HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN STRES KERJA PADA SALES MARKETING PT ASURANSI JIWASRAYA : DILA DWISERA NPM :

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DENGAN STRES KERJA PADA SALES MARKETING PT ASURANSI JIWASRAYA NAMA : DILA DWISERA NPM : PEMBIMBING : MIMI WAHYUNI

2 BAB I LATAR BELAKANG MASALAH ASURANSI SALES MARKETING OPTIMISME STRES KERJA Memenuhi target setiap bulan Keterbatasan pengetahuan masyarakat dan banyaknya perusahaan asuransi

3 BAB I LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan Penelitian: Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara optimisme dengan stres kerja pada sales marketing di PT Asuransi Jiwasraya. Manfaat Penelitian: 1. Manfaat Teoritis 2. Manfaat Praktis

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA STRES KERJA Suatu kondisi dimana individu mengalami ketidakcocokan antara pekerjaan dengan kemampuan serta keterampilan yang dimilikinya dalam hal melaksanakan pekerjaan tersebut sehingga menimbulkan kecemasan dalam dirinya. GEJALA-GEJALA STRES KERJA 1. Gejala Badan 2. Gejala Emosional 3. Gejala Sosial

5 OPTIMISME BAB II TINJAUAN PUSTAKA Keyakinan diri seseorang yang memandang suatu permasalahan atau kesulitan akan menuju ke arah yang baik. DIMENSI OPTIMISME 1. Permanensi 2. Pervasivitas 3. Personalisasi

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA SALES MARKETING PT ASURANSI JIWASRAYA Sales marketing adalah seseorang yang berinteraksi langsung dengan konsumen untuk melakukan penjualan dan memasarkan produk yang ia jual. PT ASURANSI JIWASRAYA Jiwasraya didirikan oleh Belanda pada tanggal 31 Desember 1859 dengan nama NILLMIJ atau Nederlandsch Indiesche Levensverzekeringen Liffrente Maatschappij van Perusahaan ini merupakan perusahaan asuransi jiwa yang pertama kali ada di Indonesia. Pada tahun 1957 perusahaan asuransi jiwa milik Belanda yang ada di Indonesia ini dinasionalisasi sejalan dengan program Indonesianisasi perekonomian Indonesia.

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Keterkaitan Antara Variabel X dan Y Hubungan antara optimisme dan stres dapat dibuktikan dalam penelitian Krypel & Henderson-King (2009) mengenai Stress, coping styles, and optimism: are they related to meaning of education in students lives?, mengatakan bahwa adanya hubungan antara optimisme dan stres pada siswa. Dimana siswa dapat mengatasi stres, dengan memanfaatkan cara-cara belajar yang lebih efektif terkait stres terhadap akademis mereka. Karena hal ini memungkinkan adanya pengaruh tidak hanya pada tingkat stres yang mereka rasakan, tetapi juga pada cara mereka berpikir tentang pendidikan. Dan sikap optimis dapat meminimalisir kemungkinan siswa untuk menyerah dalam mengejar tujuan mereka dan cenderung untuk menerima tantangan dalam hidup mereka. Selain itu, mereka yang optimis cenderung lebih sehat secara fisik dan psikologis.

8 Lanjutan... Kemudian dilanjutkan dengan penelitian Jembarwati (2012) mengenai Stres Dalam Menyelesaikan Skripsi Ditinjau dari Optimisme dan Copying Strategi pada Mahasiswa Universitas Semarang (USM), juga mengungkapkan bahwa ada hubungan antara optimisme dan stres pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi, dimana keyakinan optimis mahasiswa dan coping strategi mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat stres pada mahasiswa, semakin optimis dan coping strategi yang cenderung berorientasi pada masalah maka tingkat stres mahasiswa yang menyusun skripsi rendah, sebaliknya bila mahasiswa pesimis dan coping strategi cenderung berpusat pada emosi maka tingkat stresnya meningkat. Lalu dalam penelitian lain mengenai Dispositional Optimism As A Mediator Of The Effect Of Rumination On Anxiety (Yu, 2015) mengatakan bahwa disposisi optimisme dan perenungan yang dilakukan individu dapat memengaruhi kecemasan. Perenungan dan optimisme berkaitan khususnya pada individu yang sangat optimis hal ini dapat dengan cepat memulihkan individu dari frustasi, sedangkan individuindividu yang mempunyai tingkat perenungan yang tinggi lebih memungkinkan untuk berpikir secara mendalam dan negatif daripada individu-individu dengan tingkat perenungan yang rendah. Penelitian ini berkaitan dengan stres, yang termasuk ke dalam stres adalah kecemasan. Kecemasan merupakan salah satu bentuk gejala-gejala stres kerja yaitu gejala secara emosional.

9 HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka dapat ditarik hipotesis yaitu ada hubungan antara optimisme dengan stres kerja pada sales marketing PT Asuransi Jiwasraya.

10 BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen (Y) : Stres Kerja 2. Variabel Independen (X) : Optimisme Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Stres Kerja Suatu kondisi dimana individu mengalami ketidakcocokan antara pekerjaan dengan kemampuan serta keterampilan yang dimilikinya dalam hal melaksanakan pekerjaan tersebut sehingga menimbulkan kecemasan dalam dirinya.

11 BAB III METODE PENELITIAN 2. Optimisme Keyakinan diri seseorang yang memandang suatu permasalahan atau kesulitan akan menuju ke arah yang baik. Partisipan Penelitian 1. Populasi : Karyawan bagian pemasaran dan penjualan pada PT Asuransi Jiwasraya Cabang Bekasi. 2. Sampel : Para sales marketing atau agen-agen asuransi yang bekerja di PT Asuransi Jiwasraya cabang Bekasi.

12 3. Teknik Sampling : Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik Pengumpulan Data 1. Skala Stres Kerja Skala pengukuran stres kerja ini disusun menggunakan gejala-gejala stres kerja menurut Anoraga (2014) yang diadaptasi dari Kartini (2015) meliputi: gejala badan, gejala emosional dan gejala sosial. 2. Skala Optimisme BAB III METODE PENELITIAN Skala pengukuran optimisme disusun menggunakan dimensi optimisme menurut Seligman (1991) yang diadaptasi dari Yunian (2013) meliputi: permanensi, pervasivitas dan personalisasi.

13 Validitas BAB III METODE PENELITIAN Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Dalam konsep validitas isi terdapat pengertian validitas logis (logical validity) dan validitas tampang (face validity). Daya Diskriminasi Aitem Menurut Azwar (2015) daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur. Diskriminasi aitem untuk skala stres kerja berkisar antara 0,307 sampai 0,509, sedangkan untuk skala optimisme berkisar 0,372 sampai 0,769. Reliabilitas Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik koefisien Alpha Cronbach. Reliabilitas untuk skala stres kerja sebesar 0,754 sedangkan untuk skala optimisme sebesar 0,956.

14 BAB III METODE PENELITIAN Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hubungan antara optimisme dengan tingkat stres kerja pada sales marketing PT Asuransi Jiwasraya. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan korelasi Carl Person dengan bantuan SPSS versi 21.0.