DAFTAR ISI. Judul Pengesahan Motto dan Persembahan ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

DAFTAR ISI. i ii iii. ix xii xiv xvii xviii

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

= tegangan horisontal akibat tanah dibelakang dinding = tegangan horisontal akibat tanah timbunan = tegangan horisontal akibat beban hidup = tegangan

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERHITUNGAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR ( FLEXIBEL PAVEMENT) PADA PAKET PENINGKATAN STRUKTUR JALAN SIPIROK - PAL XI (KM KM. 115.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR KONSULTASI MAGANG... iv. PERNYATAAN... v. PERSEMBAHAN... vi. KATA PENGANTAR...

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Abstrak... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... x Daftar Gambar...

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

Menetapkan Tebal Lapis Perkerasan

PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS

BAB III LANDASAN TEORI. jalan, diperlukan pelapisan ulang (overlay) pada daerah - daerah yang mengalami

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pemilihan Tipe Jembatan Tinjauan Penelitian Pembahasan...

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah

BAB III METODA PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh:

TUGAS AKHIR ANALISIS PERENCANAAN FONDASI BORED PILE PIER 36 PADA PROYEK JALAN BEBAS HAMBATAN DEPOK ANTASARI (DESARI) ZONE 2

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Parameter Desain

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS DAN STRUKTUR BAWAH GEDUNG BERTINGKAT 25 LANTAI + 3 BASEMENT DI JAKARTA

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

SOAL A: PERENCANAAN PANGKAL JEMBATAN DENGAN PONDASI TIANG. 6.5 m

PRAKATA. Akhirnya penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya insan Teknik Sipil.

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

Perhitungan Struktur Bab IV

1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4

2.5.3 Dasar Teori Perhitungan Tulangan Torsi Balok... II Perhitungan Panjang Penyaluran... II Analisis dan Desain Kolom...

BAB III LANDASAN TEORI. Pada metode Bina Marga (BM) ini jenis kerusakan yang perlu diperhatikan

PERENCANAAN APARTEMEN ATLAS SKY GARDEN JALAN PEMUDA NO 33 & 34 SEMARANG

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK CIKINI GOLD CENTER

STUDI BANDING DESAIN TEBAL PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE SNI F DAN Pt T B

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

PENGARUH KELEBIHAN BEBAN TERHADAP UMUR RENCANA JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAKSI ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.2 Dasar Teori Oglesby, C.H Hicks, R.G

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

LAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA

PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN BALOK-T A. DATA STRUKTUR ATAS

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK OCBC NISP JALAN PEMUDA SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

Kriswan Carlan Harefa NRP : Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

KAPASITAS DUKUNG TIANG

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI

PROGRAM KOMPUTER UNTUK DESAIN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Matakuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI BAB I 1

Mencari garis netral, yn. yn=1830x200x x900x x x900=372,73 mm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kajian Pustaka Ulasan Pustaka Terhadap Penelitian Ini Ringkasan Penelitian Lain...

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

A. LAPISAN PERKERASAN LENTUR

ANALISIS PONDASI PIER JEMBATAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

2.4.1 Kapasitas dukung tiang pancang tunggal... 9

BAB VI REVISI BAB VI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PITER WILSON JALAN SIDODADI BARAT NO 21 SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

SKRIPSI PERBANDINGAN PERHITUNGAN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU, DAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (STUDI KASUS BANGKALAN-SOCAH)

BAB VIII PERENCANAAN PONDASI SUMURAN

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN STABILITAS DINDING PENAHAN

DESAIN JEMBATAN BETON BERTULANG ANTARA PULAU BIDADARI DAN PULAU KELOR

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

Transkripsi:

DAFTAR ISI Judul Pengesahan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN i ii iii iv v vi viii xiii xvi xviii xxiv 1.1. LATAR BELAKANG 1 1.2. RUMUSAN MASALAH 3 1.3. TUJUAN PENELITIAN 3 1.4. BATASAN MASALAH 3 1.5. MANFAAT PENELITIAN 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN SEJENIS YANG PERNAH DILAKUKAN 5 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. STRUKTUR PERKERASAN JALAN 3.1.1 Klasifikasi Jalan 11 3.1.2 Rumus Yang Digunakan 12 3.1.3 Faktor Regional 14 3.1.4 Daya Dukung Tanah Dasar 15 3.1.5 Indek Permukaan 15 viii

