Literacy dan Perilaku Konsumtif pada Pengguna Instagram

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sportifitas dan jiwa yang tak pernah mudah menyerah dan mereka adalah

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Problematic Internet Use pada Mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma

Okta Setiani, Hastaning Sakti. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

Hubungan Kebutuhan Afiliasi dan Penggunaan Internet Kompulsif pada Mahasiswa yang Merantau Santoso HariMurti P

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode berlandaskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan tinggi memiliki tujuan yaitu menyiapkan peserta didik menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta. Dini Amalia Ulfah Dr. Intaglia Harsanti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

X = pengetahuan jenis doping dan bahayanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. 2003). Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam jenis

Gambar 3.1 Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. r 1. r 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiono, 2010, hlm.45) Sumber: Peneliti

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Pengambilan Keputusan Menggunakan Jasa Ojek Online

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

Hubungan Kesepian Dengan Keterbukaan Diri Pengguna Online Dating Pada Dewasa Awal yang Mencari Pasangan

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN STRES KERJA PADA SALES MARKETING PT ASURANSI JIWASRAYA : DILA DWISERA NPM :

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : 2. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi dan Dukungan sosial

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DALAM MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA BERLATIH DI KRAKATAU TAEKWONDO KLUB MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

Lampiran 1. Hasil expert judgement validitas

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel kriterium: Penyesuaian diri terhadap lawan jenis. B. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Metode Penelitian Kuantitatif

4. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan

Transkripsi:

Hubungan Antara Dukungan Sosial Terhadap Kecemasan Menghadapi Pertandingan Pada Atlet Jet Kune Do Gesia Asyara 3Pa12

Latar Belakang Masalah Jet Kune Do Atlet Reaksi yang muncul Kecemasan Dukungan Sosial Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan membuktikan apakah ada hubungan antara dukungan sosial terhadap kecemasan dalam menghadapi pertandingan pada atlet jet kune do.

Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis : - Bermanfaat bagi pengembangan ilmu psikologi sosial. - Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya. Manfaat Praktis Bagi Atlet dukungan sosial sebagai upaya dalam meminimalisir kecemasan ketika menghadapi pertandingan. Bagi Masyarakat masyarakat yang ingin menjadi atlet agar tidak ragu dan percaya diri untuk berprestasi dalam berbagai cabang olahraga, khususnya cabang olahraga Jet Kune.

Pengertian Kecemasan Variabel Kriterium Menurut Nevid (2005), kecemasan adalah suatu keadaan aprehensif atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa suatu yang buruk akan terjadi. Menurut Sobur (2013), kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam. Jadi, kecemasan adalah keadaan khawatir, terjepit, serta suatu perasaan takut yang muncul jika terdapat ancaman yang jelas atau nyata yang berasal dari lingkungan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam sehingga seringkali menjadi penyebab kegagalan atau penampilan yang tidak optimal bagi individu.

Aspek- Aspek Kecemasan Menurut Adisasmito (2007), mengemukakan beberapa aspek kecemasan. A. Keluhan Somatis B. Takut Gagal C. Merasa Tidak Komplet D. Kehilangan Kendali E. Rasa Bersalah F. Cita-cita yang tinggi G. Diperhatikan orang lain H. Kegelisahan yang berlebihan I. Kegagalan dalam pertandingan yang lalu J. Cedera K. Usia L. Jenis Kelamin

Pengertian Dukungan Sosial Variabel Prediktor Menurut Linley dan Joseph (2004) Dukungan sosial adalah terlibatnya transaksi tertentu dimana individu mendapatkan nasehat, dukungan instrumental, hiburan emosional orang lain, serta pemberian bantuan dalam konteks hubungan yang akrab. Dukungan sosial adalah mengacu pada kenyamanan, peduli, harga diri, atau bantuan yang tersedia untuk seseorang dari orang lain atau kelompok (Uchino dalam Sarafino, 2011). Jadi, dukungan sosial adalah terjadinya transaksi tertentu dimana individu saling membantu dan mendukung satu sama lain, mendapatkan nasehat, hiburan emosional baik secara verbal maupun nonverbal yang nantinya mempunyai manfaat emosional dari pihak yang menerima.