3.1.6 Indek Tebal Perkerasan 17 3.1.7 CBR Segmen Jalan 20 3.2. PEMBEBANAN JEMBATAN 21 3.2.1 Beban Primer 21 a. Beban Mati 22 b. Beban Hidup 22 3.2.2 Beban Sekunder 26 a. Beban Angin 26 b. Beban Rem 28 c. Beban Gempa Bumi 29 d. Beban Tekanan Tanah 32 3.3. METODE STATIS 33 3.4. PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN 33 3.5. FONDASI TIANG BOR 35 3.5.1 Metode Dasar Dalam Pelaksanaan Fondasi Tiang Bor 37 3.5.2 Pile Cape Pada Jembatan 40 3.5.3 Keuntungan Dan Kelemahan Pondasi Tiang Bor 42 3.5.4 Pengendalian Mutu Tiang Bor 43 3.6. PEMBEBANAN FONDASI TIANG BOR 44 3.7. KRITERIA TIANG 45 3.8. KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR 46 3.8.1 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal 47 a. Berdasarkan Data Laboratorium 47 1. Kapasitas Dukung Ujung Tiang Pada Tanah Lempung 47 2. Kapasitas Dukung Selimut Tiang 48 3. Kapasitas Dukung Ultimit Tiang 48 4. Kapasitas Ijin Tiang Bor 49 b. Berdasarkan Data Lapangan (Uji SPT) 49 1. Kapasitas Dukung Ujung Tiang Bor 49 2. Kapasitas Dukung Selimut Tiang 50 3. Kapasitas Dukung Ultimit Tiang 50 ix

4. Kapasitas Dukung Ijin Tiang 51 3.8.2 Kapasitas Dukung Kelompok Tiang 51 a. Jumlah Tiang 51 b. Efisiensi Kelokmpok Tiang 51 c. Kapasitas Dukung Kelompok Tiang 52 3.9. PENURUNAN FONDASI TIANG BOR 53 3.9.1 Penurunan Tiang Tunggal 54 a. Tanah Pasir 54 b. Tanah Lempung 54 3.9.2 Penurunan Kelompok Tiang 54 a. Tanah Pasir 54 b. Tanah Lempung 54 3.10. PILE CAP 58 3.11. SAP 2000 61 3.12. RINCIAN ANGGARAN BIAYA 62 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. METODE PENELITIAN 66 4.2. DATA YANG DIPERLUKAN 67 4.2.1. Gambar Detail Jembatan 67 4.2.2. Hasil Uji Penyelidikan Tanah 67 4.2.3. Dimensi Tiang Bor 67 4.3. ANALISIS PEMBEBANAN 67 4.4. ANALISIS FONDASI TIANG BOR 68 4.4.1. Analisis Kapasitas Dukung Fondasi Tiang Bor 69 4.4.2. Analisis Penurunan Fondasi Tiang Bor 69 4.5. PEMBAHASAN 69 4.6. KESIMPULAN DAN SARAN 69 BAB V ANALISIS 5.1 DATA JEMBATAN 70 5.2 PERHITUNGAN STRUKTUR PERKERASAN 71 x

5.3 PEMBEBANAN JEMBATAN 75 5.3.1 Beban Primer 75 a. Beban Mati Struktur Atas 75 b. Beban Hidup 77 c. Beban Mati Struktur Bawah 79 5.3.2 Beban Sekunder 80 a. Beban Gempa 80 b. Beban Rem 82 c. Beban Angin 84 d. Beban Akibat Tekanan Tanah 85 5.4 ANALISA STRUKTUR DENGAN PROGRAM SAP 2000 86 5.4.1 Material Yang Digunakan Dalam SAP 2000 86 5.4.2 Beban Input Perhitungan SAP 2000 86 5.4.3 Kombinasi Pembebanan 88 5.4.4 Gambar Pembebanan pada Analisis Dengan SAP 2000 88 5.4.5 Hasil Analisis SAP 2000 93 5.5 DATA PENGEBORAN LAPISAN TANAH 94 5.6 STABILITAS ABUTMENT 96 5.7 ANALISIS FONDASI TIANG BOR 97 5.7.1 Analisis Kapasitas Dukung Fondasi Tiang Bor 97 5.7.2 Kekuatan Tiang Bor 106 5.7.3 Faktor Jenis Tiang 106 5.7.4 Analisis Penurunan Fondasi Tiang Bor 107 5.7.5 Perhitungan Tulangan Pada Pile Cap 109 5.8 ANALISIS FONDASI DENGAN DIAMETER BERBEDA 113 5.9 RINCIAN ANGGARAN BIAYA 117 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 TINJAUAN UMUM 120 6.2 HASIL ANALISIS 120 6.2.1 Struktur Perkerasan Jalan 120 xi

6.2.2 Struktur Jembatan 121 6.2.3 Fondasi Tiang Bor 121 a. Beban yang bekerja pada fondasi tiang bor 121 b. Kapasitas dukung fondasi tiang bor 122 c. Penurunan fondasi tiang bor 124 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 KESIMPULAN 126 7.2 SARAN 126 DAFTAR PUSTAKA 127 LAMPIRAN LAPORAN TUGAS AKHIR 130 xii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Klasifikasi Jalan Raya Menurut Fungsinya 11 Tabel 3.2 Distribusi Beban Sumbu Berbagai Jenis Kendaraan 12 Tabel 3.3 Jumlah Lajur Dan Koefisien Distribusi kendaraan 13 Tabel 3.4 Faktor Regional 14 Tabel 3.5 Kelandaian Jalan 15 Tabel 3.6 Indek Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) 16 Tabel 3.7 Indek Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) 17 Tabel 3.8 Tebal Minimum Lapisan Perkerasan 18 Tabel 3.9 Koefisien Kekuatan Relatif 18 Tabel 3.10 Jumlah Lajur Lalulintas Rencana 25 Tabel 3.11 Koefisien Seret 27 Tabel 3.12 Kecepatan Angin Rencana 28 Tabel 3.13 Faktor Kepentingan 30 Tabel 3.14 Faktor Tipe Bangunan 31 Tabel 3.15 Nilai-nilai nh Untuk Tanah Kohesif 45 Tabel 3.16 Kriteria Jenis tiang 46 Tabel 3.17 Nilai Modulus Elastis 46 Tabel 3.18 Perkiraan qd Untuk Tiang yang Dicor Ditempat 49 Tabel 3.19 Hubungan Nilai N, Konsistensi, dan Kuat Tekan Bebas (qu) Untuk Tanah Lempung Jenuh 50 Tabel 3.20 Intensitas Gaya Geser Dinding Tiang 50 Tabel 3.21 Faktor Aman 51 Tabel 3.22 Faktor Kapasitas Dukung Ujung Nc,dan Nq 53 Tabel 3.23 Hubengan Untuk Indeks Pemampatan 58 Tabel 3.24 Daftar Harga Satuan Bahan Bangunan 62 Tabel 3.25 Daftar Harga Satuan Upah 62 Tabel 3.26 Menggali 1m 3 tanah biasa sedalam 1m 63 xiii