Aspek-Aspek Dukungan Sosial Sarafino (1994) mengungkapkan pada dasarnya ada lima jenis dukungan sosial, yaitu A. Dukungan Emosional B. Dukungan Penghargaan C. Dukungan Instrumental D. Dukungan informasi E. Dukungan Jaringan sosial Pengertian Atlet Menurut Sutardi dan Budiasih (2010), atlet atau sering pula dieja sebagai atlit yang berasal dari bahasa yunani athlos yang berarti kontes adalah orang yang ikut serta dalam kompetisi olahraga kompetitif.

Keterkaitan x dan y Penelitian Nurwidawati dan Widodo (2015), mengenai hubungan antara kecemasan bertanding dan dukungan sosial dengan motivasi berprestasi pada atlet pencak silat perguruan pencak organisasi Sidoarjo menunjukkan terdapat hubungan antara kecemasan bertanding dan dukungan sosial bersama-sama memiliki hubungan dengan motivasi berprestasi. Hurlock berpendapat bahwa dengan adanya dukungan sosial dari orang lain dan mempunyai teman yang dapat diajak bicara, dapat memberi nasehat, dan mendapatkan simpati dari mereka, maka individu akan lebih baik dalam menghadapi kecemasan Penelitian Nugrahaningtyas dkk (2014), mengenai hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Muhammadiah 1 Wedi Klaten menunjukkan terdapat hubungan antara efikasi dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi dunia kerja. Dapat dilihat adanya dukungan sosial keluarga dapat mencegah munculnya kecemasan

Kesimpulannya atlet merupakan individu yang professional atau ahli dalam bidang olahraga. Namun pada saat menghadapi pertandingan seorang atlet layaknya manusia biasa juga dapat merasakan kecemasan. Oleh karena itu dukungan sosial dari keluarga, teman, pelatih sangat dibutuhkan untuk meminimalisir kecemasan yang atlet rasakan Hipotesis Dari uraian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan negatif antara dukungan sosial terhadap kecemasan Partisipant Penelitian Populasi : Atlet jet Kune do yang berpusat di Bekasi Sampel : 50 atlet beladiri Jet Kune Do Teknik Sampling : Menggunaka Puposive Sampling Dengan karakteristik Usia 15-25 tahun, sabuk, lamanya berlatih minimal 6 bulan.

1. Skala Kecemasan 2. Skala Dukungan Sosial Diadaptasi oleh Kawulur (2015) berdasarkan aspek dari Adisasmito (2007) yang terdiri dari keluhan somatis, takut gagal, merasa tidak komplet, kehilangan kendali, rasa bersalah, cita-cita yang tinggi, diperhatikan orang lain, kegelisahan yang berlebihan, kegagalan dalam pertandingan yang lalu, cedera, usia, jenis kelamin. Skala kecemasan memiliki skor diskriminasi aitem dengan rentang 0,391 sampai dengan 0,713 hal ini menunjukkan bahwa skala kecemasan tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya, dan skor reliabilitas sebesar 0,883. Diadaptasi oleh Sepfitri (2011) berdasarkan aspek dari Sarafino (1994) terdiri dari lima subbagian yaitu, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan dukungan jaringan sosial. memiliki nilai diskriminasi aitem skor berkisar 0,313 sampai dengan 0,549 dan dengan skor reliabilitas sebesar 0,729

Validitas, Daya Diskriminasi Aitem, dan Reliabilitas 1. Validitas Ekspert Judgement Validitas Logis Validitas Tampang Item Wording 2. Uji Diskriminasi Item Corrected item total correlation 3. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkatan pada mana suatu tes secara konsisten mengukur berapapun tes itu mengukur. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis Pearson product moment colleration dengan program bantuan SPSS versi 21.