Tabel 3.27 Pembesian 10 kg Dengan Besi Polos Atau Besi Ulir 63 Tabel 3.28 Penetapan Indeks Harga Satuan Pekerjaan Beton (1 m 3 beton mutu f c = k-175 ( 14,5) Mpa) 64 Tabel 3.29 Penetapan Indeks Harga Satuan Pekerjaan Beton (1 m 3 beton mutu f c = k-250 ( 21,7) Mpa) 64 Tabel 3.30 Indeks Harga Satuan Memasang 1m 3 Pondasi Sumuran Diameter 1m 65 Tabel 5.1 Perhitungan Lalulintas Ruas Jalan Piyungan- Gunung Kidul 73 Tabel 5.2 Tebal Lapisan Pada Perkerasan 74 Tabel 5.3 Perhitungan Distribusi Beban Mati Pada Balok 76 Tabel 5.4 Perhitungan Beban Mati Pada Srtuktur Bawah 80 Tabel 5.5 Perhitungan Beban Mati Srtuktur Atas 81 Tabel 5.6 Perhitungan Gaya Gempa Pada Struktur 82 Tabel 5.7 Beban Pada SAP 2000 87 Tabel 5.8 Pembebanan Hasil Analisis Dengan SAP 2000 93 Tabel 5.9 Hitungan Manual Pembebanan Struktur 93 Tabel 5.10 Data Bore Log 94 Tabel 5.11 Hasil Penyelidikan Tanah Berdasarkan Uji Laboratorium 97 Tabel 5.12 Gaya Geser Pada Keliling Permukaan Tiang 99 Tabel 5.13a Momen pada Fondasi Tiang Bor 6 Tiang 113 Tabel 5.13b Momen pada Fondasi Tiang Bor 8 Tiang 113 Tabel 5.14a Distribusi Beban Pada Fondasi Tiang Bor 6 Tiang 114 Tabel 5.14b Distribusi Beban Pada Fondasi Tiang Bor 8 Tiang 114 Tabel 5.15a Kekuatan Tiang Bor dan Faktor Jenis Tiang 6 Tiang 114 Tabel 5.15b Kekuatan Tiang Bor dan Faktor Jenis Tiang 8 Tiang 115 Tabel 5.16 Analisis Kapasitas Dukung Fondasi Tiang Tunggal 115 Tabel 5.17a Analisis Kapasitas Dukung Kelompok Tiang (searah sumbu x) 115 Tabel 5.17b Analisis Kapasitas Dukung Kelompok Tiang (searah sumbu y) 116 Tabel 5.18 Analisis Penurunan Fondasi Tiang Bor 116 Tabel 5.19 Tulangan pada Pile Cape 116 Tabel 5.20 Menggali 1m 3 tanah biasa sedalam 1m 117 Tabel 5.21 Harga Satuan Untuk Pekerjaan Pembesian 10 kg 118 xiv

Tabel 5.22 Harga Satuan Pekerjaan Beton (1 m 3 beton mutu f c = k-175) 118 Tabel 5.23 Harga Satuan Pekerjaan Beton (1 m 3 beton mutu f c = k-250) 118 Tabel 5.24 Harga Memasang 1m3 Fondasi Siklop, 50% Beton Campur 50% Batu Belah 119 Tabel 5.25 Rincian Anggaran Biaya Pembuatan Fondasi Sumuran 119 Tabel 5.26 Rincian Anggaran Biaya Pembuatan Fondasi Tiang Bor 119 Tabel 6.1 Tebal Lapisan Pada Perkerasan 121 Tabel 6.2 Beban Total Yang Bekerja Pada Fondasi Tiang Bor 122 Tabel 6.3 Beban Terbesar dan Terkecil Tiap Tiang Bor 122 Tabel 6.4 Kapasitas Dukung Tiang Tunggal 122 Tabel 6.5a Analisis Kapasitas Dukung Kelompok Tiang (searah sumbu x) 123 Tabel 6.5b Analisis Kapasitas Dukung Kelompok Tiang (searah sumbu y) 124 Tabel 6.6 Penurunan Kelompok Tiang Pada Tanah Lempung 125 xv

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Peta Lokasi Jembatan Tambalan II, Yogyakarta 2 Gambar 3.1 Grafik Korelasi CBR dan DDT 15 Gambar 3.2 Nomogram Untuk IPt 2,5 dan IPo 3,9 3,5 20 Gambar 3.3 Grafik Hubungan Antara Harga CBR dan Presentase Jumlah 21 Gambar 3.4 Beban T yang Bekerja Pada Jembatan Jalan Raya 22 Gambar 3.5 Faktor Beban Dinamis 23 Gambar 3.6 Penyebaran Pembebanan Pada Arah Melintang 24 Gambar 3.7 Peta Wilayah Gempa 29 Gambar 3.8 Respons Spectrum Gempa Rencana Wilayah 3 30 Gambar 3.9 Splint Barrel Sampler Untuk Penyelidikan SPT 34 Gambar 3.10 Contoh Palu Yang Biasa Digunakan Dalam Uji SPT 34 Gambar 3.11 Skema Urutan Pengujian Penetrasi Standar (SPT) 35 Gambar 3.12 Metode Chicago (a) dan Metode Gow (b) 36 Gambar 3.13 Bored Pile dengan Dry method 38 Gambar 3.14 Bored Pile dengan Casing Method 39 Gambar 3.15 Bored pile dengan Metode Slurry 40 Gambar 3.16 Pemasangan Confferdam Steel Sheet Pile 41 Gambar 3.17 Pengecoran Pilar 42 Gambar 3.18 Gambar Grafik Faktor Koreksi 55 Gambar 3.19 Penurunan Konsolidasi Pada Kelompok Tiang 57 Gambar 4.1 Bagan Alir Penyusunan Tugas Akhir 66 Gambar 4.2 Bagan Alir SAP 2000 68 Gambar 5.1 Jembatan Tambalan II 70 Gambar 5.2 Tebal Lapisan Perkerasan 74 Gambar 5.3 Penampang Balok Girder 75 Gambar 5.4 Distribusi Beban Mati Struktur Atas 76 Gambar 5.5 Distribusi Beban Hidup Struktur Atas 77 Gambar 5.6 Gambar Abutment Jembatan 79 xvi

Gambar 5.7 Gaya Gempa Pada Abutment 81 Gambar 5.8 Distribusi Gaya Rem 83 Gambar 5.9 Momen Akibat Beban Rem 83 Gambar 5.10 Pembebanan Pada Beban Angin 84 Gambar 5.11 Pembebanan Pada Abutment Jembatan 86 Gambar 5.12Beban Mati Pada Balok I 89 Gambar 5.13 Beban Mati Pada Balok II 89 Gambar 5.14 Beban Hidup Merata (UDL) PAda Balok I 89 Gambar 5.15 Beban Hidup Merata (UDL) PAda Balok II 90 Gambar 5.16 Beban Hidup Merata (UDL) PAda Balok III 90 Gambar 5.17 Beban Pejalan Kaki Pada Trotoar Kanan dan Kiri 90 Gambar 5.18 Beban Garis (KEL) Pada Jembatan 91 Gambar 5.19 Beban Angin Arah Melintang Pada Jembatan 91 Gambar 5.20 Beban Gempa Pada Struktur Atas 92 Gambar 5.21 Beban Rem Pada Jembatan 92 Gambar 5.22 Potongan Melintang Fondasi Tiang Bor Dengan Lapisan Tanah 95 Gambar 5.23 Jarak Sumbu dan Susunan Tiang Bor 6 Tiang 101 Gambar 5.24 Jarak Sumbu dan Susunan Tiang Bor 8 Tiang 103 Gambar 5.25 Penururan Konsolidasi Pada Tanah Lempung 107 Gambar 5.26 Tulangan Lentur Pada Pile Cape 111 Gambar 5.27 Tampak Atas Tulangan Geser Pada Pile Cape 112 Gambar 5.28 Fondasi Sumuran 117 xvii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Pernyataan Bebas Plagiatisme 125 Lampiran 2 Kartu Peserta Tugas Akhir 126 Lampiran 3 Surat surat tugas akhir 128 Lampiran 4 Hasil Analisis Program SAP 2000 131 Lampiran 5 Data Perhitungan Lalulintas Tahun 2008 149 Lampiran 6 Data Pengujian CBR Laboratorium 153 Lampiran 7 Data Penyelidikan Tanah Pada Lokasi Proyek 155 Lampiran 8 Gambar Struktur Proyek Jembatan Tambalan II 162 xxiv

DAFTAR NOTASI 1. Pada Struktur Pondasi A s = Luas selimut tiang (m 2 ) A i = Luas diagram tegangan vertikal evektif A b = Luas penampang ujung tiang (m 2 ) B = Lebarkelompok tiang (m) B c b b o B g = Rasio sisi panjang terhadap sisi pendek dari beban terpusat yang bekerja atau bidang reaksi = Panjang keliling penampang kritis geser satu arah = Panjang keliling penampang kritis geser dua arah = Lebar kelompok tiang (m) c = Kohesi tanah disekeliling kelompok tiang (ton/m 2 ) c b = Kohesi tanah dibawah dasar kelompok tiang (ton/m 2 ) Cc = Indeks pemampatan Cs = Indeks pemampatan kembali C u C p d D E g = Kohesi rata-rata tanah pada kondisi tak terdrainase disepanjang tiang (ton/m 2 ) = Coefisien empiris = Diameter tiang (m) = Kedalaman tiang dibawah permukaan tanah (m) = Efisiensi kelompok tiang E p = Modulus elastic tiang (kg/cm 2 ) Es = Modulus elastisitas tanah (kg/cm 2 ) eo = Angka pori awal F = Faktor aman f i H K L = Besar gaya geser maksimum dari lapisan tanah dengan memperhitungkan geseran dinding tiang (ton/m 2 ) = Ketebalan lapisan tanah yang dituju (m) = Koefisien tekanan tanah = Panjang tiang tunggal atau tiang kelompok (m) xviii

L i = Tebal lapisan tanah dengan memperhitungkan geseran dinding tiang. LL = Batas cair (%) m = Jumlah baris tiang Mx = Momen pada sumbu x (ton.m) My = Momen pada sumbu y (ton.m) N c N q n = Faktor kapasitas dukung tanah pada ujung tiang = Faktor kapasitas dukung = Jumlah tiang dalam satu kelompok nh = Koefisien variasi modulus (ton/m 3 ) N = Nilai rata-rata N-SPT pada kedalaman ± Bg dibawah ujung pondasi tiang p = Keliling tiang (m) P = Reaksi tiang atau beban aksial tiang (ton) Po = Tegangan tanah semula sebelum ada bangunan Pc = Tegangan pra konsolidasi Q a Q b Q g Q pg Q n Q s Q u q qc = Kapasitasukung ijin tiang (ton) = Kapasitas dukung ujung (ton) = Kapasitas dukung kelompok tiang pada tanah lempung(ton) = Kapasitas dukung kelompok tiang pada tanah pair(ton) = Kapasitas dukung kelompok tiang berdasarkan tiang tunggal(ton) = Kapasitas dukung selimut tiang (ton) = Kapasitas dukung ultimit tiang (ton) = Tekanan pada dasar pondasi (ton/m2) = Nilai conus pada rata-rata kedalaman Bg (Kg/cm2) qd = Unit tahanan Ujung (ton/m 2 ) qp = Kapasitas dukung batas/ unit tahanan ujung (ton) s = Jarak pusat ke pusat tiang (m) S = Penurunan total pondasi tiang tunggal (m) S c S i SF T = Penurunan konsolidasi (m) = Penurunan segera (m) = Faktor kamanan = Faktor kekakuan untuk modulus tanah yang tidak konstan xix

V = jumlah beban vertikal W = Berat tiang (ton) W N ΔP δ σ v = Kadar air tanah di lapangan = Pemampatan tegangan setelah ada bangunan = Sudut gesek permukaan = Tegangan vertikal evektif tanah, dianggap konstan setelah 15D φ = Sudut gesek dalam ( 0 ) µ = Faktor koreksi µ i = Faktor koreksi untuk lapisan tanah dengan tebal terbatas H µ o = Faktor koreksi untuk kedalaman fondasi D f x 2, 2 x = Momen inersia dari kelompok tiang Σ = Tegangan yang terjadi (ton/m 2 ) σ ijin = Tegangan yang diijinkan (ton/m 2 ) 2. Pada Struktur Jembatan Ab = Luas koefisien bagian samping jembatan (m 2 ) C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dankondisi tanah Cw = Koefisien seret D = Beban terbagi merata (ton/m 2 ) DLA = Dinamic Load Allowance E = Modulus elastisitas beton (ton/m 2 ). FBD = Faktor Beban Dinamis g = Percepatan grafitasi (9,81m/d 2 ). H = Tinggi abutment (m). h = Tinggi struktur (m). I = Faktor kepentingan Ic = Momen inersia (m 4 ). Ka = Koefisien tekanan tanah aktif. Kh = Koefisien beban gempa horizontal. K p = Kekakuan struktur yang merupakan gaya horizontal yang diperlukan untuk menimbulkan satu satuan lendutan (t/m). xx

Kp = Koefisien tekanan tanah pasif. L = Panjang bentang jembatan (m) Lav = Panjang bentang rata-rata dari kelompok bentang yang disambungkan secara menerus (m). L E = Panjang bentang ekuivalen (m). Lmax = Panjang bentang maximum dalam kelompok bentang yang disambung secara menerus/ bentang terpanjang (m). Ly = Panjang melintang pada abutment (m). Mn = Momen lentur (ton.m). Ms = muatan rencana sumbu = 22,5 ton n = Jumlah lajur. P = Beban garis (KEL) (ton/m). p = Faktor Beban garis sebesar = 49 kn/m Pa = Tekanan tanah aktif (ton). Pp = Tekanan tanah pasif (ton). Pq = Tekanan tanah akibat beban lalulintas (ton/m). Q = Beban terbagi merata (UDL) (ton/m). q = Faktor Beban terbagi merata = 9 kpa Rm = Beban Rem (ton) S = Faktor tipe bangunan T = Waktu getar (detik). T EQ T EW Va Vw W T Wt x = Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau (Ton) = Beban Angin (ton) = Gaya vertikal pada lantai jembatan (ton). = kecepatan angin rencana (m/s) = Berat total bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa, diambil sebagai beban mati ditambah beban mati tambahan (ton). = Berat total bangunan yang mempengaruhi percepatan gempa, diambil sebagai beban mati ditambah beban mati tambahan (ton). = Jarak antar roda kendaraan (m). φ = Sudut geser dalam ( 0 ) γ = Berat jenis tanah urug (ton/m 3 ). xxi

3. Pada Struktur Perkerasan Jalan a1 = Koefisien kekuatan relatif bahan perkerasan BURAS = Leburan Aspal (lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal taburan pasir dengan ukuran butiran maksimum 9,6 mm atau 3/8 inch). BURDA = Lapisan Batu Dua Lapis (Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan, tebal maksimum 35 mm). BURTU = Leburan Batu Satu Lapis (Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragan, tebal maksimum 20 mm). CBR = Califirnia Bearing Ratio. Cj = koefisien distribusi kendaraan. DDT = Daya dukung tanah dasar. d 1 Ej FP HRA = Tebal masing-masing lapisan perkerasan (cm) = Ekivalensi masing-masing kendaraan. = Faktor Penyesuaian = Hot Rolled Asphallt (Merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filter dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu). i = perkembangan lalulintas (%). ITP = Indek Tebal Perkerasan. j = jenis kendaraan. LER = Lintas Ekivalen Rencana LET = Lintas Ekivalen Tengah LHR = Lalulintas Harian Rata-rata LAPEN = Lapis Penetrasi Macadam (merupakan suatu lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu xxii

diberi leburan aspal dengan batu penutup). LASBUTAG = Lapis Asbuton Campuran dingin (Campuran yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler (bila diperlukan) yang dihampar dan dipadatkan secara dingin). LASTON = Lapisan Aspal beton (campuran yang terdiri dariagregat kasar, agregat halus, filler dan aspal keras yang dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu). LATASIR = Lapisan Tipis Aspal Pasir (Merupakan lapisan penutup yang terdiri dari campuran pasir dan aspal keras yang dicampur, dihamparkan dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. ur = Umur rencana ( tahun). xxiii